Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Wahyu 6: 12-17
6:12.Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyatdan matahari menjadi hitambagaikan karung rambut dan bulan menjadi merahseluruhnya bagaikan darah.
6:13.Dan bintang-bintang di langit berjatuhanke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
6:14.Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
6:15.Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16.Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
6:17.Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?

Ini adalah pembukaan METERAI yang KEENAM; penghukuman yang keenam dari Allah Roh Kudus atas dunia, yaitu terjadi gempa bumi yang dahsyat dan lain-lain; sama dengan terjadi kegoncangan-kegoncangan di dunia ini(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017).

Di ayat 12-13: gempa bumi yang dahsyat mengakibatkan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut, bulan menjadi merah seperti darah, dan bintang-bintang berguguran.
Kalau diberi satu kalimat, ini sama dengan terjadi kegoncangan dalam bentuk kegelapan di bumi.
Ini yang akan kita hadapi menjelang kedatangan Tuhan.

1 Tesalonika 5: 1-7
5:1.Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu,
5:2.karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
5:3.Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput.
5:4.Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
5:5.karena kamu semua adalah anak-anak terangdan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
5:6.Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
5:7.Sebab mereka yang tidur,tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.

Justru pada keadaan gelap/malam, banyak yang tidur dan mabuk--terjadi kegoncangan dan kegelapan--; banyak hamba/pelayan Tuhan yang hidup dalam kegelapan, artinya: tidur, non aktif, tidak setia dalam ibadah pelayanan dan mabuk (dosa makan minum dan kawin mengawinkan). Ini yang harus kita waspadai.

Akibatnya: kedatangan Yesus kedua kali adalah seperti pencuri di tengah malam; banyak hamba/pelayan Tuhan yang tidak mengetahuinya, sehingga mereka tertinggal di bumi dan binasa selamanya.
Ini yang harus kita waspadai, saat terjadi kegoncangan dan kegelapan di bumi, justru banyak hamba/pelayan Tuhan yang tidur--tidak setia; tinggalkan ibadah pelayanan; pensiun--, dan mabuk--jatuh dalam dosa, hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa.

Oleh sebab itu di ayat 6, kita harus berjaga-jaga dan sadar. Ini sama dengan hidup dalam terang.
Lukas 12: 35-36
12:35."Hendaklah pinggangmu tetap berikatdan pelitamu tetap menyala.
12:36.Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.

Perikop: kewaspadaan--tentang berjaga-jaga.

'supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya'= tidak ketinggalan.

Ada tiga macam berjaga-jaga dan sadar:

  1. Jaga yang pertama: tetap berikatpinggang.
    Efesus 6: 14
    6:14.Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenarandan berbajuzirahkan keadilan,

    Ikat pinggang= kebenaran.
    Tetap berikatpinggang artinya:

    • Tetap berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran, dan tegas untuk menolak ajaran yang salah--berikatpinggangkan kebenaran.
      Setiap mendengar ajaran yang salah, hati nurani sedang diselar besi panas. Kita tidak sadar, lama-lama benar-benar terhilang; gelap. Harus waspada!

      "Saya punya dua saksi yang dekat dengan saya. Yang pertama: adik saya. Adik saya mendengar yang salah satu kali, dia tertawa. Saya sudah menasihati untuk tidak datang lagi tetapi dia alasan hanya mengantar bosnya. Lama-lama dia menolak yang benar. Kalau dia tetap dalam penggembalaan yang menolak ajaran benar, dia tidak bisa tertolong. Untung waktu itu dia ikut fellowship ke Papua--fellowship yang benar--, ini dari Tuhan. Harus ikut fellowship yang benar. Sampai hari ini dia kembali. Sungguh-sungguh! Yang satu lagi, mendengar satu ajaran dia berkata: Aku terngiang-ngiang, luar biasa. Satu waktu dia liburan ke Malang, dengar firman agak lama--tiga kali ibadah--, baru datang pada saya: 'Kok beda dengan yang aku dengar sebelumnya?' padahal tadinya saat di tempat lain dia berkata: Aku terngiang-ngiang, luar biasa firmannya, tidak pernah seperti ini. Tetapi setelah mendengar yang benar, dia berkata: Kok beda ya? Bahaya sekali ajaran palsu itu, kita sedang diselar besi panas! Kita tetap berpegang teguh pada pengajaran yang benar dan taat. Sekali lagi kalau saya saksikan ini bukan berarti di sini saja yang paling benar. Bukan! Alkitab yang bena!"

