Pembicara: Pdt. Dadang Hadi SantosoSelamat malam, salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Kiranya damai sejahtera, kasih karunia, dan rahmat dari TUHAN Yesus yang sudah senantiasa dilimpahkan di dalam kehidupan kita, akan selalu melimpah memenuhi kehidupan kita sampai sempurna, sehingga kelak jika Yesus datang kembali kedua kali, kitapun juga boleh berbahagia bersama-sama dengan
TUHAN. Terpujilah nama TUHAN.
Malam ini, sebelum kita gunakan waktu berlutut/menyembah kepada TUHAN, kita dengarkan Firman TUHAN terlebih dahulu.
Menyembah TUHAN, bagaikan naik gunung yang tinggi, artinya menyembah TUHAN
tidak mudah.
Banyak orang Kristen--hamba TUHAN dan pelayan TUHAN--yang bisa berdoa, tapi belum tentu bisa menyembah TUHAN.
Siapa yang bisa naik gunung yang tinggi--menyembah TUHAN?
- Mazmur 24: 3-4
24:3. "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
24:4 "Orang yang bersih tangannyadan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Yang pertama: yang boleh naik ke gunung TUHAN adalah orang yang suci; kehidupan yang bersih tangannya, murni hatinya,dan tidak bersumpah palsu.
Di manatempat orang suci? Yaitu di ruangan suci--kandang penggembalaan; ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.
Dengan apakita disucikan? Dengan firman penyucian; firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua; firman pengajaran yang benar.
Kalau digabungkan, orang suci harus tergembala pada firman pengajaran yang benar.
Tergembala tidak boleh asal tergembala! Lihat dulu, ada pengajaran yang benar atau tidak! Kalau tidak ada firman pengajaran yang benar, tidak ada kuasa untuk menyucikan kita.
Kita tergembala seperti carang melekat pada pokok anggur yang benar; firman pengajaran yang benar; pribadi Yesus. Tidak boleh sembarang pokok! HARUS pokok anggur yang benar!
Kita disucikan mulai dari dalam hati; 'murni hatinya'.
Markus 7: 21-22
7:21 sebab dari dalam, dari hatiorang, timbul segala pikiran jahat, 1percabulan, 2pencurian, 3pembunuhan,
7:22 4perzinahan, 5keserakahan, 6kejahatan, 7kelicikan, 8hawa nafsu, 9iri hati, 10hujat, 11kesombongan, 12kebebalan.
Hati disucikan dari 12 dosa kejahatan dan kenajisan.
Mari, lewat penggembalaan kita beribadah kepada TUHAN, mendengar firman, dan kita mengalami penyucian secara intensif.
Mungkin malam ini, ada 1 atau 2 dosa di dalam hati kita, bahkan mungkin semua dosa ada, biarlah kita berdoa kepada TUHAN, supaya kita bisa disucikan dan kita bisa naik gunung.
Kalau hati disucikan dari 12 dosa, maka hati akan diisi dengan 12 ketul roti; di meja roti sajian ada 12 ketul roti yang disusun 2 bagian, masing-masing 6 ketul roti; 66 menunjuk pada firman pengajaran yang benar.
Tetapi, kalau 12 dosa dipertahankan, maka tidak ada 12 roti yang diatur di atas meja roti kita; tidak ada firman di hati kita.
Roti kalau diatur akan terlihat rapi, indah dan teratur. Kalau hati sudah diisi dengan 12 ketul roti yang diatur 2 susun--firman yang diatur di hati kita--maka otomatis hidup kita akan menjadi teratur dan rapi, baik secara pribadi, dalam nikah rumah tangga, dalam pelayanan, dan dalam segala hal.
Kalau firman saja bisa diatur secara teratur di dalam hati kita, maka hidup kita pasti diatur dan dirapikan oleh TUHAN!
Kalau dipikir secara logika, memang tidak ada hubungan antara hati dan kehidupan sehari-hari--pekerjaan, kuliah, sekolah, dan lain-lain, tapi inilah cara TUHAN. Hati dulu yang diisi dengan firman yang diatur di atas meja hati kita, maka TUHAN pasti akan mengatur dan menjadikan rapi seluruh hidup kita. Hidup kita indah dan bahagia di dalam TUHAN, nikah menjadi rapi dan teratur.
Praktik nikah yang teratur, yaitu sesuai dengan struktur nikah:
- Suami: menjadi kepala dalam rumah tangga, yaitu bertanggung jawab atas kelangsungan hidup isteri dan anak-anak secara jasmani terutama secara rohani dan mengasihi isteri seperti diri sendiri.
