Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.

Wahyu 10 dalam susunan Tabernakel terkena pada tujuh kali percikan darah di atas tutup pendamaian--menunjuk pada sengsara daging yang dialami oleh Yesus sampai mati di kayu salib untuk:

  • Memperdamaikan segala dosa manusia.
  • Menyempurnakan kita semua.

Wahyu 10: 1-3

10:1. Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan(1), dan pelangi ada di atas kepalanya(2)dan mukanya sama seperti matahari(3), dan kakinya bagaikan tiang api(4).
10:2. Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka
(5). Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi(6),
10:3. dan ia berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum
(7). Dan sesudah ia berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.

'seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga'= pribadi Yesus, bintang timur yang gilang-gemilang (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 08 September 2019).

Ayat 1-3= tujuh percikan darah yang dialami oleh Yesus menghasilkan tujuh sinar kemuliaan: (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 11 September 2019):

  1. Berselubungkan awan. Artinya: pribadi yang diurapi oleh Roh Kudus sepenuhnya. (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 11 September 2019sampai Ibadah Doa Surabaya, 13 September 2019).

  2. Pelangi ada di atas kepalanya. Ini menunjuk pada Roh kemuliaan. (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 15 September 2019).
  3. Mukanya sama seperti matahari (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 22 September 2019).
  4. Kakinya bagaikan tiang api.
  5. Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka.
  6. Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi.
  7. Ia berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum.

AD. 3: MUKANYA SAMA SEPERTI MATAHARI
Yesus rela sengsara sampai mati di kayu salib untuk menyinarkan sinar matahari dari wajah-Nya kepada kita, manusia berdosa, supaya kita juga bersinar bagaikan matahari; sempurna sama mulia seperti Dia.

Dari manakita mendapatkan sinar matahari dari wajah Yesus? Lewat doa penyembahan yang benar; doa penyembahan di atas gunung.
Matius 17: 1-2
17:1. Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
17:2. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka;
wajah-Nya bercahaya seperti mataharidan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.

Mazmur 43: 3-4
43:3. Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudusdan ke tempat kediaman-Mu!
43:4. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, yang adalah sukacitaku dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

(terjemahan lama)
43:3. Suruhkanlah
terang-Mu dan kebenaran-Mu, supaya keduanya itu memimpin aku dan membawa akan daku ke bukit kesucian-Mu dan ke dalam tempat kediaman-Mu;

Doa penyembahan yang benar didorong oleh kebenaran dan terang--Roh Kudus; sama dengan firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus (pedang firman), yang menyucikan kehidupan kita mulai dari hati, perbuatan, dan perkataan kita, sehingga kita bisa melihat wajah Yesus yang bersinar bagaikan matahari.

Hati disucikan dari keinginan jahat--keinginan akan uang yang membuat kikir dan serakah--, keinginan najis--dosa makan minum dan kawin mengawinkan, dan kepahitan--iri hati, benci. Perbuatan disucikan, perkataan disucikan sampai tidak ada dusta.

Hasilnya:

  1. Hasil pertama: pembaharuan wajah--Yesus berubah rupa--; sama dengan pembaharuan hati. Ini merupakan mujizat terbesar dalam kehidupan kita, yang tidak bisa ditiru/dipalsukan oleh siapapun termasuk setan.

    Matius 17: 3
    17:3. Maka nampak kepada mereka Musadan Eliasedang berbicara dengan Dia.

    Pembaharuan wajah kita pelajari dari Musa dan Elia:

    1. Musa.
      Keluaran 6: 8-11
      6:8. Lalu Musa mengatakan demikian kepada orang Israel, tetapi mereka tidak mendengarkan Musa karena mereka putus asadan karena perbudakan yang berat itu.
      6:9. Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa:
      6:10. "Pergilah menghadap, katakanlah kepada Firaun, raja Mesir, bahwa ia harus membiarkan orang Israel pergi dari negerinya."
      6:11. Tetapi Musa berkata di hadapan TUHAN: "
      Orang Israel sendiri tidak mendengarkan aku, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku, aku seorang yang tidak petah lidahnya!"

      Jemaat Israel berputus asa, tidak mau mendengar firman dari Musa (ayat 8), dan Musa sendiri juga putus asa (ayat 11).

      Bagi kita sekarang artinya putus asa--kecewa--saat menghadapi kesulitan, pelayanan, bahkan kemustahilan.
      Hati yang putus asa sama dengan hati yang tidak taat; melawan Tuhan--dalam Kitab Bilangan, saat bangsa Israel marah-marah karena tidak ada air, maka Tuhan menyuruh Musa untuk berbicara pada gunung batu supaya keluar air, tetapi Musa memukul gunung batu, air keluar, tetapi ia tidak boleh masuk Kanaan (Musa mati dan dikuburkan).

