Dari siaran tunda Ibadah Doa Malang, 13 Mei 2014Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Keluaran 13: 8-1013: 8 Pada hari itu harus kauberitahukan kepada anakmu laki-laki: Ibadah ini adalah karena mengingat apa yang dibuat TUHAN kepadaku pada waktu aku keluar dari Mesir. 13: 9 Hal itu bagimu harus menjadi tandapada tanganmudan menjadi peringatan di dahimu, supaya hukum TUHAN ada di bibirmu; sebab dengan tangan yang kuat TUHAN telah membawa engkau keluar dari Mesir. 13: 10 Haruslah kaupegang ketetapan ini pada waktunya yang sudah ditentukan, dari tahun ke tahun.
'
Hal itu bagimu harus menjadi tanda' = menunjuk pada Paskah; penetapan tentang hari raya Roti Tidak Beragi.
Paskah, sekarang artinya adalah
bertobatharus menjadi
tanda yang nyatayaitu bisa
dilihat dan didengardalam kehidupan kita masing-masing.
Ada
3 tandaPaskah:
- Tanda pada tangan= pertobatan dalam perbuatan/tingkah laku.
- Tanda pada dahi= pertobatan pada pikiran/angan-angan hati/batin.
- Tanda pada bibir= pertobatan pada perkataan,sehingga di bibir ada pengajaran yang benar/hukum Tuhan dan ada pembukaan rahasia firman.
Maleakhi 2: 7
2: 7 Sebab bibirseorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.
"Suatu waktu saya jalan pagi dengan bapak pendeta Totaijs (almarhum) di YWI Batu, saya menggandeng beliau, kemudian beliau bercerita, 'akhir zaman ini akan terjadi sesuatu yang dahsyat di dunia ini, dan semua orang di dunia ini tahu bahwa jawabannya ada pada anak-anak Tuhan/imam-imam.'
Oleh sebab itu kita harus menjaga mulut, perkataan jangan sia-sia (gosip, dusta, fitnah dan lain-lain), supaya ada hukum Tuhan/pembukaan rahasia Firman/pengajaran yang benar, yang ditunggu oleh orang dunia, supaya ada jalan keluardari masalah yang besar/dahsyat yang akan menimpa dunia ini. Sangat disayangkan apabila kita orang Kristen malah meminta nasihat kepada orang di dunia. Tersesat, sungguh tersesat. Merekalah yang akan minta nasehat dari kita."
Pertobatan pada perbuatan, pikiran dan perkataan = seluruh hidup, lahir dan batin ada tanda paskah.
Kesimpulan: jika kita
bertobat; hidup suci lahir dan batin, maka:
- Kita akan menerima pembukaan rahasia firman, sebagai jalan keluar dari segala masalah, bahkan sampai jalan ke Sorga.
Ingat!Nasihat di luar firmanadalah jalan buntu dan kebinasaan, sekalipun semua terlihat selesai. Siapapun yang memberi nasihat, sekalipun pendeta, tetapi kalau di luar firman, itu hanya jalan buntu dan kebinasaan.
Jangan ikuti, apalagi soal nikah!
"Bapak pendeta Totaijs (almarhum) menasehatkan betul-betul soal nikah, hamba Tuhan pun juga harus hati-hati, banyak yang tidak mengerti, banyak yang main perasaan, 'kasian karena masih muda, ini dan itu', jangan!"
- Kita bisa bersaksi dan mengundang orang lain yang belum diselamatkan, supaya percaya Yesus dan diselamatkan, dan bersaksi pada orang yang sudah selamatsupaya keselamatannya tidak hilang, tetapi bisa masuk dalam pengajaran, penggembalaan dan tahbisan yang benar.
Kalau sudah benar semua, maka seluruh aspek hidup kita juga akan benar.
Kita bisa
menyembah Tuhan. Ini adalah puncak ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Mazmur 95: 695: 6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.'
TUHAN yang menjadikan kita'
= Tuhan Sang Pencipta.
Kita mengingat waktu penciptaan di kitab Kejadian, Tuhan menciptakan semua yang ada di dunia ini. Tuhan menciptakan langit dan segala macam isinya sampai menciptakan manusia. Manusia diciptakan dari tanah liat.
Jadi ketika menyembah Tuhan Sang Pencipta, maka
kita ingat bahwa kita tanah liat.
