Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita masih berbicara tentang sidang jemaat Filadelfia(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 08 Maret 2015), yaitu tentang kunci Daud untuk membuka pintu-pintu yang tidak dapat ditutup oleh siapapun.
Kemarin malam, dijelaskan mengenai laut Kolsom yang dibelah; ini bagaikan pintu-pintu tertutup yang dibukakan (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 29 Maret 2015).
Malam ini kita membaca dalam Keluaran 15: 22-27.
Ini juga menunjuk tentang pintu, yaitu pintu kemah.
Sesudah menyeberang laut Kolsom, Musa dan bangsa Israel berbahagia dan bersorak sorai, kemudian tiba di Mara dan Elim.
Pintu kemah adalah pintu yang memisahkan halaman Tabernakel dengan Ruangan Suci.
Halamanmenunjuk pada daerah taurat.
Ruangan Sucimenunjuk pada daerah kemurahan.
Sedangkan Pintu Kemahadalah kepenuhan Roh Kudus.

Jadi kalau disimpulkan, kepenuhan Roh Kudus adalah PERALIHAN dari taurat kepada kemurahan. Kalau pintu kemah tertutupterus, berarti kita hidup dalam suasana taurat terus.
Pada waktu itu bangsa Israel sudah melewati laut Kolsom, ada kesukaan dan sorak sorai, tapi dalam perjalanan selanjutnya, tiba-tiba mereka masuk lagi ke padang gurun Syur dan Mara, terjadi kesusahan lagi. Ini sama dengan terjadi suasana yang bertentangan--seperti taurat dan kemurahan. Harus ada peralihan.

Suasana bertentangan ini terjadi pada 2 tempat:
Yang pertama, terjadi di MARA. Tempat yang kedua diterangkan pada Ibadah Doa Malam Surabaya, 30 Maret 2015.

Keluaran 15: 22-23
15: 22 Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air.
15: 23 s
ampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.

Di Mara ada airtetapi tidak bisa diminumkarena pahit rasanya, artinya ada perintah/hukum Allah tetapi tidak bisa dilakukan. Ini menunjuk pada HUKUM TAURAT.

Yakobus 2: 10
2: 10Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.

'ia bersalah terhadap seluruhnya', artinya tidak ada seorangpun yang dapat melakukan hukum taurat sepenuhnya, sebab melanggar satu hukum berarti melanggar seluruhnya; tidak ada gunanya/sia-sia karena sudah mengerjakan 9 hukum, tetapi melanggar 1 hukum, sama dengan melanggar semuanya. Itu berarti mendapat hukuman Tuhan dan kebinasaan.

Keluaran 15: 24-25
15: 24 Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?"
15: 25
usa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka,

Jalan keluar
supaya air yang pahit bisa menjadi air manis HANYA dengan melempar sepotong kayu.
Sepotong kayu menunjuk pada kayu salib/salib Kristus dengan 5 luka utama.
Yesus mati di kayu salib dengan 5 luka utama untuk menggenapkan hukum taurat.

Hanya Yesus satu-satunya yang bisa menggenapkan hukum taurat.
Yesus yang tidak berdosa dijadikan berdosa, sebagai korban untuk menebus manusia dari:

  • Dari pelanggaran atas hukum taurat, (bagi bangsa Israel).
  • Dari pelanggaran dan dosa-dosa (bagi bangsa kafir). Bangsa kafir berbaut dosa seperti anjing dan babi, berkubang didalam dosa sampai puncaknya dosa.

Sepotong kayu dilempar pada air yang pahit, sehingga air yang pahit berubah menjadi air yang manis. Ini menunjuk pada kuasa Roh Kudus= ZAMAN KEMURAHAN/zaman Roh Kudus (Ruangan Suci).

Penghargaan atas salib membuat Roh Kudus dicurahkan atas kehidupan kita.
Kita harus menghargai salib Tuhan hari-hari ini. Jangan sampai menolak salib!

Jadi, salib Kristus dengan 5 luka membukapintu kemah dengan 5 tiang--pintu-pintu harus dibuka, sehingga Roh Kudus dicurahkan dan terjadi kepenuhan Roh Kudus.



Praktik menghargai salib Kristus:

  1. 1 Petrus 4: 1-2
    4: 1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
    4: 2 s
    upaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

    'menurut kehendak Allah'= hidup dalam kebenaran.

    "Banyak yang mengatakan 'menghargai salib itu dengan perjamuan suci terus'. Bukan begitu. Kalau perjamuan suci, bisa kita hitung berapa kali. Tapi menghargai salib adalah 24 jam. Bukan berapa kali atau berapa hari."

    Jadi menghargai salib yang pertama adalah rela sengsara daging untuk bertobat/berhenti berbuat dosa dan hidup dalam kebenaran.

