Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat merayakan Jumat Agung; kita marayakan kematian TUHAN untuk kehidupan kita semua. Kalau Yesus tidak mati di kayu salib, maka segala sesuatu menjadi sia-sia dalam hidup kita. Tetapi karena Dia mati, maka kita mendapatkan hidup untuk di dunia ini, masa depan, sampai hidup kekal selamanya.
Wahyu 6: 3-46:3. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!"
6:4. Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahteradari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.
Pembukaan
METERAI YANG KEDUA--hukuman Allah Roh Kudus yang kedua atas dunia.
Hukuman yang pertama: kuda putih--kegerakan Roh Kudus hujan akhir--untuk menghukum atau menyucikan dosa-dosa kita sampai sempurna (diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 13 Maret 2017sampai
Ibadah Doa Malam Surabaya, 10 April 2017).
Sekarang hukuman kedua yaitu
DAMAI SEJAHTERA DIAMBIL DARI DUNIA; berarti dunia ini hanya berisi dosa kejahatan, kenajisan, kepahitan hati (iri, benci, dendam), sampai pembunuhan--mulai dari rumah tangga, bahkan pembunuhan besar-besaran oleh antikris--sehingga dunia ini bersuasana sengsara, kutukan dan kebinasaan.
Itu akibatnya kalau damai sejahtera diambil dari dunia.
Ada kaitan antara damai sejahtera dengan kematian TUHAN. Dunia ini sangat membutuhkan damai sejahtera lebih dari apapun di dunia: kepandaian, kedudukan, kekayaan. Kita membutuhkan damai sejahtera dari TUHAN.
Roma 3: 253:25. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaiankarena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
Kenyataan yang ada, semua manusia sudah berbuat dosa dan terpisah dari TUHAN; tidak ada damai sejahtera, tetapi yang ada adalah dosa kejahatan, kenajisan, kepahitan, sampai pembunuhan, bahkan pembunuhan pada zaman antikris dan pembunuhan masal waktu TUHAN Yesus datang kedua kali. Sementara yang lain naik, yang di bawah terjadi pembunuhan masal (Wahyu 19).
Ini kenyataan yang ada, yaitu manusia tidak merasakan damai sejahtera dari TUHAN.
Bagaimanacaranya mendapatkan damai sejahtera? Kita kaitkan dengan memperingati Jumat Agung--kematian Yesus di kayu salib (Roma 3: 25).
Dia mencucurkan darah sampai mati di kayu salibuntuk menperdamaikan dosa manusia. Ini jalan satu-satunya, tidak ada jalan lain.
Untuk apa kita memperingati kematian Yesus? Karena Dia sudah mencucurkan darah sampai di mati di kayu salib untuk memperdamaikan manusia berdosa sehingga manusia bisa mengalami damai sejahtera.
Efesus 2: 13-16 2:13. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
2:14. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihakdan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
2:15. sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
2:16. dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
'
kamu, yang dahulu "jauh"'= bangsa kafir. Bangsa di dunia hanya dua yaitu bangsa kafir dan Israel (umat pilihan TUHAN; keturunan Abraham, Ishak dan Yakub secara jasmani). Di luar bangsa Israel adalah bangsa kafir semua. Jadi jangan marah kalau kita disebut sebagai bangsa kafir.
'
kedua pihak'= Israel dan kafir.
'
keduanya'= Israel dan kafir.
'
di dalam satu tubuh' = satu tubuh Kristus.
Pendamaian oleh darah Yesus dimulai dari yang kecil dulu yaitu dalam nikah. Setelah itu membesar dalam penggembalaan, harus ada damai sejahtera, jangan ada iri, kejahatan dan kenajisan. Kalau berhasil, antar penggembalaan (ibadah kunjungan), sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Harus ada damai sejahtera!
Dunia tahu, yang dibutuhkan adalah damai sejahtera, tetapi caranya salah, yaitu lewat perang.
"
Amerika mau menciptakan damai di Timur Tengah, tetapi dengan perang teluk, sampai hari ini tidak selesai, sekalipun sudah dibelanjakan jutaan dolar. Karena yang bisa mendamaikan hanyalah dengan darah Yesus. Mau memakai peluru, dolar, kepandaian, strategi, tidak akan bisa! Damai hanya bisa dicapai dengan salib Kristus (darah Yesus)."
Inilah, satu waktu damai akan diambil, benar-benar dunia akan kacau, sampai kebinasaan. Tetapi kita bersyukur ada salib TUHAN yang akan memperdamaikan manusia berdosa. Mulai dari rumah tangga, jangan simpan-simpan dosa! Kalau nanti meledak, itu yang bahaya. Kalau damai diambil, mau jadi apa? Dalam penggembalaan, gembala sakit hati pada jemaat, tidak ada gunanya. Kalau meledak, mau jadi apa? Begitu juga antar penggembalaan; antar hamba TUHAN, sampai tubuh yang sempurna. TUHAN tolong kita semuanya.