Artinya:
doa penyembahan yang benaradalah merendahkan diri serendah-rendahnya sampai
mengaku hanya debu tanah liatdi hadapan Tuhan Sang Pencipta.
Mari, malam ini kita menyembah Tuhan apalagi disertai dengan puasa, ini akan mempercepat proses merendahkan diri, hanya mengaku tanah liat di hadapan Tuhan Sang Pencipta.
Sebagai contoh:
- Contoh pertama : Raja Niniwe(masalah secara rohani).
Yunus 3: 6-9
3: 6 Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.
3: 7 Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air.
3: 8 Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya.
3: 9 Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."
'duduklah ia di abu'=Raja Niniwe, turun dari takhta untuk duduk di abu.
Raja yang punya takhta bisa duduk di atas debu dan mengaku sebagai tanah liat, lalu mengapa kita sering kali sombong, sehingga tidak mau mengaku tanah liat?
Ayat 7= sampai ternakpun juga berpuasa.
Raja Niniwe menghadapi dosa-dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk dan narkoba) dan kawin mengawinkan (dosa seks dengan berbagai ragamnya, kehancuran nikah dan buah nikah). Mereka hidup dalam dosa, sengaja berbuat dosa sampai tidak bisa membedakan tangan kiri dan tangan kanan (tidak bisa membedakan mana yang benar dan tidak benar, semua dianggap sama saja). Ini sudah berbahaya!
Akibatnya: berada di bawah ancaman hukuman Tuhan, kebinasaan untuk selama-lamanya.
"Jangan pernah berkata, 'sama saja, sama saja', harus jujur. Kalau tidak sama, jangan bilang sama, kalau tidak benar jangan bilang benar. Harus jujur, baca alkitab dalam menghadapi masalah apa saja."
Oleh sebab itu, Raja Niniwe mengajak seluruh rakyat untuk berpuasa, menyembah Tuhan, artinya merendahkan diri serendah-rendahnya sampai mengaku hanya tanah liat yang banyak kekurangan dan dosa-dosa.
Ini yang penting malam hari ini, apapun keadaan kita, mungkin sudah seperti Niniwe yang dahsyat kerusakannya, tidak masalah.
Selama masih ada kesempatan (selama masih bisa bernafas dan selama Tuhan Yesus belum datang kembali kedua kali), masih ada kesempatan untuk merendahkan diri di bawah kaki Tuhan.
Kalau bersalah, marilah kita mengakuibahwa kita hanya tanah liat yang banyak kekurangan dan dosa-dosa.
Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
Ini sama dengan melunakkan hati Tuhan, sehingga Tuhan tidak menghukum tetapi mengampunidan terjadi pemulihan, termasuk nikah dan buah nikah juga dipulihkan. Raja Daud yang sudah jatuh dengan Batsyeba, seharusnya hancur, tetapi bisa dipulihkan, asal mau mengaku dosa, mengaku sebagai tanah liat dan tidak berbuat dosa lagi.
Jangan sombong!Sudah bersalah tetapi malah menyalahkan orang lain, justru akan bertambah hancur.
Menghadapi dosa dan puncaknya dosa, orang yang sengaja berbuat dosa/hidup dalam dosa, tidak mau mengaku malah salahkan orang lain, salahkan Tuhan dan pengajaran yang benar, ini adalah orang yang hidup dalam dosa, tidak bisa membedakan tangan kiri dengan tangan kanan, tidak bisa membedakan yang benar lagi, semua tidak benar. Kita hadapi dengan tersungkur, banyak menyembah Tuhan ditambah puasa.
Jangan ikut-ikut dan berdebat!Kalau sudah tahu bahwa orang itu berbuat dosa dan nikahnya hancur, jangan ikut-ikut dan berdebat. Kalau berdebat, pasti bertengkar. Orang semacam itu pasti tidak mau mengaku, sekalipun sudah dibukakan ayatnya, malah marah dan mengadu pada orang lain, sehingga terjadi pertengkaran di sana sini. Tidak perlu seperti itu. Kita doakan saja, kalau kehendak Tuhan, dia akan kembali dan terjadi pemulihan.
- Contoh kedua: Maria dan Martamenghadapi Lazarus yang busuk/mati 4 hari, sama dengan mengalami ujian habis-habisan(seperti yang dialami oleh Ayub).
