Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 6: 7-86:7. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!"
6:8. Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuningdan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan mautmengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparandan sampar, dan dengan binatang-binatang buasyang di bumi.Ini adalah pembukaan
METERAI YANG KEEMPAT; penghukuman yang keempat dari Allah Roh Kudus atas dunia, yaitu terjadi
kegerakan kuda hijau kuning/kuda kelabu, yang mengakibatkan
MAUT DAN KERAJAAN MAUTmenguasai seperempat bagian dari bumi untuk membunuh penduduk bumi dengan pedang, kelaparan, sampar dan binatang buas (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 16 Juli 2017).
Ada
tiga macam maut/kematian:
- Maut/kematian tubuh; debu kembali pada debu, tetapi roh kembali pada Tuhan. Kalau binatang, tanpa roh. Tetapi manusia ada rohnya dan rohnya kembali pada Tuhan, itu yang harus kita pertanggungjawabkan.
- Maut/kematian rohani.
Yesaya 59: 1-3
59:1.Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
59:2. tetapi yang merupakan pemisahantara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
59:3. Sebab tanganmu cemaroleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.
Maut rohani/kering rohani= terpisah dari Tuhan karena dosa-dosa, baik dalam perbuatan dosa--'tanganmu cemar oleh darah'--sampai puncaknya dosa, dan perkataan dosa--'mulutmu mengucapkan dusta'. Saat itu lah terjadi kekeringan rohani.
Roh manusia sebenarnya dari Tuhan--waktu manusia diciptakan dari tanah liat, lalu dihembusi nafas hidup oleh Tuhan; roh manusia adalah Rohnya Tuhan. Tetapi kalau berbuat dan berkata dosa, manusia akan terpisah dari Tuhan.
Kalau dibiarkan, akan masuk maut yang ketiga.
- Maut/kematian yang kedua= lautan api dan belerang; neraka selamanya.
Kita masih belajar
tempat yang aman dari maut; memang ada maut tetapi Tuhan menyediakan tempat yang aman dari maut.
1 Korintus 15: 25-2615:25. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
15:26. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Tempat yang aman adalah
BERADA DI BAWAH KAKI TUHAN; semua musuh dikalahkan, sampai maut.
Kita sudah mengambil contoh dari Maria.
Praktiknya:
- Yohanes 12: 3
12:3. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesusdan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
Praktik pertama selalu berada di bawah kaki Tuhan: seperti Maria mengurapi kaki--tubuh--Yesus untuk persiapan penguburan Yesus.
Sekarang artinya: kita harus aktif dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna(sudah diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 16 Juli 2017).
Kita melayani mulai dari dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai tubuh yang sempurna/mempelai wanita; Israel dan kafir menjadi satu tubuh yang sempurna.
- Lukas 10: 39, 40,42
10:39. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhandan terus mendengarkan perkataan-Nya,
10:40. sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
10:42. tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Praktik keduaselalu berada di bawah kaki Tuhan: seperti Maria duduk dekat kaki Tuhan untuk terus mendengarkan perkataan-Nya.
Artinya: tergembalapada firman pengajaran yang benar--seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar--; bukan pada orang. Benar-benar ada perlindungan dan pembelaan Tuhan (sudah diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 19 Juli 2017).
Di kandang penggembalaan kita dihitung--diperhatikan--sampai dimiliki oleh Tuhan; maut tidak bisa mengganggu kita. Kalau tidak di kandang, berarti tidak dihitung, bahaya, bisa terhilang dan terlantar; ditelan maut selamanya.
Jadi, tempat paling aman adalah penggembalaan.
Sejak dulu, sejak kitab kejadian: Gosyen adalah tempat yang aman. Bangsa Israel berada di Gosyen begitu aman, sedangkan Mesir dihukum.
Sejak zaman Yusuf, sudah ditentukan tempat di Gosyen. Firaun sendiri mengatakan: Ini tempat yang paling baik di Mesir.
Kita juga sudah mendengar Nain adalah tempat paling menyenangkan--Nain menunjuk pada penggembalaan (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 19 Juli 2017).
- Yohanes 11: 31-32
11:31.Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Mariadi rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
11:32. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nyadan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Ini peristwa di Betania, di mana Lazarus mati empat hari.
