Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 4: 34:3. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspisdan permata sardis; dan suatu pelangimelingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrudrupanya.
Ini adalah pribadi dan takhta TUHAN yang memancarkan sinar kemuliaan dalam bentuk sinar dari batu-batu indah.
Ada
4 macam batu indah(diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 29 Februari 2016):
- Permata yaspis= menunjuk pada iman --> pintu gerbang (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 06 Maret 2016).
- Permata sardis= menunjuk pada pertobatan --> mezbah korban bakaran (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya,07 Maret 2016sampai Ibadah Doa Surabaya, 09 Maret 2016).
- Batu kristal; lautan kaca= menunjuk pada baptisan air (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 13 Maret 2016).
- Batu zamrud/pelangi, yang melingkungi takhta sorga = menunjuk pada baptisan Roh kudus (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 13 Maret 2016).
Malam ini kita masih mempelajari tentang
PELANGI.
Kejadian 9: 13, 179:13. Busur-KuKutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
9:17. Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan segala makhlukyang ada di bumi."
'
busur-Ku'= pelangi.
Di sini, pelangi adalah perjanjian TUHAN dengan segala makhluk--segala daging--di bumi, lewat nabi Nuh. Kemudian dinubuatkan dalam kitab Yoel.
Yoel 2: 28-29
2:28 "Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Kuke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.
2:29 Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Kupada hari-hari itu.
'
semua manusia'
= semua daging.
Nabi Yoel menubuatkan bahwa pelangi adalah pencurahan/kepenuhan Roh Kudus kepada segala makhluk--segala manusia; segala daging. Setelah itu, digenapkan mulai dari atas loteng Yerusalem sampai sekarang ini.
Kisah Rasul 2: 15-182:15. Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan,2:16. tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel:
2:17. Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Kuke atas semua manusia;maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.
2:18. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.Inilah pelangi. Dulu merupakan perjanjian TUHAN kepada manusia lewat Nuh, kemudian dinubuatkan oleh nabi Yoel, dan digenapkan di Kisah Rasul--mulai dari loteng Yerualem sampai sekarang ini tetap terjadi pencurahan/kepenuhan Roh Kudus. Tidak lagi menggunakan minyak urapan, tetapi langsung dari sorga.
Dulu, pada perjanjian lama memang menggunakan minyak urapan yang terbuat dari minyak zaitun ditambah rempah-rempah--untuk mengurapi nabi, imam-imam--tetapi sekarang, Roh Kudus dicurahkan langsung dari sorga.
Syarat menerima kepenuhan Roh Kudus:
- Kisah Rasul 1: 4-5
1:4 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian kata-Nya--"telah kamu dengar dari pada-Ku.
1:5 Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."
Dulu, murid-murid menantikan Roh Kudus dicurahkan.
Syarat pertama menerima kepenuhan Roh Kudus: 'harus tetap tinggal di Yerusalem'--Yerusalem artinya kota damai--= harus memiliki hati damai sejahtera.
Kalau mereka keluar dari Yerusalem, mereka tidak akan mendapatkan pencurahan Roh Kudus.
Harus berada di Yerusalem, jangan diartikan secara jasmani bahwa kita harus ke Yerusalem semua. Tetapi ada arti secara rohani.
Kisah Rasul 1 ini merupakan syaratnya, dan Kisah Rasul 2 baru pencurahannya.
Jadi, kita harus memiliki hati damai sejahtera.
Prosesnya: berdamai:
- Berdamai dengan TUHAN = mengaku dosa kepada TUHAN. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
- Berdamai dengan sesama = saling mengaku dan mengampuni. Kalau salah, kita mengaku. Jika sudah diampuni, jangan berbuat lagi. Kalau kita benar, kita mengampuni dosa orang lain dan melupakan.
Jika kita berdamai dengan TUHAN dan sesama, maka darah Yesus menghapus segala dosa-dosa kita dan kita mengalami damai sejahtera.
Artinya: tidak ada lagi kenajisan, kejahatan, kepahitan, ketakutan, kekuatiran, kemarahan--semua beres.