Markus 9: 49-509:49. Karena setiap orang akan digarami dengan api.
9:50. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
Kehidupan yang ada damai sejahtera sama dengan kehidupan yang
DIGARAMIdengan api Roh Kudus; diurapi Roh Kudus; sama dengan garam yang asin. Kalau damai, kita menjadi garam yang asin; kita tampil sebagai garam asin--'
Akulah terang dunia, kamulah terang dunia; Akulah garam dunia, kamulah garam dunia'. Status kehidupan Kristen adalah sebagai garam yang asin.
Apakah kita menjadi garam yang asin atau garam yang tawar?
Tanda garam yang asin:
- Tidak busukoleh virus-virus dosa, bakteri dosa, sampai ulat-ulat dosa.
Kalau ada garam, tidak bisa busuk.
Bayangkan kalau tidak ada garam! Semua akan jadi busuk; kehidupan manusia jadi busuk. Kaya, miskin, pandai, bodoh, berkedudukan, tidak berkedudukan, tidak menentukan busuk atau tidak. Yang menentukan busuk atau tidak adalah menjadi garam asin atau tawar. Selama kita menjadi garam yang asin--ada damai sejahtera--, dosa tidak bisa masuk (tidak bisa busuk).
- Memberi rasa enak.
Tadi, garam untuk bertahan. Garam yang asin itu bertahandulu. Jadi kalau mau dipakai TUHAN harus bertahan dulu.
"Kalau mau dipakai TUHAN, tetapi diri sendiri keropos bagaimana? Mohon maaf kalau dianggap sombong, kalau mau pelayanan ke luar, tetapi kita sendiri merosot, habis, apanya yang mau dibawa ke luar? Karena itu, pelayanan ke luar adalah kelimpahan dari dalam. Kalau kita sendiri busuk, mau saksi ke luar, malah bau semua. Nomor satu, jangan busuk dulu! Setelah itu yang kedua, baru memberi rasa enak. Bahannya sudah dari luar negeri, tetapi tidak dikasih garam, tidak enak sama sekali. Karena itu hargai laut kita! Semua, sampai hipertensipun tetap cari garam."
Jadi, menjadi garam yang asin itu
bertahandulu--ada daya tahan--, setelah itu
menyerang--memberi rasa enak; menjadi saksi TUHAN. Di mana kita berada, di situ jadi enak. Di rumah tangga lagi panik, lalu kita datang, terjjadi damai sejahtera.
Memberi rasa enak sama dengan menjadi saksi TUHAN, sehingga kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir--pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Kita dipakai:
- Mulai dari dalam nikah. Ada daya tahan--virus dosa, bakteri dosa, ulat-ulat bangkai tidak bisa masuk karena ada urapan Roh Kudus--, dan memberi rasa enak di dalam nikah.
- Dalam penggembalaan juga dibutuhkan garam.
- Di dalam antar penggembalaan, banyak gereja-gereja yang butuh kesaksian.
- Sampai tubuh yang sempurna.
Inilah kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--Yesus sebagai kepala (suami) dan kita sebagai tubuh-Nya (isteri); kita menjadi mempelai wanita yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai; kita bersama dengan Dia selama-lamanya. Kita tidak terpisah lagi dengan Dia.
Mari,
jaga damai sejahteramulai dari dalam nikah, supaya semua tampil sebagai garam asin: ada daya tahan--tidak ada kebusukan dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan sampai tubuh sempurna--, dan ada rasa enak--kesaksian kita.
Waktu kegerakan kuda putih, itu seperti keledai yang ditunggangi oleh TUHAN Yesus untuk menuju Yerusalem.
Tadi, tubuh Kristus menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan permai, masuk Firdaus--kerajaan Seribu Tahun Damai--, sampai Yerusalem baru. Inilah kegerakan Roh Kudus hujan akhir yang digambarkan seperti keledai ditunggangi oleh Yesus masuk ke kota Yerusalem--nanti ke Yeusalem baru--; juga sama dengan Lot sekeluarga keluar dari Sodom Gomora untuk menuju pegunungan.
Sudah keluar dari Sodom Gomora, belum cukup, tetapi harus sampai ke pegunungan.
Kita sudah selamat; percaya Yesus, bertobat, baptisan air--sudah keluar dari Sodom dan Gomora; keluar dari penghukuman--,
belum cukup--buktinya isteri Lot terhilang--, tetapi
kita harus lari ke pegunungan, itulah Yerusalem baru.
