Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.

Kita mempelajari kitab Wahyu 7: 9-17.
Wahyu 7 terbagi menjadi dua bagian besar:

  1. Ayat 1-8= seratus empat puluh empat ribu orang dari dua belas suku Israel menerima meterai di dahi; menjadi intidari mempelai wanita sorga (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 28 Januari 2018sampai Ibadah Raya Surabaya, 08 April 2018).
    Bangsa Israel menerima meterai di dahi mereka lewat jalur janji Tuhankepada Abraham.

  2. Ayat 9-17= bangsa kafir menerima meterai Allah di dahinya; menjadi kelengkapandari mempelai wanita sorga (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 15 April 2018).
    Bangsa kafir menerima meterai lewat jalur kasih karunia Tuhanyang seharga kurban Kristus.

Keduanya--Israel dan kafir--yang mendapatkan meterai Allah di dahi akan menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna; mempelai wanita sorga yang sempurna, yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba. Sesudah itu masuk kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan Yerusalem baru--duduk di takhta sorga.

Wahyu 7: 9
7:9. Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyakyang tidak dapat terhitungbanyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhtadan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putihdan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

(terjemahan lama)
7:9. Kemudian daripada itu aku tampak ada suatu perhimpunan besar, yang tiada seorang pun dapat menghitung, yaitu daripada segala bangsa dan segala suku dan segala kaum dan segala bahasa, berdirilah sekaliannya di hadapan arasy dan di hadapan Anak domba itu, berjubah putih, dan
pelepah kurmadi dalam tangannya;

'berdiri di hadapan takhta'= sampai di takhta sorga.

Kita sudah belajar syaratnya: jubah keselamatan/jubah putih/pakaian kesucian, jubah indah/jubah pelayanan, dan jubah kemuliaan/jubah putih berkilau-kilau (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 22 April 2018sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 25 April 2018).

Kemudian syarat berikutnya: 'memegang daun-daun palem di tangan mereka' atau 'pelepah kurma'.
Imamat 23: 33-34, 40-42
23:33. TUHAN berfirman kepada Musa:
23:34. "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.
23:40. Pada hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok,
pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya.
23:41. Kamu harus merayakannya sebagai perayaan bagi TUHAN tujuh hari lamanya dalam setahun; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. Dalam bulan yang ketujuh kamu harus merayakannya.
23:42. Di dalam
pondok-pondok daunkamu harus tinggal tujuh hari lamanya, setiap orang asli di Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok daun,

Pelepah kurma ada kaitan dengan pesta Pondok Daun.
Sebenarnya ada tiga macam pesta besar bangsa Israel : Paskah, Pentakosta, dan Pondok Daun--pesta yang terbesar.
Pesta Pondok Daun adalah puncaknya pesta, sekarang menunjuk pada perjamuan kawin Anak Domba.

Bagaimanacara merayakan pesta Pondok Daun--secara jasmani--?
Membuat pondok dari pelepah pohon kurma dan lain-lain, dan tinggal di dalamnya selama tujuh hari.
Bagi kita sekarang, arti rohaninya:

  1. Kita harus merendahkan diri. Sehebat apapun manusia di dunia, ia hanya seperti daun yang cepat layu, kering, dan hancur, sampai binasa selamanya. Karena itu kita harus merendahkan diri di hadapan Tuhan.

  2. Pondok daun tidak bisa tahan karena terbuat dari daun, dan harus dibongkar--sebentar sudah kering dan dibongkar.
    Artinya kita harus mengalami pembongkaran atau pembaharuanatau keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.

    Alkitab memang seperti itu, bukan hanya sejarah, tetapi juga merupakan nubuat--dalam arti rohani. Ini yang sering tidak diterangkan; ini harus diungkapkan dengan ayat menerangkan ayat.

2 Korintus 5: 1-4
5:1. Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
5:2. Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan
tempat kediaman sorgawidi atas tempat kediaman kita yang sekarang ini,
5:3. sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang.
5:4. Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena
kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.

'tempat kediaman'= pondok.
'kemah'= tubuh.
Mengapakita harus mengalami pembaharuan? Untuk berpindah dari dunia ini ke tempat yang sesungguhnyayaitu Yerusalem baru--takhta kerajaan sorga--lewat perjamuan kawin Anak Domba di awan-awan yang permai.

Tadi disebutkan: banyak orang--hamba Tuhan, pelayan Tuhan--mau mengenakan pakaian baru tetapi tidak mau menanggalkan yang lama; mau ke sorga tetapi tidak mau mengalami pembaharuan. Tidak bisa!

