Pembicara: Pdt. Dadang Hadi SantosoSelamat malam, salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Kiranya damai sejahtera, kasih karunia, dan rahmat dari TUHAN Yesus Kristus yang sudah senantiasa dilimpahkan dalam kehidupan kita, akan terus melimpah memenuhi kehidupan kita sampai sempurna, sehingga kelak jika TUHAN Yesus datang kembali kedua kali, kitapun juga boleh berbahagia bersama-sama dengan
Dia. Terpujilah nama TUHAN!
Pengkotbah 10: 10
10:10 Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat. '
besi menjadi tumpul'
= keadaan yang sulit/krisis di akhir zaman.
Ada
dua sikapmenghadapi keadaan sulit di akhir zaman:
- Sikap yang pertama: sikap yang negatif, yaitu 'memperbesar tenaga',artinyamenggunakan kemampuan daging; seperti pengalaman, kepandaian, kekayaan, kedudukan dan lain-lain. Tetapi semuanya itu tidak akan mampu bertahan--serba terbatas. Seperti pisau, kalau baru beli memang tajam, tetapi tidak selama-lamanya. Ada waktunya, akan jadi tumpul. Jadi jangan bangga kalau punya kekayaan, kedudukan tinggi, atau kepandaian. Semua itu terbatas dan tidak mampu menghdapi situasi sulit di akhir zaman.
Oleh sebab itu kemampuan daging ini harus diasah lagi, artinya harus menambah waktu untuk menambah pengalaman, kepandaian, kekayaan, dan kedudukan, sehingga tidak ada waktu lagi untuk beribadah, melayani, dan menyembah TUHAN--membawa pada kebinasaan.
Bukan tidak boleh menambah segala sesuatu yang jasmani, tetapi semua itu terbatas. Sekalipun kemampuan daging ini terus diasah, tetap saja tidak akan mampu bertahan untuk menghadapi keadaan akhir zaman, semuanya sia-sia; tidak berguna.
Sebagai contoh, sabit yang terus menerus diasah, pecahnya akan semakin besar dan lama kelamaan akan habis, tidak berguna.
- Sikap yang kedua: sikap yang positif, yaitu 'yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat', artinyamenggunakan hikmat TUHAN.
Pengkotbah 10: 10
10:10 Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.
Kita belajar satu contoh dari injil Markus.
Markus 6: 35, 38-39
6:35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyidan hari sudah mulai malam.
6:38 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak rotiyang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan."
6:39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.
Di sini, murid-murid mengalami situasi
'Tempat ini sunyi', artinya keadaan sulit/krisis dan menghadapi 'hari sudah mulai malam', artinya kesulitan-kesulitan, kemustahilan, dan keadaan akhir zaman.
Hikmat TUHANyang ditunjukkan kepada kita untuk menghadapi situasi sulit dan malam adalah:
- Hikmat TUHAN yang pertama: TUHAN bertanya: 'Berapa banyak roti yang ada padamu?'
Roti = firman, artinya berapa banyak firman yang sudah ada dalam hidup kita--dalam hati, pikiran, dan perbuatan kita.
Prosessupaya firman ada dalam kehidupan kita:
- Mendengar firman dengan sungguh-sungguh dan dengan suatu kebutuhan, sehingga kita bisa menikmati dan mengerti firman.
Saat kita mengerti firman, firman masuk ke dalam pikirankita--ada di dahi kita.
- Percaya dan yakin pada firman pengajaran = firman menjadi iman di dalam hatikita.
Firman harus diyakini, kalau hanya di pikiran saja, firman bisa menjadi pengertahuan, sehingga suka berdebat atau bersoaljawab tentang firman.
- Praktik firman= taat--firman ada di tangankita.
Proses ini sama dengan kita mengumpulkan firmandi dalam hidup kita.
Seperti waktu dulu bangsa Israel di padang gurun, tidak bisa menabur dan menuai--tidak bisa menggunakan kemampuan daging seperti pengalaman, kepandaian, atau kedudukan.
