Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Kita sudah berada dalam kitab
Wahyu 3.
Wahyu 2-3, dalam susunan Tabernakel, ini menunjuk tentang
tujuh kali percikkan darah di depanTabut Perjanjian.
Ini sama dengan
tujuh suratyang ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir =
penyucian terakhiryang dilakukan oleh Tuhan kepada
tujuh sidang jemaat bangsa kafir(sidang jemaat akhir zaman) supaya sidang jemaat bangsa kafir menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti Yesus dan menjadi tubuh Kristus yang sempurna/mempelai wanita Sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dan bersama Tuhan selamanya.
Tujuh sidang jemaat bangsa kafir yang mengalami percikkan darah adalah:
- sidang jemaat EFESUS(Wahyu 2: 1-7) (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014sampai Ibadah Raya Surabaya, 07 September 2014). Sidang jemaat Efesus harus kembali pada kasih mula-mulasupaya bisa kembali ke Firdaus.
- sidang jemaat di SMIRNA(Wahyu 2: 8-11) yang mengalami penderitaan, tetapi Tuhan katakan untuk tidak takut dalam penderitaan dan setia sampai mati(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 September 2014sampai Ibadah Raya Surabaya, 09 November 2014).
- sidang jemaat di PERGAMUS(Wahyu 2: 12-17) yang harus meninggalkan ajaran-ajaran sesat(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 November 2014sampai Ibadah Raya Surabaya, 28 Desember 2014).
- sidang jemaat di TIATIRA(Wahyu 2: 18-29) yang harus mengalami penyucian hati dan pikiran sampai pikiran yang terdalam(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 04 Januari 2015sampai Ibadah Raya Surabaya, 18 Januari 2015).
- sidang jemaat di SARDIS(Wahyu 3: 1-6).
Kita sudah berada pada jemaat yang kelima yaitu jemaat di
SARDIS.
Malam ini, kita masih membaca ayat yang pertama.
Wahyu 3: 13: 1. "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allahdan ketujuh bintangitu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkaumati
Di sini, kepada sidang jemaat Sardis, Yesus tampil sebagai:
- 'yang memiliki ketujuh bintang'.
- 'yang memiliki ketujuh Roh Allah'.
Malam ini, kita membahas yang pertama, yaitu
Yesus tampil sebagai 'YANG MEMILIKI KETUJUH BINTANG'.
'Bintang', artinya:
- secara khusus: gembala/malaikat sidang jemaat.
- secara umum: sidang jemaat/pelayan Tuhan.
Jadi, Yesus tampil sebagai '
yang memiliki ketujuh bintang', berarti
Yesus tampil sebagai Gembala Agungyang memiliki tujuh gembala dan tujuh sidang jemaat bangsa kafir atau Yesus tampil sebagai Gembala Agung, yaitu sebagai
pemimpin dan pemilik sidang jemaat.
MengapaYesus tampil sebagai pemimpin dan pemilik sidang jemaat?
Kisah Rasul 20: 28
20: 28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilikuntuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Sebab,
Yesus sudah membeli sidang jemaatdengan darah-Nya sendiri.
'
penilik'= gembala manusia.
"
Jadi, sidang jemaat bukan miliki saya. Kalau ada yang mengatakan demikian, itu salah besar. Sidang jemaat di WR Supratman 4 Surabaya adalah milik Tuhan, bukan milik saya, tetapi saya hanya penjaga."
Oleh sebab itu,
gembalaharus sungguh-sungguh dalam penggembalaan, terutama soal
memberi makandomba-domba (tugas pokok gembala); kalau tidak, gembala akan hutang darah yang tidak bisa dibayar dengan apapun juga, sebab domba-domba ini dibeli dengan darah Yesus.
Kalau gembala mengasihi jemaat, nomor satu yang dijaga adalah soal makanan.
Sebaliknya,
sidang jemaatjuga harus sungguh-sungguh dalam penggembalaan, tetutama
makan Firman; kalau tidak, jemaat juga berhutang darah yang tidak bisa dibayar oleh apapun, bahkan sampai hukuman nerakapun tidak bisa membayarnya.
Buktinya: hukuman di dalam neraka tidak ada batasnya, tetapi hukuman selama-lamanya. Tidak ada istilah hukuman neraka 20 tahun dan sebagainya.