Tidak menanggalkan yang lama, artinya tetap mempertahankan manusia lama/manusia darah daging, padahal sudah setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan. Tidak setia, berarti tidak memenuhi syarat. Sudah setiapun dalam ibadah pelayanan, masih dikoreksi.

Mengapatidak berubah? Karena menolak kuasa ibadah: kuasa salib, dan kuasa firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua--inilah yang mampu mengubahkan. Ibadahnya hanya mengutamakan perkara jasmani; mencari yang enak dan senang bagi daging, kalau perlu tidak usah firman, yang penting hiburan jasmani atau berkat jasmani. Kita seperti mau memakai baju baru tetapi baju lama tetap dipakai. Hidup itu tidak akan enak.

Akibatnya:

  • Letih lesu, berbeban berat, dan bersungut-sungut.
  • Hanya sibuk merombak lumbung.
    Lukas 12: 15-21

    12:15. Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
    12:16. Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
    12:17. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
    12:18. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat;
    aku akan merombak lumbung-lumbungkudan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
    12:19. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah,
    makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
    12:20. Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
    12:21. Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

    'hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu' = hidup kita hanya bergantung kepada Tuhan.
    Ayat 18 = kemakmuran.
    Ayat 19 = hiburan.
    Sekarang yang penting kemakmuran--merombak lumbung--dan hiburan--bersenang-senang. Ibadah semacam ini akan mengarah pada dosa makan minum.
    Sibuk merombak lumbung artinya menjadi manusia egois:

    • Hanya mencari perkara jasmani di dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
      Sekarang ibadah pelayanan ini jadi profesi, dan semuanya--berkhotbah, main musik--dinilai dengan uang, bukan tahbisan lagi kepada Tuhan.

    • Atau sebaliknya, tidak bisa beribadah melayani karena hanya mencari perkara jasmani.
      Bukan tidak boleh mencari perkara jasmani. Bekerja, kuliah, sekolah harus keras. Jika kita hanya mencari perkara jasmani sampai tidak bisa ibadah pelayanan, ini namanya membongkar lumbung.

    • Kikir= tidak bisa memberi.
    • Serakah= merampas hak orang lain, terutama milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus. Banyak kali gembala yang mencuri milik Tuhan.

    Akibat jika egois:

    • Mencari kepuasan di duniasampai jatuh dalam dosa makan-minum dan kawin mengawinkan.
      Dosa makan minum= merokok, mabuk, narkoba. Sekarang pelayan Tuhan merokok, mabuk tidak apa-apa, yang penting pintar. Yang rohani tidak diperhitungkan lagi.

    • Rumahnya dibongkar juga.
      Lukas 12: 39-40
      12:39. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
      12:40. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."

      Jika hidup egois berarti tidak siap saat Tuhan datang dan rumahnya akan dibongkar paksa oleh pencuri.
      Rumahnya dibongkar oleh pencuri artinya ketinggalan saat Yesus datang kembali keduakali di awan-awan yang permai; semua yang didapatkan di dunia menjadi sia-sia sampai binasa selamanya.

    Kita memang masih hidup di dunia ini, kita bekerja keras, tetapi jangan lupa kita masih menunggu kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Kita harus masuk pesta Pondok Daun; mengalami keubahan hidup.

Di manakita bisa merendahkan diri dan mengalami pembaharuan hidup? Di dalam doa penyembahan kepada Tuhan.
Doa penyembahan sama dengan kita merendahkan diri di hadapan Tuhan; kita memandang wajah Tuhan yang bersinar bagaikan matahari yang terik sehingga kita mengalami pembaharuan dari hidup lama (manusia darah daging) menjadi hidup baru (manusia rohani seperti Yesus). Waktu Yesus ke naik ke atas gunung, wajah-Nya berubah (bersinar bagaikan matahari terik).

Mari, jangan hanya membongkar lumbung saja di dunia ini--mencari perkara jasmani sampai lupa ibadah pelayanan--, atau sebaliknya beribadah melayani tetapi untuk mencari perkara jasmani! Ini sangat egois!

"Nomor satu saya. Untuk apa jadi hamba Tuhan? Apakah karena sudah tidak bisa bekerja di mana-mana, lalu menjadi hamba Tuhan? Bukan begitu, tetapi panggilan dari Tuhan. Siap apapun yang harus dialami."

Kita jangan egois, tetapi tandai dengan pembongkaran hidup. Bukan hanya membongkar lumbung, tetapi lewat doa penyembahan kita merendahkan diri dan mengalami pembongkaran hidup, mulai dari tidak berdusta lagi.

