Pembicara: Pdm. Youpri ArdiantoroPuji TUHAN, salam sejahtera, selamat malam, selamat beribadah di dalam kasih sayangnya TUHAN kita, Yesus Kristus. Kiranya bahagia, sukacita, dan damai sejahtera dari TUHAN kita, Yesus Kristus, dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Markus 12: 35-3712:35. Pada suatu kali ketika Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berkata: "Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud?
12:36. Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.
12:37. Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat.
Ini menunjukkan dua kali kedatangan TUHAN Yesus:
- Kedatangan Yesus yang pertama sebagai Anak Daud, untuk menebus kita dari dosa-dosa.
- Kedatangan Yesus yang kedua kali, sebagai Raja segala raja, Tuan di atas segala tuan dan Mempelai Pria Sorga.
Dari waktu antara kedatangan Yesus yang pertama dan kedua, di ayat 36: Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Ini menunjuk posisi Yesus sebagai Imam Besar.
Ibrani 8: 18:1. Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,
Kita bersyukur memiliki Yesus sebagai Imam Besar karena Dia dapat merasakan, melihat, memperhatikan, menanggung dan memikul segala kelemahan-kelamahan kita.
Ibrani 4:154:15. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Kalau kelemahan-kelemahan kita sudah ditanggung Yesus, maka kekuatan Yesus menjadi kekuatan kita sehingga kita tidak lemah lagi, tetapi jadi kuat karena Tuhan.
Contohnya seperti kawat tembaga yang kecil, lemah--kadang untuk mengikat pun tidak bisa, untuk tempat menggantung jemuran patah--, tetapi kalau kawat yang lemah ditanggung pada sebatang baja yang kuat, maka kekuatan baja yang kuat juga menjadi kekuatan kawat yang lemah tadi. Jangankan untuk menggantung jemuran, dijadikan jembatan yang dilewati truk juga bisa. Kuat.
Kita memang manusia lemah, tetapi kalau kelemahan kita ditanggung oleh Yesus yang kuat, maka kekuatan Yesus menjadi kekuatan kita.
Ada tiga macam kelemahan yang seringkali ada dalam hidup kita--baik anak Tuhan maupun hamba Tuhan--:
- Iman yang lemah.
Tandanya:
- 1 Korintus 8: 9
8:9. Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.
Tanda iman yang lemah: gampang tersandung; gampang berbuat dosa. Ada kesempatan, berbuat dosa. Kalau tidak ada kesempatan, justru cari-cari kesempatan.
Kalau gampang tersandung, ia juga gampang menjadi sandungan bagi orang lain.
Kapan jadi sandungan bagi yang lain?
- Saat kita saling menghakimi atau saling mempersalahkan.
Roma 14: 13
14:13.Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!
Kalau kita melihat orang dalam kesalahan atau kekurangan, bukan untuk dihakimi, tetapi dibawa pada Tuhan, minimal dibawa dalam doa. Kalau masih sempat bicara, nasihati yang benar--sesuai firman. Tetapi seringkali orang yang lemah iman ini jadi tambah lemah bila diajak bicara. Jadi lebih baik dibawa dalam doa.
- 1 Petrus 2: 8
2:8.Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
Yang kedua: saat kita tidak taat. Terutama kita pelayan Tuhan, kalau tidak taat, justru jadi sandungan bagi yang lain.
- Saat hidup dalam kegelapan dosa.
Yohanes 11: 10
11:10.Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya."
Berjalan pada malam hari= berjalan dalam kegelapan; hidup dalam kegelapan dosa. Saat itu dia menjadi sandungan.
Kalau sudah jadi sandungan, akibatnya:
- Hanya diikat dengan batu kilangan dan dilemparkan ke dalam laut.
Markus 9: 42
9:42."Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.
Dilemparkan ke dalam laut= binasa selamanya.
Sebelum binasa, hidupnya di dalam dunia penuh dengan kutukan; bersuasana letih lesu dan berbeban berat.
Hidupnya tidak akan indah; bagaikan orang dikalungi dengan batu kilangan.
- Ia menjadi bangunan yang tidak tahan uji.
Matius 7: 26-27
7:26.Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
7:27. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Iman yang lemah= dasarnya dari pasir dan tidak tahan uji. Saat datang hujan, banjir dan angin, maka jadi bangunan yang roboh dan sangat hebat kerusakkannya--tidak bisa dibangunkan kembali.
Bangunan ini juga menunjuk pada pembangunan tubuh Kristus, tetapi karena punya iman yang lemah, ia roboh.