    Kehidupan seperti ini akan menerima curahan Roh Kudus.
    Jangan pertahankan dosa!Kalau pertahankan dosa pasti kering.

  2. Rela sengsara daging karena Yesus; mungkin menderita dalam pelayanan atau karena firman pengajaran yang benar dan pengorbanan kita untuk Tuhan.

    Yang harus dijaga adalah jangan bersungut-sungut.
    Keluaran 15: 24
    15: 24 Lalu bersungut-sungutlahbangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?"

    Yang benar adalah kita selalu mengucap syukur kepada Tuhan.
    Kalau bersungut-sungut saat dalam penderitaan, itu sama dengan menghina salib, bukan menghargai salib dan pasti kering.
    Sebaliknya, kalau kita selalu bersyukur, berarti kita rela menderita karena Yesus dan Roh Kudus akan dicurahkan.

    "Saya juga masih banyak salahnya, masih sering bersungut. Tadi saya bersungut saat akan berangkat ke sini, 'waduh begini begitu', bersungut-sungut, banyak yang harus diurus hari ini. Nah malam ini ditegor. Persiapan tidak sampai di situ, tapi di mimbar Tuhan tunjukkan."

    Malam ini hanya kekuatan Roh Kudus yang menolong kita.

Inilah pintu kemah terbuka bagi kita. Di saat Yesus mati di kayu salib dengan 5 luka utama, itulah yang mampu membuka pintu kemah dengan 5 tiang, sehingga Roh Kudus dicurahkan atas kita semua. Kalau sekarang kita bisa menghargai salib Kristus--sepotong kayu dilempar ke air yang pahit dan air pahit menjadi air yang manis--, maka Roh Kudus dicurahkan.

Menghargai korban Kristus bukan diukur dari perjamuan suci, tetapi 24 jam.
Praktik yang pertama, kita rela sengsara daging untuk bertobat, berhenti berbuat dosa dan hidup dalam kebenaran.
Jangan pertahankan dosa, karena itu sama dengan menghina salib dan pasti kering.
Mari mengaku dan apa yang salah dibuang, kita hidup dalam kebenaran.

Yang kedua, rela sengsara daging karena Yesus(karena mempertahankan pengajaran benar, pengikutan, pengorbanan-pengorbanan). Kalau bersungut-sungut, akan sia-sia.

Bangsa Israel datang ke padang gurun merupakan rencana Tuhan. Sebenarnya mereka sudah aman, karena berada dalam rencana Tuhan, tapi karena bersungut, maka lain lagi ceritanya.

Dalam Bilangan 13 dan 14, 10 pengintai membuat bangsa Israel bersungut, sehingga bintang (hamba Tuhan/pelayan Tuhan) menjadi binatang yang tak berakal budi dan bangkainya bergeletakan di padang gurun. Bukan lagi disebut mayat. Kalau mayat adalah istilah untuk manusia, tetapi bangkai adalah istilah untuk binatang.

Kehidupan yang bersungut = binatang yang tidak berakal budi = tidak ada Roh Kudus, sehingga hanya mengikuti naluri daging dan pasti kering.

Mari, hargai salib!Supaya taurat beralih pada kemurahan Tuhan, beralih dari pahit menjadi manis. Kalau manusia, tidak mampu. Yesus yang menerobos pintu kemah lewat mati di kayu salib dengan 5 luka utama. Tugas kita sekarang hanya menghargai salib, sehingga langit terbuka dan Roh Kudus dicurahkan bagi kita. Inilah kebutuhan kita, Firman kita butuhkan, tapi Roh Kudus juga kita butuhkan, sebab tanpa Roh Kudus, kita tidak akan mampu.
Kegunaan Roh Kudus:
Titus 3: 5
3: 5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,

Roh kudus membaharui kitadari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, yaitu taat dengar-dengaran. Yesus taat sampai mati di kayu salib, kalau kita taat dengar-degnaran sampai daging tidak bersuara lagi. Daging kita hanya berkata, 'Ya Abba ya Bapa'. Di taman Gesemani, Yesus taat sekalipun Ia tidak berdosa: 'tetapi bukan kehendakKu yang jadi, tetapi kehendakMu'.

Kalau taat dengar-dengaran, berarti kita berada dalam kehendak Tuhan. Ini sama dengan mengulurkan tangan kepada Tuhan dan Tuhan juga mengulurkan tangan kepada kita.
Kalau bisa taat dengar-dengaran dan bisa mengulurkan tangan kepada Tuhan, ini adalah mujizat rohani, betul-betul ajaib.

