Matius 23: 43-44Kita harus berjaga-jaga supaya tidak masuk dalam api penghukuman Tuhan. Disini, yang harus kita jaga adalah supaya tetap dalam kebangunan rohani.
2 Korintus 6: 4-5Salah satu
cara berjaga-jaga supaya tidak tidur rohani adalah berjaga-jaga dan berpuasa.
Matius 6: 17Cara puasa yang benar adalah:
- minyaki kepala= pikiran diurapi Roh Kudus.
- mencuci muka. Muka= hati. Artinya hati disucikan dengan Firman.
Jadi, puasa adalah memberi kesempatan seluas-luasnya pada Firman dan Roh Kudus untuk menyucikan hati dan pikiran.
Markus 7: 20-22= hati yang harus disucikan. Kalau ada dosa-dosa yang tidak bisa dilawan, maka harus dilawan dengan doa puasa.
Kalau hati sudah disucikan, kita bisa melihat Tuhan. Itu yang penting!
Matius 5: 8Dalam puasa, kita bukan disiksa! Tapi supaya kita bisa memandang Tuhan= menyembah Tuhan.
Biarlah lewat puasa, kita fokus untuk memandang Tuhan dan hasilnya:
- Mazmur 123: 1-2= kita mengalami belas kasih kemurahan Tuhanuntuk menolong kita tepat pada waktunya.
Jangan jemu-jemu! Tapi biar kita makin banyak memandang Tuhan sampai belas kasihan Tuhan turun atas hidup kita. Dan apapun yang kita butuhkan, Tuhan mampu menyediakan, sampai orang matipun bisa dihidupkan kembali.
Kalau Tuhan belum menolong kita, karena Tuhan menunggu sampai kita hanya memandang Tuhan saja.
- Matius 17: 1-4= kita mengalami keubahan hidupdari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, mulai dari taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara.
Petrus tidak bisa menangkap ikan. Tapi saat ia taat pada perintah Tuhan, ia bisa menangkap ikan. Itulah kuasa penciptaan untuk memelihara hidup kita.
Jadi: ketaatan itu untuk membawa kuasa penciptaan dalam hidup kita.
Kalaupun ada kegagalan, Tuhan bisa membuat kita berhasil.
Kalau sudah berhasil, tapi diluar Tuhan, hidup itu bisa ditimpa kegagalan.
Dan kuasa ini juga mampu mengubahkan yang buruk menjadi indah sampai masa depan kita jadi indah dan tertata rapi seperti waktu dunia diciptakan.
Hari-hari ini, biar kita memandang Tuhan dengan mata hati yang suci. Janga mengutamakan dunia! Karena nanti, untuk ikan kecilpun tidak bisa kita dapatkan.
Kalau banyak guncangan dalam hidup kita, supaya kita bisa mengakui bahwa hidup kita hanya dari Firman dan kemurahan Tuhan.
- Matius 17: 4= mengalami kebahagiaan yang sesungguhnyayang tidak dipengaruhi oleh keadaan di dunia.
Jadi, kebahagiaan itu saat kita bisa memandang Tuhan, bukan karena perkara-perkara di dunia.
Makin hati kita disucikan, kita makin jelas memandang Tuhan.
Kalau kita bisa memandang Tuhan, langkah-langkah kita adalah langkah belas kasihan Tuhan, langkah keubahan dan langkah kebahagiaan.
Sampai satu waktu, kita bersama dengan Tuhan untuk selama-lamanya. Inilah langkah terakhir hidup kita (Wahyu 22: 3-4).
Tuhan memberkati.