Lalu, yang dilakukan adalah mengumpulkan manna--roti yang turun dari langit--, yaitu firman pengajaran yang benar.
Keluaran 16: 16
16:16 Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa."
Bangsa Israel mengumpulkan manna satu hari satu gomer selama lima hari.
Angka 5 menunjuk pada lima panca indera.
Bagi kita sekarang artinya: kita banyak mengumpulkan firman--mendengar, mengerti, mempercayai, dan praktik firman--untuk mengalami penyucian panca indera.
Hati/wajah--wajah adalah cerminan dari dalam hati--kita disucikan sampai seluruh hidup kita disucikan. Ini kebutuhan kita.
Satu gomer = 3,6 liter. Ini menunjuk pada pemeliharaan TUHAN yang berlimpah-limpah.
Jadi, kebutuhan hidup kita sehari-hari adalah mengalami penyucian panca indera lewat firman pengajaran.
Jika mau disucikan oleh firman pengajaran yang benar, hasilnya: semua kebutuhan kita adalah urusan TUHAN.
Mari, kita koreksi diri, kalau banyak yang kurang baik, jangan-jangan penyucian sudah merosot. Kalau kesucian merosot, berkat TUHAN juga merosot. Kalau ada kesucian, pasti TUHAN nyatakan berkat-Nya bagi kita.
Kejar dulu penyucian, pasti akan ada pemeliharaan dari TUHAN secara berkelimpahan!
Inilah hikmat TUHAN. Bukan memperbesar tenaga, tetapi kita kejar kesucian. Kumpulkan firman supaya kita mengalami penyucian, dan kita pasti dipelihara TUHAN secara ajaib sekalipun kita hidup di padang gurun.
Yang punya sungai dengan aliran yang deras, jangan sombong. Itu tidak akan mampu bertahan. Ada saatnya sungai juga menjadi kering. Yang sungainya tidak deras bahkan ada yang sudah kering, yang harus dilakukan adalah kejar kesucian, dan pasti TUHAN pelihara kita secara ajaib. Israel sudah mengalami; kita juga pasti mengalami. Tidak ada yang namanya pemeliharaan dulu baru penyucian, tetapi penyucian dulu, baru ada pemeliharaan.
Keluaran 16: 22-23
16:22 Dan pada hari yang keenammereka memungut roti itu dua kali lipatbanyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa.
16:23 Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi."
Khusus untuk hari keenam, menjelang Sabat--menunjuk pada akhir zaman--manna yang dipungut dua kali lipat banyaknya: satu gomer untuk hari keenam--pemeliharaan hidup sehari-hari--dan satu gomer lagi untuk masuk hari Sabat.
Artinya: menghadapi keadaan akhir zaman yang semakin sulit dan mustahil, kita harus melipatgandakan usaha untuk mengumpulkan firman TUHANsecara dobel, untuk meningkatkan kesucian kita sampai sempurna, sehingga kita layak untuk masuk hari Sabat--hari perhentian di dalam Tuhan.
"Saya sendiri sebagai gembala di Ngawi, selain saya makan di dalam penggembalaan--menyampaikan firman--, terjadi penyucian dan pemeliharaan TUHAN, tetapi saya merasa tidak cukup untuk menghadapi akhir zaman. Oleh sebab itu saya harus datang dari Ngawi ke Surabaya dan harus kembali lagi ke Ngawi, itu semua untuk melipatgandakan firman. Kalau hanya untuk pemeliharaan, saya di Ngawi sudah cukup. Lima hari sudah cukup. Bapak gembala juga sudah cukup, bahkan berkelimpahan. Tetapi untuk akhir zaman, tetap harus melipatgandakan firman lewat kunjungan-kunjungan dan Lempin-El. Saya pulang ke Ngawi juga capek, tetapi karena firman, semua itu tidak ada artinya. Pemeliharaan kita dapat, penyucian juga kita dapat."
Memang untuk melipatgandakan firman itu berat dan capek--harus berkorban--, tetapi itu berguna untuk meningkatkan penyucian kita, sehingga pemeliharaan jasmani dan rohani dinyatakan oleh TUHAN di dalam hidup kita.