Yang membuat kita tidak damai adalah dosa-dosa. Kalau tidak damai, berarti kita berada di luar Yerusalem--sementara Roh Kudus dicurahkan di Yerusalem waktu itu. Kalau sekarang, Roh Kudus bisa dicurahkan di manapun, sehingga kita tidak perlu ke Yerusalem secara jasmani. Yang penting hatinya 'Yerusalem'; hatinya damai sejahtera.
Hati damai ini yang harus kita jaga!
"Sekarang, pariwisata ke Yerusalem ini laris, karena diberitakan: Ayo ke sana, dapat urapan. Bukan begitu! Yang tidak punya uang ke sana, berarti tidak ada urapan. Bukan! Ini disalahartikan, untuk bisnis. Yang benar adalah secara rohani, hati kita masing-masing harus ada damai sejahtera. Di manapun kita berada, asal hati damai, Roh Kudus akan dicurahkan."
- Kisah Rasul 1: 14
1:14 Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doabersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
Tadi syarat pertama, hati damai bagaikan wadah/tempatnya. Sudah ada wadahnya, bagaimana cara memasukkan Roh Kudus?
Syarat kedua menerima kepenuhan Roh Kudus: supaya bisa memasukkan Roh Kudus ke wadahnya, kita harus bertekun dengan sehati dalam doa, artinya:
- Bertekun = berdoa terus menerus dan tidak bisa dihalangi oleh apapun; berdoa dengan tidak jemu-jemu; ada satu kerinduan.
Roh Kudus adalah kelahiran baru. Kalau disamakan dengan kelahiran, bertekun sama dengan ibu yang sedang hamil, yang terus bertekun sampai tiba waktu melahirkan.
Begitu juga kita. Kalau kita mau menerima kepenuhan Roh Kudus, kita harus bertekun dalam doa. Ada saatnya. Mungkin baru 1 bulan, belum ada rasanya. Teruskan! 2 bulan, mulai terasa sedikit. 3 bulan, lebih jelas lagi. 4 bulan, 5 bulan, 6 bulan, 7 bulan, 8 bulan, 9 bulan 10 hari, lahir. Jangan putus asa, tetapi terus bertekun! Kalau baru 1 bulan, lalu berhenti, tidak akan pernah lahir!
Kelahiran/kepenuhan Roh Kudus tidak bisa dipaksakan, biarkan sewajarnya saja. Yang penting kita tekun. Kalau dipaksakan--seperti ibu hamil yang belum waktunya melahirkan, tetapi dipaksakan lahir--mungkin bisa, tetapi yang keluar darah, tidak ada bentuknya. Setelah kepenuhan, tetap mencuri dan sebagainya. Tidak ada gunanya kenenuhan kalau dipaksakan!
- Bertekun juga berarti merendahkan diri serendah-rendahnya--menunjukkan segala kelemahan, ketidakmampuan, dan kekurangan kita.
Ayat 14= 'ada beberapa perempuan'=> ada Maria Magdalena yang dirasuk 7 setan. Murid-murid juga ditunjukkan kelemahannya. Petrus menyangkal Yesus dan Tomas yang tidak percaya.
Semua kelemahan ini ditunjukkan, supaya kita sadar bahwa tanpa Roh Kudus, kita hanya manusia daging yang tidak bisa apa-apa--hanya menyangkal, bimbang, dan najis.
Seringkali saat kita menunjukkan kelemahan dan ketidakmampuan kita, kita bisa menangis/hancur hati. Tidak apa-apa. Tidak perlu dihapus, karena konsentrasi bisa hilang. Dibiarkan saja, karena semakin rendah dan semakin jelek, Roh Kudus akan semakin suka.
- Bertekun juga berarti menyerah sepenuh kepada TUHAN--seperti ibu hamil.
Jangan paksa-paksa! Tidak perlu kecewa atau bangga. Kita tinggal tunjukkan bahwa kita sudah bertekun, ada kerinduan, dan menunjukkan segala kelemahan dan kekurangan kita. Setelah itu kita tinggal menyerah pada TUHAN. Tuhan yang lebih tahu kebutuhan kita.
