Markus 12:41-44, dalam Tabernakel menunjuk pada petinya Tabut Perjanjian, kayu yang disalut emas, yaitu gambaran mempelai wanita Tuhan. Di dekat Tabut Perjanjian ini ada peti persembahan. Asal-usul peti persembahan ini dalam Perjanjian Lama (
2 Raja-raja 12:9-12) adalah dibuat oleh raja Yoas dan imam Yoyada untuk menampung segala persembahan dari umat Tuhan untuk memperbaiki rumah Allah yang rusak. Di Perjanjian Baru,
Yesus mau memperbaiki rumah Allah yang rohani yang juga rusak, artinya:
- Memperbaiki ibadah pelayanan kita supaya bisa mempersembahkan persembahan yang rohani.
(sudah dibahas pada Ibadah KMR, 7 Februari 2009)
- Memperbaiki kehidupan rohani kita untuk bisa memuliakan Tuhan.
ad. 2. Seringkali kehidupan rohani kita sebagai anak Tuhan seperti
rumah Allah yang rusak, atau seperti wanita janda yang tua, artinya:
- Penuh dengan kelemahan dan kerut.
Kelemahan ini terutama kelemahan iman, yaitu:
- Sering putus asa, kecewa menghadapi pencobaan-pencobaan sehingga meninggalkan Tuhan.
- Tidak teguh pada firman pengajaran yang benar, seringkali diombang-ambingkan oleh pengajaran sesat.
- Sering jatuh bangun dalam dosa.
Kerut ini menunjuk pada penuh dengan cacat cela atau dosa-dosa, mempertahankan dosa-dosa.
- Hidup lama, mempertahankan hidup lama atau tidak berubah hidupnya, tetap mempertahankan manusia daging sehingga tidak pernah merasa puas.
- Putus hubungan dengan suami, yaitu secara rohani artinya putus hubungan dengan Tuhan.
Efesus 2:11-12, yaitu kehidupan yang:
- tanpa Kristus -->tanpa Roh Kudus
- tanpa pengharapan = tanpa kesucian -->tanpa firman Allah
- tanpa Allah -->tanpa kasih.
Ini berarti hidup dalam kekafiran, seperti anjing dan babi, yaitu jatuh bangun dalam dosa sampai dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan.
Lukas 17:26-27Keadaan kehidupan rohani seperti rumah Allah yang rusak ini terjadi di jaman Nuh, demikian juga akan terjadi di akhir jaman ini.
Kejadian 6:5-6Kehidupan seperti anjing babi ini berasal dari hati yang cenderung jahat, dan ini memilukan hati Tuhan. Makin melayani justru makin memilukan Tuhan. Dari sekian banyak anak Tuhan yang melayani Tuhan di jaman Nuh, hanya 8 orang yang diselamatkan. Di jaman Kain dan Habel sama-sama melayani, yang diterima hanya Habel, berarti hanya 50 persen. Di jaman Nuh sudah lebih merosot lagi, entah 8 orang itu berapa persen.
Jalan keluar untuk memperbaiki kehidupan rohani adalah dimulai dari baptisan air. Malam ini Tuhan Yesus mau memperbaiki rumah Allah yang rohani mulai dari hati kita. Kalau ada hati yang masih cenderung jahat dan najis, Tuhan mau memperbaiki lewat baptisan air (
1 Petrus 3:20-21), menjadi hati nurani yang baik.
Roma 6:4Baptisan air yang benar adalah baptisan yang sesuai firman, sesuai Yesus dibaptis demikian juga kita harus dibaptis, yaitu dikuburkan dalam air bersama Tuhan, dan keluar dari air mendapat hidup yang baru. Hidup baru adalah hati nurani yang jahat diubahkan menjadi hati nurani yang baik. Kalau yang rohani dibaharui, yang jasmani pasti Tuhan bisa baharui. Kalau belum diselamkan, berarti belum dibaptis.
Praktek hati nurani yang baik adalah:- Bisa mengaku dosa, mengetahui jika ada sesuatu yang tidak beres, sehingga dia akan mengaku dosa, dan jika diampuni tidak berbuat dosa lagi, mengalami kelepasan oleh darah Yesus.
- Taat dengar-dengaranpada suara gembala, dari anjing menjadi domba-domba yang tergembala.
Yohanes 10:27-28
Kehidupan yang taat dengar-dengaran itu posisinya di tangan Tuhan, ada jaminan kepastian untuk hidup sekarang sampai hidup yang akan datang. Kalau tidak tergembala = terkatung-katung hidupnya, sehebat apapun dia (seperti yang dialami Absalom).
Tergembala itu juga adalah bertekun dalam 3 macam ibadah, yaitu:
- Ibadah Raja -->ada hubungan dengan Roh Kudus.
- Ibadah PA dan Perjamuan Suci -->ada hubungan dengan firman, kita memiliki pengharapan.
- Ibadah Doa -->ada hubungan dengan kasih dari Allah Bapa.
Dalam penggembalaan, kita yang tadinya rumah Allah yang rusak, sedang diisi dengan Roh Kudus, firman, dan kasih Allah, sehingga suatu waktu menjadi rumah Allah yang rohani.
1 Korintus 6:19-20
Kalau sudah diisi Roh Kudus, firman, dan kasih Allah, maka kita bisa menjadi kehidupan yang memuliakan Tuhan.
Praktek memuliakan Tuhan:
- 1 Korintus 7:23, menjadi hamba Tuhan, yaitu kehidupan yang beribadah dan melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, dengan setia dan tanggung jawab.
Pelayanan tidak sungguh-sungguh = memilukan Tuhan. Kalau meninggalkan penggembalaan, maka akan kembali menjadi rumah yang rusak, yang jahat dan najis kembali masuk.
- Matius 5:16, menjadi kesaksianlewat perkataan dan perbuatan yang baik, bersaksi tentang apa yang sudah Tuhan lakukan atas kehidupan kita.
Tidak mau bersaksi = hutang darah.
- Menjadi rumah doa, tempat berdoa dan menyembah Tuhan, sehingga terjadi mujizat-mujizat.
Betapa indahnya hidup kita kalau kanan kiri tidak bisa, depan belakang tidak bisa, hanya menengadah kepada Tuhan. Hasil doa penyembahan ini adalah mujizat rohani, yaitu keubahan hidup, tetapi juga mujizat jasmani. Keubahan hidup sampai saat kedatangan Tuhan kedua kali menjadi sama dengan Dia.
Tuhan memberkati.