- Markus 6: 39
6:39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua dudukberkelompok-kelompok di atas rumput hijau
Hikmat TUHAN yang kedua: 'duduk diatas rumput hijau'.
Kalau hikmat dunia, tidak cocok. Di saat krisis kalau duduk mau makan apa?
Tetapi hikmat TUHAN adalah duduk di atas rumput.
Artinya: mantap dalam penggembalaan yang benar; tidak lari-lari ke sana ke mari.
Mari, mantapkan diri dalam penggembalaan.
Kita harus sungguh-sungguh mantap di dalam penggembalaan, hatinya tidak ke sana-ke sini. Mungkin tubuhnya tidak pergi, tetapi hatinya ke sana ke sini. Hati harus mantap!
Kalau di dalam Yeremia dikatankan: kita tertanam di tepi aliran air. Tertanam = mantap. Kalau tertanam tetapi sering dicabut dan dipindah-pindah, lama-lama akan akan mati.
Kalau kita mantap dalam penggembalaan yang benar, hasilnya:
- Markus 6: 40-43
6:40 Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.
6:41 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.
6:42 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
6:43 Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan.
6:44 Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.
Hasil pertama: TUHAN memecah-mecahkan roti, artinya TUHAN yang beraktifitas di tengah-tengah kitadengan tangan belas kasih-Nya untuk memecah-mecahkan roti, yaitu:
- TUHAN memelihara kita secara jasmani--sampai kenyang--dan rohani--penyucian--, bahkan sampai berkelimpahan di tengah situasi yang sudah sepi dan malam.
- Sampai menghadapi puncaknya malam, yaitu saat antikris berkuasa dibumi 3,5 tahun; kita disingkirkan ke padang gurun oleh TUHAN.
Kalau jemaat sungguh-sungguh mantap dalam penggembalaan, gembala manusia saja memperhatikan. Apalagi Yesus Gembala Agung, pasti lebih memperhatikan.
- Markus 5: 15
5:15 Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka.
Sebelumnya, orang ini tidak bisa duduk, tetapi berkeliaran di kuburan.
Orang kristen kalau tidak tergembala juga sama, akan berkeliaran di kuburan--tempat yang aneh-aneh.
Hasil kedua: bisa duduk, artinya setan pergi = tangan belas kasih kemurahan TUHAN beraktifitas untuk:
- Menyucikankita dari roh jahat dan roh najis, sehingga kita bisa menjadi tempatnya Roh TUHAN/menjadi baitnya TUHAN, yaitu kehidupan yang dipakai untuk beribadah, melayani, dan menyembah TUHAN--membakar dupa yang berbau harum di hadapan TUHAN.
Kalau ada roh jahat dan najis, Roh TUHAN tidak ada di situ.
- Setan adalah sumber segala masalah, pencobaan, dan air mata. Kalau setan pergi, maka semua masalah-masalah diselesaikan oleh TUHAN, sehingga hidup kita menjadi enak dan ringan, damai, tenang dan bahagia di dalam TUHAN.
- Yohanes 21: 21-22
21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: '"TUHAN, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."
Hasil ketiga: urusan hidup dan mati kita ada di dalam tangan belas kasih dan kemurahan TUHAN; kita digendong, diperhatikan, dan dimiliki oleh TUHAN.
Kita berada di dalam tangan, hati, dan pikiran TUHAN, sehingga kekuatan manusia, setan, bahkan maut sekalipun tidak ada yang mampu menjamah/mengganggu hidup kita; kita aman di dalam tangan TUHAN.
TUHAN yang mengatur dan menata hidup kita, sampai puncaknya kita dipermuliakan oleh TUHAN, kita bahagia bersama dengan Dia untuk selama-lamanya. Puncak keberhasilan kita adalah kita menjadi mempelai wanita TUHAN.
TUHAN memberkati, semoga kita bisa mengerti firman dan firman menjadi berkat kekuatan bagi kita semuanya.