Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Malam ini kita belajar tentang
meja roti sajian.
Keluaran 25: 2325:23. "Lagi haruslah engkau membuat meja dari kayu penaga, dua hasta panjangnya, sehasta lebarnyadan satu setengah hasta tingginya.
Ukuran meja roti sajian: panjang: dua hasta, lebar: satu hasta, tinggi: satu setengah hasta.
TINGGI: 1,5 HASTA1,5 terdiri dari angka satu dan setengah:
- '1' menunjuk pada pribadi Yesus.
- '0,5' menunjuk pada pengantara.
Jadi satu setengah hasta menunjuk pada Yesus sebagai pengantara antara Allah dan manusia.
1 Timotius 2: 52:5. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
'manusia Kristus Yesus'
= Yesus dalam wujud manusia.
Di atas meja--di atas satu setengah hasta--diletakkan roti, artinya
PERSEKUTUAN KITA DENGAN YESUSsebagai roti kehidupan.
Praktiknya:
mendengar sampai taat dengar-dengaran pada firman Allah/firman pengajaran yang benar sehingga
firman Allah mendarah dagingdalam hidup kita; kita mengalami pertumbuhan rohani ke arah kedewasaan rohani/kesucian dan kesempurnaan--dua belas roti disusun menjadi dua susun, enam buah sesusun (66 menunjuk pada alkitab/firman pengajaran yang benar).
Firman pengajaran yang benar mendarah daging dalam hidup kita
artinya:
- Tabiat Yesus di dalam firman Allah menjadi tabiat kita.
- Pikiran Yesus di dalam firman Allah menjadi pikiran kita.
- Perasaan Yesus di dalam firman Allah menjadi perasaan kita.
- Kekuatan/kuasa Yesus di dalam firman Allah menjadi kekuatan kita.
Semua yang ada di dalam Yesus akan menjadi milik kita.
Kalau firman Allah mendarah daging kita tidak lagi memakai tabiat, pikiran, perasaan, dan kekuatan sendiri, tetapi semua berasal dari Yesus. Di sinilah
letak keberhasilan kita. Kekuatan kita tidak bisa melawan setan, tetapi kalau menggunakan kekuatan Yesus, kita akan berhasil; tidak bisa dilawan oleh setan.
Inilah tinggi satu setengah hasta; manusia Yesus menjadi pengantara antara manusia dengan Allah. Kalau kita makan firman, manusia daging kita akan menjadi sama dengan Yesus--tabiat, pikiran, perasaan, dan kekuatannya sama.
PANJANG: 2 HASTAPanjang ini mengingatkan kita pada
panjang sabar. Ukuran panjang ini lebih dari ukuran tinggi dan ukuran lebar.
Jadi panjang dua hasta artinya untuk masuk persekutuan dengan sesama ukurannya adalah panjang sabar, seperti Yesus.
Kolose 3: 133:13. Sabarlahkamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilahseorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
Praktikpanjang sabar adalah
saling mengampuni dan melupakan, termasuk saling mengaku. Ini adalah kunci untuk masuk dalam persekutuan/kesatuan.
Kalau saling menghakimi, tidak akan bisa masuk persekutuan.
Angka dua menunjuk pada hubungan suami isteri, yaitu dua menjadi satu lewat panjang sabar--
PERSEKUTUAN DENGAN SESAMA DALAM NIKAH. Tujuan menikah adalah menjadi satu daging--'
laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging'. Sayang sekali kalau pisah rumah, pisah ranjang dan sebagainya. Bagaimana bisa jadi satu daging? Tidak akan bisa! Tujuan nikah adalah sampai menjadi satu daging.
Syaratuntuk masuk dalam nikah: harus
panjang sabar, selain itu juga dalam kebenaran (sesuai dengan pengajaran), kesucian--mulai awal, pertengahan, sampai akhir nikah--, dan kesatuan. Kesatuan ini berasal dari panjang sabar.
