Markus 13:3-37adalah tentang 7 nubuatan di akhir jaman.
Markus 13:7-8adalah nubuat kedua, yaitu
nubuat tentang bangsa-bangsa di dunia. Bangsa-bangsa di dunia akan menghadapi kegoncangan secara jasmani dan rohani.
Ada 3 hal yang menyebabkan kegoncangan di dunia secara jasmani dan rohani, yaitu:- Peperangan, yaitu perang antar suku, antar bangsa, sampai perang dunia.
Perang ini secara jasmani, juga secara rohani. Perang secara rohani adalah pertengkaran-pertengkaran, yang menyebabkan tidak ada lagi kesatuan dalam tubuh Kristus.
- Kelaparan.
Ini juga secara jasmani dan rohani. Kelaparan secara jasmani adalah krisis pangan, sampai banyak manusia mati. Kelaparan secara rohani adalah ketidakpuasan, sehingga jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan-minum dan dosa seks.
- Gempa bumi.
Pergeseran bumi ini akan mengakibatkan tsunami, dsb. Tetapi juga secara rohani, karena pengaruh dunia, kesukaan dunia, kesusahan dunia, maka banyak anak Tuhan bergeser dari iman kepada Yesus, mulai bimbang sampai menyangkal Yesus, gugur dari iman.
Akibat kegoncangan-kegoncangan dunia adalah:- Manusia hidup dalam ketakutan, kekuatiran, stres.
- Kematian secara tubuh, juga kematian secara rohani yang berakhir dengan kebinasaan di neraka.
Sikap yang benar dari anak Tuhan menghadapi kegoncangan-kegoncangan jasmani dan rohani adalah
jangan gelisah = tenang.
Bagaimana kita bisa hidup tenang di tengah kegoncangan jasmani dan rohani?- Roma 12:18, berdamai dengan Tuhan dan sesama.
Berdamai dengan Tuhan (vertikal) adalah mengaku dosa kepada Tuhan, dan jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Berdamai dengan sesama (horizontal) adalah saling mengaku dan saling mengampuni, jika ada kesalahan pada sesama harus diakui, jika sesama mengaku dosa harus diampuni dan dilupakan.
Kalau dosa sudah diselesaikan, maka kita hidup dalam kebenaran = ketenangan(Yesaya 32:17).
- Amsal 12:26, tergembala.
Dalam penggembalaan, hidup kita sedang ditata, diatur oleh Tuhan. Seperti Rut yang tadinya bangsa Kafir, menderita, tak berdaya, sampai bisa menikah dengan Boas (gambaran Mempelai Pria Sorga).
Kalau kita sudah hidup benar, maka kita pasti akan mendapati tempat penggembalaan. Gembala yang benar adalah gembala yang tergembala. Orang benar adalah orang yang tergembala.
Lukas 12:32, kalau kita sudah tergembala, sekalipun kita kecil dan tidak berdaya di tengah kegoncangan-kegoncangan dunia, maka sudah hilang segala ketakutan dan kekuatiran. Kalau hilang kekuatiran, maka kita akan bisa mengutamakan Tuhan lebih dari segala sesuatu, mengutamakan ibadah pelayanan lebih dari segala sesuatu.
Praktek orang tergembala adalah:
- masuk di kandang penggembalaan, tekun dalam 3 macam ibadah pokok,
- taat dengar-dengaran pada firman penggembalaan.
Mazmur 23:1-2, hasil tergembala:
- ada ketenangan di tengah kegoncangan dunia,
- 'takkan kekurangan aku', artinya kita mengalami pemeliharaan secara jasmani dan rohani, kita mengalami kepuasan yang dari Tuhan, sampai sempurna tak bercacat cela seperti Tuhan.
- 1 Petrus 4:7, menguasai diri.
Yang harus dikuasai adalah tabiat daging, antara lain adalah bimbang/kuatir, juga banyak berharap pada dunia, berharap pada orang lain. Kalau bimbang/kuatir dan banyak berharap dunia, itu akan mengakibatkan tenggelam dan binasa di tengah kegoncangan dunia seperti Petrus (Matius 14:27-31).
Menguasai diri artinya percaya dan berharap sepenuh kepada Tuhan, menyerah sepenuh = berdoa dan menyembah Tuhan. Kalau kita sudah hidup benar, maka semua sisanya adalah urusan Tuhan. Lanjut masuk kandang penggembalaan dan taat dengar-dengaran, maka mulai kita akan mengalami 'takkan kekurangan aku'. Sampai bisa menguasai diri dan menyerah sepenuh kepada Tuhan.
Orang tenggelam pasti tangannya ke atas. Dalam menyembah Tuhan, perhatian kita hanya kepada Tuhan, tangan diulurkan kepada Tuhan, dan mulut menyeru nama Tuhan. Maka tangan Tuhan juga akan diulurkan untuk:
- menolong kita dalam segala masalah, menghapuskan segala kemustahilan,
- mengangkat kita dari segala kemerosotan, ketenggelaman,
- sampai mengangkat kita di awan-awan yang permai saat kedatangan Tuhan kedua kali.
Tuhan memberkati.