Sangat sulit mengatakan, 'terserah Kau, Tuhan'. Sama seperti Yesus saat di taman Getsemani mengatakan, 'jikalau bisa lalukanlah cawan ini daripadaku, tapi bukan kehendakKu melainkan kehendakMu yang jadi'. Di atas kayu salib, Dia menyerahkan nyawa-Nya. Ini juga sulit.
Begitu juga Musa yang diperintah Tuhan un tuk angkat tongkat dan ulurkan tangan. Kalau bukan manusia baru pasti tidak bisa, karena saat menghadapi pintu tertutup, perintah Tuhan seperti itu dianggap tidak masuk akal. Hanya manusia baru yang memiliki Roh Kudus yang bisa taat sampai daging tidak bersuara; hanya mengulurkan tangan: 'terserah Kau, Tuhan'.

Kita mengulurkan tangan kepada Tuhan, sama dengan berserah dan berseru kepada Tuhan, bukan bersungut-sungut dan Tuhan akan mengulurkan tangan-Nya kepada kita dan saat itu mujizat-mujizat jasmani juga terjadiatas hidup kita. Mujizat rohani terjadi, dan mujizat jasmani juga terjadi.

Kalau kita taat, selalu berserah dan berseru pada Tuhan, maka kehidupan kita berada pada rel kehendak Tuhan dan tidak bisa jatuh. Mau diapakan saja, kereta api tidak akan bisa jatuh kalau ada di relnya.
Saat kita mengulurkan tangan dan Tuhan mengulurkan tangan kasih-Nya pada kita untuk mengadakan mujizat-mujizat jasmani. Kuasa Tuhan akan dinyatakan di tengah-tengah kita:

Keluaran 15: 25-26
15: 25 Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka,
15: 26
firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau."

'melakukan apa yang benar di mata-Nya'= taat dengar-dengaran.
Kuasa Tuhan yang kita alami adalah:

  1. 'Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau'(Jehova Rapha) =kuasa kesembuhan/kesehatan:

    • Sehat secara jasmani: penyakit-penyakit yang ada dilalukan oleh Tuhan dan penyakit yang akan datang dibendung oleh Tuhan.
    • Sehat secara rohani: kita dilepaskan dari dosa-dosa yang ada pada kita dan dosa-dosa yang mau datang dibendung oleh Tuhan, sehingga kita selalu hidup dalam kebenaran.

    • Nikah dan buah nikah kita juga sehat.

  2. Kuasa penciptaan, yaitu dari tidak ada menjadi adauntuk memelihara kehidupan kita di tengah padang gurun dunia yang sudah sulit dan mustahil.
    Petrus semalam-malaman tidak menangkap apa-apa, siang hari Petrus disuruh menebarkan jala dan Petrus taat, sehingga menghasilkan kuasa penciptaan dari tidak ada menjadi ada.

  3. Kuasa penciptaan, yaitu dari mustahil menjadi tidak mustahiluntuk menyelesaikan semua masalah kita.
  4. Kuasa untuk menjadikan yang pahit menjadi manisdan bahagia di dalam Tuhan.
    Mungkin nikah rumah tangga kita pahit, hidup kita pahit, susah, penuh dengan air mata, malam ini semua dijadikan manis dan bahagia oleh Tuhan.
    Yang gagal mejadikan berhasil dan indah pada waktunya.

Inilah PINTU KEMAH TERBUKA. Pintu yang tertutup sudah dibuka oleh Yesus di kayu salib dengan 5 luka utama, sehingga pintu kemah terbuka dengan 5 tiang dan Roh Kudus dicurahkan.
Bagi kita sekarang, kita harus menghargai salib Kristus.

Mari hari-hari ini, bertobatdan hidup benar dan rela menderita karena Tuhan(karena pengajaran benar, pengikutan dan pelayanan kepada Tuhan). Jangan ragu-ragu!

Dalam Ibadah Raya Surabaya, 29 Maret 2015, dijelaskan, sekalipun di depan ada laut, Tuhan perintahkan untuk berangkat, jangan ragu-ragu. Kalau ragu, kita tidak mendapat apa-apa malah tenggelam. Tetapi kalau berangkat, kita betul-betul menerima kuasa pertolongan Tuhan, yaitu

  • kuasa untuk menciptakan dari tidak ada menjadi ada, mustahil menjadi tidak mustahil,
  • kuasa kesehatan kita alami,
  • dari pahit menjadi manis, yang gagal menjadi berhasil dan indah,
  • sampai saat kedatangan Tuhan kedua kali kita betul-betul diubahkan menjadi sama mulia seperti Dia, kita menjadi mempelai wanita-Nya yang siap menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai dan kita bersama dengan Dia selamanya.