    • Yang kedua: berikatpinggangkan kebenaran sama dengan hidup dalam kebenaran. Kalau sudah bisa berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran, dan tegas menolak yang salah, maka kita bisa hidup dalam kebenaran.

      Kalau yang dimakan benar, semuanya akan benar. Mulai dari ujung rambut--pikiran--, perkataan, perbuatan, nikah, keuangan benar, sampai ujung kaki benar; takut untuk berbuat salah.

    • Amsal 12: 26
      12:26.Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.

      Yang ketiga: berikatpinggangkan kebenaran artinya tergembala.
      Kalau sudah hidup benar, pasti tergembala.

      Ini gunanya pemberitaan firman. Pemberitaan firman itu berhasil bukan kalau orang menangis. Boleh saja, tetapi yang berhasil adalah kalau bisa membawa ke kandang; itulah pengajaran yang benar.
      Pengajaran yang benar bisa membawa ke kandang. Bagaimana caranya? Yang salah dibenarkan dulu, setelah itu orang benar akan tergembala dengan benar dan baik, tidak perlu diajari lagi--'Orang benar mendapati tempat penggembalaannya'.
      Tetapi kalau tidak benar, akan menyesatkan; tidak bisa tergembala--'orang fasik menyesatkan mereka sendiri'.

    Mengapa kita harus tergembala?


    • Supaya tidak disesatkanoleh ajaran-ajaran palsu--jalannya tidak sesat, tetapi tetap ke Yerusalem baru--, dan tidak diracun oleh ajaran palsu--makanan rohani yang palsu. Kalau diracun, tambah hari akan tambah lemah rohani kita. Kalau sudah keracunan, mau datang ibadah saja sudah susah, tidak bisa lagi, sudah kering dan mati rohani sampai binasa selamanya. Kalau dulu semangat, sekarang lemah; dulu berjuang untuk datang ibadah, setelah diracun jadi malas, ada kesempatan tetap malas.

      Harus tergembala! Gembala bertanggung jawab memberi makanan rohani yang sehat, bukan meracuni, supaya jemaat sehat rohaninya, lebih hari lebih bertumbuh, sampai kesempurnaan.

    • Yang kedua: kita tergembala untuk menghadapi masa kegelapan/KRISIS EKONOMI.
      Sebagai contoh, lima ribu laki-laki duduk di atas rumput, dan Tuhan yang melimpahkan.

      Matius 14: 15, 19, 21
      14:15.Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyidan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa."
      14:19.Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikanitu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
      14:21. Yang ikut makan kira-kira
      lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.

      'menjelang malam dan sunyi'= krisis kegelapan, salah satunya adalah krisis ekonomi.
      Menghadapi kegelapan malam/krisis ekonomi, laki-laki harus duduk di rumput--suami dan gembala harus tergembala, baru isteri dan anak-anak ikut duduk--sehingga lima roti dan dua ikan dipecah-pecahkan oleh tangan Tuhanuntuk memberi makan lima ribu orang, bahkan sisa dua belas bakul. Ini pemeliharaan Tuhan secara jasmani; sampai kita mengucap syukur. Hidup kita bergantung pada tangan anugerah Tuhan yang besar, bukan lagi pada roti dan ikan dari dunia. Ini bedanya orang tergembala dengan yang tidak tergembala.

      Kalau dari dunia, lima roti dan dua ikan tidak akan cukup untuk lima ribu orang, tetapi bisa cukup karena sudah beralih ke dalam tangan Tuhan; kita bukan hidup dari dunia, tetapi tangan Tuhan.
      Sekalipun tidak ada ikan dan roti, kalau ada tangan Tuhan, Dia bisa memelihara kita; dari tidak ada menjadi ada. Jadi fokus kita sudah beda. Silahkan bekerja yang keras, tetapi pengakuan dan iman kita sudah beda: Aku hidup bukan dari lima roti dan dua ikannya, bukan gajinya, tetapi tangan Tuhan yang menghidupi aku.