Kejadian 19: 17
19:17. Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap."
'
sampai ke luar' = keluar dari Sodom Gomora.
Keluar dari Sodom Gomora= selamat.
Pegunungan= kesempurnaan.
Wahyu 21: 9-1021:9. Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
21:10. Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggidan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
Dulu Lot keluar dari Sodom, dan sesudah keluar harus naik ke pegunungan; sesudah selamat, harus naik ke pegunungan--kesempurnaan; tubuh Kristus yang sempurna itulah mempelai wanita untuk masuk Yerusalem baru.
Keselamatan= kegerakan Roh Kudus hujan awal--mulai dari loteng Yerusalem.
Tetapi harus dilanjutkan pada kegerakan Roh Kudus hujan akhir--menuju
kesempurnaan.
Kalau ada garam asin (damai sejahtera), kita akan dipakai oleh TUHAN. Tetapi masih waspada! Tadinya sudah keluar satu keluarga, lalu lanjut naik ke pegunungan. Sudah selamat semuanya--percaya Yesus, dibaptis--, tetapi masih kurang, harus dipakai TUHAN dalam kegerakan hujan akhir--ditunggangi TUHAN. Kalau tidak, akan ditunggangi Bileam atau setan.
Tetapi harus waspada, di tengah jalan
isteri Lot menoleh ke belakang dan jadi tiang garam.
Yerusalem baru adalah kota damai. Jadi, damai ini meningkat mulai dari rumah tangga, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai tubuh Kristus, kita menjadi satu dengan Yesus.
Tiang garam= garam yang tawar; tidak ada gunanya.
Kejadian 19: 2619:26. Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
Hati-hati! Sudah selamat, diberkati TUHAN, tetapi sayang ada yang harus menjadi
tiang garam--garam yang tawar; tanpa urapan Roh Kudsus, tanpa damai sejahtera.
Jangan coba-coba!Kalau kita sudah masuk kegerakan Roh Kudus hujan akhir,
jangan ada yang aneh-aneh: tidak damai dan lain-lain. Ingat isteri Lot!
Lukas 17: 3217:32. Ingatlah akan isteri Lot!
Ini ayat paling pendek, tetapi paling keras. Biarlah kita berdoa supaya kita sekeluarga dipakai oleh TUHAN. Jangan ada yang menjadi tiang garam; garam yang tawar---tidak ada urapan Roh Kudus; tidak ada damai sejahtera; selalu mempertahankan dosa kejahatan, kenajisan, kepahitan dan tidak taat. Isteri Lot ini cuma menoleh ke belakang, tidak berzinah. Jadi tidak ada istilah:
Ccuma dosa ini atau cuma dosa itu--sama seperti virus dosa yang tidak kelihatan oleh mata, tetapi akan busuk. J
angan sembunyikan dosa! Jangan bertahan pada tidak ada urapan dan tidak damai sejahtera!Praktikgaram yang tawar--tiang garam--:
- Praktik pertamagaram yang tawar: tawar hati= kecewa, putus asa, tinggalkan TUHAN--nanti bisa tinggalkan suami, isteri, anak, orang tua, sampai tinggalkan dunia (bunuh diri)--karena:
- 2 Korintus 4: 1
4:1. Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayananini. Karena itu kami tidak tawar hati.
Yang pertama: tawar hati dalam ibadah pelayanan--tidak setia sampai tinggalkan ibadah pelayanan kepada TUHAN--karena tidak menghargai lagi kemurahan TUHANyang seharga salib Kristus; darah Yesus--'Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayananini'.
Sebenarnya yang layak untuk jadi imam dan raja--layak beribadah melayani TUHAN--hanya bangsa Israel, suku Lewi dan keturunannya. Bangsa kafir secara keturunan tidak layak dan tidak boleh beribadah melayani TUHAN. Tetapi TUHAN buka jalur kemurahan-Nya lewat setetes darah Yesus, sehingga bangsa kafir bisa diangkat menjadi imam dan raja. Kalau dulu, mau bayar berapapun bangsa kafir tidak boleh masuk Bait Allah, bahkan dibunuh.
Selama kita menghargai kurban Kristus--kemurahan TUHAN--, kita tidak akan pernah meninggalkan ibadah pelayanan.
"Ini moto Lempin-El 'Kristus Ajaib'. Kalau masih menghargai kurban Kristus, tidak akan pernah berhenti jadi hamba TUHAN. Kita juga, tidak akan pernah berhenti dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN, tetapi tetap setia sampai garis akhir."