Efesus 4: 24-25
4:24. dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25. Karena itu
buanglah dustadan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

Selama kita berdusta, bahaya, itu sedang membongkar lumbung. Demi mendapatkan perkara jasmani kita berdusta. Contohnya dalam berdagang; karena untung seratus rupiah sudah berdusta. Saat ditawar pembeli, berkata: Rugi pak,padahal sudah untung. Akhirnya kita rugi secara jasmani dan rohani.

Kalau masih berdusta, berarti tetap mempertahankan hidup lama, seperti daun yang kering, hancur, dan binasa.
Mari dibaharui sampai tidak ada dusta; jujur.

Inilah kualitas mempelai yaitu tidak bercela--tidak berdusta mengarah kepada tidak bercela.
Wahyu 14: 1, 5
14:1. Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
14:5. Dan
di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Ayat 1 = inti mempelai; bangsa Israel. Kelengkapannya--bangsa kafir--juga harus mengalami.
Baik bangsa Israel--inti mempelai--maupun bangsa kafir--kelengkapan mempelai wanita--harus mengalami pembaharuan yaitu tidak berdusta. Ini sama dengan kualitas tidak bercela sampai dengan sempurna; kualitas mempelai.

Kalau masih berdusta, ia bukan tubuh Kristus. Sesama tubuh tidak mungkin bisa berdusta. Tangan sakit tidak mungkin berbohong--lihat wajahnya. Kalau masih bisa berdusta, berarti bukan satu tubuh Kristus; bukan mempelai Tuhan.

Jujurartinya:

  1. Ya katakan: ya, tidak katakan: tidak, benar katakan: benar, tidak benar katakan: tidak benar.
    Tidak ada istilah: benar...tetapi,itu masih keturunan ular beludak, mundur lagi. Kita sudah belajar suku Dan tidak dimeteraikan karena berubah dari keturunan Abraham menjadi keturunan ular beludak. Apalagi bangsa kafir, tinggal dibuang kalau berdusta.

  2. Kita jujur dalam pengajaran yang benar sampai mempraktikkannya; berpegang teguh pada pengajaran yang benar, sampai mempraktikkannya--bukan hanya jujur dalam berkata-kata.

  3. Jujur dalam keuangan dan nikah rumah tangga/tempat tidur (dalam surat ibrani).

    Kita memegang pelepah kurma, artinya masuk pesta Pondok Daun; perjamuan kawin Anak Domba. Kita mau merendahkan diri, dan dibongkar/dibaharui oleh Tuhan. Kita bisa dibongkar lewat doa penyembahan. Banyak menyembah lewat doa puasa, doa semalam suntuk, doa malam.

    Kalau pembaharuan terjadi--mujizat rohani--, yang jasmani hanya bonus dari Tuhan. Keliru kalau kita diajarkan: Mari datang ibadah supaya dapat berkat.Salah besar! Yang benar adalah datang beribadah, supaya terjadi penyucian dan pembaharuan.

  4. Jujur dalam mengaku dosa, kelemahan, dan kekurangan kita. Kita mengaku hanya pondok daun; hanya daun-daun yang kering, yang hancur. Mengaku bahwa kita hanya debu tanah liat.
    Pondok yang lama dibongkar sampai tidak ada dusta, apapun resikonya.

    Ayub dikejar oleh Tuhan sampai ia jujur mengaku dosa dan kekurangannya.
    Ayub 42: 5-6
    42:5. Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
    42:6. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan
    dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

    Ayub melewati ujian habis-habisan, baru bisa jujur mengaku bahwa ia banyak kekurangan, kelemahan, tidak layak, tidak mampu; ia hanya debu tanah liat. Kita hanya debu tanah liat yang bergantung pada belas kasih anugerah Tuhan.
    Itu yang Tuhan tunggu malam ini.

Apapun yang kita alami, Tuhan tunggu sampai kita jujur.

Dulu pesta Pondok Daun, sekarang tidak perlu begitu, tetapi dalam arti rohani yaitu kita merendahkan diri dan mau dibongkar oleh Tuhan lewat doa penyembahan, sampai kita jujur--tidak berdusta--dan mengaku hanya debu tanah liat--hanya layak untuk diinjak-injak, dan bergantung pada belas kasih Tuhan.

Kalau diinjak-injak orang--dicaci maki--kita masih protes, berarti belum merayakan pesta Pondok Daun; belum memegang pelepah kurma; belum boleh ke takhta sorga. Jangan balas kejahatan, tetapi balas kejahatan dengan kebaikan.

