Pembicara: Pdm. Gideon PakpahanWahyu 1: 51:5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya--Yesus memberikan teladan kepada kita yaituYesus menjadi saksi yang setia mulai saat pengalaman kematian, kebangkitan sampai kemuliaan.
Yesus sebagai Mempelai Pria surga sudah memberikan teladan kepada kita yaitu
TELADAN KESETIAAN. Dia setia dan taat sampai mati, bahkan setia sampai mati di kayu salib.
Itu sebabnya gereja Tuhan yang akan menjadi mempelai wanita Tuhan harus mengikuti jejak teladan Mempelai Pria surga didalam hal kesetiaan. Jika Yesus taat sampai mati di kayu salib, bagi kita adalah
taat sampai daging tak bersuara lagi.
Tuhan tuntut kesetiaan kepada salah satu dari 7 sidang jemaat didalam Kitab Wahyu supaya setia sampai mati untuk mengikut jejak teladan Kristus. Hal ini jugalah yang dituntut oleh Tuhan kepada gereja Tuhan.
Wahyu 2: 8-102:8. "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: 2:9 Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya--dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. 2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.Pelajaran kepada hamba Tuhan/imam-imam adalahjangan mengikut Tuhan setengah-setengah (setengah mati), tetapi harus mengikut melayani Tuhan sampai mati (daging tidak bersuara). Jika mengikut melayani Tuhan sampai garis akhir,
kita akan mengalami kemuliaan bersama-sama dengan Kristus/
menerima mahkota hidup kekal.
Ada tiga hal yang dituntut Tuhan kepada Gereja Tuhan tentang kesetiaan,
antara lain:
- Maleakhi 2: 15-16
2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
2:16 Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel--juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!
Kesetiaan yang pertama adalah kesetiaan didalam nikah (nikah jasmani). Ini menunjuk HALAMAN Tabernakel.
Bagi yang belum menikah, kita harus menjaga kesetiaan didalam permulaan nikah. Saat Tuhan sudah memberkati pacar yang sesuai kehendak Tuhan, kita harus setia saat-saat pacaran. Jangan bosan atau ganti-ganti pacar!
Bagi yang sudah menikah:
- Kita harus menjaga kesetiaan didalam perjalanan nikah. Jangan sampai ada pria atau wanita lain yang mengakibatkan perselingkuhan.
- Kita harus menjaga kesetiaan sampai akhir nikah. Jangan sampai kita setia dalam perjalanan nikah saja (setia saat-saat bulan madu), tetapi akhir nikahnya sudah tidak setia.
Nikah orang Kristen terlebih yang sudah didalam pengajaran harus dijaga kesetiaannya mulai permulaan nikah, perjalanan nikah sampai akhir nikah.
Kehidupan yang tidak setia didalam nikah= kehidupan yang berkhianat.
Seperti didalam Alkitab salah satu murid Tuhan yang disebut “si pengkhianat” adalah Yudas. Jadi kehidupan yang tidak setia ini dimulai dari tidak setia didalam nikah.
Akibatnya: akhir hidup Yudas tragis, perutnya pecah dan isi perutnya keluar.
Kehidupan yang tidak setia didalam nikah tidak pernah mengalami kebahagiaan dan keindahan didalam Tuhan.
Tidak ada sesuatu yang lebih pahit didalam nikah, jika istri atau suami tidak setia didalam nikah.Pahit manisnya nikah ditentukan oleh setia atau tidak didalam nikah!
Nikah menjadi pahit atau manis, tidak ditentukan oleh berapa banyaknya kekayaan atau kedudukan suami/istri dalam pekerjaan dll.
Jika kita setia didalam nikah baik sebagai suami, istri, atau anak, maka didalam nikah ada kebahagiaan Surga yang tidak bisa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun.
Maleakhi 2: 15
2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
Jika kita menjaga kesetiaan mulai dari permulaan nikah, perjalanan nikah, sampai akhir nikah, nikah itu menghasilkan “keturunan ilahi”. Sebaliknya, jika mulai permulaan nikah sudah tidak setia, maka nikah itu akan menghasilkan “keturunan raksasa”.
Dalam Kejadian 6 jika pelayan Tuhan/anak Tuhan tidak setia mulai dari permulaan nikah (nikah tidak satu iman, tidak satu pengajaran) lalu dipaksakan, maka nikah itu menghasilkan “keturunan raksasa”.
“keturunan raksasa”artinyaanak-anak yang tidak taat, anak-anak suka berontak kepada orang tua.
Saat anak-anak tidak taat dalam nikah, jangan hanya menyalahkan anak-anak, tetapi orang tua harus memeriksa apakah dalam permulaan dan perjalanan nikahnya sudah benar. Jika mendapati kesalahan, harus minta ampun kepada Tuhan.
Jika kita setia dalam nikah yang jasmani, kita akan masuk dalam nikah yang rohani sampai menjadi mempelai wanita Tuhan.
- Yosua 24: 14
24:14 Oleh sebab itu, takutlah akan TUHANdan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.
Kesetiaan yang kedua adalah setia dalam ibadah pelayanan yang benar kepada Tuhan= setia dalam tahbisan yang benar kepada Tuhan. Ini menunjuk RUANGAN SUCI Tabernakel.
Apapun jabatan pelayanan yang Tuhan karuniakan kepada kita, kita harus lakukan dengan setia. Contohnya adalahtetap setia sebagai pembersih gereja atau sebagai hamba Tuhan sepenuh dll.