Banyak yang tawar hati, termasuk gembala, karena tidak menghargai kurban Kristus. Mari semuanya, hargai kurban Kristus! Kalau sudah lemah, ingat kurban Kristus! Pengorbanan kita jauh sekali jika dibandingkan dengan kurban Kristus. Kalau melihat kurban Kristus, kita akan selalu kuat untuk melayani TUHAN.
"Ini sama-sama semangat. Dulu saya sendiri ke Surabaya, lalu ada yang datang dari Tuban, Pamekasan, saya jadi kuat. Sama-sama menguatkan. Kalau jemaat bisa datang, saya juga harus datang. Yang jemaat: Pak Wi bisa datang, kami juga harus datang. Mari lihat salib Kristus! TUHAN akan tolong kita."
- Yang kedua: tawar hati dalam nikah= kecewa, putus asa dalam rumah tangga, sampai tinggalkan rumah tangga, kecuali kalau anak menikah.
Kolose 3: 21
3:21. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
Mengapa terjadi demikian?
- Isteri kecewa dan putus asa dalam rumah tangga karena merasa lebih benar dan lebih hebatdari suami, sehingga tidak pernah tunduk pada suami. Hebat malah kecewa. Tetapi rumus Yesus adalah merendahkan diri serendah-rendahnya, dan akan ditingikan setinggi-tingginya.
- Suami kecewa dan putus asa karena merasa lebih benar dan lebih hebatdari isteri. Akhirnya tidak mengasihi isteri; tetapi kasar kepada isteri.
Bisa juga merasa kalah hebat. Tidak ada itu!
Suami itu kepala dan isteri tubuh. Mana lebih hebat kepala dari tubuh? Sama saja! Kalau kepala tanpa tubuh, atau tubuh tanpa kepala, sama-sama tidak bisa. Sama saja, tidak perlu emansipasi. Kedudukannya masing-masing, tetapi menjadi satu dalam TUHAN.
- Anak-anak kecewa dan putus asa kalau merasa lebih benar dan lebih hebatdari orang tua, sehingga ia tidak taat pada orang tua.
Anak-anak muda banyak kecewa karena jodoh. Jangan! Pandang kurban Kristus!
Perjodohan itu di tangan TUHAN; ada yang TUHAN panggil menikah, pasti menikah; ada yang dipanggil tidak menikah, pasti tidak menikah.
"Kalau saya dulu rasa-rasanya, kalau bisa tidak menikah. Tidak pernah dekat-dekat orang, tetapi kalau TUHAN panggil menikah, harus menikah, kalau tidak, hancur. Kalau dipanggil tidak menikah, tetapi menikah, hancur juga. Jodoh itu di tangan TUHAN. Serahkan kepada TUHAN! Jangan kecewa dan putus asa! Jangan bangga juga kalau punya pacar! Sebentar lagi menangis. Sama saja. TUHAN tolong."
- Amsal 24: 10
24:10. Jika engkau tawar hatipada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.
Yang ketiga: tawar hati dalam kesesakan--saat menghadapi masalah--, karena merasa mampusehingga tidak mengadalkan TUHAN lagi--tidak berharap kepada TUHAN--, tetapi mengandalkan kekuatan sendiri dan orang lain. Inilah sumbernya kekecewaan.
"Saya sudah berulang kali sampaikan. Lempin-El dengarkan! Waktu mengurus surat Lempin-El, mau didaftarkan di Kanwil Agama Jawa Timur. Biasanya saya berdua dengan isteri. Tetapi saya punya teman dan saya telepon, dia bilang: Saya baru urus izin untuk sekolah Alkitab, sudah selesai. Saya tidak ajak isteri lagi: 'Sana tidak usah ikut!' Sudah sombong, tidak tahu isteri dan TUHAN. Akhirnya tidak dicatat, malah dimarahi, padahal tidak kenal dengan Kanwilnya. Setelah pulang, saya tidak bisa tidur tiga hari, anak dan isteri yang susah. Seperti orang gila, diberi obat tidur, disuruh ke Batu, malah isteri yang tidur, saya tidak tidur. Itulah kalau mengandalkan kekuatan sendiri. Tetapi isteri saya: Ayolah, berdoa, kita sendiri yang urus. Dia yang antar saya, beres satu hari. Kanwilnya lupa kalau sudah pernah marah-marahi saya. Waktu itu saya diam saja, tidak saya sapa, saya ke sekretarisnya. Dia yang menyapa saya: Oo Bapak.. Akhirnya dia sampai ikut ke Tana Toraja. Bagaimana ini? Sudah kecewa sampai mau mati rasanya karena tidak mau menyerah pada TUHAN."