Ini pelajaran bagi kita. Lewat apa saja kita sering dihina atau direndahkan. Tetapi kalaupun itu terjadi, sadar, kita hanya tanah liat, jangan membalas dengan caci maki dan kejahatan, tetapi dengan kebaikan. Kita benar-benar seperti tanah liat.

"Seringkali saya begitu. Kalau melawan, berarti sama seperti ular yang menggigit. Kalau ular diinjak, langsung menggigit dan mati orangnya. Kalau tanah liat, saat diinjak, diam."

Malam ini kita merendahkan diri dan dibongkar. Itulah pesta Pondok Daun. Tuhan tolong kita semua.
Yesaya 64: 8
64:8. Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liatdan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.

Tuhan menciptakan manusia dari tanah liat. Kalau kita sudah jujur sampai mengaku seperti tanah liat, kita akan hidup dalam tangan Sang Pencipta; tangan yang penuh anugerah dan kuasa penciptaan.

Hasilnya:

  1. Kita dibentuk menjadi bejana kemuliaan, itulah imam-imam dan raja-raja yang dipakai oleh Tuhan dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Inilah pengangkatan dari Tuhan; begitu hina, tidak bisa apa-apa tetapi diangkat oleh Tuhan menjadi bejana kemuliaan.
    Imam dan raja artinya hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang dipakai oleh Tuhan dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir; pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan.

    "Mari kita dipakai semuanya. Minggu depan kita ke Melaka. Saudara yang tidak ikut, bukan berarti tidak dipakai. Tetap datang ibadah (menopang dalam doa), jadi satu kesatuan. Bangsa kafir dulu menjadi satu, baru nanti dengan bangsa Israel."

    Kalau ada bejana yang hancur--jatuh dalam dosa dan gagal--, tetapi mau merendahkan diri dan dibongkar, masih bisa diciptakan menjadi bejana baru. Tuhan memberikan kesempatan seluas-luasnya.

  2. Kuasa penciptaan menciptakan:

    1. Dari tidak ada menjadi adauntuk memelihara hidup kita secara ajaib di tengah kesulitan dunia sampai zaman antikris berkuasa di dunia.
      Mungkin semua lancar, tiba-tiba merosot, supaya kita mengaku bahwa kita hanya tanah liat, dan mengaku bahwa hidup kita bergantung pada Tuhan, bukan pada kekayaan.
      Kalau bergantung pada Tuhan hidup kita akan kekal.

    2. Dari mustahil menjadi tidak mustahil. Semua masalah diselesaikan, semua selesai, menjadi baik dan indah pada waktunya. Seperti saat penciptaan bumi, Tuhan berkata: Semua baik, semua baik.Yakinlah!
      Pegang pelepah kurma!

      Kurma artinya manis. Semua masalah yang mustahil selesai, semua menjadi baik; semua berhasil, indah dan manis/bahagia. Semakin dibaharui kita semakin bahagia, air mata semakin dihapus.

  3. Sampai kalau Tuhan datang kembali kita diubahkanmenjadi sempurna seperti Dia--kita bercahaya seperti matahari. Sekarang kita memandang wajah Yesus yang bagaikan matahari, sampai kita tidak berdusta--wajah kita mulai berseri.
    Wajah kita lebih berseri dan bahagia terus-menerus, sampai Tuhan datang kedua kali kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia; wajah kita juga bersinar seperti matahari, untuk menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai.

    Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan masuk takhta kerajaan sorga.

Inilah pengertian memegang pelepah kurma. Dulu bangsa Israel asli merayakan Pondok Daun. Kita sekarang merendahkan diri dan rela dibongkar dari tubuh jasmani menjadi tubuh rohani lewat doa penyembahan sampai tidak ada dusta; sampai mengaku hanya tanah liat yang ada di dalam tangan Tuhan.

Biarlah Tuhan yang bekerja menurut cara-Nya sendiri; anugerah-Nya yang besar dan kuasa penciptaan-Nya tidak bisa dihalangi oleh apapun. Serahkan semua kepada Tuhan!
Jangan mempertahankan hidup lama! Tidak akan bisa dibaharui, tetapi tetap tersiksa; letih lesu dan berbeban berat.

Yang sudah berhasil jangan sombong; jangan terlepas dari tangan Tuhan!
Tuhan yang menentukan semuanya. Kita berusaha mau merendahkan diri dan dirombak oleh Tuhan; bisa memuliakan Dia. Dia menentukan yang terbaik dalam hidup kita.