      Hati yang putus asa--kecewa--harus diubahkan menjadi kuat teguh hati.
      Malam ini kalau ada keputuasaan, ketidaktaatan, memakai jalan sendiri di luar firman saat menghadapi kesulitan, pekerjaan, studi, pelayanan, harus diubahkan menjadi kuat teguh hati.
      Artinya: tidak kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan, tetapi taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuaraapapun yang dihadapi.
      Musa gagal total, tidak boleh masuk Kanaan karena persoalan hati.

    2. Elia.
      1 Raja-raja 19: 4
      19:4. Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."

      'ambillah nyawaku' = putus asa.
      Elia baru menyembelih nabi-nabi palsu, tetapi ia putus asamenghadapi Izebel--gambaran dari ajaran palsu, dosa makan minum dan kawin mengawinkan--perempuan babel.

      Bagi kita sekarang artinya putus asa saat menghadapi ajaran palsu sehingga menerima ajaran palsu--tidak bisa melawan ajaran palsu, malah membuang yang benar (membenarkan ajaran palsu dan menyalahkan ajaran yang benar)--, menghadapi dosa dan puncaknya dosa sehingga enjoydalam dosa sampai puncaknya dosa--, tidak bisa hidup benar.

      Harus diubahkan; memandang wajah Yesus malam ini yang mengubahkan kita jadi kuat teguh hati.
      Artinya:

      1. Tetap berpegang teguh pada pengajaran yang benar.
      2. Tetap hidup benar.
      3. Tetap percaya dan berharap Tuhan.
      4. Tetap menyembah Tuhan.

    Dulu Musa dan Elia berwajah muram, tetapi di atas gunung wajah mereka berseri.
    Tetap taat, pegang pengajaran yang benar, tetap percaya dan menyembah Tuhan apapun yang terjadi.

    "Satu kali di luar negeri saya diperhadapkan pada ajaran Izebel--waktu itu yang pimpin pujian seorang wanita. Saya sudah beritahu sejak dari Indonesia. Dia tidak jawab, ternyata sudah disiapkan wanita yang pimpin pujian. Ketika sampai di sana dan datang ke gerejanya, saya langsung keluar, mereka marah, sampai mau blacklist saya. Seringkali kita mengalah karena takut seperti Elia. Harus kita lawan, pegang teguh pengajaran yang benar."

    Kalau kita kuat teguh hati, wajah kita akan berseri, hati damai sejahtera, dan semua enak dan ringan.
    Kalau masih takut saat menghadapi ajaran palsu, hidup itu akan berat sekali. Tetapi kalau sudah tegas (berpegang pada pengajaran yang benar), hidup akan ringan, kita naik ke gunung--semua meningkat--, bukan turun.

  2. Lukas 9: 35
    9:35. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."

    Hasil kedua: meneguhkan panggilan dan pilihan Tuhan kepada kita; meneguhkan jabatan pelayanan; tahbisan.

    Banyak yang mulai tidak setia karena tidak memandang wajah Tuhan. Pandang wajah Yesus, kita akan semangat kembali.
    Waktu Yesus ditangkap, Petrus mengikut dari jauh--tidak setia; jauh dari Tuhan--, akhirnya berdiang di api dunia (api daging, api dosa), sampai menyangkal Tuhan. Tetapi untung saat ayam berkokok, Yesus melihat Petrus dan Petrus melihat wajah Yesus, sehingga Petrus menangis tersedu-sedu. Akhirnya Petrus tetap gigih sampai mati karena Yesus (Yohanes 21). Inilah kekuatan wajah Yesus.
    Menghadapi apapun, sudah sulit-putus asa, ibadah serasa percuma, mari pandang wajah Yesus; kuat teguh hati, kita akan mengalami pertolongan dari Tuhan, sehingga semuanya menjadi enak dan ringan. Kalau sudah malas ibadah, banyak tantangan rintangan, mari pandang wajah Yesus saja, sehingga kita kuat (meneguhkan panggilan pilihan Tuhan).

    2 Petrus 1: 10-11
    1:10. Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
    1:11. Dengan demikian kepada kamu akan
    dikaruniakan hak penuhuntuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

    Saat kita memandang wajah Yesus yang bersinar bagaikan matahari, kita tidak akan pernah tersandung dalam ibadah pelayanan; kita tidak akan lemah dalam panggilan dan pilihan, tetapi tetap setia berkobar-kobardalam ibadah pelayanan kepada Tuhan, jabatan pelayanan sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali.

    Setia sampai garis akhir sama dengan melayani sepenuhnya, sampai mendapat hak penuhuntuk masuk kerajaan sorga yang kekal.
    Kekuatan wajah Yesus (firman pengajaran) sudah terbukti.