Hati-hati, tawar hati dalam ibadah pelayanan--tidak menghargai kurban Kristus--, dalam nikah rumah tangga--karena merasa lebih benar--dan dalam kesesakan--karena mengadalkan sesuatu di dunia, tetapi tidak mengandalkan TUHAN.
- Kolose 4: 6
4:6. Hendaklah kata-katamusenantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.
Praktik keduagaram yang tawar: perkataan yang hambar= perkataan sia-sia, tanpa urapan Roh Kudus dan tanpa kasih--seenaknya saja.
Suami anggap isteri sebagai siapa? Bisa dianggap binatang kaki empat. Ini karena tidak ada kasih. Isteri kepada suami, tidak tahu siapa. Anak kepada orang tua, dianggap apanya?
Kalau tidak ada urapan dan kasih, itu seperti hewan yang tidak punya akal budi. Kelebihan manusia dari hewan adalah manusia punya akal budi. Anak-anak biasanya begitu. Suami lupa isteri, isteri lupa suami, anak lupa orang tua, orang tua lupa anak--sampai anak dikutuk. Jangan! Gembala juga lupa domba--sampai mengutuk. Jangan mengutuk domba-domba!
Perkataan sia-sia= dusta, gosip, kutukan, fitnah dan lain-lain. Jangan! Itu perkataan hambar yang akan dipertanggungjawabkan.
Matius 12: 36-37
12:36. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
12:37. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Tadi, dari hati meluap ke perkataan. Hati-hati tawar hati pada tiga tempat: pelayanan, nikah dan dalam kesesakan. Kedua: perkataan hambar.
- Praktik ketigagaram yang tawar: perbuatan yang hambarseperti isteri Lot; tanpa urapan Roh Kudus; perbuatan daging. Ini sama dengan manusia Sodom Gomora.
Perbuatan hambar ini dimulai dari menoleh ke belakang= tidak taat dengar-dengaran.
TUHAN sudah perintahkan: Lari ke pengunungan, jangan berhenti dan jangan menoleh ke belakang!
Istilah 'jangan berhenti' artinya jangan berhenti menjadi hamba TUHAN; jangan berhenti menjadi pelayan TUHAN! Bisa hancur nanti.
Jangan menoleh ke belakang artinya taat dengar-dengaran. Tetapi isteri Lot menoleh ke belakang, berarti ia tidak taat. Inilah cikal bakalnya perbuatan yang hambar(tanpa urapan) dan akan berakhir pada kebusukan.
Jadi permulaannya adalah tidak taat dengar-dengaran kepada firman TUHAN. Ini seperti isteri Lot menoleh ke belakang karena ia terikat pada Sodom Gomora, yaitu:
- Terikat pada kekayaan duniayang membuat isteri Lot--manusia akhir zaman--tidak taat. Di dalam Lukas 17, akhir zaman akan kembali lagi seperti zaman Nuh dan Lot; nanti seperti isteri Lot yang menoleh ke belakang.
Ulat dosa, virus dosa, bakteri dosa, resikonya sama, yaitu busuk semua.
Jangan kita katakan: Hanya menoleh saja. Tidak boleh!
Terikat pada kekayaan= hatinya tidak mengasihi TUHAN lagi--tidak melekat pada TUHAN; tidak melekat pada firman--, tetapi melekat pada kekayaan dunia, sehingga menjadi kikir dan serakah.
Kikir= tidak bisa memberi untuk pekerjaan TUHAN dan sesama yang membutuhkan, mulai dari dalam nikah rumah tangga. Sangat perhitungan!
"Saya selalu memberi tahu: Anak-anak, kalau sudah diberkati, jangan lupa orang tua dan keluarga! Kalau ada kelebihan, ingat, kalau tidak ada, jangan dipaksa juga. Ini kuncinya kalau mau diberkati TUHAN: Ingat peerjaan TUHAN dan ingat orang tua!"
Serakah= merampas; mencuri milik TUHAN, seperti Yudas Iskariot--Hamba TUHAN yang dulu dipercaya, malah mencuri milik TUHAN; mencuri persepuluhan dan persembahan khusus.
Kikir dan serakah= hati yang busuk.
- Terikat pada dosa-dosa dan puncaknya dosayaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Diulang-uang terus sampai memuncak; sampai dihukum. Pada zaman Nuh, manusia sudah dihukum, tetapi manusia belum sadar juga. Lalu pada zaman Lot manusia dihukum lagi. Kesempatan terakhir pada zaman akhir, ini masih akan dihukum--zaman Nuh dan Lot sudah terjadi penghukuman.