Kalau
tidak bisa mengampuni, tetapi masuk nikah, sama dengan masuk neraka(kutukan sampai kebinasaan). Harus panjang sabar--saling mengaku dan mengampuni.
Kalau dalam nikah ada panjang sabar--saling mengaku dan mengampuni--,
dosa-dosa akan diselesaikan oleh Tuhan, dan
nikah akan bersuasana Taman Eden. Nikah ini menentukan kita di sorga atau neraka. Kalau nikah jasmani bisa dibawa dalam kesatuan--menuju nikah rohani--, di situlah pintu sorga terbuka. Kita harus berdoa, dan Tuhan tolong kita semuanya.
Tadi tinggi satu setengah hasta--vertikal--menunjuk pada hubungan dengan Tuhan sebagai roti kehidupan. Mari makan firman; dengar dan praktikkan, sehingga firman Allah mendarah daging--tabiat, pikiran, perasaan, dan kekuatan Yesus menjadi tabiat, pikiran, perasaan, dan kekuatan kita. Inilah letak keberhasilan hidup kita sampai sempurna. Kalau melayani dengan mengandalkan uang, kekayaan, tidak akan bertahan lama. Kalau mengandalkan Yesus (makan firman), pelayanan dan nikah kita menjadi kekal--firman itu kekal.
Lalu panjang dua hasta--horizontal--menunjuk pada hubungan dengan sesama, yaitu panjang sabar; saling mengampuni. Inilah yang akan menjadi satu kesatuan--mulai dari nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai satu tubuh yang sempurna.
LEBAR: 1 HASTATadi tinggi meja menunjuk pada hubungan dengan Tuhan--mendengar sampai taat pada firman.
Panjang--horizontal--menunjuk pada hubungan dengan sesama.
Kemudian lebar berada di kiri dan kanan; menunjuk pada
PERSEKUTUAN DENGAN SESAMA SECARA UMUM.
Ukurannya satu hasta, artinya
mengasihi sesama seperti diri sendiri--kiri dan kanan (dua) tetapi satu.
Jadi
syaratpersekutuan dengan sesama--khusus dalam nikah--adalah panjang sabar, dan persekutuan dengan sesama--secara umum--adalah mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Praktikmengasihi sesama seperti diri sendiri:
- Matius 7: 12
7:12. "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Lukas 6: 31
6:31. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
Praktik pertama: apa yang kita kehendaki orang lain perbuat, pikirkan, berkata tentang kita, maka perbuatlah, pikirkanlah, dan katakanlah dulu kepada sesama. Kalau rindu sesama berkata-berbuat-berpikir baik tentang kita, maka kita berkata-berbuat-berpikir baik terlebih dulu. Ini sama dengan tidak mau merugikan sesama.
- Roma 13: 8
13:8. Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Praktik kedua: jangan berhutang apa-apa kepada sesama, terutama hutang dosa.
Biarlah perpanjangan umur yang masih Tuhan berikan kepada kita, kita gunakan untuk menyelesaikan dosa-dosa--membayar hutang dosa. Jangan menambah dosa!
Dosa di masa lalu, selesaikan semua!
Cara menyelesaikan dosa:
- Dari pihak Tuhan: Ia harus meminum anggur asam bercampur empedu dan berseru: Sudah selesai!
Artinya: Yesus manusia yang tidak berdosa tetapi harus mati terkutuk di kayu salib untuk menanggung segala dosa kita dan kutukan dosa--kesusahan, letih lesu, beban berat, susah payah, pahit getir--, dan untuk mengampuni dosa-dosa kita--memperdamaikan dosa kita sampai selesai, tidak ada bekasnya lagi.
Yohanes 19: 29-30
19:29. Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
19:30. Sesudah Yesus meminum anggur asamitu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
'yang telah dicelupkan dalam anggur asam' = anggur asam bercampur empedu (di ayat lain).
'Sudah selesai' = sudah beres.
- Dari pihak kita: berdamai, bukan berulah.