    "Baru-baru ini saya melayani Pdt Pangaribowo yang kita kasihi, yang sudah dipanggil Tuhan. Beliau masih siap berkhotbah. Saya dengar, beberapa waktu lalu setelah pulang dari rumah sakit, beliau masih khotbah. Hati saya senang. Semestinya, pulang dari rumah sakit, istirahat dulu, tetapi beliau masih berkhotbah (setia berkobar-kobar). Inilah kekuatan wajah Yesus; sinar kemuliaan; sinar kasih karunia; sinar cahaya injil kemuliaan (kabar mempelai)."

    Kalau malas--tidak setia--itu bukan pengajaran yang benar, kalau pengajarannya benar, pasti sampai garis akhir.

    "Kalau Pdt van Gessel saya tidak tahu, tetapi di bukunya dia tuliskan semuanya 'sampai garis akhir.' Dilanjutkan Pdt Totaijs sampai garis akhir. Lalu, Pdt In Juwono dan Pdt Pong sampai garis akhir semuanya. Inilah kekuatan dari wajah Yesus; sinar kasih karunia."

    Kalau sudah malas, pandang wajah Yesus maka kita akan semangat kembali--setia berkobar-kobar.
    Melayani Tuhan dengan kesucian dan setia berkobar sama dengan menjadi biji mata Tuhan sendiri. Kalau hak penuh masuk sorga saja diberikan, apalagi untuk hidup di dunia. Kita benar-benar dilindungi dan dipelihara oleh Tuhan secara ajaib dan berkelimpahan, sampai antikris berkuasa di bumi tiga setengah tahun, bahkan hidup kekal. Tuhan tolong kita semuanya.

    Kalau kita kuat teguh hati dalam panggilan dan pilihan seperti Yosua, Tuhan akan memakai kita dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir; pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--Yosua dipakai untuk membawa umat Israel masuk Kanaan. Semua menjadi indah--ada jubah indah. Kita memiliki langkah-langkah yang indah, masa depan yang berhasil dan indah.

  3. Hasil ketiga: mujizat jasmani terjadi--belajar dari Musa.
    Musa sudah divonis tidak boleh masuk Kanaan, dan meninggal dunia, tetapi di gunung penyembahan ia bisa menginjakkan kaki di tanah Kanaan--yang mustahil menjadi tidak mustahil; yang sulit menjadi tidak sulit.

    Sampai mujizat terakhir kalau Tuhan datang kembali kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia--wajah bagaikan matahari. Kita menyambut kedatangan-Nya, kita memandang Dia muka dengan muka, selamanya bersama Dia.

Mau bangga/sombong atau putus asa, pandang wajah Yesus. Wajah kita akan berseri sekalipun belum ditolong, hati damai, semua enak dan ringan. Tetap percaya!
Perhatikan ibadah pelayanan sampai suci-setia berkobar, di situ ada pemeliharaan dan perlindungan.
Dan mujizat jasmani pasti terjadi: yang tidak mungkin menjadi mungkin, semua masalah yang mustahil selesai.
Sampai mujizat terakhir, kita sempurna seperti Dia.

Jangan lihat mustahilnya masalah, jangan lihat kepandaian, manusianya dan lain-lain, tetapi pandang wajah Yesus saja.

"Mohon maaf saya tadi terlambat karena melihat marmer untuk gereja di Malang. Memang harganya tinggi, tetapi saya diingatkan Tuhan. Dulu kami butuh mobil untuk gereja, uang kami hanya bisa untuk beli mobil bekas. Sebenarnya sudah jadi, saat mau bayar saya ajak jemaat yang mengerti soal mobil bekas. Dari jauh dia bilang: mobilnya miring, ASnya patah. Saya tidak jadi beli, yang jual marah-marah, saya dikata-katai (dipermalukan). Saya terima dan saya minta maaf. Tetapi selang beberapa hari, saya bisa beli mobil baru. Tadi saat beli marmer sekalipun harganya tinggi, saya diingatkan Tuhan 'tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.' Bagi Tuhan lebih mudah dari membalik telapak tangan."

Kalau memandang masalahnya kita akan berputus asa. Pandang wajah Yesus hari-hari ini! Ada sinar kemuliaan, ada sinar kemurahan belas kasihan Tuhan kepada kita semuanya.

Musa dan Elia masih tertolong saat memandang wajah Yesus. Masalah apa saja: nikah, pelayanan, ekonomi, penyakit, dan sebagainya bawa kepada Dia.