- Kisah Rasul 1: 26
1:26 Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasulitu.
Ayat 15-26: Matias dipilih menggantikan Yudas; Yudas pergi, dan jabatannya dipindahkan kepada Matias.
Syarat ketiga menerima kepenuhan Roh Kdusu: harus memiliki jabatan pelayanan.
Kalau ada jabatan, maka ada karunia-karunia Roh Kudus. Jabatan dan karunia Roh Kudus adalah satu.
Jadi, syarat menerima pencurahan Roh Kudus--pelangi yang melingkungi takhta; batu zamrud--adalah hati damai sejahtera, bertekun dengan sehati dalam doa (merendahkan diri dan ada kerinduan), dan harus memiliki/mempertahankan jabatan pelayanan.
Hasilnya:
Kisah Rasul 2: 1-4
2:1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.
2:2 Tiba-tiba turunlah dari langitsuatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
2:3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
2:4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Rohitu kepada mereka untuk mengatakannya.
Kisah Rasul 1--syarat--selesai, langsung di Kisah Rasul 2 terjadi pencurahan Roh Kudus--pentakosta.
'
Tiba-tiba turunlah dari langit' => di sini jelas, tidak ada lagi membuat minyak urapan dari minyak zaitun ditambah rempah-rempah seperti dulu, tetapi langsung turun dari langit--bukan dari bumi lagi. Setelah Yesus mati, bangkit, dan naik ke sorga, tidak perlu lagi membuat minyak urapan seperti dulu.
Yesus mati bagaikan rempah-rempah yang ditumbuk. Di bukit Zaitun, Dia bergumul bagaikan buah zait yang diperas menjadi minyak zaitun untuk mencurahkan Roh Kudus dalam arti rohani kepada kita.
Jadi hasilnya: Roh Kudus dicurahkan dari sorga--bukan dari manusia--sehingga
terjadi kepenuhan Roh Kudus.
Yesus adalah satu-satunya pembaptis denga Roh.
Salah satu tanda kepenuhan Roh Kudus adalah berbahasa Roh seperti
yang diberikan oleh Roh Kudus. Ini juga banyak yang salah.
Ayat 4: '
seperti yang diberikan oleh Roh' = bukan dari manusia/menirukan manusia.
Jangan memalsukan Roh Kudus!Kita tetap biasa saja dalam menyembah: Haleluya, Yesus, Haleluya. Itu saja. Bila Roh kudus bekerja, maka Roh Kudus bekerja di dalam perut hati kita--membersihkan perut hati kita. Kalau sudah bersih--seringkali perut menjadi sakit--, Roh Kudus akan meluap ke mulut/lidah, sehingga lidah mulai berbahasa Roh seperti yang diajarkan oleh Roh itu. Kita menyerah saja, jangan dilawan!
"
Saya sudah saksikan. Satu waktu saya melayani perjamuan suci, saya mau kepenuhan Roh Kudus. Tapi saya lawan. Akibatnya, saya mau terjengkang-jengkang karena dagingnya melawan. Jadi kalau jatuh-jatuh terjengkang, itu karena dagingnya melawan, bukan hebat. Jangan salah! Roh Kudus itu roh penurut. Kalau kita menurut dan bertemu dengan Roh Kudus, kita tenang saja; biasa saja. Kalau Roh Kudus mau kita berkata: I, tapi kita mau berkata: A, maka kita bisa terjengkang, bisa jatuh-jatuh."
Mari, kita baca ayat, supaya tidak salah, tidak terjadi pemalsuan-pemalsuan. Dulu, kalau minyak urapan dipalsukan, langsung mati secara tubuh. Sekarang, kalau memalsukan Roh Kudus lebih parah dari mati tubuh, yaitu mati rohani/kering dan membawa ke neraka.
Kita sudah percaya, bertobat, dan baptis air, mari melangkah satu lagi. Ada pelangi melingkungi takhta, itulah batu zamrud; kepenuhan Roh Kudus.