Pada zaman akhir, suasana zamannya sudah terjadi--sudah seperti zaman Lot dan Nuh--, yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin mengawinkan (percabulan, nikah yang salah). Hati-hati! Tinggal tunggu penghukumannya--penghukumannya masih akan terjadi--, berarti masih ada kesempatan untuk mempertahankan garam yang asin. Jangan busuk hari-hari ini! TUHAN tolong kita.
Kesimpulan: kalau menjadi garam tawar yaitu hati tawar, perkataan tawar dan perbuatan tawar, ia hanya menunggu penghukuman atas dunia--kiamat--dan kebinasaan untuk selamanya.
TUHAN tidak rela kalau manusia ciptaan-Nya terlebih hamba TUHAN, pelayan TUHAN senasib dengan Sodom-Gomora (senasib dengan zaman Nuh dan isteri Lot), yang hanya menunggu kiamat dan kebinasaan.
Apa yang TUHAN lakukan?Yang dibutuhkan supaya garam tetap asin, yaitu
Roh Kudus--digarami dengan api.
Yohanes 16: 716:7. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghiburitu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
'Penghibur' = Roh Kudus.
Jalan keluarnyaadalah Yesus harus pergi--mati di kayu salib, bangkit dan naik ke sorga--untuk mencurahkan Roh Kudus kepada kita, mulai dari loteng Yerusalem sampai sekarang, supaya kita semua menjadi garam yang asin--digarami oleh api Roh Kudus; diurapi dan dipenuhi Roh Kudus sampai meluap-luap dalam Roh Kudus. Harga garam asin adalah Yesus harus mati di kayu salib.
Mari, kalau ada garam tawar: kecewa atau bangga dalam bidang apa saja sampai jauh dari TUHAN, kembali! Dia rela mati di kayu salib, bangkit dan naik ke sorga untuk mencurahkan Roh Kudus supaya kita tetap menjadi garam asin sampai dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Dari pihak kita, bagaimana bisa menerima garam yang asin? Kita
harus berdamaisatu dengan yang lain (Markus 9: 50); saling mengaku dan mengampuni. Itu saja. Itu obatnya tawar, kecewa. Orang tawar dan kecewa itu seperti penyakit AIDS, tidak ada daya tahan secara rohani (virus apapun bisa masuk semuanya). Misalnya: isteri kecewa di rumah tangga karena dibentak suami, di kantor ketemu laki-laki lain, bahaya. Tidak ada daya tahan. Kecewa dalam kesesakan (ekonomi menurun), bisa lari pada narkoba dan lain-lain.
Mari kita saling mengaku dan mengampuni; datang ke kayu salib:
- Kita mengaku pada TUHAN dan sesama (membentuk kayu salib). Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Di kayu salib TUHAN memberikan Roh Kudus dan kita mendapatkan obat itu.
Lebih baik mengaku dari pada tawar sampai busuk. Kalau belum busuk, bersyukur pada TUHAN. Saya tidak tahu, apakah siang hari ini sudah berada titik kritis, kalau dibiarkan saja bisa busuk. Kalau busuk, hancur, habislah sudah. Tetapi siang ini, memperingati kematian TUHAN, cukup Dia yang busuk, Dia tanggung semua dan yang baik Dia berikan pada kita.
Mari, terima Roh Kudus!
- Mengampuni dosa orang lain dan melupakannya (jangan diungkit lagi).
Saat itu darah Yesus menghapus dosa-dosa kita dan kita menerima urapan Roh Kudus.
Tinggal pilih: dosa--tawar dan busuk--atau urapan Roh Kudus.
Ngeri! Nanti akan terjadi penghukuman oleh kuda merah, mau cari damai sejahtera, tidak ada lagi. Semua nanti jadi garam yang tawar--masuk zaman Nuh dan Lot--dan tinggal dihukum. Tetapi TUHAN masih mau menolong untuk jadi garam yang asin.
Kegunaan Roh Kudus:
- Roma 15: 16
15:16. yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudidalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.
'bangsa-bangsa bukan Yahudi' = bangsa kafir.
Kegunaan pertama: Roh Kudus menyucikanbangsa kafir--anjing dan babi--dari tabiat anjing dan babi.
Ini perlu dibakar/disucikan sehingga menjadi persembahan yang berkenan pada TUHAN. Sebenarnya bangsa kafir--binatang haram--tidak boleh dipersembahkan, tetapi kalau sudah dibakar--digarami--oleh api Roh Kudus, ia menjadi persembahan yang berkenan pada TUHAN.
Anjing menjilat muntah dibakar, sehingga bisa berkata benar--jujur--, dan bersaksi. Jangan bergosip hari-hari ini!