Praktik ketigaselalu berada di bawah kaki Tuhan: Maria tersungkur di bawah kaki Yesus. Sekarang artinya: doa penyembahan kepada Tuhan.
Maria ini spesialis berada di bawah kaki Tuhan:
- Dia aktif dalam pembangunan tubuh Kristus--mengurapi Yesus; membayar harga yang mahal.
- Dia terus mendengarkan perkataan Yesus di kaki-Nya--tergembala dengan benar dan baik; tempat yang terbaik, terindah dan menyenangkan ('Maria memilih bagian yang terbaik').
- Tersungkur di kaki Yesus--doa penyembahan kepada Tuhan.
1 Timotius 2: 8=> mengenai sikap perempuan dan laki-laki dalam ibadah jemaat
2:8.Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Di sini hanya dituliskan 'menadahkan tangan,' tersirat di dalamnya ini adalah doa penyembahan kepada Tuhan.
Mazmur 141: 1-2
141:1.Mazmur Daud. Ya TUHAN, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera kepadaku, berilah telinga kepada suaraku, waktu aku berseru kepada-Mu!
141:2.Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkatseperti persembahan korban pada waktu petang.
Ukupan= mezbah dupa emas.
Tangan ditadahkan sama dengan doa penyembahan--ada istilah: ukupan.
Jadi doa penyembahan adalah menadahkan tangan/mengangkat tangan kepada Tuhan; menyerah sepenuh pada Tuhan.
Sentral doa penyembahan adalah pribadi Tuhan. Memang ada doa permohonan, yang sentralnya kebutuhan kita. Kalau butuh kita berdoa, kalau tidak butuh, tidak doa. Tetapi yang tertinggi adalah doa penyembahan karena sentralnya adalah pribadi Tuhan, sehingga di mana saja, kapan saja, situasi apa saja kita bisa menyembah Tuhan.
Tetapi ada syarat penyembahan yang benar, sebab ada penyembahan yang benar dan palsu--di kitab Wahyu 13, ada penyembahan pada antikris yang bisa mendatangkan api dari langit; banyak orang yang menyembah termasuk hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang sekarang pandangannya hanya pada perkara jasmani--:
- Yohanes 4: 23-24
4:23.Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benarakan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24.Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Syarat pertama penyembahan yang benar: harus didorong oleh kebenaran dan roh.
Kebenaran= firman pengajaran yang benar.
Roh= Roh Kudus.
Kalau digabung, penyembahan yang benar harus didorong oleh firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus; firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Yohanes 17: 17
17:17.Kuduskanlahmereka dalam kebenaran; firman-Muadalah kebenaran.
Kebenaran sama dengan firman, dan kebenaran itu menguduskan.
Jadi kebenaran sama dengan firman yang menyucikan, itulah firman pengajaran yang benar. Istilah 'dalam urapan Roh Kudus', itulah firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Karena itu dalam ibadah doa kita mendengar firman dulu, supaya penyembahannya benar--oleh dorongan firman--, bukan berdasarkan keinginan-keinginan kita.
- Syarat kedua penyembahan yang benar: harus menyembah dalam kesucian--'naik ke gunung yang kudus.'
1 Timotius 2: 8
2:8.Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Jadi, firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus menyucikan kita:
- Mulai dari penyucian hati.
Hati yang suci yaitu tanpa marah, perselisihan dan kebencian. Ini gunanya pedang yang menusuk ke dalam hati.
Sebab itu dengar firman dulu, supaya kita disucikan mulai dari hati.
- Penyucian tangan= perbuatan suci--'tangan yang suci'.
- Penyucian mulut= perkataan yang suci; tanpa dusta.
Inilah penyembahan yang benar yaitu didorong oleh pedang firman (firman dalam urapan Roh Kudus) dan penyucian.
- Syarat ketiga penyembahan yang benar: merupakan pantulan dari penyembahan di sorga.
Kita menyembah, contohnya di sorga. Kita beribadah di dunia, contohnya di sorga. Karena itu bahagia ada pengajaran Tabernakel. Musa melihat kerajaan sorga lalu Tuhan perintahkan dia membuat sorga di bumi, supaya di bumi seperti di sorga: ibadah di bumi seperti di sorga; penyembahan di bumi seperti di sorga; hidup di bumi seperti di sorga, sampai nanti boleh masuk sorga. Sudah jelas karena kita sudah punya rumusnya. Kalau tidak ada rumusnya, susah.
