Matius 24: 28->sikap gereja Tuhan untuk menanti kedatangan Tuhan kedua kali, yaitu seperti burung nazar mengerumuni bangkai.
Bangkai, itulah korban Kristus.
Jadi gereja Tuhan harus selalu menghargai dan selalu bersekutu dengan korban Kristus. Salah satu artinya adalah mau memikul salib, mau menderita bersama Yesus.
Celakanya, di akhir jaman, justru banyak orang kristen yang menjadi seteru salib.
Filipi 3: 18-19
Seteru salib yaitu ibadah mengikut Tuhan, hanya untuk mencari perkara-perkara daging dengan menghalalkan segala cara. Dan ini akan mengakibatkan kebinasaan, tidak akan mengalami kemuliaan kekal.
Salah satu bentuk memikul salib adalah doa puasa.
Praktik memikul salib:
- 1 Petrus 4: 1-2->sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa dan hidup sesuai dengan kehendak Allah, hidup dalam kebenaran.
Salah satunya adalah lewat doa puasa. Doa puasa adalah alat yang ampuh untuk berhenti berbuat dosa dan hidup dalam kebenaran.
Hasilnya: Mazmur 5: 13= Tuhan memberkati, melindungi dan bertanggung jawab atas hidup kita.
- 2 Korintus 6: 4-5->sengsara daging untuk melayani Tuhan.
Kisah Rasul 20: 22-24
= setia dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir. Garis akhiritu bisa berarti meninggal dunia atau hidup sampai Tuhan datang kembali. Yang penting bukan mati hidupnya, tapi setia atau tidak selama hidupnya.
Kesetiaan, itu menghasilkan kemenangan atas setan tritunggal. Kita menang dari segala macam pencobaan.
Wahyu 17: 13-14
- 2 Korintus 4: 16-17->sengsara daging tanpa dosa, yang sama dengan percikan darah. Ini puncak dari sengsara daging.
Tuhan ijinkan kita mengalami percikan darah, supaya kita mengalami pembaharuan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Yesus harus mati terkutuk di kayu salib, supaya Ia bisa dipermuliakan, sebab tubuh daging tidak dapat mewarisi kerajaan Surga.
Keubahan hidup disini mulai dari hati, yaitu tidak tawar hati= kuat dan teguh hati. Inilah manusia rohani.
Kuat dan teguh hati, artinya: - tidak tawar hati, tidak putus asa, tidak kecewa saat menghadapi apapun juga, tetap berharap pada Tuhan.
- tetap taat dengar-dengaran pada Firman yang benar, apapun resikonya.
- tetap menyembah Tuhan apapun yang dihadapi, baik Tuhan menolong ataupun Tuhan tidak menolong.
Sebagai contoh adalah Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka tetap menyembah Tuhan sekalipun dalam ancaman.
Daniel 3: 16-19, 24-25
api dipanaskan 7 kali lipat= pencobaan yang sempurna, sampai pada pencobaan oleh antikris.
ay. 24-25= hasil kuat dan teguh hati, yaitu Tuhan beserta.
Hasilnya:
- Tuhan memberikan kehidupan kepada kita secara ajaib lewat kemurahan Tuhan (sebab yang melempar saja mati karena api tersebut; ay. 23).
- 'tidak terluka' = ada perlindungan Tuhan dan pertolongan Tuhan menghadapi pencobaan-pencobaan, sampai pada antikris.
- ay. 30= Tuhan memuliakan kita. Baik kemuliaan di dunia ini maupun kemuliaan di Surga.
Saat dalam pencobaan, kalau kita kuat dan teguh hati, kita sedang memuliakan Tuhan. Dan Iapun akan memuliakan kita, sampai wajah dan pakaian kita nanti bersinar-sinar dalam kemuliaan untuk menyambut kedatanganNya yang kedua kali. Dan kita layak berada di tahta kemuliaanNya (Wahyu 3: 21).
Tuhan memberkati.