Babi (dosa makan minum dan kawin mengawinkan) diubahkan jadi perbuatan benar, suci dan baik--perbuatan kebajikan--sampai bisa membalas kejahatan dengan kebaikan.
Mulai dari rumah tangga. Kalau ada Roh Kudus, suami mau bagaimanapun, isteri bisa berkata: Itu suamiku, kasihan dia, aku harus doakan, supaya TUHAN tolong. Kalau ada Roh Kudus, tidak ada yang mustahil. Kalau tidak ada Roh Kudus, merah semuanya.
Inilah, sampai bisa mengasihi musuh, yaitu bisa membalas kejahatan dengan kebaikan. Ini bangsa kafir yang dipakai oleh TUHAN.
Efesus 4: 11-12
4:11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12. untuk memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Ayat 11= jabatan pelayanan. Bisa dijabarkan lagi menjadi pemain musik, tim doa dan sebagainya.
Kalau sudah disucikan dari tabiat anjing babi, maka kita akan diperlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus--jubah indah--untuk menutupi ketelanjangan.
Bangsa kafir itu seperti anjing dan babi yang telanjang tetapi tidak tahu malu. Kalau dulu di Taman Eden, manusia berbuat dosa, sehingga telanjang dan malu. Setelah manusia dibuang ke dunia, manusia menjadi telanjang dan tidak tahu malu.
Kesempatan ini, TUHAN berikan jubah indah untuk menutupi ketelanjangan; tabiat kekafiran. Kita dipakai seperti keledai yang ditunggangi oleh Yesus ke Yerusalem--kita dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Langkah keledai adalah langkah kesucian, itu langkah yang indah--jubah indah--; langkah ajaib.
Markus 11: 3
11:3. Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini."
Ini tentang keledai. Yesus memerintahkan muridnya untuk pergi ke "kampung di depan" lalu lepaskan keledai.
"Dari sini saya terhibur, tidak peduli orang desa, orang kota, pandai, bodoh, bisa dipakai TUHAN. Kalau saya tidak berasal dari kampung, susah juga mau ke Poso dan lain-lain. Siapapun kita disa dipakai TUHAN yang penting jaga kesucian dan jangan telanjang."
Kalau yang punya keledai bertanya, bilang: Sekarang TUHAN butuh, nanti akan dikembalikan. Semua pengorbanan kita--waktu, tenaga, uang--untuk pembangunan tubuh Kristus tidak sia-sia dan tidak hilang, tetapi semua pengorbanan kita untuk tubuh Kristus membuat kita bertemu Jehovah Jireh--yang tidak ada menjadi ada. TUHAN tidak pernah menipu kita.
Abraham bukan hanya mengorbankan uang dan lain-lain, tetapi diperintahkan untuk mengorbankan anaknya, dan terjadi Jehovah Jireh, anaknya tidak hilang, tidak sia-sia.
Ini langkah ajaib. Keledai tidak punya pakaian, orang lempar pakaian; tidak ada makanan, orang lempar makanan. Kita ditunggangi Yesus jalan saja ke depan--maju terus, jangan mundur--dan yang lainnya Jehovah Jireh; TUHAN yang menyediakan.
Jangan pikir-pikir lagi! Jalan saja, TUHAN yang atur semua dan langkah kita adalah langkah ajaib, yang tidak ada menjadi ada. TUHAN tolong kita semua.
- Efesus 3: 16
3:16. Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamuoleh Roh-Nya di dalam batinmu,
Kegunaan kedua: Roh Kudus membuat kita kuat teguh hati--tidak tawar hati.
Tadi perkataan hambar menjadi asin--bisa bersaksi--, perbuatan hambar menjadi asin-- membalas kejahatan dengan kebajikan--, itu menyinarkan terang dalam kegelapan. Kalau di dalam rumah tangga, gampang, sinarkan terang, nanti yang gelap akan jadi terang semuanya. Lewat perkataan dan perbuatan, sinari yang gelap-gelap! Satu waktu semua akan jadi terang.
Kuat teguh hati=
- Tidak kecewa, putus asa dan tinggalkan TUHAN--tidak tinggalkan rumah tangga, tidak tinggalkan dunia (tidak bunuh diri)--dalam menghadapi apapun juga, tetapi tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN datang kembali.
Kita tidak akan berhenti, kita jalan terus bersama TUHAN.
- Tetap percaya dan berharap TUHAN; hanya menyembah TUHAN, berseru dan berserah pada TUHAN--mengangkat tangan pada TUHAN. Itu saja. Kalau terlalu banyak cerita, berarti tidak kuat teguh hati dan minta pertolongan sana sini. Kalau kuat teguh hati, kita hanya menangis seperti bayi; hanya berseru dan berserah kepada TUHAN. Bayi hanya berharap ibunya, demikian juga kita yang hanya berharap TUHAN saja.