- Isteri: sebagai tubuh, yaitu menjadi pelindung terhadap kekurangan-kekurangan suami dan tunduk kepada suami dalam segala hal.
- Anak-anak: menjadi anggota rumah tangga yang taat dengar-dengaran pada orang tua.
Anak yang taat meringankan beban orang tua, tetapi sebaliknya, kalau tidak taat justru membuat pedih hati orang tua dan menjadi beban.
Kalau hati disucikan, maka seluruh hidup--tangan dan mulut--kita juga disucikan dan diatur oleh TUHAN.
- Markus 9: 2
9:2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanesdan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,
Yang kedua: yang boleh naik ke gunung TUHAN diwakili oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes.
Yakobus menunjuk pada iman; Petrus menunjuk pada pengharapan; Yohanes menunjuk pada kasih.
Bagi kita sekarang, orang yang bisa naik ke gunung adalah kehidupan yang memiliki iman, pengharapan, dan kasih:
- Praktik memiliki iman:
Yakobus 2: 21-22, 25
2:21 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?
2:22Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
22:25 Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?
'oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna'= iman yang disertai dengan perbuatan akan menjadi sempurna, tapi sebaliknya iman tanpa perbuatan adalah sia-sia.
- Praktik pertama, seperti Abraham yang rela memberikan apa saja yang TUHAN minta; bahkan anaknya dikorbankan untuk TUHAN. Abraham adalah bapa iman dan merupakan salah satu tiang iman di pelataran Tabernekal.
Ishak adalah anak laki-laki dan satu-satunya bagi Abraham; merupakan andalan/kebanggan bagi Abraham tetapi Abraham tidak banyak perhitungan dengan TUHAN. TUHAN minta dan ia berikan kepada TUHAN.
Apapun kebanggaan kita, kalau TUHAN minta, berikan! Ini berarti kita rela mengorbankan kebanggaan, perasaan sampai mengorbankan segala-galanya.
Hasilnya: Jehova Jireh--Allah menyediakan yang tidak ada menjadi ada. TUHAN tidak pernah mnipu kita dan Ia tidak sewenang-wenang! Abraham tidak jadi menyembelih Ishak dan Abraham mendapatkan berkat yang luar biasa dari TUHAN yang masih berlaku sampai saat ini.
Banyak kali, kita terlalu perhitungan pada TUHAN. Mau beribadahpun juga perhitungan.
Abraham bisa membeirkan anaknya kepada TUHAN, dimulai dari memberikan persepuluhan dan persembahan khusus--perkara terkecil di hadapan TUHAN.
Di ayat 14, Abraham sudah bisa memberikan persepuluhan kepada TUHAN. Di ayat 21, Abraham diuji oleh TUHAN untuk menyerahkan anaknya. Karena Abraham taat untuk memberikan yang terkecil milik TUHAN, maka Abraham mengalami peningkatan, sampai bisa memberikan segalanya bagi TUHAN.
Ini pelajaran bagi kita; kita memberi dimulai dari yang terkecil terlebih dahulu yaitu perpuluhan dan persembahan khusus, setelah itu kita akan meningkat sampai bisa memberi segalanya bagi TUHAN.
Kalau yang terkecil saja--perkara uang--tidak bisa memberikan kepada TUHAN, jangan harap kita bisa memberikan yang lebih besar kepada TUHAN.
Kalau kita mau mengikuti seperti Abraham, maka kita juga akan menerima berkat-berkat Abraham dalam hidup kita.
- Praktik kedua, seperti Rahab.
'ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya'= ia mau mengalami sengsara daging, bahkan sampai rela mengorbankan nyawanya bagi TUHAN; Rahab harus menghadapi tentara Yerikho karena menyembunyikan 2 pengintai.
Hasilnya: Rahab menerima benang kirmisi, artinya mengalami pengampunan dosaoleh darah Yesus.
Rahab adalah seorang pelacur--sudah berdosa, terpuruk dan najis--tetapi karena memiliki iman, ia mendapatkan pengampunan dosa; dosa-dosanya diampuni dan dibereskan oleh TUHAN.
- Praktik memiliki pengharapan:
Matius 25: 15-18 => perumpamaan tentang talenta (kepercayaan TUHAN).
25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh labalima talenta.
25:17 Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlabadua talenta.
25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talentaitu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
Ayat 18= hamba yang diberi satu talenta tidak menggembangkan talentanya; tidak menggunakan kemurahan dan kepercayaan TUHAN dengan baik, tetapi malah menyembunyikan talentanya di dalam tanah. Ini artinya tidak setia.