      "Seperti yang saya saksikan, orangnya masih hidup, dia berkata: 'Tidak mungkin tidak hidup dari gaji, gaji saya dua digit dalam juta.' Tuhan izinkan gajinya dipotong, tiga bulan nol. Baru datang pada saya dan minta ampun: 'Minta ampun, Om, saya tidak setuju firman bahwa kita hidup dari Tuhan, bukan dari gaji.': 'Sekarang bagaimana?': 'Nol, Om, sudah tiga bulan.': 'Bisa hidup?':: 'Bisa, Om.': 'Dari mana?': 'Dari Tuhan.' Baru mengakui. Silahkan bekerja dan kuliah, tetapi pengakuan kita sekarang sebagai orang benar dan tergembala adalah kita hidup bergantung pada tangan anugerah yang besar dari Gembala Agung."

    Menghadapi krisis ekonomi, mari hidup dalam terang--berikatpinggangkan kebenaran--: pegang teguh pengajaran yang benar dan tegas menolak yang palsu, supaya kita bisa hidup dalam kebenaran. Kalau campur-campur, kita tidak akan bisa benar. Harus tegas! Kita pasti bisa hidup dalam kebenaran. Begitu tidak benar, kita langsung sadar. Tetapi kalau campur-campur ajarannya--kita diracun--, kita tidak sadar-sadar, tidak tahu mana yang benar dan tidak.

    Kalau tegas, maka kita bisa hidup benar dan digembalakan oleh Tuhan untuk menghadapi kesesatan, makanan racun yang mematikan rohani, dan krisis ekonomi; kita hadapi dengan kekuatan tangan anugerah yang besar dari Gembala Agung.

  2. Lukas 12: 35
    12:35."Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.

    Jaga yang kedua: pelita tetap menyala, artinya: selalu ada minyak persediaan; selalu hidup dalam urapan, kepenuhan dan kelimpahan Roh Kudus.
    Tadi, pinggang berikat menunjuk pada firman pengajaran untuk membuat kita benar dan tergembala; kita hidup dalam tangan Gembala Agung.
    Sekarang, untuk melawan gelap, pelita harus tetap menyala--hidup dalam urapan, kepenuhan dan kelimpahan Roh Kudus.

    Banyak kita salah, kita hanya fokus pada bahasa roh sebagai tanda kepenuhan Roh Kudus. Bukan begitu! Malah ditantang: Mari, berbahasa roh.Jangan-jangan menyanyi juga: Nyanyi dengan bahasa Indonesia, sesudah itu bahasa roh.Itu sungguh-sungguh terjadi. Bukan begitu kepenuhan Roh Kudus.

    Buktiada dalam urapan, kepenuhan bahkan melimpah dalam Roh Kudus: setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita sampai garis akhir--istilah 'tetap menyala' berarti pelita tidak pernah mati.

    Roma 12: 11
    12:11.Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

    Kalau loyo, minyaknya sudah mau habis, dan pelitanya sudah hampir padam. Mari, semangat lagi.

    Malam ini kita mohon pada Tuhan: Ikat pinggang saya, Tuhan!jangan ikuti hawa nafsu, tetapi ikuti firman: hidup benar dan tergembala. Tergembala itu memang diikat, tidak bisa ini itu, tetapi sebenarnya yang dibendung itu dagingnya, karena daging itu yang membuat kita tidak benar. Jadi bukan tidak boleh ini itu, tetapi yang tidak benar itu yang dibendung dalam penggembalaan.

    Setelah itu ada Roh Kudus, kita tetap setia. Usia, penyakit dan lain-lain tidak berpengaruh, kalau ada urapan Roh Kudus. Roh Kudus mampu mendorong kita untuk tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan, sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita, sampai garis akhir--sampai meninggal atau sampai Tuhan datang.

    Kalau tidak adaRoh Kudus, biarpun masih muda, dia melayani baru berapa bulan sudah merosot, apalagi kalau sudah tua.

    Pelita menyala untuk menghadapi KRISIS NIKAH. Kalau sudah tidak setia pada Tuhan, apalagi pada suaminya atau isterinya. Kalau tidak bergairah lagi dalam ibadah, akan bergairah pada yang lain--birahi pada yang lain.

    Setia berkobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sama dengan ada birahi rohani kepada Tuhan; tidak mau terpisah sedikitpun; ada gairah rohani yang tidak bisa dipadamkan oleh apapun--Dia Mempelai Pria dan kita mempelai wanita.
    Roma 1: 26-27
    1:26.Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.
    1:27.Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.

    'menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain'= birahi jasmani.
    Kalau tidak bergairah lagi dengan Tuhan--tidak mau setia--, pasti jatuh dalam birahi jasmani--hawa nafsu. Terjadi kawin mengawinkan sampai penyimpangan: laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan. Hancur nikah itu!

    Krisis nikah dihadapi dengan pelita tetap menyala--hidup dalam urapan, kepenuhan Roh Kudus, dan melimpah dalam Roh Kudus--, buktinya: ada gairah yang rohani pada Tuhan--setia berkobar-kobar. Kita harus waspada!

    Jadi kita harus saling menasihati. Berkobar-kobar dalam birahi jasmani berarti terjadi dosa kawin mengawinkan dan penyimpangan, termasuk dosa makan minum (narkoba, merokok); terjadi krisis nikah dan buah nikah--hancur-hancuran.
    "Karena itu saya selalu katakan, mari kaum muda didorong untuk dekat kepada Tuhan; bergairah rohani kepada Tuhan. Kalau tidak, pasti bergairah pada yang jasmani. Tidak mungkin tidak! Tidak ada di tengah-tengah. Hanya ada rohani atau jasmani; sorga atau neraka, itu saja. Pilih salah satu!"

    Nasihat tertinggi adalah kita saling menasihati untuk setia dalam ibadah pelayanan menjelang kedatangan Tuhan.
    Ibrani 10: 25
    10:25.Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

    Menjelang hari Tuhan yang mendekat, kita harus saling menasihati. Nasihat tertinggiadalah mendorong untuk beribadah melayani Tuhan. Boleh mendorong anak untuk kuliah atau bekerja, tetapi kalau tidak disertai dengan ibadah, semua itu tidak ada artinya; krisis nikah akan melanda.

    Tadi kalau tidak benar--tidak tergembala--, cepat atau lambat krisis ekonomi akan melanda.

    Inilah kegelapan dunia: krisis ekonomi dan krisis nikah-buah nikah terjadi.

  3. Lukas 12: 36-37
    12:36.Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
    12:37. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya
    berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.

    Dari perkawinan, tuannya datang, kalau dibuka pintu, tentu ia bercerita tentang perkawinan itu.

    Jaga yang ketiga: tetap dalam suasana pesta nikah, yaitu suasana kasih Allah, yang membawa pada kebahagiaan sorga lewat doa penyembahan.

    Hubungan kepala dengan tubuh adalah leher--Yesus sebagai Kepala/Suami dan kita tubuh-Nya. Leher menunjuk pada doa penyembahan. Di situlah terjadi kebahagiaan sorga yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun juga di dunia.

    Waktu peristiwa lima roti dan dua ikan untuk lima ribu orang atau orang mati dibangkitkan, tidak ada Petrus berkata: Betapa bahagianya.Tetapi saat di atas gunung penyembahan, dingin, dia berkata: Betapa bahagianya.

    Doa penyembahan untuk menghadapi KRISIS IMAN. Kita hidup di lautan dunia yang bergelora, penuh angin badai; setan tiupkan angin badai supaya kita tenggelam. Petrus bahagia dalam penyembahan, tetapi ada kekurangan, yaitu ia masih tidur dalam penyembahan--ia tidur di taman Getsemani, diajak naik gunung juga tidur (Lukas 9: sementara Yesus berubah muka, mereka ketakutan, tidur juga). Karena itu Petrus masih merosot; krisis iman hampir menjatuhkan dia. Tetapi untung dia masih berseru pada Tuhan dan Tuhan tolong dia.

    Matius 14: 23-24
    14:23.Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
    14:24.Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.

    Setan meniupkan angin dan gelombang untuk membuat hamba/pelayan Tuhan bimbang.
    Krisis iman adalah

    • Bimbang terhadap pribadi Yesus/firman pengajaran yang benar.
    • Bimbang terhadap kuasa Tuhan; mulai berharap pada yang lain.

    Akibatnya: mulai hampir tenggelam, merosot semuanya secara jasmani dan rohani. Kalau dibiarkan akan tenggelam di lautan api dan belerang/neraka selamanya. Ini tujuannya setan.