Maria dan Marta mengasihi Tuhan dan dikasihi Tuhan, tetapi diizinkan mengalami ujian habis-habisan;
menghadapi kemustahilan terutama secara jasmani. Kehidupan yang sudah mati mau diapakan, dipanggilkan profesor, siapapun juga tetap mustahil.
Ini adalah kesempatan. Saat menghadapi ujian habis-habisan, yang ditunggu Tuhan hanya tersungkur.
Yohanes 11: 32, 38-40
11: 32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlahia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pastitidak mati."
11: 38 Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu.
11: 39 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
11: 40 Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percayaengkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Ayat 39= menghadapi Lazarus yang mati, Marta menggunakan logika, kepandaian, kekayaan, kedudukan dan lain-lain, sehingga semakin busuk/hancur.
Inilah kesalahan yang sering kali kita lakukan. Saat menghadapi ujian habis-habisan, kita justru menggunakan logika.
Akibatnya: semakin hancur dan binasa.
Tuhan tunggu kita tersungkur, menggukana iman, bukan logika.
Dalam penggembalaan jangan memakai logika atau segala sesuatu dari dunia, tapi pakailah iman; tinggal percaya atau tidak.
Kalau menggunakan logika, Abraham tidak tercatat di Perjanjian Baru dan habis. Pakai iman! Ini yang Tuhan rindu dari kehidupan kita.
Iman lebih tinggi dari logika. Kalau iman bisa menerima, maka pikiran/logika sangat bisa menerima.
"Berapa banyak orang pandai, termasuk Doktor yang sekarang bisa menerima pengajaran."
Sudah banyak usaha kita seperti Marta dan hancur. Sekarang, kita pakai iman, caranya Tuhan.
Tuhan menunggu supaya saat menghadapi ujian habis-habisan, kita bisa tersungkur/menyembah Tuhan ditambah dengan puasa, artinya merendahkan diri serendah-rendahnya, hanya mengaku hanya tanah liat yang tidak bisa apa-apa, kita hanya percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan.
'Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah'= saat kita mengaku tidak layak(seperti raja Niniwe), tidak mampu apa-apa(seperti Maria) dan percaya/mempercayakan hidup kepada Tuhan, maka tanah liat ada di tangan Sang Pencipta = mengalami kemuliaan Tuhan. Tanah liat memang hina, tidak ada arti apa-apa, tetapi kalau ada di dalam tangan Sang Pencipta, kita akan mengalami kemuliaan Tuhan.
Hasilnya:
- Lazarus bangkit. Artinya, kemuliaan Tuhan mampu menyelesaikan segala masalahsampai yang mustahil sekalipun. Kemuliaan Tuhan mampu menjadikan yang sudah hancur dan busuk menjadi baik, sanggup menghapus air matakita dan kita mendapat kebahagiaan.
- Kemuliaan Tuhan sanggup menciptakan tanah liat menjadi bejana kemuliaan Tuhan, yaitu kehidupan yang dipakai untuk memuliakan Tuhan; dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir/kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, baik dalam rumah tangga, penggembalaan, sampai antar penggembalaan.
Setelah bangkit, Lazarus dipakai untuk bersaksi dan membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan.
"Pembangunan tubuh antar penggembalaan, bagi saya mustahil, sangat mustahil. Mau mengadakan di Kartika Graha, saya berpikir seribu kali, kalau pakai otak, tidak jadi, seperti Marta. Tapi karena dorongan Firman, saya yakin ini dari Tuhan, saya tidak telepon-telepon dan tidak minta. Ini keyakinan dari Tuhan, kerjakan. Batu dibuka, maka kemuliaan Tuhan datang. Hati yang keras, bimbang, ragu, tidak percaya dibuka, maka kemuliaan Tuhan datang, sekalipun kita hanya tanah liat. Apalagi persekutuan di Surabaya tahun 2014 lalu, saya tidak bisa memikirkannya sampai sekarang.
