Markus 13:14-16adalah
NUBUAT TENTANG ANTIKRIS.
Sikap untuk menghadapi antikris:- Orang di Yudea (Yehuda) harus lari ke pegunungan = kehidupan rohani harus ditingkatkan sampai sempurna.
- Tetap tinggal di peranginan.
- Tetap tinggal di ladang.
Ad. 2. Tetap tinggal di peranginan.Peranginan adalah tempat yang sejuk, artinya adalah
hidup dalam damai sejahtera, ini yang dibutuhkan untuk menghadapi antikris.
Hidup dalam damai sejahtera = hidup dalam kebenaran (
Yesaya 32:17). Kalau tidak damai, pasti tidak benar. Kita harus hidup benar mulai dari perkara yang kecil-kecil.
Kalau hidup tidak benar = tidak damai, maka kerohanian pasti akan merosot menjadi suam-suam rohani.
Ada 3 pengertian suam-suam rohani:- Wahyu 3:14-17,tidak dingin dan tidak panas.
Tidak dingin berarti tidak sejuk, tidak damai, ada iri hati, ada dendam.
Tidak panas berarti tidak lagi setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.
Tidak dingin dan tidak panas, suam-suam ini adalah suasana tanpa urapan Roh Kudus.
Akibat suam-suam:
- Dimuntahkan oleh Tuhan, berarti tidak menyenangkan Tuhan, tidak berkenan kepada Tuhan, maka pasti hidupnya juga tidak senang.
- Hidup dalam suasana kutukan, susah payah.
- Keluaran 32:17-19,tidak kalah dan tidak menang.
Tidak kalah dan tidak menang ini adalah suasana tanpa firman.Kalau dalam ibadah tidak mengutamakan pembukaan firman, maka segala ibadah pelayanan (nyanyian, dll) hanya karena emosi daging, yang akan mengarah pada:
- Pemberhalaan.
- Jatuh dalam dosa Babel, yaitu dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan.
- Wahyu 13:1-3,tidak mati dan tidak bangkit.
Tidak mati berarti tidak mati terhadap hidup lama, tetap hidup dalam dosa.
Tidak bangkit berarti tidak bangkit dalam hidup yang baru.
Tidak mati dan tidak bangkit berarti tidak mengalami keubahan hidup, yang adalah mujizat terbesar dalam ibadah.
2 Timotius 3:1-5,mempertahankan 18 tabiat daging, tidak berubah = dicap 666 oleh antikris, sehingga menjadi seperti binatang buas.
Kehidupan yang suam-suam ini digambarkan seperti ibu mertua Petrus yang sakit demam.
Matius 8:14-16.
Tugas ibu mertua Petrus adalah mempersiapkan istri Petrus, yaitu gambaran gereja Tuhan akhir zaman yang siap menjadi Mempelai Wanita untuk menyambut kedatangan Tuhan kedua kali sebagai Raja di atas segala raja dan Mempelai Pria Sorga.
Tetapi keadaaan ibu mertua Petrus di sini adalah demam. Demam itu berarti ada infeksi, ada sesuatu yang tidak beres. Jadi
kalau keadaaan rohani kita suam, pasti tidak beres hidupnya. Yohanes 19:28-30, Yohanes 12:26.Tetapi di atas kayu salib Tuhan mau membereskan segala sesuatu. Tinggal kita mengaku sejujur-jujurnya kepada Tuhan. Setelah itu, harus lanjut melayani Tuhan dengan setia dan sungguh-sungguh, sampai Tuhan berkata, 'Di mana Aku berada, di situ pelayanKu berada' Mempelai Pria bersama Mempelai Wanita selama-lamanya.
Tuhan memberkati.