    Matius 14: 29-32
    14:29.Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
    14:30.Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelamlalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
    14:31.Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
    14:32.Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.

    'berjalan di atas air mendapatkan Yesus'= sekalipun setan meniupkan angin dan gelombang, kuasa Tuhan mampu menolong; Petrus bisa berjalan di atas laut yang bergelombang. Tetapi ketika kena tiupan angin, Petrus mulai tenggelam.
    'tiupan angin'= ajaran palsu, gosip.

    Kita sudah punya pengalaman dengan Tuhan/firman pengajaran dan kuasa-Nya--bisa melewati laut--, tetapi seringkali kita kalah karena kena ajaran palsu dan gosip-gosip.

    Mengapa Tuhan izinkan Petrus hampir tenggelam?


    • Karena ia sombong. Harus diubahkan! Saat diajak berdoa oleh Tuhan, ia tidur, sedangkan Tuhan bergumul. Ini kesombongan/kekerasan hati.
      Dijaga! Berdoa itu bukan tidur di bawah kaki Tuhan, tetapi berseru, bergumul di bawah kaki Tuhan.

    • Supaya Petrus bisa mengangkat dua tangan pada Tuhan; berserah dan berseru pada Tuhan.

    Untung saat itu Petrus sudah percaya seratus persen pada Tuhan, tidak bimbang lagi. Di perahu ada sebelas teman-temannya, tetapi ia memilih Tuhan. Seperti begitu. Tuhan izinkan kita merosot, supaya kita memilih Tuhan. Jangan salah pilih!

    Kalau kita bimbang, akan salah pilh. Jangan bimbang! Mantap hari-hari ini! Mantap pada pribadi/firman pengajaran yang benar dan kuasa Tuhan. Tidak ragu lagi, tidak berpikir lagi: Yesus tolonglah aku!Ini yang ditunggu oleh Tuhan, yaitu percaya Dia seratus persen. Mengangkat tangan kepada Tuhan, berserah dan berseru pada Tuhan, percaya dan mempercayakan diri hanya kepada Dia, tidak ada yang lain. Itulah saat Dia mengulurkan tangan anugerah-Nya yang besar untuk mengangkat kita semua dari ketenggelaman, artinya:

    • Mengangkat dari kejatuhan dosa; kita kembali hidup benar. Kalau bimbang, akan jatuh dalam dosa. Ini kriris iman. Kalaupun sudah jatuh, Dia akan mengangkat kita asalkan kita mau berserah dan berseru pada Tuhan; percaya dan mempercayakan diri kepada Dia.

    • Kegagalan jadi berhasil dan indah.
    • Kemerosotan dipulihkan, semua masalah selesaisampai yang mustahil.
    • Dipakai oleh Tuhandalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir--dengan pengalaman ini Petrus dipakai.
      Pengalaman itu menjadi pijakan kita, jangan sampai begitu lagi.

      Sebenarnya Tuhan sudah memberikan pengalaman kepada Petrus--bisa berjalan di atas air--, tetapi sayang ia bimbang. Tetapi Tuhan masih berikan pengalaman lagi, dia tenggelam dan ia diangkat untuk dipakai oleh Tuhan dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir.

    • Diubahkandari manusia daging jadi manusia rohani seperti Yesus yaitu taatdengar-dengaran kepada Tuhan, dan mujizat jasmani juga terjadi.

    Pemakaian Tuhan adalah langkah-langkah mujizat. Sampai langkah terakhir kita diubahkan jadi sempurna seperti Dia, untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Sementara dunia goncang, gelap dan hancur, kita berada di awan-awan yang permai bersama Dia, sampai ke Firdaus dan Yerusalem baru, kota terang selama-lamanya.