Kita bersyukur memiliki rumus/kuncinya yaitu Tabernakel; semua ada di dalam pengajaran Tabernakel.
Bagaimanapenyembahan di sorga?
Wahyu 19: 1, 3-4, 6
19:1.Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
19:3.Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."
19:4.Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
19:6.Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
Ayat 1, 3-4= penyembahan di sorga.
Ayat 6= penyembahan di bumi.
Dua puluh empat tua-tua= dua belas rasul hujan awal--untuk keselamatan--dan dua belas rasul hujan akhir--untuk kesempurnaan. Dua belas rasul hujan awal kita ketahui, tetapi dua belas rasul hujan akhir sekarang ini sedang dipersiapkan Tuhan untuk penyempurnaan; seperti mahkota dua belas bintang.
Empat makhluk= Musa, Henokh, Elia dan Yesus.
1 Timotius 2: 8
2:8.Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-lakiberdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Orang laki-lakibisa suami, gembala atau pemuda, tetapi orang laki-laki juga menunjuk pada kekuatan, artinya doa yang kuat, yaitu doa yang sampai ke hadirat Tuhan.
Kalau suami dalam penyembahan yang benar, doanya akan sampai di hadirat Tuhan, sehingga ia memilki kekuatandari Tuhan; kekuatan singa Yehuda untuk melindngi nikahdari celaka dan maut (dosa), dan untuk memelihara nikah.
1 Timotius 2: 9-14
2:9.Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,
2:10.tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.
2:11.Seharusnyalah perempuan berdiam diridan menerima ajaran dengan patuh.
2:12. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajardan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
2:13. Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
2:14. Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergodadan jatuh ke dalam dosa.
'berdandan dengan perbuatan baik'= ini yang penting; bagian luar tidak penting.
Wanitamenunjuk pada isteri dan pemudi.
Penyembahan isteri adalah penundukan, sama dengan berdiam diri; tidak boleh mengajar dan memerintah laki-laki di dalam nikah dan ibadah.
Kalau tidak sesuai, tidak akan berkenan pada Tuhan; tidak akan naik ke atas; kalau ada wanita mengajar dan memerintah laki-laki, pelayanan dan penyembahannya tidak akan diterima oleh Tuhan.
Mungkin kita bilang: Oh, dia diberkati!Setan bisa memberkati, tapi kalau mengubahkan, dia tidak bisa.
Dikaitkan dengan kejatuhan Hawa. Hawa jatuh karena makan satu buah yang dilarang oleh Tuhan. Hawa boleh makan semua buah kecuali satu; wanita boleh melayani semua kecuali satuyaitu tidak boleh mengajar dan memerintah laki-laki. Kalau itu ada, tidak akan naik ke atas; tidak sesuai dengan firman.
Di Matius 7: 22: kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu. Luar biasa, tetapi Tuhan katakan: Enyahlah engkau!Setan juga bisa mengadakan mujizat. Kita harus hati-hati!
Kalau isteri tunduk, akan ada kemanisandi dalam rumah tangga; manis seperti madu. Di situ teka-teki Simson terjawab.
Kalau suami ada kekuatan untuk menaikkan doa--hati, perkataan dan perbuatan suci--, di situ ada kekuatan singa Yehuda--kekuatan Tuhan--untuk melindungi dan memelihara nikah.
Kalau isteri tunduk--berdiam diri--, di situ ada kemanisan dari madu--nikah dan ibadah pelayanan semanis madu. Teka-teki Simson terjawab sehingga mendapat pakaian sampai pakaian kemuliaan; nikah itu sampai mendapatkan pakaian putih berkilau-kilauan, terangkat ke awan-awan dan masuk perjamuan kawin Anak Domba, untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Wahyu 19: 6-9
19:6.Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7.Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
19:8.Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauandan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
19:9.Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Sekarang kita masing-masing menyembah dengan: Haleluya, nanti dari keempat penjuru bumi menjadi satu.