Sebab itu,
jangan main-main, sebab Dia yang memebeli kita dengan darah-Nya!
Tugas Gembala Agung:
- Mamur 23: 1-2
23: 1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
23: 2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Tugas yang pertama: Gembala Agung menuntun/membimbing kita ke air yang tenang.
Artinya: menuntun kita supaya mengalami ketenangan/damai sejahtera. Ini sama dengan berada dalam urapanROH KUDUS.
Sekalipun lautan dunia ini sedang bergelora, tetapi kalau dituntun oleh Gembala Agung, kita akan merasakan ketenangan.
Hasilnya:
- Untuk menghadapi keadaan akhir zaman. Dunia akhir zaman akan mengalami kegoncangan di segala bidang (darat, laut dan udara), banyak orang stress sampai mati karena ketakutan.
Lukas 21: 25-26
21: 25 “Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
21: 26 Orang akan mati ketakutankarena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
Kalau ada ketenangan/urapan Roh Kudus, maka sekalipun dunia bergoncang, kita tidak stress, tidak mati rohani, dan tidak mati jasmani, tetapi kita tetap hidup bersama Tuhan sampai hidup kekal dan kita bisa mengucap syukur kepada Tuhan.
- Mazmur 23: 3
23: 3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benaroleh karena nama-Nya.
Tugas yang kedua: Gembala Agung menuntun atau membimbing kita di jalan kebenaran= hidup sesuai dengan kebenaranFIRMAN= menjadi orang benar.
Di zaman yang s ulit ini, sulit untuk menemukan orang yang benar.
Kalau tidak tergembala, akan sulit untuk hidup benar, bahkan mustahil, termasuk hamba Tuhan, rasul, guru dan nabi. Hal ini sudah digenapi dalam kitab Roma 3: 23, 'tidak ada yang benar...'. Dari ujung rambut sampai ujung kaki, termasuk sampai perasaan, tidak ada yang benar, kecuali kalau kita digembalakan oleh Tuhan.
Kalau kita dituntun oleh Gembala Agung, maka kita menjadi orang benar, kita dipagari oleh Tuhan.
Mazmur 5: 13
5: 13 Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.
Kalau kita hidup benar, hasilnya: Tuhan memagari kita dengan berkat dan anugerah Tuhan= kita hidup dalam suasana Firdaus, kutukan tidak bisa masuk, sekalipun kita masih hidup di dunia yang penuh kutukan (kutuk diubah menjadi berkat).
Dunia dalam suasana kutukan, karena Adam dan Hawa berbuat dosa, sehingga dibuang ke dunia. Di mana ada dosa, yang ada hanya suasana kutukan/duri-duri.
Jangan berpikir bahwa dengan melakukan dosa kita bisa hidup enak, sebenarnya itu adalah suasana kutukan.
Waktu Adam dan Hawa masih menjadi orang benar, tidak melawan Tuhan dan tidak berbuat dosa, mereka mengalami suasana Firdaus.
Inilah pentingnya tergembala. Sebab itu, Yesus tampil sebagai 'yang memiliki ketujuh bintang', sebab Ia ingin memantapkan kepemilikan-Nya atas kita. Ia ingin menggembalakan kita semua mulai dari gembala sidang dan kita semua untuk bisa dibawa ke air yang tenang(1)(dalam urapan Roh Kudus/dalam ketenangan dan damai sejahtera), sehingga semua menjadi enak dan ringan dan kita tahan menghadapi kegoncangan-kegoncangan di dunia supaya kita tidak stress dan mati bersama dunia ini, tetapi kita bisa mengucap syukur kepada Tuhan sampai hidup kekal. Setelah itu, kita juga bisa hidup benar(2), sehingga kita dipagari oleh Tuhan (diberkati), benar-benar kita mengalami suasana Firdaus.
Jika tugas Gembala Agung pertama dan kedua digabungkan; yang pertama adalah urapan Roh Kudus dan yang kedua adalah Firman.
Kalau digabung, ini adalah dua sayap burung nasar yang besar.
Jadi, jika kehidupan kita dibimbing atau dituntun oleh Gembala Agung ke air yang tenang (urapan Roh Kudus) dan di jalan yang benar (Firman Allah), maka kita hidup dalam damai sejahtera dan kebenaran, sehingga kita mendapatkan anugerah dua sayap burung nazar yang besar.