Ini awasan bagi kita. Sebenarnya bangsa kafir tidak bisa beribadah melayani TUHAN; yang boleh hanya bangsa Israel, umat kesayangan TUHAN. Kalau bangsa kafir bisa beribadah melayani TUHAN, itu adalah kemurahan dan kepercayaan TUHAN!
Jadi, praktik memiliki pengharapan adalah setia dan baik, setia dan tanggung jawab, setia dan benar dalam ibadah pelayanan. TUHAN memberikan kepercayaan menurut kemampuan kita ('menurut kesanggupannya').
Kehidupan yang tidak setiasama dengan kehidupan yang mengecilkan kemurahan dan kepercayaan TUHAN; menghina darah Yesus.
Kehidupan yang setiadalam ibadah pelayanan adalah orang yang memiliki pengharapan kepada TUHAN dan bisa diharapkan.
Kalau tidak setiadalam ibadah pelayanan, kehidupan itu sendiri tidak memiliki pengharapan dan tidak bisa diharapkan; tidak bisa dipakai untuk pekerjaan pelayanan TUHAN dan memuliakan nama TUHAN.
"kemarin di Malang saya sampaikan, TUHAN memberikan keberhasilan kepada anak TUHAN, keberhasilan bukan cuma jasmani tapi juga rohani, yaitu kita dipakai oleh TUHAN. Jadi hidup ini belum berhasil kalau belum dipakai oleh TUHAN. Mungkin sudah berhasil dalam pendidikan, mendapat kedudukan tinggi, dan memiliki harta banyak dirasa sudah berhasil. Padahal sebenarnya, kalau belum dipakai oleh TUHAN, itu belum berhasil.'
Wahyu 11: 11
11:11 Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Kehidupan yang setia dicari oleh TUHAN untuk masuk dalam kegerakan kuda putih--kegerakan Roh Kudus hujan akhir; penunggang kuda putih adalah 'Yang Setia dan Yang Benar'.
Kalau setia, hasilnya: ada kebahagiaandi dalam TUHAN, yaitu ada kepuasan di dalam batin kita ('berbahagialah hai hamba-Ku yang baik dan setia. Masuklah dalam perjamuan tuanmu--masuklah dalam kebahagiaan').
"kita belajar dari bapak gembala, secara fisik memang capek, tetapi beliau selalu mengatakan: ada kebahagiaan sorga dan kepuasan batin dalam melayani TUHAN. Saya pernah menjemput waktu beliau pulang dari Pekanbaru, dari bandara tidak langsung pulang ke Malang tapi kita ke Mojokerto, langsung kebaktian natal di sana. Saat keluar dari bandara, beliau capek. Saya dan om langsung ke Mojokerto. Saat selesai kebaktian di Mojokerto, perjalanan sampai di Mojosari, beliau mengatakan: 'waduh capek saya, tapi bahagia dan puas'."
Kebahagiaan/kepuasan sorga tidak akan bisa digantikan dan dinilai oleh apapun juga. Kalau ada kepuasan sorga, maka kehidupan kita yang lain juga akan mengalami kepuasan--nikah dalam kepuasan, dan di dalam pekerjaan juga ada kepuasan, semua menjadi indah.
"Saya selalu membayangkan saat saya bersama isteri dan anak saya beribadah, 'nanti saya bersama-sama anak dan isteri akan masuk ke Sorga'. Jangan sampai ada yang terpisah."
kita berdoa dan bergumul bersama TUHAN, biarlah imbas kebahagiaan sorga bisa kita rasakan juga di dalam nikah rumah tangga kita dan di manapun kita berada.
- Praktik memiliki kasih:
- kasih kepada TUHAN, yaitu taat dengar-dengaranpada segala perintah TUHAN, apapun resikonya, baik itu enak dan cocok bagi daging atau tidak, sebab itu yang sesuai dengan jalan TUHAN ('menuruti segalaperintah-Ku'); bukan hanya taat karena cocok bagi daging kita.
Yohanes 14: 15
14:15 Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segalaperintah-Ku.
- Kasih kepada sesama, yaitu bisa memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan untuk pembangunan tubuh Kristus.
Matius 25: 45
25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorangdari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
Mari kita saling memperhatikan sesama yang membutuhkan; kita saling memberi dan mengunjungi. Jangan sampai kita masuk Sorga sendiri, selamat sendiri, tidak bisa, sebab tubuh Kristus terdiri dari banyak anggota. Ada bagianyang lemah dan ada yang kuta. Sebab itu, kita saling memberi dan memperhatikan untuk pembangunan tubuh Kristus.
Kalau kita memberi bukan untuk pembangunan tubuh Kristus, maka kita seperti memberi sedekah biasa. Harus memberi dan mengunjungi untuk kesatuan tubuh Kristus.
'Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi'= jka kita memiliki iman, pengharapan, dan kasih kepada TUHAN, maka kita sedang bersama dengan Yesus naik ke atas gunung yang tinggi--gunung penyembahan--untuk menyembah Dia, sampai kelak kita naik ke gunung yang besar lagi tinggi, yaitu Yerusalem baru--kota yang ada di atas gunung--mempelai wanita Surga (Wahyu 21).
Kalau aada iman, harap dan kasih, kita sedang bersama Yesus dan setan tidak ada di sekeliling kita; kita naik ke gunung yang tinggi sampai ke Yerusalem baru. Kalau kita tidak bersama Yesus, setan yang bersama kita (hanya satu langkah jarak kita dengan maut); hidup ini hancur, bukan naik, tetapi justru merosot sampai ke neraka.
Kalau kita ada bersama Yesus, hasilnya:
- Markus 5: 37, 41-42
5:37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
5:41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"
5:42 Seketika itu juga anak itu bangkitberdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.
Hasil pertama: ada kuasa kebangkitandari kematian; yang sudah mati bisa menjadi hidup kembali.
Malam ini, apa yang sudah mati--jasmani dan rohani--bisa dibangkitkan oleh TUHAN, asal ada iman, pengharapan, dan kasih! Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.
Ada kebangkitan juga berarti ada keberhasilandi dalam TUHAN, baik yang jasmani maupun rohani.
- Lukas 8: 22-24
8:22 Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan Ia berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberangdanau." Lalu bertolaklah mereka.
8:23 Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya.
8:24 maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Guru, Guru, kita binasa!" Iapun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi teduh.
'Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan murid-murid-Nya'= di situ ada Yohanes, Petrus dan Yakobus.
'Marilah kita bertolak ke seberang danau'=kita mengikuti dan melayani TUHAN bagaikan bertolak ke seberang, artinya kita banyak menghadapi tantangan dan kesulitan. Tidak masalah, yang penting kita bersama dengan Yesus. Kalau tidak bersama Yesus, saat ditimpa angin dan gelombang pasti tenggelam.
Hasil kedua: 'angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi teduh'= ada pertolongandi tengah angin badai dan gelombang yang dahsyat, sehingga kita mengalami damai sejahtera, ketenangan, dan kebahagiaan Sorga.
Kita memang menghadapi masalah. Yang kita pikirkan, jangan angin badainya, tetapi bersama Yesus atau tidak. Kalau bersama Yesus, apapun halangan dan kesulitannya, akan dibereskan oleh TUHAN; kita bisa tetap tenang, damai, dan bahagia sekalipun di tengah badai.
Kalau dunia, saat ada badai, akan ikut bersama badainya.
Di dalam Markus 6, Yesus menyuruh murid-murid bertolak lebih dulu dan Ia masih di tepi pantai. Saat itu mereka ditimpa badai yang luar biasa dan dalam keadaan susah payah, karena Yesus tidak bersama mereka. Inilah gambaran, kalau tidak bersama Yesus, hidup itu akan menjadi susah payah.
Kalau ada kedamaian, kita bisa menyembah TUHAN dan menyerahkan segala sesuatu kepada TUHAN dan perjalanan hidup kita terus melaju ke pelabuhan damai sejahtera--Yerusalem baru--kita bahagia selama-lamanya.
Kalau tidak damai, tidak akan bisa mencapai ke seberang, tetapi tenggelam.
- Markus 9: 2-3
9:2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanesdan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupadi depan mata mereka,
9:3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.
Hasil ketiga: ada pembaharuan hidup; kita diubahkan oleh TUHAN dari manusia daging menjadi manusia rohani sedikit demi sedikit, sampai satu waktu jika Yesus datang kembali kedua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia seperti Yesus; kita bertemu dengan Dia di awan-awan yang permai, kita bisa bertatap muka dengan Dia, kita masuk pesta nikah Anak Domba, masuk kerajaan 1000 Tahun Damai, sampai masuk Yerusalem baru untuk selama-lamanya.
1 Korintus 13: 12-13
13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hana mengenal dengan tidak sempurna, tapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kasih, dan yang paling besar diantara semuanya ialah kasih
Imam, pengharapan dan kasih bisa membawa kita bersama dengan Yesus, untuk naik ke gunung yang tinggi--menyembah TUHAN--sampai kita bersama dengan Yesus, bertatap muka dengan Dia di awan-awan yang permai, bahagia untuk selamanya.
Mungkin sudah ada yang berada di lembah kelam. Tetapi kalau kita bersama Yesus, kita akan tetap tenang dan bahagia.
TUHAN memberkati.