Pembicara: Pdm. Gideon PakpahanSelamat malam dan selamat mendengarkan Firman Tuhan, biarlah kasih karunia dan damai sejahtera dari Tuhan, berkat-berkat dari Tuhan senantiasa dilimpahkan ditengah-tengah kita.
Kita kembali dalam kitab
Wahyu 2: 8-10, yaitu tentang
jemaat di Smirna.
Wahyu 2: 8-10
2:8 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali:
2:9 Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu-- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Kita sudah mempelajari tentang jemaat di Smirna, yaitu jemaat Smirna diijinkan oleh Tuhan
mengalami penderitaan/
mengalami pengalaman salib bersama Yesus(ay.9).
Mengapa Tuhan mengijinkan jemaat Smirna, sekarang Tuhan mengijinkan kita mengalami penderitaan/pengalaman salib bersama Tuhan?
1 Petrus 2: 19
2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Supaya kita
menerima kasih karunia dari Allah.
Praktik kehidupan yang menerima kasih karunia:
- Iman/percayakepada Yesus yang sudah mati dan bangkit.
Filipi 1: 29
1:29 Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
- Kita rela menderita bersama Yesuskarena mempertahankan Firman pengajaran yang benar.
- 2 Samuel 15: 25-26
15:25 Lalu berkatalah raja kepada Zadok: "Bawalah tabut Allahitu kembali ke kota; jika aku mendapat kasih karunia di mata TUHAN, maka Ia akan mengizinkan aku kembali, sehingga aku akan melihatnya lagi, juga tempat kediamannya.
15:26 Tetapi jika Ia berfirman, begini: Aku tidak berkenan kepadamu, maka aku bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya."
Ini cerita tentang Absalom (anak Raja Daud) yang memberontak kepada Raja Daud, sehingga Daud harus keluar dari istana dan Daud berkata kepada Zadok supaya tabut Allah dibawa kembali ke kota.
Praktik yang ketiga yang akan kita pelajari pada malam ini yaitu kita melihat Tabut Perjanjian.
Tabut Perjanjian terdiri dari dua bagian besar:
- Tutup: terbuat dari emas murnidengan dua kerub.
Menunjuk pada pribadi Allah Tri Tunggaldi dalam Tuhan Yesus Kristus dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga.
- Peti/tabut: terbuat dari kayu penagayang disalut dengan emas murni.
Menunjuk pada gereja Tuhanyang sudah disucikan dan disempurnakan, yang disebut juga sebagai Mempelai Wanita Tuhan.
Jadi, pengertian Tabut Perjanjian bagi kita sekarang adalah Kabar Mempelai/Firman pengajaran yang benar, yang di dalamnya kita melihat pribadi Tuhan Yesus Kristusdalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga.
Melihat Tabut Perjanjianartinya kita melihat pribadi Tuhan Yesus Kristusdi dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga.
Praktik sehari-harikehidupan yang melihat Tabut Perjanjian = melihat pribadi Tuhan Yesus Kristus dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga:
- Mazmur 17: 15
17:15 Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puasdengan rupa-Mu.
Praktik yang pertama: Hidup di dalam kebenaran.
Mulai dari perkataan, pikiran, perbuatan, solah-tingkah laku kita harus benar.
Kita harus bersyukur bahwa di dalam Firman pengajaran ini kita bisa melihat arah hidup kita dengan jelas.
Hidup benar dimulai dari dalam nikah, mulai dari awal nikah. Permulaan nikah harus benar. Kalau di dalam permulaan nikah kita benar (melihat Tabut = melihat Firman pengajaran yang benar), maka kita akan menerima kepuasan dari Tuhan. Artinya, kita tidak perlu gonta-ganti pacar.
Mengapa gonta-ganti pacar? Karena tidak puas.
Mengapa tidak puas? Karena di awal nikah tidak benar= tidak melihat Tabut, melainkan tetapi hanya melihat hal-hal jasmani (kekayaan, ganteng/cantik), maka tidak akan puas sehingga akan berganti-ganti pacar.
Begitu juga dalam nikah, kalau tidak melihat Tabut (hanya memandang kekayaan, dan lain-lain), maka tidak akan puas, sehingga terjadi perselingkuhan.
Kaum muda, kalau mau menikah harus melihat Tabut! Maka kita pasti akan menjadi puas.
Juga di dalam penggembalaan, kita melihat siapa? Kalau hanya melihat pribadi manusia, bukan melihat Tabut, maka pasti tidak akan pernah puas. Tetapi kalau kita tergembala di tempat ini melihat Tabut/melihat Tuhan, maka pasti ada kepuasan yaitu bisa bertahan mengikut dan melayani Tuhansampai Tuhan datang kedua kali.
