Pembicara: Pdp. Youpri ArdiantoroSalam sejahtera, selamat malam, selamat beribadah di dalam kasih sayangnya TUHAN kita, Yesus Kristus. Kiranya damai sejahtera, sukacita, bahagia dari TUHAN kita, senantiasa dilimpahkan ditengah-tengah kita sekalian.
Malam ini kita akan belajar dari
Markus 9: 42-50 => tentang garam dan penyesatan
9:42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.
9:43. Danjika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;
9:44 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.)
9:45 Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka;
9:46 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.)
9:47 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka,
9:48 di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.
9:49 Karena setiap orang akan digarami dengan api.
9:50 Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar,dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamaiyang seorang dengan yang lain."
Jika kita tidak menjadi garam, maka kita akan tersesat, bahkan menjadi penyesat.
Sebaliknya, jika kita menjadi garam, maka kita tidak akan tersesat.
Malam ini kita akan belajar tentang
garam.
Bagaimana supaya kita bisa menjadi garam?- Ayat 50: 'selalu hidup berdamaiyang seorang dengan yang lain'= kita harus hidup berdamaisemua orang.
Berdamai = tidak ada permusuhan--tidak ada iri, dengki, kebencian, sakit hati, kepahitan, dan lain-lain.
Prosesberdamai:
- sadar akan dosa,
- menyesal,
- minta ampun dan jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
Sebaliknya, kehidupan yang tidak berbuat salah, bisa mengampuni dan melupakan; kita hidup dalam damai sejahtera.
Roma 14: 19
14:19 Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahteradan yang berguna untuk saling membangun.
Kalau hidup dalam damai, hasilnya: 'saling membangun'=kita dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus,dimulai dari:
- Nikah rumah tangga. Kalau kehidupan itu gemar berdamai, maka nikah rumah tangga itu akan diberkati oleh TUHAN; TUHAN memerintahkan berkat dan kehidupan untuk selama-lamanya.
- Penggembalaan.
Kisah Rasul 9: 31
9:31 Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambahbesar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.
Dalam penggembalaan, kita dipakai untuk menjadi saksi, supaya jiwa-jiwa bertambah.
- Antar penggembalaan, sampai bangsa Israel secara jasmani--di Timur Tengah--dan kita bangsa kafir menjadi satu.
Efesus 2: 14-15
2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihakdan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya,dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
Ini adalah pembangunan tubuh Kristus internasional; menjadi satu tubuh yang sempurna dan siap menyongsong kedatangan Yesus sebagai kepala.
Bagaimana sikap kita terhadap damai?
1 Petrus 3: 10-12
3:10 "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnyaterhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.
3:11 Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya.
3:12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."
Sikap kita adalah kita harus berusaha mencari perdamaian dan berusaha sungguh-sungguh mendapatkan damai sejahtera; apalagi jika kesalahan terdapat pada kita.
Mengapakita harus berusaha mencari sampai mendapatkan damai?
- Wahyu 6: 4
6:4 Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahteradari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.
Yang pertama: sebab akan ada kegerakan kuda merah padam yang akan mengambil damai sejahtera dari kita.
Kalau saat itu kita baru mau berdamai, sudah tidak akan bisa lagi.
Oleh sebab itu, di waktu-waktu sekarang inilahTUHAN memberi kesempatan kepada kita untuk berdamai. Jangan menunda-nunda waktu untuk berdamai!
Kalau kegerakan kuda merah sudah datang dan kita belum berdamai--tidak menggunakan kesempatan dari TUHAN untuk berdamai--, akibatnya akan saling membunuh dan saling membenci, termasuk di dalam rumah tangga--anak membunuh orang tua, orang tua membunuh anak, antar saudara saling membunuh, dan saling mendurhaka.
- Matius 5: 23-24
5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamaidahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Yang kedua: sebab orang yang tidak damai, tidak dipakai oleh TUHAN; sekalipun bisa mempersembahkan korban, tapi persembahannya tidak diterima oleh TUHAN.
Jadi sekarang ini, kita harus berdamai, supaya persembahan dan pelayanan kita diterima oleh TUHAN; berdamai dulu baru melayani dan tetap berdamai sambil melayani.
Kapanwaktu berdamai?
Matius 5: 25-26
5:25 Segeralah berdamaidengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Waktu untuk berdamai adalah saat di tengah jalan, artinya belum sampai garis akhir--sampai kedatangan Yesus kedua kali atau meninggal dunia.
Karena kita tidak pernah tahu kapan garis akhir itu akan datang, maka TUHAN menasihatkan: 'Segeralah berdamai!', artinya kita harus cepat untuk hidup berdamai dengan semua orang.
- Markus 9: 49
9:49 Karena setiap orang akan digarami dengan api.
Yang kedua: supaya menjadi garam kita harus mengalami pekerjaan api.