Jadi harus hati-hati! Pengajaran menentukan ibadah pelayanan dan penyembahan. Biar orang bilang: hebat, tetapi kalau ada yang tidak sesuai dengan alkitab, tidak bisa. Tabernakel sangat jelas, dari pintu gerbang--belajar iman. Belajar iman saja, ada yang mengajarkan iman karena melihat, padahal yang benar adalah iman dari mendengar. Kalau iman karena melihat, pintunya sudah salah. Bagaimana mau hebat? Sudah salah masuk.
Tabernakel sangat detail. Mungkin imannya sama, tetapi baptisannya berbeda, tidak akan bisa terus ke atas. Jangan bilang: semua sama, om, hanya baptisan saja yang beda.Itu sudah menyimpang.
Bukan berarti hanya di sini saja yang benar, tetapi cocokkan dengan alkitab!
Kalau berbeda, arahnya sudah menyimpang, tidak satu lagi.
Kita sudah tahu, penyembahan yang benar dikaitkan dengan nikah rumah tangga dan pelayanan. Kalau sudah tahu yang benar, untuk apa membela yang tidak benar? Semoga iman kita sungguh-sungguh berdasarkan Kitab Suci, bukan pandangan mata dan lainnya. Semua bersumber dari Kitab Suci--satu buku.
Yohanes 11: 31-35
11:31.Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
11:32.Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
11:33.Ketika Yesus melihat Maria menangisdan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:
11:34."Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
11:35.Maka menangislah Yesus.
Penyembahan yang benar adalah kita menangis, Yesus juga menangis.
Maria menghadapi Lazarus yang mati empat hari; sekarang artinya:
- Menghadapi kebusukan dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin mengawinkan (dosa percabulan dengan berbagai ragamnya)--menyangkut pribadi kita.
Waktu ibadah persekutuan di Square Ballroom, diterangkan peta zaman: anak domba ditangkap tanggal sepuluh, dan disembelih tanggal empat belas, jadi tepat empat hari disembelih. Kalau tidak disembelih, akan busuk dan berulat.
Jadi, manusia ini sebenarnya sudah busuk semua. Kalau Yesus tidak mati, berulat semua, binasa semua. Kita semua seperti Lazarus, sudah busuk dalam dosa.
Kalau Tuhan tidak tepat menolong, habislah kita; kita, akan berulat--masuk neraka di mana ulatnya tidak mati dan apinya tidak padam. Bersyukur Maria bisa tersungkur. Kita bersyukur malam ini bisa tersungkur.
"Saya bukan setuju dengan dosa. Tetapi kalau masih ada di dalam sini malam ini, bisa tersungkur, mohon pada Tuhan, dan Lazarus dibangkitkan."
- Kebusukan/kehancuran nikah dan buah nikah. Kalau bisa tersungkur, masih bisa Tuhan tolong, seperti anak domba tepat empat hari disembelih.
- Kehancuran ekonomi, studi, masa depan yang gelap dan lain-lain.
- Kemustahilan.
Inilah yang kita hadapi hari-hari ini--Maria (perempuan) gambaran dari gereja Tuhan--yaitu menghadapi Lazarus mati empat hari. PENENTUAN TERAKHIR!Kalau luput, akan berulat dan binasa. Ini penentuan terakhir. Siapa tahu malam ini penentuan. Karena itu sungguh-sungguh gunakan kesempatan!
"Tidak kebetulan kita datang. Saya sudah bilang, membuka ibadah seperti ini tidak ada jaminan satu orang datang. Semua dorongan dari Tuhan. Karena itu kita harus bergantung pada Tuhan. Kita buka toko juga tidak ada jaminan ada pembeli. Semua dari Tuhan. Kalau kita sungguh-sungguh, Tuhan yang mendorong. Malam ini juga, kalau kita datang apalagi dalam keadaan busuk, bukan kebetulan, tetapi pas waktunya penentuan."
SikapMaria menghadapi Lazarus mati adalah tidak meratap di kuburan (ayat 31).
Meratap adalah sikap orang dunia.
Meratap artinya: dalam keadaan terjepit dan lain-lain hanya saling menyalahkan, mengkambinghitamkan, sampai menyalahkan Tuhan/pengajaran yang benar.