Mari, berserah dan berseru malam ini, apapun yang kita hadapi. Semoga kita bisa menyadari kekurangan kita, bukan kelebihan kita. Kita bisa berseru, mengangat dua tangan kepada Tuhan, dan Dia akan mengulurkan tangan kepada kita.
Apapun keadaan kita, kita hanya berserah dan berseru kepada Tuhan.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 26 Januari 2019 (Sabtu Sore)
    ... isteri sah hubungan sesama jenis nikah yang salah kawin campur kawin cerai dan kawin mengawinkan . Hati-hati dalam pergaulan baik dengan yang tua muda semua bisa terjadi Saya berdoa supaya kaum muda tabah menghadapi masalah jodoh. Tuhan tolong semua. Mengemis menjadi beban bagi orang lain. Yohanes . Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka ...
  • Ibadah Raya Malang, 03 Januari 2010 (Minggu Pagi)
    ... ayat menerangkan ayat. Berani mengungkapkan tentang nikah yang benar. Berpegang teguh juga berarti taat dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar. Di dalam kasih Allah. Kasih Allah ini adalah dari penyucian firman. Kasih tanpa penyucian adalah kasih gombal kasih daging. Kasih Allah dipercayakan pada kehidupan yang suci dan kepada nikah yang suci. Anak yang diserahkan ini membutuhkan ...
  • Ibadah Raya Malang, 25 September 2016 (Minggu Pagi)
    ... Sorga adalah aktivitas ibadah pelayanan kepada Tuhan. Jadi supaya kita bisa terangkat ke takhta Sorga maka kita harus aktif beribadah melayani Tuhan. Hati-hati ada ibadah yang ditolak dan ada ibadah yang diterima. Kita harus beribadah melayani dalam sistem takhta Sorga. Praktek ibadah pelayanan dalam sistem takhta Sorga Dasar ibadah pelayanan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 29 Februari 2012 (Rabu Sore)
    ... mati di kayu salib untuk melepasan kita dari suasana kutukan dosa sehingga kita menerima berkat Abraham. Jadi Petrus menyangkal Yesus dengan bersumpah dan mengutuk Petrus menolak salib Kristus menolak korban Kristus. Matius - . Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 29 April 2013 (Senin Sore)
    ... ketika ia menghadap Firaun raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya. . Maka datanglah bahaya kelaparan menimpa seluruh tanah Mesir dan tanah Kanaan serta penderitaan yang besar sehingga nenek moyang kita tidak mendapat makanan. Yusuf disertai Tuhan dengan hikmat Surga dan kasih karunia Tuhan. Kejadian - ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 05 Januari 2015 (Senin Sore)
    ... Ajaran palsu yang pertama ajaran Izebel. Ajaran Izebel adalah ajaran palsu yang mengizinkan wanita mengajar dan memerintah laki-laki di dalam ibadah maupun di dalam nikah. Kalau terjadi dalam ibadah pasti terjadi juga di dalam nikah sebab ibadah dan nikah tidak bisa dipisahkan dua perkara ini merupakan dua rahasia besar . Timotius - ...
  • Ibadah Paskah Kaum Muda Remaja Malang, 27 April 2019 (Sabtu Sore)
    ... lain-lain--maupun dalam mengikut dan melayani Tuhan kita harus masuk dan mengikuti rumus kerajaan sorga yaitu dari tidak ada menjadi ada dari kecil menjadi besar. Ini adalah pertumbuhan yang sesuai dengan rumus kerajaan sorga. Ikuti Banyak kaum muda mau cepat besar sehingga korupsi dan lain-lain. Itu adalah rumusnya Babel. Karena itu ...
  • Ibadah Persekutuan I Makassar, 04 September 2012 (Selasa Sore)
    ... Kristus dan menghancurkan persekutuan tubuh dengan Kepala. Jika kita mempertahankan dosa maka doa tidak dijawab oleh Tuhan doa tidak bisa naik ke hadirat Tuhan kita akan mengalami kekeringan rohani. Maka masalah tidak akan pernah selesai. Hidup dalam penderitaan dan air mata. Maut kebinasaan untuk selama-lamanya. Roma Sebab upah dosa ialah maut ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 01 September 2014 (Senin Sore)
    ... maka semua manusia di dunia sudah berbuat dosa bahkan sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum merokok mabuk narkoba. dosa kawin-mengawinkan dosa seks dengan berbagai ragamnya penyimpangan seks kehancuran nikah sampai nikah yang salah. Akibatnya manusia seperti anjing dan babi telanjang dan tidak tahu malu sehingga manusia tidak bisa kembali ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 29 Oktober 2015 (Kamis Sore)
    ... membunuhnya Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. Janganlah kamu heran saudara-saudara apabila dunia membenci kamu. Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi ia tetap di dalam maut. Pada mulanya adalah firman Logos Yohanes . ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.