Juga kunjungan-kunjungan yang dipercaya kepada kita, apa yang kita lihat? Kalau tidak melihat Tabut, maka juga tidak akan merasa puas.
Di dalam nikah, kalau suami dan isteri sama-sama melihat Tabut, maka tidak akan terjadi perselingkuhan dan perceraian.
Di dalam pekerjaan, mengapa Anak Tuhan bisa korupsi? Karena tidak melihat Tabut.
Dalam sekolah dan kuliah juga, mengapa Anak Tuhan masih suka menyontek? Karena tidak melihat Tabut.
Jika dalam segala aspek kehidupan kita selalu melihat Tabut/melihat pribadi Tuhan, maka pasti akan ada kepuasan sehingga kita tidak perlu mencari kepuasan-kepuasan di luar Firman Tuhan.
- Mazmur 123: 1-4
123:1 Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga.
123:2 Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
123:3 Kasihanilah kami, ya TUHAN, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan;
123:4 jiwa kami sudah cukup kenyang dengan olok-olok orang-orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.
Praktik yang kedua: Selalu hanya berharap kepada belas kasih dan anugerah Tuhan.
Tanda orang yang berharap anugerah dan belas kasih Tuhan:
- Roma 2: 4
2:4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allahialah menuntun engkau kepada pertobatan?
Tanda pertama: bertobat= berhenti berbuat dosa dan kembali pada Tuhan, tidak mau berbuat dosa, bahkan sampai tidak bisa berbuat dosa.
Contoh: Raja Daud.
Waktu Daud berzinah dengan Betsyeba, dia minta ampun pada Tuhan, bertobat dan stop berbuat dosa, tidak mau berbuat dosa sampai tidak bisa berbuat dosa lagi. Sekalipun ada godaan dan keuntungan, kita tidak bisa berbuat dosa lagi.
- 1 Petrus 2: 9-10
2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.
Tanda kedua: setiaberibadah melayani Tuhan/setia dalam jabatan pelayanan yang dipercayakan Tuhankepada kita.
Jabatan pelayanan itu berasal dari Tuhan, maka jangan dianggap remeh. Kalau kita sebagai imam-imam, selalu merasa bahwa hidup kita hanya dari belas kasih dan anugerah Tuhan, maka kita pasti akan setia dalam beribadah melayani Tuhan.
Tetapi kalau kita merasa jabatan pelayanan kita berasal dari pendeta, atau dari kepandaian kita, maka kita pasti tidak akan bisa setia.
- Mazmur 16: 8
16:8 Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Praktik ketiga: kuat dan teguh hati.
Artinya:
- tidak kecewa, tidak putus asaterhadap pribadi Tuhan (terhadap firman pengajaran benar), saat menghadapi pencobaan, kesulitan, bahkan menghadapi sesuatu yang mustahil.
Contoh: Jemaat Smirna.
Seringkali kita kecewa karena belum ditolong atau karena penyakit kita belum disembuhkan, sehingga meninggalkan pengajaran yang benar.
Kesaksian:
"Banyak kali kami para lulusan Lempin-El, terutama saya, mohon tetap didoakan. Sekalipun sudah delapan tahun tetapi belum diutus, saya tetap tidak kecewa. Saya tetap melihat Tuhan karena saya melayani di tempat ini bukan karena melihat manusia. Kalau hanya melihat pribadi manusia, saya sudah pulang ke kampung halaman saya dari dulu.
Tadi malam saya bercerita kepada sidang jemaat di Malang. Dulu saya pernah setelah menyetir mobil dari Ngawi atau Walikukun, di tengah jalan saya sudah dimarahi oleh Bapak Gembala. Sudah dimarahi, sampai di gereja (Malang) sudah jam setengah dua pagi. Waktu itu setiap kali diharuskan mengumpulkan handphone/diserahkan pada Bapak Gembala. Waktu mengumpulkan handphone, saya titipkan ke teman saya, karena alasan daging saya juga tepat waktu itu, saya sudah sehabis menyetir dan pulang jam setengah dua pagi, jadi masih capek. Setelah itu, Ibu Gembala bertanya, 'Mana Gideon? Kenapa tidak naik ke atas untuk mengumpulkan handphone?'
Teman yang saya titipi tadi mengatakan kalau saya ada di bawah. Maka Om dan Tante marah sekali pada saya, kenapa titip-titip ke orang. Saya dipanggil naik ke atas dan dimarahi habis-habisan.
Saya berpikir, saya sudah menyetir sampai jam setengah dua pagi tapi masih dimarahi. Langsung saat itu saya berkata, 'Om, saya pulang saja.'