Waktu diundang ke Medan, betul-betul saya ingat. Dulu diundang di gereja Ciliwung, saya tidak berani duduk di depan, saya duduk di kursi L. Padahal saya pembicara, tapi tidak ada keberanian dan kemampuan. Jangankan kemampuan, tampangpun tidak ada. Di undang di gereja Mojokerto, duduk di kursi yang hadap depan, karena takut menghadap jemaat. Waktu pertama kali di Medan, saya menangis, ingat om Pong. Saya lupa, om Pong dulu pernah kesaksian waktu diundang kebaktian di India. Dia menangis di podium, 'kalau saja masih ada pendeta In Juwono, saya enak, tinggal ikut.' Di Medan, saya lupa kesaksian itu, tapi saya menangis, dalam hati, 'kalau ada om Pong, saya enak, tinggal bawakan tasnya, ikut ke Medan, tidak usah susah.'"
Inilah tanah liat. Biarlah kita percaya, mengaku tidak layak dan banyak dosa, selesaikan semua, jangan menuduh orang lain terus, tetapi jujur, lihat siapa yang salah. Kita mengaku tidak mampu dan percaya pada Tuhan, yakin pada kuasa Tuhan, maka tanah liat ada di dalam tangan Tuhan. Kita mengalami kemuliaan Tuhan, yaitu Lazarus bangkit (ada mujizat terjadi) dan kita dibentuk menjadi bejana kemuliaan Tuhan, kita dipakai oleh Tuhan.
Sekalipun tanah liat tidak mampu apa-apa, Tuhan sanggup menolong kita. Semua dimulai dengan iman.
"Apalagimelanjutkan Lempin-El "Kristus Ajaib"; saya melanjutkan bukan merebut. Jadi, semua sudah tidak ada, baru saya melanjutkan. Jadi jangan salah, semua sudah tidak mau Lempin-El, baru saya, karena saya guru dan om Pong pernah berpesan, 'kalau masih ada Lempin-El, kamu harus sungguh-sungguh'. Begitu saya umumkan ada Lempin-El, jangankan dari luar, dari dalam gereja kita banyak yang marah, masih dimarahi juga di Departemen Agama. Saya ketakutan, tiap hari di depan kotak pos, 'siapa yang mau jadi muridku?'. Tapi Tuhan buka jalan sampai hari ini. Saya seperti orang gila di depan kotak pos tiap hari untuk melihat surat datang. Waktu itu angkatan 27 ada 25 orang. Om Yo dari angkatan 1-16, itu 21 tahun, 16 angkatan. Om Pong, 13 tahun, 10 angkatan. Kita mulai 2004 sampai 2014, sudah 10 tahun, 10 angkatan, ditambah 1 angkatan khusus, 11 angkatan. Kalau tidak karena Tuhan, maka tidak mampu."
- Kemuliaan Tuhan sanggup membaharui kitamenjadi ciptaan baru, yaitu sama seperti ciptaan semula.
Kejadian 1: 26
1: 26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita
Sekalipun wajah kita seperti wajah setan, tetapi malam ini masih ada kesempatan. Yang penting kita percaya bahwa Tuhan sanggup membentuk kita. Kemuliaan Sang Pencipta sanggup membaharui kita, kita disucikan dan diubahkan sedikit demi sedikit, sampai sama mulia seperti Dia.
Permulaan pembaharuan yaitu taat dengar-dengaran.
Kalau tanah liat tidak taat, maka tanah liat tidak bisa dibentuk.
Kalau kita taat, berarti sudah mulai ada gambar Yesusdalam hidup kita, sebab Yesus juga taat sampai mati di kayu salib.
Sampai saat Yesus datang kedua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Tuhan dalam sekejab mata, satu gambar dan satu teladan dengan Allah, itulah mempelai wanita Tuhan. Kita siap menyambut kedatangan-Nya kembali di awan-awan kemuliaan, kita dipermuliakan bersama Dia. Ini sama dengan melihat kemuliaan; bukan hanya Lazarus bangkit atau kita dipakai oleh Tuhan, tetapi satu waktu kita akan melihat kemuliaan, yaitu memandang Yesus muka dengan muka.
Mari, malam ini mengaku, '
kita hanya tanah liat, Engkau penjunan, seturut mau-Mu Tuhan, terserah Engkau, saya percaya seratus persen mau diapakan saja', kita pasti akan bertemu dengan kemuliaan Tuhan yang tidak bisa ditandingi oleh apapun di dunia. Kalau memberontak, maka kita pasti hancur.
Tuhan memberkati.