Ada 2 macam api:
- api TUHAN= api firman, api Roh Kudus, dan api kasih Allah yang didapat lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok--penggembalaan.
Jadi kalau mau menjadi garam, maka kita harus tergembala; ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.
Pertahankan penggembalaan yang benar, berpegang teguh pada satu firman pengajaran yang benar--bagaikan carang melekat pada pokok anggur yang benar.
- Api yang kedua yaitu nyala api siksaan; sengsara daging tanpa dosa.
1 Petrus 4: 12-14
4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaanyang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Supaya kita bisa tahan menghadapi nyala api siksaan, kita harus lebih dulu mengalami api dari TUHAN tadi--api Roh, api firman dan api kasih Allah. Tanpa api dari TUHAN, manusia darah daging tidak akan kuat, tetapi terbakar dan hangus.
Tapi kalau sudah mengalami nyala api TUHAN, sekalipun mengalami nyala api siksaan, kehidupan itu tidak akan terbakar, tetapi mengalami Roh kemuliaan.
Contoh: Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang tidak salah, tetapi harus dimasukkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.
Ingat!Bagi orang dunia, nyala api siksaan akan menghancurkan, tapi bagi kita anak TUHAN, nyala api justru mendatangkan Roh kemuliaan.
Kegunaan Roh kemuliaan:
- Daniel 3: 25
3:25 Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"
'yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!'= Roh kemuliaan.
Kegunaan Roh kemuliaan yang pertama: untuk menyelesaikan masalahsampai masalah yang mustahil.
'berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu'= sebenarnya sangat mustahil, tteapi Roh kemuliaan mampu menjadikan yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Seberat dan semustahil apapun yang kita hadapi sekarang ini, tidak sesulit yang dialami oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego.
Kalau mereka saja bisa ditolong, maka kita juga pasti bisa ditolong oleh TUHAN.
- Daniel 3: 28-29
3:28 Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego!Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka.
3:29 Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu."
= raja Nebukadnezar sebenarnya tidak percaya akan TUHAN, tetapi setelah melihat apa yang dialami oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, barulah ia percaya.
Jadi kegunaan Roh kemuliaan yang kedua: kita dipakai oleh TUHAN untuk menjadi saksi.
- Daniel 3: 30
3:30 Lalu raja memberikan kedudukan tinggikepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel.
Kegunaan Roh kemuliaan yang ketiga: kita akan ditinggikan; mulai dari dunia ini sampai di awan-awan yang permai untuk bertemu dengan TUHAN muka dengan muka; kita mengalami pembaharuansampai menjadi sama mulia dengan TUHAN.
Malam ini, bertahanlah, apapun yang kita hadapi. Mungkin ada orang yang memusuhi kita. Kalau bisa berdamai, kita berdamai--apalagi kalau kita yang bersalah--supaya kita menjadi garam.
Yang belum bertekun dalam 3 macam ibadah pokok, mari bertekun; kita digarami oleh api TUHAN--api firman, api Roh dan api kasih Allah.
Yang terakhir, kita harus bertahan saat menghadapi nyala api siksaan--penderitaan daging tanpa dosa.
Awasan bagi kita!Sudah menjadi garam,
tetapi
jangan sampai hambar. Sudah dipakai oleh TUHAN, sudah tergembala, sudah mengalami percikan darah, dan mau berdamai, tetapi menjadi hambar.
Mengapa?
Kolose 4:6
4:6 Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar,sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.
Gara menjadi hambar, karena kata-kata kita hambar,
artinya kita mau berdamai, tegembala dan menderita, tetapi disertai dengan omelan, sungut-sungut, marah, dan lain-lain.
Malam ini, awasan bagi kita.
Jaga perkataan kita!Terutama kita yang sudah dipakai oleh TUHAN, Jangan sampai menjadi hambar, karena
garam yang hambar tidak berguna, selain hanya untuk dibuang dan diinjak-injak orang; berakhir di zaman antikris dan diinjak-injak selama 3,5 tahun,
Mulai sekarang, kalau kita sudah mau berdamai, tergembala dan menderita daging tanpa dosa, mari menjaga kata-kata kita, supaya kita memiliki
kata-kata yang penuh kasih, yaitu selalu
mengucap syukur apapun yang kita hadapidan
menyembah TUHAN.
Malam ini, 2 hal ini yang TUHAN tunggu. Mungkin kita belum berdamai, sekaranglah waktunya, tapi kalau sudah berdamai, kita mengucap syukur dan menyembah TUHAN.
Kita mohon kepada TUHAN, supaya kita kuat, sehingga bisa
berdamai,
tergembala dengan baik,
rela menderita daging tanpa dosa; tanpa persungutan, omelan, dan amarah, sehingga kita bisa menjadi garam.
TUHAN memberkati.