Kaum muda, perhatikan! Jangan berulah secara pribadi dan dalam nikah! Berdamai hari-hari ini!
Berdamai mulai dari nikah--saling mengaku dan mengampuni. Yang salah, mengaku, diampuni, jangan berbuat lagi. Yang benar, mengampuni dan melupakannya.
Ini sama dengan memberi minum Yesus di kayu salib dengan anggur asam, sehingga segala dosa dan kutukan dosa diselesaikan oleh kurban Kristus (darah Yesus), dan hasilnya:
- Kita merasakan damai sejahtera, hidup menjadi enak dan ringan.
- Kisah Rasul 9: 33-34
9:33. Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidurkarena lumpuh.
9:34. Kata Petrus kepadanya: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangunlah orang itu.
Kalau dosa sudah selesai--dosa merupakan beban terberat--, tempat tidur juga akan dibereskan.
Hasil kedua: persoalan/kehancuran nikah dan buah nikah diselesaikan; kembali pada kebenaran, kesucian, kesatuan, dan kebahagiaan nikah--meminum anggur manis.
Anggur asam diminumkan pada Yesus, dan kita minum anggur manis.
Yang penting kita mau membereskan dosa. Kalau dosa beres, persoalan nikah dan buah nikah juga beres.
Eneas artinya terpandang, terpuji. Orang yang terpandang di dunia banyak gagal--lumpuh--di tempat tidur--soal nikah dan buah nikah.
Kalaupun sudah terjadi, kembali pada salib--berdamai; saling mengaku dan mengampuni--, bereskan dosa, dan bereskan tempat tidur, juga bereskan kelumpuhan.
Lumpuhartinya ada sesuatu yang belum beres; keuangan, penyakit dan sebagainya. Tuhan mampu membereskan. Penyakit ekonomi diselesaikan oleh Tuhan.
Kesempatan ini kita perbaiki hubungan dengan Tuhan dan sesama--mulai nikah--, sampai beres semua.
Dia minum anggur asam, artinya Dia memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul untuk kita sampai berkata: Sudah selesai!
Kita juga bergumul untuk bisa melembut; berdamai; saling mengaku dan mengampuni. Selesaikan dosa, kita akan mengalami damai sejahtera, enak dan ringan. Lalu tempat tidur beres; penyakit jasmani, penyakit ekonomi dibereskan semua.
- Markus 1: 19
1:19. Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jaladi dalam perahu.
Hasil ketiga: pemberesan jala.
Jala menunjuk pada pekerjaan, pelayanan secara rohani. Semua persoalan dibereskan oleh Tuhan.
Pekerjaan ditolong Tuhan, ibadah pelayanan juga ditolong Tuhan. Serahkan kepada Tuhan!
Sampai kalau Yesus datang kembali, semua selesai, kita sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan-awan yang permai.
Inilah arti dari ukuran meja roti sajian; hubungan/persekutuan dengan Tuhan, sesama dalam nikah, dan juga sesama secara umum sampai '
Sudah selesai'.
Di atas kayu salib Dia bergumul untuk kita, mari kita juga bergumul. Jangan putus asa dan bangga! Angin dan gelombang datang sekonyong-konyong. Tuhan tolong kita.
Kalau sudah berkata: enak, sebentar lagi: tidak enak.
Dalam ibadah Kaum Muda: seperti roda. Kalau Tuhan bergumul, Dia mampu melontarkan kita ke atas. Tetapi yang di atas kalau tidak hati-hati bisa berada di bawah.
Tuhan bergumul di kayu salib, kita juga bergumul lewat doa penyembahan sampai semuanya selesai.
Dia tidak pernah tinggalkan kita. Apa yang belum beres hari-hari ini, jangan berputus asa, Tuhan akan bereskan semuanya. Terus bergumul, mungkin merasa tidak mampu, itulah sudah waktunya Tuhan untuk menolong kita semuanya.
Tuhan memberkati.