Puncak kegoncangan di dunia adalah saat antikris berkuasa 3,5 tahun di dunia.
Wahyu 12: 14
12: 14 Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular ituselama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
Saat antikris berkuasa, semua tidak laku, kecuali mau menyembah antikris.
Bagaimana kita bisa hidup? Yaitu, lewat dua sayap burung nasar.
Kalau sekarang kita hidup dalam ketenangan/damai sejahtera (tidak ada iri hati, perselisihan, kepahitan, kenajisan) dan hidup dalam kebenaran(sesuai dengan Firman), maka kedua sayap burung nasar akan menyingkirkan kita ke padang gurun, jauh dari mata antikris; antikris tidak bisa menjamah bahkan tidak bisa melihat kita, kita dilindungi dan dipelihara secara langsung oleh Tuhanselama 3,5 tahun.
"Saya selalu mengulang-ulang. Kalau dulu, Israel 40 tahun tidak kerja, di padang gurun terima manna dari atas setiap hari. Nanti, kita mengalami selama 3,5 tahun. Tidak bisa kerja, semua sudah fulltimer, semua dilindungi dan dipelihara secara langsung oleh Tuhan dari Sorga."
Biarlah mulai sekarang, kita mau digembalakan ke air yang tenang dan kepada kebenaran. Tuhan sudah merindu. Ini surat yang ditulis kepada jemaat Sardis, yaitu surat yang ditambah dengan hak kepemilikan(Dia yang memilikitujuh bintang =>hak kepemilikan/sertifikat).
- Israel, tempatnya bukan di padang gurun, tapi di Kanaan. Di padang gurun, bangsa Israel sudah enak, diberi manna setiap hari, daripada di Mesir dipecut, disuruh ini, diperbudak. Tapi bukan disitu tempatnya, harus ke Kanaan.
Kita juga, sudah digembalakan, sudah enak, ringan, tenang, dilindungi dan dipelihara, ketika ada goncangan kita bisa tenang, bisa mengucap syukur, kita dipagari dengan berkat dan anugerah Tuhan, tidak ada lagi kutukan dan duri-duri, sampai ada sayap burung nasar dan kita disingkirkan ke padang gurun. Tapi, bukan di situ tempat kita. Masih ada 1 lagi, kita bukan hanya sampai ke padang gurun, tapi sampai ke Yerusalem Baru.
Wahyu 7: 17
7: 17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
Tugas yang ketiga: Gembala Agung menuntun/membimbing kita ke mata air kehidupan, ke tempat yang tidak ada setetespun air mata, itulah takhta Yerusalem Baru/tempat penggembalaan terakhir.
Sebab itu, penggembalaan ini sangat penting. Karenanya, Yesus tidak ragu-ragu membeli kita dengan darah-Nya yang mahal, sebab arahnya bukan hanya ketenangan dan berkat saja, tetapi sampai ke Yerusalem Baru. Di situlah tujuan kita. Mulai dengan ke air yang tenang dulu, diurapi Roh Kudus, sehingga hidup kita menjadi damai. Jaga damai sejahtera!Jangan ada perasaan daging seperti marah, kecewa, kepahitan, najis dan sebagainya, sampai ada damai sejahtera, kita hanya mengucap syukur kepada Tuhan.
Kemudian, di jalan yang benar, kita hidup sesuai dengan Firman dan kita langsung dipagari oleh Tuhan.
Sampai kita dianugerahi sayap burung nasar saat antikris berkuasa, tetapi belum cukup, bahkan sampai nanti kita naik ke takhta Yerusalem Baru.
Gembala Agung menuntun ke takhta Yerusalem Baru, artinya, kita harus mengalami pembaharuandari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Langkah menuju Yerusalem Baru adalah langkah pembaharuan.
Yang mula-mula dibaharui adalah: HATI(pusat kehidupan rohani).
Yehezkiel 11: 19-20
11: 19 Aku akan memberikan mereka hati yang laindan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat,
11: 20 supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka.
'mereka akan menjadi umat-Ku'= ada hak kepemilikan dari Tuhan.