Kalau sudah roboh, tidak bisa dibangunkan kembali.
Bagaimana cara Yesus sebagai Imam Besar menolong? Dia memberikan kita firman.
Bagaimana prosesnya dari firman menjadi iman?
- mendengar dengan sungguh-sungguh,
- mengerti,
- percaya/yakin pada firman--firman menjadi iman. Ini iman yang benar, tetapi belum menjadi iman yang kuat.
Iman yang lemah bisa jadi kuat lewat penderitaan daging tanpa dosa.
1 Petrus 5: 9
5:9.Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.
Sengsara daging tanpa dosa ini sama dengan ujian iman. Tanpa ujian iman, iman tidak akan menjadi kuat. Dengan adanya ujian iman, iman akan menjadi kuat. Juga lewat masalah-masalah, penderitaan, kalau Tuhan izinkan, itu supaya kita memiliki iman yang kuat.
Roma 4: 19-20
4:19.Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
4:20.Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,
Seperti Abraham dan Sarah diizinkan mengalami sengsara. Janji Tuhan: punya anak, makin hari ditunggu tidak ada, tetapi Abraham dan Sarah bukan makin lemah, tetapi makin kuat.
Jadi, masalah-masalah Tuhan izinkan, untuk menguatkan iman kita. Kalau tidak ada masalah, iman kita tidak kuat, bahkan kita tidak memiliki iman.
Sebagai contoh di perjanjian lama: burung rajawali itu sarangnya di tempat yang tinggi. Kalau anaknya menetas, terus dikasih makan, sampai agak besar, bulunya mulai panjang, sarangnya digoyang. Kalau masih jatuh, belum bisa terbang, diangkat oleh induknya, dikasih makan lagi. Kalau kita sekarang, diberi makan firman dan perjamuan suci. Ada masalah, masih jatuh, belum kuat, TUHAN angkat. Diberi makan lagi. Begitu terus sampai satu waktu ada masalah bisa tenang, kuat.
Hasil kalau punya iman yang kuat/iman yang teguh: Tuhan sanggup menjadikan dari yang tidak ada menjadi ada; dari yang mustahil jadi tidak mustahil.
Ada iman yang tidak benar, yaitu iman bukan dari mendengar, tetapi iman karena melihat.
Ada juga iman karena mengalami tanda/mujizat. Bukan tidak boleh mengalami mujizat jasmani, tetapi harus ditingkatkan menjadi iman karena mendengar. Karena ada orang-orang yang percaya Yesus karena melihat mujizat, tetapi Tuhan sendiri tidak mempercayakan diri pada mereka.
- lemah dalam hal berdoa/menyembah Tuhan.
Roma 8: 26
8:26. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Tanpa Roh Kudus, manusia ini lemah dan doanya juga lemah.
Doa yang lemah ini bagaimana? Ditandai dengan tidur waktu berdoa, berdoa tetapi daging masih berkuasa sampai daging masih bersuara. Seringkali baru selesai menyembah Tuhan, sudah bersungut-sungut, mengomel, marah-marah.
Jalan keluarnya: Yesus sebagai Imam Besar turut merasakan dan menanggung kelemahan kita; Ia mengutus Roh-Nya kepada kita.
Bagaimana supaya Roh Kudus sampai kepada kita? Yesus harus pergi--Yesus mati di kayu salib, bangkit, naik ke sorga untuk mencurahkan Roh Kudus kepada kita.
Yohanes 16: 7
16:7. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
Jadi, untuk menanggung kelemahan kita, Dia harus membayar harganya, yaitu mati, bangkit dan naik ke sorga.
Lalu, bagaiamana cara kita menerima Roh Kudus?
Kisah Rasul 1: 4-5
1:4. Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian kata-Nya--"telah kamu dengar dari pada-Ku.
1:5. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."
- kita harus tinggal di Yerusalem--kota damai--, artinya kita harus dalam keadaan damai: berdamai dengan Tuhan dan sesama.
Kalau tidak mau berdamai, Roh Kudus tidak turun. Waktu itu Roh Kudus hanya turun di loteng Yerusalem, di kota lain tidak ada.
- taat dengar-dengaran apapun resikonya. Disuruh tinggal di Yerusalem, ya tinggal di sana, jangan pilih-pilih sendiri di kota lain!
Roh Kudus paling suka kalau kita damai dan taat.
Tanda menerima Roh Kudus--mengalami kepenuhan Roh Kudus--: salah satunya adalah kita bisa berbahasa Roh.
