Digabung dengan Pemberkatan Nikah (Sdr. Yusuf & Sdri. Veronica)
Markus 12: 28-31. Secara jasmani, nikah di Indonesia ini di bawah naungan hukum Negara. Tetapi secara rohani, nikah anak Tuhan di bawah naungan hukum kasih. Kenyataannya, kita semua dilahirkan sebagai manusia daging darah yang tidak mempunyai kasih. Manusia darah daging hanya memiliki keinginan, ambisi, emosi, yang memicu pada perbuatan dosa. Kalau nikah Kristiani dibangun atas dasar keinginan daging, maka nikah itu akan mengarah pada kehancuran dan kebinasaan. Tetapi nikah yang dibangun atas dasar kasih akan menuju kehidupan kekal selama-lamanya.
Kenyataannya, manusia daging tidak punya kasih, dari mana datangnya kasih? Sumber kasih adalah pribadi Allah sendiri, 1 Yohanes 4: 7-8.
Allah akan memberikan kasih kepada kita lewat 3 cara:
Jangan gunakan kebenaran diri sendiri, tetapi kebenaran dari Tuhan.
Efesus 5: 32, kesatuan nikah di dunia akan dibawa pada kesatuan Kristus dengan jemaat saat kedatangan Tuhan kedua kali.
Mazmur 62: 12-13, lewat firman Allah
Bukti menerima kasih Allah lewat pemberitaan firman adalah, Yohanes 14: 15, praktek firman, taat dengar-dengaran pada firman
Proses praktek firman adalah mendengar firman dengan sungguh-sungguh sampai mengerti firman (di pikiran), sampai percaya dan yakin (di hati), baru firman dipraktekkan.
Hasil firman yang dipraktekkan adalah kesucian nikah, 1 Petrus 1: 22. Kalau sudah ada kesucian, maka pasti akan saling mengasihi.
Dosa-dosa banyak mengancam kesucian nikah, sampai dosa makan-minum dan dosa seks.
Roma 5: 5, lewat pencurahan Roh Kudus
Buktinya adalah tidak kecewa, tidak putus asa, yaitu kuat dan teguh hati. Nikah Kristiani itu bagaikan perahu yang menyeberangi lautan dunia untuk menuju pelabuhan damai sejahtera, Firdaus yang akan datang. Di tengah lautan dunia, kita menghadapi angin dan gelombang dahsyat yang bertujuan untuk menenggelamkan perahu.
Angin itu adalah pengajaran-pengajaran sesat. Yang menghantam langsung nikah adalah:
Gelombang menunjuk pada dosa-dosa yang menghantam nikah supaya tidak sampai pelabuhan damai sejahtera. Juga menunjuk pada pencobaan-pencobaan, dalam hal ekonomi, kesehatan, dll.
Angin dan gelombang ini harus dihadapi dengan kuat dan teguh hati. Kalau bimbang, pasti akan tenggelam.
Matius 14: 28-32. Petrus juga pernah tenggelam, tapi kita masih bisa berseru mengangkat dua tangan kepada Tuhan, mengakui dan meninggalkan dosa. Maka Tuhan akan mengulurkan tanganNya dan mengangkat kehidupan kita, nikah kita, sampai mengangkat kita di awan-awan saat kedatanganNya kedua kali, ke pelabuhan damai, ke Kerajaan Surga yang kekal.
Tuhan memberkati.