Hati nurani dibaharui dari hati nurani yang cenderung jahat dan najis (seperti zaman Nuh) menjadi hati nurani yang baik, yaitu lewat baptisan air.
Kita dilahirkan oleh ibu kita sebagai manusia darah daging yang memiliki hati nurani yang cenderung jahat dan najis seperti zaman Nuh.
Kalau dulu, Nuh naik ke bahtera, sebab hanya 8 orang yang memilki hati nurani baik; yang lain jahat dan najis, hancur, dan dihukum oleh Tuhan. Bahtera yang lain hancur semua, hanya ada 1 bahtera yang selamat.
Begitu juga dengan baptisan air, cuma satu yang benar. Sebab, kita satu tubuh dan satu kepala, berarti hanya ada satu baptisan yang sesuai dengan Alkitab/menurut kehendak Tuhan.
1 Petrus 3: 20-21
3: 20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taatkepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3: 21 juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baikkepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Hati nurani yang baik, yaitu taat dengar-dengaran.
Ketika Tuhan Yesus dibaptis dan keluar dari air, langit terbuka dan burung merpati turun.
Istilah 'Yesus keluar dari air', berarti tadinya Yesus ditenggelamkan dalam air. Daripada kita ditenggelamkan dalam air bah seperti zaman Nuh--nanti, hukuman Tuhan berupa lautan api dan belerang--lebih baik tengelam dalam baptisan air, supaya hati nurani kita dibaharui. Daripada mempertahankan hati nurani yang jahat dan najis, tenggelam dalam dosa, nanti akan tenggelam dalam lautan api dan belerang. Lebih baik, hati yang cenderung jahat dan najis ditenggelamkan dalam baptisan air dan kita keluar dari air untuk mendapatkan hdiup yang baru (hati yang taat dengar-dengaran).
Burung merpati artinya hati yang tulus.
Artinya, kita mendapat hati yang tulus/jujur.
Jujur terutama soal mengaku dosa.
Kalau ada dosa, kita mengaku kepada Tuhan dan sesama dan jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Kalau hati nurani baik, tidak mungkin kita menghakimi orang lain.
Hati nurani yang baik (taat dengar-dengaran, tulus dan jujur) bagaikan permukaan air (tempatnya Roh Kudus).
Kejadian 1: 2
1: 2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Permukaan air = titik nol = kehidupan yang bisa merendahkan diri (rendah hati).
Tanpa kerendahan hati, kehidupan itu tidak akan bisa taat dan mengaku dosa, yang ada hanya menumpuk dosa terutama dosa kebenaran sendiri (suka menyalahkan orang lain).
Hati yang taat, tulus, jujur dan rendah hati adalah tempatnya Roh Kudus ('Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air').
Ini sama dengan Roh Kudus dicurahkan atas kita dan hati kita bisa menampung Roh Kudus.
Tanpa Roh Kudus, manusia daging tidak bisa apa-apa, kelihatan hidup tapi sebenarnya mati ('daging sama sekali tidak berguna, Rohlah yang memberi hidup').
Kegunaan Roh kudus:
- Roma 12: 11
12: 11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyaladan layanilah Tuhan.
Kegunaan Roh Kudus yang pertama: kita bisa setia dan berkobar-kobardalam ibadah pelayanan kepada Tuhan, kita menjadi biji mata-Nya Tuhan sendiri.
- Titus 3: 5
3: 5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
'permandian kelahiran kembali'= baptisan air. Kalau dibaptis, kita memiliki hati yang baru dan menjadi tempatnya Roh Kudus.
Kegunaan Roh Kudus yang kedua: Roh Kudus membaharuikita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, di mulai dari mulut.
"Kita ingat kejadian di loteng Yerusalem, waktu murid-murid menerima Roh Kudus, mereka berbahasa Roh seperti yang diajarkan oleh Roh Kudus, setelah itu Petrus berani berkhotbah. Inilah lidah. Dulu, Petrus takut. Hanya ditanya satu orang, 'apakah mengenal Yesus?', dia langsung berkata, 'tidak kenal', dia menyangkal Yesus. Tapi, setelah dipenuhi Roh Kudus, dia bisa bersaksi tentang Yesus di hadapan ribuan orang, 3000 orang bisa dibaptiskan waktu itu."