Kisah Rasul 2: 3-4
2:3. dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
2:4. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Bisa berbahasa roh bukan satu-satunya tanda.
Yohanes 7: 38-39
7:38. Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
7:39. Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.
Roh Kudus sama dengan aliran-aliran air hidup.
Yehezkiel 47: 3
47:3. Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki.
Tanda kepenuhan Roh Kudus berikutnya yang menyertai adalah air sampai di pergelangan kaki. Pergelangan kaki ini gunanya supaya kuat berdiri. Artinya punya pendirian kuat terhadap firman--berpegang teguh pada satu firman pengajaran yang benar; tidak mudah diombang-ambingkan.
Kalau pergelangan kakinya lemah, ia tidak bisa berdiri, tidak punya pendirian.
1 Timotius 4: 1
4:1. Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
Kalau ada Roh Kudus, kita bisa tegas, apapun resikonya. Itu artinya kita sudah menerima Roh Kudus.
Memang kita lemah apalagi soal ajaran, dan Tuhan tahu itu, sebab itu Ia kirimkan Roh-Nya supaya kita menjadi kuat, mulai di pergelangan kaki--berpegang teguh pada satu firman pengajaran yang benar.
Yehezkiel 47: 4
47:4. Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang.
Air sampai di lutut=> kalau ada Roh Kudus, lutut tidak goyah; tidak mudah diombang-ambingkan oleh ajaran palsu.
Lutut ini juga untuk berlutut menyembah Tuhan. Jadi kalau ada Roh Kudus tidak sulit untuk menyembah Tuhan. Kalau ada masalah, nomor satu menyembah Tuhan dan di situ Dia akan memberikan jalan keluar dari setiap masalah kita.
Air sampai di pinggang, artinya:
- kekuatan.
Amsal 31: 17
31:17. Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya.
Kalau ada Roh Kudus, kita jadi kuat teguh hati: tidak mudah menyerah, kecewa, putus asa, tetapi tetap setia berkobar-kobar.
Kalau tidak ada Roh Kudus, seringkali gampang kecewa, putus asa--mudah lemah.
- pada pinggang ada buah pinggang/ginjal. Ini menunjuk pada perasaan yang terdalam. Kalau ada Roh Kudus, maka Roh Kudus menyucikan kita sampai pada perasaan yang terdalam.
Yehezkiel 21: 6
21:6. Dan engkau anak manusia, mengeranglah! Mengeranglah di hadapan mereka seperti seorang yang tulang pinggangnya patah dan yang berada dalam kesengsaraan yang pahit.
Buah pinggang--perasaan terdalam--seringkali terdapat kepahitan, iri, benci, amarah. Ini berarti perasaan terdalam belum disucikan.
Di sini, istilahnya: pinggangnya patah.
Jadi, tanpa Roh Kudus--dalam kepahitan, iri hati, benci, amarah--pinggangya patah, tidak bisa apa-apa; tidak berguna.
Tetapi kalau ada Roh Kudus, kita bisa dipakai oleh Tuhan. Salah satu tanda hamba kalau mau dipakai Tuhan, ia harus memakai ikat pinggang. Harus kuat!
Yehezkiel 47: 5
47:5. Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.
Tadinya masih bisa berdiri, sekarang sudah tidak bisa berdiri lagi, artinya hanya mengikuti aliran dari Roh Kudus, yaitu taat dengar-dengaran pada firman apapun resikonya; mengikuti Roh.
Jadi ikut Roh bukan hanya sekedar: Roh berkata pada saya.
"Beberapa kali saya mengalami. Yang pertama, ini kesaksian dari Pdt. Mikha. Satu waktu hamba Tuhan bertamu, tetapi bicara apa tidak jelas. Kemudian pamit pulang. Setelah di jalan, beberapa menit kemudian, dia telpon: Om, selamat siang. Tadi Roh bicara kepada saya supaya minggu saya khotbah di gerejanya om. Pdt Mikha tidak kalah cerdik: Kok Roh tidak berbicara pada saya? Sekarang banyak yang mengatasnamakan dari Roh. Kalau dari Roh Kudus, itu membawa pada ketaatan. Kalau tidak sesuai firman, bukan dari Roh Kudus. Yang kedua, waktu ibadah persekutuan tubuh Kristus di Malang 3 atau 4 tahun yang lalu. Saya tidak kenal orangnya, tiba-tiba datang marah-marah. Belum sampai ibadah, masih pendaftaran, ia marah-marah. Intinya dia mengatai bapak gembala: Orang tahunya cuma anggrem (ayam mengeram) di rumah, saya sebentar lagi, kata Roh mau ke Sumber Pucung. Saya dalam hati hanya berkata: baru ke Sumber Pucung saja dibanggakan. Bapak Gembala yang sudah kemana-mana tidak pernah membangga-banggakan. Hanya sekali itu saja saya melihat orang itu datang." Kalau Roh tidak begitu.