Contohnya:
- Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadapi api yang dipanaskan tujuh kali: Kalau TUHAN yang aku sembah tidak menolong, aku tetap menyembah Dia.
Kesempatan hari ini menghadapi apapun, serahkan kepada TUHAN!
Menghadapi api yang dipanaskan tujuh kali = masalah yang mustahil, masa depan yang hancur, kehidupan yang busuk--api neraka--, nikah buah nikah yang hancur, mari serahkan pada TUHAN semuanya. Dia yang menolong dan memulihkan semua. Semua selesai dan indah pada waktunya--akhirnya Sadrakh, Mesakh, Abednego bisa keluar dari api. Semua berhasil dan indah pada waktunya.
- Petrus sudah tenggelam=> mungkin kita sudah merosot semua (rohani merosot, ekonomi hancur), tinggal berteriak kepada TUHAN.
Yang ditunggu TUHAN adalah supaya kita berserah dan berseru kepada-Nya.
Kekuatan Roh Kudus membuat kita bisa berserah dan berseru kepada TUHAN. Saat tenggelam mari berserah dan berseru: 'Yesus tolong!' Yesus akan mengangkat dan memulihkan kitatepat pada waktunya.
- Perempuan Kanaan anaknya dirasuk setan dan datang pada TUHAN. TUHAN katakan: Tidak patut anjing ditolong, ini hanya untuk Israel. Tetapi dia jawab: Benar TUHAN, tetapi anjing menjilat remah-remah roti. Ini menyembah TUHAN: Memang saya banyak salah, kekurangan, sehingga harus menanggug semua, tetapi TUHAN berilah belas kasih, aku hanya menunggu belas kasih TUHAN(remah-remah dari TUHAN; perjamuan suci). Dia akan menolongkita semua.
Dan kalau Yesus datang kembali kita akan dibuahkan menjadi sempurna seperti Dia, di awan-awan yang permai kita bersorak sorai bahagia dan kita bersama dengan Dia selamanya. Sementara di bumi terjadi pembantaian; pedang besar bekerja, habis semua, mati semua.
Mari, tangan TUHAN, tangan Roh Kudus ada di tengah kita semua. Biar tangan Roh Kudus bekerja di tengah-tengah kita semua.
Serahkan semua: yang busuk, tenggelam, hancur! Biar semua itu ditanggung Yesus di kayu salib, dan kita mendapatkan yang baik, indah dan bahagia.
Kekuatan suami terbatas; kekuatan isteri terbatas; kekuatan anak dan orang tua terbatas, tetapi kekuatan Roh Kudus tidak terbatas oleh apapun.
Kaum muda, jangan bergantung apapun di dunia, tetapi bergantung pada tangan Roh Kudus! Itu jaminan kepastian. Serahkan semua yang busuk, mustahil, buruk dan hancur kepada Yesus di kayu salib yang sudah mati bagi kita! Dia akan ganti menjadi baru semua. Yang mati akan menjadi hidup.
Kuat dan teguh hati! Dia tidak menipu kita.
Beban-beban, kebusukan, kehancuran, kepahitan, jangan bertahan lagi! Kalau bertahan, nanti akan menjadi seperti isteri Lot, yang hanya menjadi tiang garam. Tidak ada artinya selama ini kita hidup. Serahkan semua kepada TUHAN!
Kita hanya berserah dan berseru pada TUHAN, sampai mengasihi Dia lebih dari semua. Karena Dia mati, segala yang busuk sudah Dia tanggung, dan Dia berikan Roh Kudus kepada kita. Ada harapan baru dan kepastian baru bagi kita. Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Yang sudah berhasil, jangan sombong; yang masih gagal, jangan putus asa, Roh Kudus mampu, tinggal tunggu waktu TUHAN.
Tubuh-Nya dihancurkan di kayu salib untuk menanggung segala kehancuran, kebusukan dan kepahitan hidup kita. Mungkin tidak ada yang tahu, tetapi TUHAN yang tahu semua sampai kedalaman hati kita--ginjal. Serahkan semua pada TUHAN!
Perjamuan suci adalah uluran tangan Roh Kudus yang mampu melakukan apa saja sampai menyempurnakan kita. Serahkan hidup kepada Dia! Nanti pedang besar akan membantai manusia di bumi, tetapi kita bersama keluarga kita ada di awan-awan. Jangan ketinggalan! Kalau ketinggalan, akan terkena pedang besar itu. Doakan semua!
TUHAN memberkati.