Tidak ada jalan lain. Di lautan, kita membutuhkan angin timur (Roh Kudus). Berjalan di padang gurun kita perlu Roh Kudus (air yang manis). Tanpa Roh Kudus ngeri, karena kita hanya akan bersungut, mau melempar batu, dan lain-lain.
Tapi kalau ada Roh Kudus, kuasa Tuhan benar-benar dinyatakan atas hidup kita, sampai kita menjadi sama mulia seperti Dia. Roh Kudus adalah tangan Tuhan yang diulurkan pada kita malam ini.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 07 Januari 2009 (Rabu Sore)
    ... adalah orang buta tapi yang mendapat belas kasihan Tuhan sehingga bisa melihat Tuhan menyembah Tuhan. Mungkin kita tidak bisa menyembah Tuhan tapi kalau ada belas kasihan Tuhan kita akan bisa menyembah Tuhan. Tanda penyembahan yang benar Yohanes - Yohanes yaitu didorong oleh kebenaran dan dalam urapan Roh Kudus didorong oleh Firman penyucian ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 17 Juni 2012 (Minggu Sore)
    ... sampai jam tiga. . Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring Eli Eli lama sabakhtani Artinya Allah-Ku Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku WAKTU PENYALIBAN. Kita sudah mempelajari waktu penyaliban yang sama dengan waktu bekerja di kebun anggur diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya Juni . Tuhan sudah rela untuk mati di ...
  • Ibadah Paskah Persekutuan II di Square Ballroom Surabaya, 08 Juni 2016 (Rabu Pagi)
    ... Jangan sembarang masuk dalam persekutuan Kita masuk nikahpun juga tidak sembarangan tetapi harus sesuai dengan alkitab. Persekutuan tubuh Kristus yang benar--dalam alkitab--adalah seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar--berdasarkan firman pengajaran yang benar. Pokok anggur yang benar adalah pribadi Yesus sebagai kepala--firman pengajaran yang benar pada mulanya adalah Logos ...
  • Ibadah Raya Malang, 13 Juni 2010 (Minggu Pagi)
    ... pekerjaanmu engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas Jadi karena engkau suam-suam kuku dan tidak dingin atau panas Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa dan karena engkau tidak tahu ...
  • Ibadah Doa Puasa Malang Session I, 06 Oktober 2009 (Selasa Pagi)
    ... dan larangan yang harus ditaati. Perintah dan larangan dalam Lempinel ini juga dibuat berdasarkan firman. Akibat melanggar hukum Allah adalah dosa Yohanes . Alkitab dimulai dengan kitab yang ditulis Musa dan diakhiri dengan kitab yang ditulis oleh Rasul Yohanes dalam Perjanjian Baru yaitu Injil Yohanes Surat Yohanes Surat Yohanes Surat ...
  • Ibadah Raya Malang, 07 Desember 2008 (Minggu Pagi)
    ... Ini adalah mujizat terbesar. Natal itu mujizat terbesar pertama. Sekarang kita juga harus tekun mengikuti proses pembaharuan sampai puncak pembaharuan di Yerusalem baru. Wahyu yang harus dibaharui adalah laut pengertian rohaninya Yakobus - hati yang bimbang Bimbang saat menghadapi pencobaan tidak berharap Tuhan tapi berharap yang lain Bimbang terhadap pengajaran ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 30 April 2023 (Minggu Siang)
    ... segala raja dan Mempelai Pria Sorga. Hanya gereja Tuhan yang sudah siap sedia lewat mendengar kabar mempelai bisa menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Kemudian masuk perjamuan kawin Anak Domba kerajaan Seribu Tahun Damai Firdaus yang akan datang dan Yerusalem baru. Sudah siap sedia artinya Mendengar dan dengar-dengaran ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 30 Maret 2014 (Minggu Sore)
    ... menggugurkan buah-buahnya yang mentah apabila ia digoncang angin yang kencang. Penyebab bintang gugur yang pertama tidak tahan menghadapi angin kencang angin pencobaan angin godaan sehingga gugur. Contoh Yudas adalah rasul bintang tapi Yudas gugur karena tidak tahan menghadapi godaan tentang ikatan akan uang. Yohanes . Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib ...
  • Ibadah Raya Malang, 31 Januari 2021 (Minggu Pagi)
    ... waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara kita tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi supaya menjadi nyata bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita. Waktu terakhir akhir ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 15 Maret 2014 (Sabtu Sore)
    ... Tuhan. Lukas - Perjalanan hidup diasuh oleh Tuhan. Ad. . Akal diasuh oleh Tuhan. Lukas - Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata Berbahagialah hai kamu yang miskin karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah hai kamu yang sekarang ini lapar karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah hai kamu yang sekarang ini menangis karena kamu ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.