Kita hanya tanah liat; daun kering. Mau tidak mau harus berada di dalam tangan anugerah dan kuasa Tuhan; tangan Sang Pencipta. Yang dalam ujian habis-habisan, masih ada kesempatan. Yang belum, cukup dengan firman malam ini, untuk merendahkan diri apapun keadaannya. Tuhan yang menentukan semua, apapun keadaan kita. Kita menyerah sepenuh pada-Nya. Yakinlah, sudah hancur sekalipun, Dia mampu menolong kita.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 20 Januari 2018 (Sabtu Sore)
    ... TAKUT KEPADA ALLAH BAPA. Allah Bapa dengan kasih-Nya bertabiat Maha kasih maha pemurah yaitu mengasihi orang berdosa sehingga Ia juga mengampuni dosa-dosa manusia lewat mengorbankan Anak-Nya yang tunggal untuk mati di kayu salib. Bukan dosanya yang dikasihi tetapi orangnya karena Tuhan tahu bahwa orang yang berdosa pasti binasa. Maha adil. Artinya ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 09 September 2013 (Senin Sore)
    ... kita kalau kita mau mengikuti perjalanan dan perbuatan Yesus. Jika nubuat ini digenapkan dalam gereja Tuhan maka gereja Tuhan akan diubahkan menjadi sempurna seperti Yesus. ay. 'kata-kata nubuat' kitab Wahyu adalah perkataan nubuat Firman nubat. Artinya Firman yang dibukakan rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab. Ini kita kenal ...
  • Ibadah Pembukaan Lempinel Angkatan XXXIII, 03 Februari 2011 (Kamis Sore)
    ... kita buli-buli tanah liat dengan perkara Surga yakni Firman Pengajaran benar dan Korban Kristus. Di mana kita bisa diisi dengan perkara Surga Dalam PENGGEMBALAAN. Pelita Emas ketekunan dalam Ibadah Raya kita sedang diisi dengan Firman Pengajaran benar dan urapan Roh Kudus minyak pelita . Mezbah Dupa Emas ketekunan dalam Ibadah Doa ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 19 Februari 2020 (Rabu Sore)
    ... mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir lalu mengikuti allah lain dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka dan sujud menyembah kepadanya sehingga mereka menyakiti hati TUHAN. . Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret. Asytoret adalah berhala yang membuat bangsa Israel bercabang hati sampai ...
  • Ibadah Kunjungan di Jakarta I, 17 Januari 2018 (Rabu Sore)
    ... akan ada lagi tidak akan ada lagi perkabungan atau ratap tangis atau dukacita sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu. . Ia yang duduk di atas takhta itu berkata Lihatlah Aku menjadikan segala sesuatu baru Dan firman-Nya Tuliskanlah karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar. . Firman-Nya lagi ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 03 Februari 2018 (Sabtu Sore)
    ... datang ke dalam dunia sebagai terang supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku jangan tinggal di dalam kegelapan. . Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku tetapi tidak melakukannya Aku tidak menjadi hakimnya sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya. . Barangsiapa menolak Aku dan tidak menerima perkataan-Ku ia sudah ...
  • Ibadah Raya Malang, 20 Juli 2014 (Minggu Pagi)
    ... direnovasi. Secara rohani Tuhan menghendaki supaya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna sudah selesai. Pembangunan renovasi Bait Allah sama dengan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna sama dengan pembaharuan panca indra. Prakteknya Pembaharuan kulit peraba. Yohanes - Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 19 Januari 2011 (Rabu Sore)
    ... ibadah sistem Taurat. Galatia . Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Salah satu tanda ibadah sistem taurat adalah tidak dipimpin oleh Roh Kudus tidak mengandalkan Roh Kudus tetapi mengandalkan kekuatan daging diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya Januari . Malam ini kita ...
  • Ibadah Doa Malang, 06 Agustus 2020 (Kamis Sore)
    ... gadis yang bodoh tidak punya hikmat Sorga Tampil seperti kambing. Tidak mempunyai minyak persediaan sehingga pelitanya hampir padam bahkan sampai padam sehingga ketinggalan saat mempelai datang dan pintu perjamuan kawin ditutup berarti binasa selamanya bersama dengan dunia. Oleh sebab itu kita harus menjadi gadis yang bijaksana yaitu selalu berjaga-jaga supaya ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 09 Oktober 2018 (Selasa Sore)
    ... Ini sama dengan membuka pintu gerbang Sorga. Bertobat Mezbah Korban Bakaran . Saat hati percaya maka mulut mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama salib . Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kita mati terhadap dosa sama dengan dosa-dosa dibakar di atas Mezbah Korban Bakaran di kayu salib. Baptisan air Kolam Pembasuhan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.