Lidah ini paling kecil, tetapi dibaharui untuk berkata benar dan baik; lidah bisa menjadi berkat, bersaksi dan menyembah Tuhan dengan hancur hati (dengan keluhan yang tak terucapkan atau berbahasa Roh dengan tertib dan teratur, bukan urakan).
Batasi perkataan kita dengan berkata benar dan baik!
Biasanya bergosip, sekarang bersaksi, biasanya bersungut/mengomel, sekarang menyembah Tuhan.
Ini adalah mujizat terbesar (mujizat rohani). Kalau mujizat rohani terjadi, maka mujizat jasmani juga pasti terjadi, yang mustahil menjadi tidak mustahil, apalagi kalau kita sudah menyembah dengan hancur hati bahkan sampai tidak bisa berkata-kata lagi. Kita benar-benar menyerahkan satu masalah kepada Tuhan, suatu penyerahan sepenuh kepada Tuhan dan Roh Kudus akan mengadakan mujizat bagi kita.
"Saya sudah bersaksi, tahun 2015 ini permulaan. Saya mohon mujizat. Waktu saya memberitakan Firman, ada seorang yang sudah benar-benar tidak ada harapan. Tapi, saya mohon kepada Tuhan, 'kalau memang ini betul dari Tuhan, tahun percikan darah tapi ada kemuliaan Tuhan, ada mujizat Tuhan, saya mohon beri tanda Tuhan'. Orang ini sudah jelas tidak ada harapan. Saya sampai seharian tidak bisa ngomong dan tidur, cuma berseru, 'Tuhan tolong'. Ternyata dia dinyatakan lolos sampai hari ini. Saya katakan pada Tuhan, 'terserah Tuhan mau kapanpun dia diambil, tapi tunjukkanlah mujizat-Mu', dan masih diberi perpanjangan umur, masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, jangan seperti itu, mau jadi apa. Dan Tuhan berikan pertolongan sampai hari ini."
Dan jika Yesus datang kembali kedua kali, kita diubahkan menjadi sama dengan Dia, kita tidak salah dalam perkataan, hanya menyeru 'Haleluya' dan kita bisa menyambut kedatangan-Nya kembali di awan-awan yang permai.
Sekarang, kita banyak menyembah dengan hancur hati (keluhan yang tak terucapkan), tetapi satu waktu saat Yesus datang kembali, kita hanya bersorak-sorai yang tidak bisa ditahan lagi.
"Saya juga begitu. Karena dia ini penentuan, sudah benar-benar kritis, saya bergumul seharian."
Wahyu 19: 6-7
19: 6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19: 7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Dia sebagai Kepala (Mempelai Pria) datang, dan kita tubuh (mempelai wanita-Nya yang sempurna) bertemu di awan-awan yang permai, ada sorak-sorai 'Halelulya'. Ini yang dinamakan perjamuan kawin Anak Domba.
Alkitab dibuka dengan nikah jasmani Adam dan Hawa yang hancur, tetapi nanti Alkitb ditutup dengan nikah yang mulia/sempurna, yaitu Kristus dengan sidang jemaat-Nya.
Sesudah perjamuan kawin Anak domba di awan-awan, kita masuk Firdaus yang akan datang (kerajaan 1000 tahun damai), sesudah itu kita duduk di takhta Yerusalem Baru.
Wahyu 22: 3-4
22: 3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Dombaakan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
22: 4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
'beribadah'= menyembah.
Kita sampai di takhta Sorga, beribadah dan menyembah Dia siang dan malam di takhta Sorga dan 'nama-Nya akan tertulis di dahi mereka' = hak milik yang tidak bisa diganggu gugat.
Inilah, Tuhan sebagai Gembala Agung yang memiliki ketujuh bintang, nama-Nya diletakkan di dahi kita, kita menjadi milik Tuhan selama-lamanya, tidak bisa diganggu gugat.
Kita membutuhkan Roh Kudus hari-hari ini. Kita dituntun oleh Tuhan. Tangan Tuhan sama dengan Roh Kudus. Biarlah Roh Kudus membimbingg kita semua dan mengadakan mujizat-mujizat di tengah-tengah kita sekalian.
Jangan putus asa dengan sesuatu!Roh Kudus atau Tangan Tuhan sanggup mengadakan mujizat di tengah-tengah kita.
Tuhan memberkati.