Biarlah malam ini kita mohon kepada TUHAN, supaya ada batu zamrud dicurahkan. Biasa saja; wajar saja, yang penting memenuhi 3 syarat tadi:
- Jaga hati damai--apa yang belum damai, perdamaikan sampai beres semua, tenang, dan hanya mengasihi TUHAN.
- Bertekun dalam doa selama kita bisa berdoa. Yang penting:
- ada kerinduan kepada TUHAN,
- ada pengakuan--merendahkan diri bahwa kita memang tidak bisa apa-apa tanpa Roh Kudus; hanya berbuat dosa,
- dan penyerahan kepada TUHAN.
- Harus memiliki dan mempertahankan jabatan pelayanan.
Kalau sudah ada 3 syarat di atas, maka Roh Kudus akan dicurahkan.
Kegunaan Roh Kudus:
- Roma 15: 16
15:16 yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.
Kegunaan pertama: Roh Kudus adalah lidah-lidah seperti nyala api yang membakar--menyucikan--anjing dan babi (bangsa kafir). Kalau hanya dimandikan, akan kembali berbuat dosa lagi.
Kita disucikan, supaya berkenan kepada TUHAN--kita hidup dalam kesucian dan berkenan kepada TUHAN.
Jangan ada lagi tabiat anjing dan babi! Perkataan dan perbuatan juga disucikan.
Roh Kudus bagaikan lidah-lidah api bekerja malam ini. Kalau dulu di loteng Yerualem, kelihatan lidah-lidah api. Sekarang, tidak kelihatan tetapi bisa dirasakan bagaimana lidah api bekerja bagi kita, untuk menyucikan/membakar dosa-dosa.
Kita mohon kepada TUHAN, supaya dosa-dosa kita dibakar, sehingga kita hidup suci dan bekenan kepada TUHAN.
- Roma 12: 11
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyaladan layanilah Tuhan.
Kegunaan kedua: Roh Kudus adalah lidah-lidah seperti nyala api yang membangkitkan semangat kita; membuat kita setia dan berkobar-kobardalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Yang sudah loyo, mari dibakar lagi, supaya kembali semangat melayani TUHAN.
Salah satu tanda kepenuhan Roh Kudus adalah berbahasa Roh. Tetapi tanda-tanda yang lain harus nyata, yaitu hidup sucidan setia berkobar-kobardalam ibadah pelayanan. Mungkin belum berbahasa Roh, tetapi sudah hidup suci dan setia berkobar-kobar, itu berarti sudah ada Roh Kudus.
Hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang suci dan setia berkobar-kobar juga bagaikan nyala api.
Ibrani 1: 7
1:7 Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."
Roh Kudus yang bagaikan lidah-lidah api seperti nyala api ada di dalam hidupnya. Tidak kelihatan nyala apinya, tetapi dapat dirasakan pekerjaannya.
Wahyu 1: 14
1:14 Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
Mata TUHAN bagaikan nyala api. Tadi pelayan TUHAN yang suci dan setia berkobar-kobar bagaikan nyala api.
Jadi, pelayan TUHAN yang dipenuhi dan diurapi Roh Kudus--suci dan setia berkobar-- adalah biji matanya TUHAN sendiri.
Artinya: kita betul-betul dilindungi dan dipelihara oleh TUHAN mulai sekarang di zaman yang sulit ini, sampai masa depan yang berhasil dan indah, bahkan sampai hidup kekal selamanya.
Biji mata TUHAN tidak bisa dijamah oleh apapun. Inilah pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita. Kita sangat membutuhkan Roh Kudus. Kita mohon kepada TUHAN. Semakin kita merendahkan diri, semakin Roh Kudus dicurahkan.
Roh Kudus dari tempat tinggi mencari tempat yang paling rendah.
- Titus 3: 5
3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
Kegunaan ketiga: Roh Kudus adalah lidah-lidah seperti nyala api yang mengadakan mujizat rohani--mujizat terbesar--yaitu membaharui/mengubahkan kitadari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Keubahan hidup dimulai dari:
- Lidah.
Efesus 4: 23-25
4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benarseorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
Roh Kudus adalah lidah-lidah bagaikan nyala api. Yang diubah lebih dulu adalah lidah, yaitu tidak berdusta, tetapi berkata benar dan jujur.