1 Timotus 6: 11
6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlahkeadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
“manusia Allah” = imam-imam.
Selama kita masih hidup di dunia, kita boleh mengejar karir, kuliah dll, tetapi yang jasmani ini hanya bersifat sementara (tidak ada yang kekal).
Lebih daripada itu kita harus mengejar perkara yang rohani yaitu mengejar kesetiaan didalam ibadah dan pelayanan. Inilah yang memberikan jaminan hidup kekal kepada kita.
Istilah “mengejar” berartisesuatu yang harus cepat kita raih. Mengejar kesetiaan dalam ibadah ini artinyajangan sengaja terlambat datang beribadah jika tidak ada halangan.
Contoh kehidupan yang berlambat-lambat adalah Istri Lot. Tuhan sudah perintahkan supaya cepat lari, tetapi istri Lot berlambat-lambat dan menoleh kebelakang. Akibatnya, ia menjadi tiang garam.
Jika kita sengaja terlambat dalam ibadah maka kita menjadi tawar dalam ibadah.
Tanda/praktek kehidupan yang setia dalam ibadah pelayanan adalah
- Tergembala atau tekun dalam 3 macam ibadah pokok. Tidak gampang terhalang dan tidak bisa dihalangi oleh apapun.
- Berpegang teguh kepada firman pengajaran benar, yang sudah menjadi pengalaman hidup kita.
WASPADA!Jangan seperti Esau yang tidak mau tinggal di kemah (tidak setia dalam penggembalaan).
Ibrani 12: 16-17
12:16 Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan
12:17 Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
Esau ini berburu daging (berburu yang jasmani) sampai tinggalkan penggembalaan.
Akibatnya: pada akhir hidupnya, Esau mencucurkan air mata selamanya.
Lebih baik sekarang ini kita mencucurkan air mata untuk bisa setia beribadah melayani Tuhan (mungkin badan capek, ada pengorbanan-pengorbanan) daripada nanti kita mencucurkan air mata akibat ketidaksetiaan kita kepada Tuhan.
- Yakobus 5: 10-11
5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaandan kesabaranpara nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan
5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayubdan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.
“bertekun” = setia.
Kesetiaan yang ketiga adalah setia saat menghadapi percikan darah.
Percikan darah= sengsara tanpa dosa. Contohnya adalah tidak salah tapi disalahkan dll.
Contohnya: Ayub.
Tuhan mengizinkan Ayub mengalami percikan darah, untuk menguji kesetiaan Ayub kepada Tuhan.
Jika kita sengsara saat-saat datang beribadah, itu merupakan ujian dari Tuhan dan jangan mundur.
Ayub 2: 9
2:9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
Ayub sudah diuji sampai hartanya habis, anaknya mati. Inilah percikan darah yang dialami Ayub.
Kesetiaan kita diuji, supaya kita menjadi seperti Kristus (Mempelai Pria Surga) “adalah yang setia”. Jadi untuk menjadi mempelai wanita Tuhan, kita harus memiliki kesetiaan yang teruji seperti Ayub.
Ayub tetap setia/tekun mengikut Tuhan sampai garis akhir hidupnya, sekalipun menghadapi percikan darah. Ini seperti yang dialami oleh Jemaat Smirna.
Wahyu 2: 9-10
2:9 Aku tahukesusahanmudan kemiskinanmu--namun engkau kaya--dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobaidan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
3 hal yang akan dihadapi oleh Gereja Tuhan di akhir zaman adalah kesusahan, kemiskinan dan akan dicobai. Ini merupakan percikan darah terakhir yang akan dihadapi oleh Gereja Tuhan.
Wahyu 13: 16-17
13:16 Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
13:17 dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjualselain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
Kesusahan dan kemiskinan ini menujuk masa antikris.
Saat antikris menguasai dunia 3,5 tahun, yang memiliki ijazah ataupun gelar “tidak bisa membeli dan menjual”= miskin (tidak bisa berbuat apa-apa).
Yang dituntut hanya kesetiaan, seperti yang Tuhan katakan pada jemaat Smirna “Hendaklah engkau setia sampai mati”.
Saat Gereja Tuhan diperhadapkan dengan percikan darah (kesusahan, penderitaan, sampai antikris), maka segala sesuatu yang kita peroleh di dunia ini tidak ada artinya.
Jika kita setia(dalam nikah, tahbisan/penggembalaan, dan percikan darah), sekalipun antikris berkuasa di bumi, kita mendapat jaminan kepastian dari tangan kasih Imam Besar.
Hasilnya:
- Tangan kasih setia Tuhan akan diulurkan untuk memulihkan keadaan kita. Seperti tangan kasih setia Tuhan memulihkan keadaan Ayub (Yakobus 5: 11).
Jika nikah dan ekonomi kita hancur, kita harus tetap setia dan jangan merosot.
- Tangan kasih setia Tuhan akan menghapus air mata dari mata kita.
- Tangan kasih setia Tuhan memberikan mahkota kehidupanyang kekal kepada kita (Wahyu 2: 10).
Mahkota kehidupan= mahkota mempelai wanita Tuhan.
Kita menjadi mempelai wanita Tuhan yang siap untuk menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kali sebagai mempelai pria surga.
Urusan kita bukan untuk menyelesaikan masalah yang ada,
tetapi hanya setia sampai garis akhir hidup kita.
Tuhan memberkati.