Dunia membuat kita susah, sedih, muram dan lain-lain, bahkan putus asa, kecewa. Pandang wajah Yesus! Dunia tidak akan berpengaruh lagi dalam hidup kita tetapi kita mengalami damai sejahtera, semua enak dan ringan.
Mari, berseru dan berserah kepada Tuhan! Kita kuat teguh hati di dalam Dia; kita hanya menyembah Dia.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 07 Maret 2020 (Sabtu Sore)
    ... pulalah tiap-tiap orang di antara kamu yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya tidak dapat menjadi murid-Ku. 'tidak dapat menjadi murid-Ku' tidak bisa mengikut Tuhan. Praktik pengikutan kepada Yesus yang kedua menjadi pemenang seperti seorang raja diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja Februari . Yang dibutuhkan adalah kekuatan dari Tuhan karena musuh kita ...
  • Ibadah Raya Malang, 20 Desember 2009 (Minggu Pagi)
    ... Hidup suci dan saleh menantikan dan mempercepat kedatangan Tuhan Ibadah Pendalaman Alkitab Desember . Pembaharuan Yerusalem Baru. Hidup dalam perdamaian. ad. . Berjaga-jaga mengalami pembaharuan Yerusalem Baru. Prakteknya Hidup dalam kebenaran. Bagaimana manusia berdosa bisa hidup dalam kebenaran Ada tingkatan kebenaran Kebenaran karena pengampunan dosa. Semua orang berdosa harus mengaku dosa sejujur-jujurnya kepada Tuhan ...
  • Ibadah Raya Malang, 03 Januari 2010 (Minggu Pagi)
    ... ayat menerangkan ayat. Berani mengungkapkan tentang nikah yang benar. Berpegang teguh juga berarti taat dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar. Di dalam kasih Allah. Kasih Allah ini adalah dari penyucian firman. Kasih tanpa penyucian adalah kasih gombal kasih daging. Kasih Allah dipercayakan pada kehidupan yang suci dan kepada nikah yang suci. Anak yang diserahkan ini membutuhkan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 15 Agustus 2011 (Senin Sore)
    ... jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela Salah satu syarat pentahbisan Harun dan anak-anaknya menjadi imam adalah MEMPERSEMBAHKAN KORBAN BINATANG. macam korban binatang lembu jantan muda korban pendamaian. Yohanes . Inilah kasih itu Bukan kita yang telah mengasihi Allah tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 24 April 2014 (Kamis Sore)
    ... zaman damai seakan-akan ada perang sehingga sabuk pinggangnya dan kasut kakinya berlumuran darah. Maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah biarkan yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati. Namun ada contoh negatif orang yang berambut putih yaitu Yoab orang tua yang ubanan namun hidup dalam dosa membunuh ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 21 Juni 2009 (Minggu Sore)
    ... Tuhan tidak makan daun tapi makan buah. AKIBATNYA hidup itupun jadi kering rohani dan tidak mengalami kepuasan sehingga seringkali mencari kepuasan di dunia jatuh dalam dosa. Bahkan hidup itu jatuh dalam kutukan sampai kebinasaan dalam api neraka. Kita sudah belajar mengapa kering rohani dan praktik dari kering rohani. Malam ini ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 27 Oktober 2011 (Kamis Sore)
    ... jaman Anak Allah -- Abraham sampai kedatangan Yesus pertama kali ke dunia . Elia terjadi pada jaman pertengahan jaman Anak Allah -- Abraham sampai kedatangan Yesus pertama kali ke dunia . Yesus terjadi pada jaman akhir jaman Allah Roh Kudus -- kedatangan Yesus pertama kali ke dunia sampai kedatangan Yesus ...
  • Ibadah Persekutuan II di Square Ballroom Surabaya, 30 Mei 2018 (Rabu Pagi)
    ... dan kita di dunia berarti sekarang waktunya kita berpuasa. Setelah kita bertemu dengan Tuhan di awan-awan yang permai barulah kita tidak perlu berpuasa lagi selamanya. Itu yang benar. Firman harus diterangkan dengan ayat-ayat. Kalau mengambil yang enak bagi daging itu bukan pembukaan firman tetapi tafsiran manusia. Pembukaan firman memang merupakan perobekan ...
  • Ibadah Raya Malang, 13 Januari 2013 (Minggu Pagi)
    ... fajar pada hari pertama minggu itu pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Batu yang terguling menunjuk pada sinar kemuliaan menyinari hati yang keras ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 08 September 2013 (Minggu Sore)
    ... yang bisa membendung hal ini. Hanya kabar mempelai yagn bisa membendung. 'tengah malam' puncak kesulitan dan kegoncangan-kegoncangan di segala bidang sampai antikris berkuasa dibumi selama tahun. 'tengah malam' kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai ayat ini bercerita tentang anak dara sekaligus menghadapi penghukuman Allah sampai neraka sebab bumi ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.