Petrus yang hebat bisa berdusta--menyangkal--, sebab itu ia butuh Roh Kudus, apalagi kita. Kita mohon Roh Kudus.
Petrus sudah mengalami mujizat jasmani--ia ikut membangkitkan orang mati bersama Yesus, 5 roti 2 ikan untuk 5000 orang, bisa berjalan di atas air yang bergelombang. Hebat. Siapa sehebat Petrus? Tetapi, tanpa Roh Kudus, itu semua tidak ada artinya. Lidahnya hanya menyangkal Yesus; hanya berdusta.
Hati-hati! Berdusta sama dengan menyangkal TUHAN.
Petrus yang hebat, berdusta. Tapi oleh Roh Kudus, ia dibaharui sehingga bisa berkata benar dan jujur.
- Efesus 4: 26
4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
Kedua, yang harus dibaharui adalah tabiat, yaitu jangan marah sampai berbuat dosa. Boleh marah, tapi jangan sampai berbuat dosa.
Marah sampai berbuat dosa, artinya: marah tanpa kasih, marah dengan emosi yang menyala-nyala sehingga menimbulkan kebencian tanpa alasan dan merugikan orang lain--bukan Roh Kudus yang menyala-nyala. Ini harus diubahkan!
Seperti Petrus, ia marah dan mengambil pedang sehingga memutus telinga Malkus--merugikan orang lain. Ini kebencian tanpa alasan. Apa salah Malkus kepada Petrus? Dia urusan dengan Yesus.
Mari, biarlah kita dibaharui sehingga sekalipun harus marah karena ada sesuatu yang tidak benar, kita marah dengan kasih; untuk menolong, mengangkat, dan memulihkan orang lain. Yesus mencambuk semua untuk memulihkan.
Ini juga termasuk penguasaaan diri. Mohon Roh Kudus menolong kita.
Di loteng Yerusalem, Petrus diubahkan sehingga tidak menyangkal sekalipun mati sahid.
Tomas yang tadinya bimbang terus, juga diubahkan sehingga percaya TUHAN dan mati sahid bagi TUHAN.
Maria Magdalena berubah dari kehidupan yang najis menjadi kehidupan yang berkenan kepada TUHAN.
Jika mujizat rohani terjadi, maka mujizat jasmani juga terjadi. Roh Kudus juga mampu mengadakan mujizat jasmani. Apa yang mustahil menjadi tidak mustahil--gunung-gunung diratakan, laut Kolsom dibelah oleh angin timur (Roh Kudus)--asal ada keubahan.
Tadi, asal kita suci dan setia berkobar-kobar, akan ada perlindungan dan pemeliharaan TUHAN. Kita menjadi biji mata TUHAN.
Sekarang, kita berubah. Mulai berkata benar, penguasaan diri--tentang apa saja, ada batasnya.
Jika Yesus datang kembali kedua kali, kita akan diubahkan menjadi sempurna, sama mulia dengan Dia. Kita terangkat ke awan-awan yang permai, bisa duduk bersanding dengan Dia di takhta TUHAN. Takhta TUHAN yang dilihat oleh Daniel bagaikan nyala api. Kalau kita kena pekerjaan Roh Kudus--lidah-lidah seperti nyala api yang membuat kita hidup suci, setia berk-bar-kobar, dan berubah--, maka kita bisa duduk di takhta TUHAN yang bagaikan nyala api.
Daniel 7: 9
7:9 Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala apidengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
'yang Lanjut Usianya'= kekal.
Pelayan TUHAN bagaikan nyala api dan takhta TUHAN bagaikan nyala api bisa saling bertemu, tidak akan hancur.
Tapi kalau bukan nyala api bertemu dengan nyala api, akan hancur.
Mari malam ini, fokus doa kita adalah pelangi melingkungi takhta TUHAN, Roh Kudus dicurahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Tidak boleh memaksa, tetapi menyerah kepada TUHAN. Tunjukkan semua kepada TUHAN. Biarlah TUHAN yang menolong kita semua.
TUHAN memberkati.