Kisah Rasul 20: 22-24
20:22. Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ
20:23. selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.
20:24. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah
Kalau Roh Kudus itu hanya menuruti kata firman dan daging pasti sengsara.
Hasil kalau kita ikuti Roh Kudus:
Yehezkiel 47: 8-9
47:8. Ia berkata kepadaku: "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar,
47:9. sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup.
Hasilnya: rohani dan jasmani kita juga hidup sekalipun kita mungkin diperhadapkan pada Laut Asin--mustahil untuk hidup. Kalau ada Roh Kudus kita bisa hidup dimanapun juga, tidak tergantung situasi dan kondisi apapun.
Roma 8: 28
8:28. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Kita bisa hidup sebab Allah turut bekerja dan menanggung kelemahan-kelemahan kita. Pekerjaan hidup, sekolah hidup, masa depan hidup, pelayanan hidup, semua hidup.
Malam ini, kalau ada Roh Kudus, maka Ia menolong kita untuk menyembah Tuhan--kita memiliki doa yang kuat.
- Lemah dalam hal kasih.
Matius 24: 12
24:12. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
Lemah kasih/kasih menjadi dingin ditandai dengan pendurhakaan.
Praktiknya:
- sengaja meninggalkan ibadah pelayanan sampai tidak mau beribadah.
Ibrani 10: 25
10:25. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
- Tidak taat. Ini pernah dialami Saul. Saat disuruh memerangi Amalek, ia simpan binatang yang tambun dan rajanya.
- Tidak berubah.
Kolose 3: 6=> manusia baru
3:6. semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).
Manusia durhaka kalau ia tidak berubah hidupnya; tetap bertahan pada manusia darah daging.
Kalau malam ini kita ada di sini, sudah ikut Tuhan sekian lama tetapi belum berubah, belum taat, sengaja meninggalkan ibadah--masih melihat siapa nanti yang khotbah--, berarti kasihnya lemah; masih berkualitas pendurhaka.
Juga durhaka pada sesama--anak tidak taat pada orang tua.
Kalau kasih jadi dingin--kasihnya lemah--, akan terjadi kebencian: anak - orang tua, antar saudara, menantu - mertua.
Akibat dari pendurhakaan: dibinasakan selama-lamanya.
Kita memang lemah, seringkali sengaja tidak ibadah, tidak taat dan tidak mau mengalami pembaharuan, lalu bagaimana cara Tuhan menanggung? Dia dihitung sebagai orang durhaka.
Markus 15: 28
15:28. (Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.")
Untuk menolong orang durhaka, Yesus rela dihitung sebagai orang durhaka. Inilah kasih Tuhan, untuk memberikan kita kasih, supaya kita tidak lemah dalam kasih.
Roma 5: 6
5:6. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.
Kalau Yesus tidak mau dihitung sebagai orang durhaka, kita akan tetap lemah dan harus binasa.
Tetapi Ia rela dihitung sebagai orang durhaka, supaya kita tidak kena murka Allah dan bisa memiliki kasih Allah--kasih yang kuat--yaitu bisa mengasihi Tuhan lebih dari semua dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. Ini kasih yang kuat.
Mari, malam ini mulai dalam rumah tangga, penggembalaan, miliki kasih yang kuat.
Hasilnya kalau memiliki kasih yang kuat--tidak ada lagi kebencian--:
- Hasil pertama: tidak jauh dari kerajaan sorga.
Markus 12: 33-34
12:33. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
12:34. Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Jauh tidaknya kita dari kerajaan sorga bukan ditentukan yang lain, tetapi kita. Kalau tetap benci, kita jauh dari kerajaan sorga. Tetapi begitu ada kasih, maka kita dekat dengan kerajaan sorga. Makin hari makin dekat sampai satu kali kita masuk dalam kerajaan sorga saat Yesus datang kembali.
Mari, miliki kasih Tuhan!
- Hasil kedua: tidak ada pertanyaan lagi= semua masalah selesai; semua selesai saat Yesus datang kembali. Kita boleh masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah, kerajaan seribu Tahun Damai sampai Yerusalem baru.
Tuhan memberkati.