"Kami hamba Tuhan dalam kabar mempelai, kalau gagal, bicaranya: Dari dulu saya gagal karena firman itu terlalu keras, tajam dan sebagainya. Bukan! Orangnya yang salah. Firman tidak pernah salah! Seringkai kita bersikap seperti orang dunia. Menghadapi segala sesuatu saling menyalahkan, mengkambinghitamkan orang lain, sampai mengkambinghitamkan Tuhan, pengajaran yang benar. Kalau kami hamba Tuhan paling gampang mengkambinghitamkan jemaat. Kalau gereja sudah kosong, berkata: Oh, memang yang keluar itu pemberontak. Jangan! Periksa diri! Memang ada juga yang keluar seperti Yudas, tetapi yang terutama kita koreksi diri mengapa ini terjadi. Itu bisa maju. Kalau tidak, hancur."
Kalau meratap, justru maut yang ada di sana, bukan hadirat Tuhan. Meratap ini termasuk bersungut, mengomel (di dalam kitab Yakobus, kalau bersungut, di situ ada malaikat maut).
Tetapi sikap Maria yang benaradalah ia tersungkur di bawah kaki Yesus dan menangis.
Artinya:
- Menyembah dengan hancur hati. Malam ini menyembah dengan hancur kaki. Di kaki Yesus itu tanah.
Kita mengaku tanah liat yang tidak layak, banyak rapuhnya--diam-diam pikiran atau mata salah--, banyak kekurangan dan kelemahan.
Kalau ada dosa, mari akui dan selesaikan.
- Mengaku tidak mampu dan tidak berdaya apa-apa. Kalau tidak mampu, kita mengaku pada Tuhan bahwa kita tidak bisa lagi; kita hanya percaya dan mempercayakan diri sepenuh pada Tuhan; percaya dan berharap sepenuh pada Tuhan: Hanya Yesus yang bisa menolong. Itu prinsip kita.
Saat Maria menangis, Yesus juga menangis.
Tadi menangis bukan hanya untuk pengakuan, tetapi juga penyerahan: Hanya Engkau Tuhan, tidak ada yang lain.
Jadi, bersamaan dengan cucuran air mata pengakuan dan iman kita, mengalirlah air mata belas kasihan Tuhan. Itu yang terjadi dalam doa penyembahan dengan hancur hati.
Iman ditambah belas kasihsama dengan mujizatterjadi. Malam ini Tuhan lihat bagaimana sikap kita: meratap atau tersungkur. Kalau tersungkur, cucuran air mata yang berharga; mengakui dosa dan kelemahan, dan iman bahwa hanya Yesus satu-satunya yang bisa menolong. Di situ cucuran air mata belas kasih Tuhan juga mengalir.
Terjadi mujizat:
- Secara rohani: yang busuk dibangkitkan kembali= hidup benar dan suci. Busuk apapun malam ini, bisa, pulang dari tempat ini dengan hidup benar dan suci.
Ini adalah pembaharuan dan mujizat terbesar--setan tidak bisa melakukan--, yaitu manusia yang busuk bisa hidup benar.
- Mujizat jasmani: mustahil jadi tidak mustahil.
- Sampai mujizat terakhir: jika Yesus datang kembali, kita diubahkan jadi sempurna seperti Dia, untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Tidak ada lagi cucuran air mata. Sekarang banyak cucuran air mata, tetapi satu waktu di awan-awan yang permai, tidak ada lagi cucuran air mata, sampai di Yerusalem baru selamanya.
Tidak kebetulan, tetapi justru penentuan--empat hari--; garis akhir. Mau ke mana kita? Mau meratap atau tersungkur supaya terjadi mujizat?
Serahkan semua baik kelemahan, kekurangan, masalah, maupun dosa kita!
Jangan meratap, putus asa dan kecewa! Keluarga Marta, Maria dan Lazarus menghadapi mendung gelap, diizinkan oleh Tuhan untuk bisa tersungkur; bukan meratap, bukan menyerah kalah, bukan putus asa dan kecewa, tetapi menyerah sepenuh pada Tuhan.
Malam ini penentuan, kita menyerah sungguh-sungguh! Serahkan semua kepada Dia, Dia yang tahu sampai kedalaman hati kita masing-masing. Dia tidak pernah meninggalkan kita, Dia tidak pernah menipu kita. Jangan ragu sedikitpun! Apapun yang kita hadapi, jangan ragu! Mungkin tidak ada yang tahu, tetapi Tuhan yang tahu sedalam-dalamnya keadaan kita.
Tuhan memberkati.