Tetapi Bapak Gembala malah menjawab, 'Dasar kamu keras hati! Saya berikan kamu kesempatan untuk berdoa'
Tetapi saya bersyukur, karena saya ditempatkan di sini hanya untuk melihat Tuhan, bukan melihat Bapak Gembala. Kalau hanya melihat Bapak Gembala, saya pasti sudah pulang."
Wahyu 2:10
2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Dunia semakin hari akan semakin sulit, sampai nanti puncak kesulitan yaitu pada zaman antikris berkuasa di bumi, kita tidak akan bisa berbuat apa-apa. Kalau kita hanya mengandalkan ijazah, kekayaan, dan lain-lain, tidak akan bisa.
Biarlah kita tidak kecewa dan tidak putus asa, sekalipun diperhadapkan dengan kesusahan, masalah-masalah bahkan sampai masalah yang mustahil, tetapi kita tetap mengikutdan melayani Tuhandi dalam Firman pengajaran benar, sampai garis akhir= sampai kita mendapat makhota kehidupan/mendapat hidup kekal bersama dengan Tuhan.
- tetap berpegang teguhpada Firman pengajaran benar, sekalipun kita harus dikucilkan, dimusuhi dan sebagainya.
Kesaksian:
"Saya sendiri pernah mengalami dimusuhi oleh sesama rekan Lempin-El. Saya sampai hampir stress dan bertekad mau pulang. Tetapi saya berpikir, 'Kenapa dulu waktu menghadapi masalah saya bisa kuat? Tetapi sekarang saat diperhadapkan dengan teman saya tidak kuat?'
Saya bertekad untuk kembali kuat dan teguh hati. Dan Tuhan menolong saya. Saya masih bisa bertahan sampai hari ini."
- Yehezkiel 1: 28
1:28 Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.
Praktik keempat: banyak tersungkur menyembah kepada Tuhan.
Di dalam Perjanjian Lama, saat kemuliaan Tuhan turun di Kemah Suci, bangsa Israel tidak tahan berdiri sehingga tersungkur menyembah Tuhan.
Ayub 42:5-6
42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."
Kita harus banyak tersungkur menyembah Tuhan, baik secara berjemaah seperti pada malam hari ini, maupun secara pribadi. Tersungkur menyembah Tuhan = mengakui bahwa kita tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Tuhan/tanpa firman pengajaran benar.
Seperti Ayub yang kekayaannya dan segalanya habis dalam sekejap, kalau tidak melihat Tuhan maka pasti menjadi stress, gila dan mati.
Kalau kita banyak tersungkur menyembah Tuhan = mata hanya memandang Tuhan, maka mata Tuhan juga selalu memandang kitadengan pandangan belas kasihan.
Mazmur 123: 1-2
123:1 Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga.
123:2 Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
Saat kita menghadapi sesuatu masalah bahkan masalah yang mustahil, mungkin sudah tidak bisa kita pikirkan lagi, jangan melihat/fokus pada masalahnya, tetapi mata kita harus memandang Tuhan = memandang anugerah dan belas kasih Tuhan. Maka mata Tuhan juga memandang kita dengan pandangan belas kasihan.
Hasilnya:
- Ayub 42: 10
42:10 Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipatdari segala kepunyaannya dahulu.
Hasil pertama: pandangan belas kasih Tuhan mampu memulihkan keadaan kita, seperti Tuhan sudah memulihkan keadaan Ayub.
Ayub 42: 12
42:12 TUHAN memberkati Ayubdalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina.
Tuhan akan memulihkan kita secara dobel, baik secara jasmanimaupun rohani.
- Yohanes 11: 32-35
11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nyadan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
11:33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:
11:34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
11:35 Maka menangislah Yesus.
Maria ditinggal mati oleh Lazarus (tulang punggung keluarga) selama empat hari = sesuatu yang sangat mustahil. Tidak ada ilmu kedokteran di dunia yang mampu membangkitkan orang mati, apalagi sudah mati selama empat hari.
Hasil kedua: pandangan belas kasih Tuhan mampu menghapuskan segala kemustahilanyang kita hadapi.
Mungkin kaum muda menghadapi masa depan serasa mustahil, tidak ada masa depan lagi, kita harus banyak memandang Tuhan. Selama mata kita masih memandang Tuhan, kita banyak tersungkur menyembah Tuhan, maka Tuhan akan menyelesaikan segala masalah kita, Tuhan akan membuat hidup kita menjadi indah.
Sampai kemustahilan yang terakhir, yaitu pandangan belas kasih Tuhan mampu mengubahkan manusia yang penuh dosa, bahkan yang sudah busuk seperti Lazarus, menjadi sama mulia dengan Tuhan dan layak untuk menyambut kedatangan Tuhan.
Tuhan memberkati.