Matius 24: 29-31
= keadaan pada  waktu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua.
ay. 29 dan ay. 30 yang masih dibahas pada malam hari ini.
Ay. 29= badai maut.
Ay. 30= Yesus tampil dalam kemuliaan di awan-awan yang permai untuk mengimbangi badai yang ada. Disini Yesus tampil dalam kuasa kemuliaan. Sementara dunia ini mulai terkena badai maut dalam segala bidang, sementara itu Yesus tampil dalam kuasa kemuliaan untuk menolong gereja Tuhan dalam menghadapi badai maut.
Ada 2 macam kuasa kemuliaan Tuhan:
- kuasa kemuliaan diatas gunung.
- kuasa kemuliaan dalam 2 sayap burung nazar yang besar.
Malam ini kita pelajari bagian I
Matius 17: 1-2
Kuasa kemuliaan diatas gunung, itu sama dengan kuasa kemuliaan dalam doa penyembahan.
Yesus ke gunung dengan mengajak 3 orang murid. Padahal ada 12 murid. Artinya yang ikut hanya 25%. Dan ini sama dengan perumpamaan penaburan benih. Dari 4 tempat, hanya 1 tempat yang berhasil (25%). Artinya, tidak semua ibadah pelayanan berkenan pada Tuhan. Dan tidak semua doa penyembahan berkenan pada Tuhan.
Jadi, jangan kita asal beribadah dan melayani!
Dulu Kain dan Habel juga melayani, tapi hanya persembahan dari Habel yang diterima.
Tanda penyembahan yang benar adalah ada tanda 6 hari (6 adalah angka daging). Jadi penyembahan yang benar, ditandai dengan perobekan dan penyaliban daging, sampai daging tidak bersuara. Kalau ibadah pelayanan hura-hura, dan daging senang, maka ibadah itu tidak akan diterima oleh Tuhan.
Naik ke atas gunung, itu adalah suatu perobekan buat daging.
Kalau daging kita merasa sengsara saat menyembah, maka jiwa dan roh kita akan berbahagia.
Tanda kedua dari ibadah pelayanan yang berkenan pada Tuhan adalah(Lukas 9: 28) didorong oleh Firman pengajaran yang benar.
3 murid: Yakobus (iman), Yohanes (kasih), Petrus (harap) ->doa penyembahan yang benar harus dinaikan dengan iman, harap dan kasih.
Kalau doa penyembahan ini berkenan pada Tuhan, maka doa penyembahan ini akan menghasilkan kuasa kemuliaan Tuhan.
2 macam kuasa kemuliaan diatas gunung:
- kuasa pembaharuan, keubahan hidup. Ini mujizat rohani yang tidak bisa ditiru.
Kuasa keubahan hidup ini mulai dari wajah (= menunjuk pada hati). Artinya hati diubahkan menjadi hati yang lembut, yang menyinarkan kasih Allah. Praktiknya bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri, bahkan sampai bisa mengasihi musuh kita.
Wajah, itu juga menunjuk panca indera kita. Salah satunya adalah mulut yang banyak bersalah. Kalau mulut berubah, maka tidak ada dusta dan mulai berkata benar, perkataan yang menjadi berkat bagi orang lain.
Kemudian, pakaian juga berubah->solah tingkah laku dan perbuatan juga diubahkan.
Efesus 5: 8-10
Perbuatan terang itu mulai dengan perbuatan kebenaran, keadilan dan kebaikan. Sampai puncaknya, bisa membalas kejahatan dengan kebaikan. Itu adalah pakaian putih yang berkilau-kilauan. Pakaian Mempelai seperti yang dipakai Yesus di atas gunung. Jangan membalas kebaikan dengan kejahatan. Itu adalah pakaian paling gelap, sama seperti setan.
- kuasa untuk menghadapi badai maut. Saat Yesus turun dari gunung, Ia berhadapan dengan anak yang sakit ayan. Dan murid-murid yang ada dibawah gunung tidak mampu untuk menyembuhkan.
Penyakit ayan, artinya:- kehancuran nikah dan buah nikah, sehingga tidak bisa kembali ke Firdaus.
- kekeringan rohani, ketidak puasan (Matius 17: 14-15).
Kalau manusia tidak puas, akibatnya akan sering jatuh kedalam api (hawa nafsu daging yang mengarah pada puncaknya dosa) dan kedalam air (kesegaran dunia).
- masalah yang tidak pernah selesai. Selalu bisa kumat lagi.
Kalau ada kuasa keubahan hidup, maka pasti ada kuasa kemuliaan untuk menyelesaikan penyakit ayan tersebut.
Markus 9: 22-24
Sesungguhnya ada badai dasyat yang lebih besar dari sakit ayan. Badai itu adalah hati yang tidak percaya/bimbang.
Orang tua ini tidak lagi bicara soal anaknya. Tapi ia bicara untuk dirinya sendiri. Mengapa kita sering tidak tertolong? Karena kita masih tidak percaya.
Malam ini biarlah kita menyembah Tuhan dengan iman. Kalau ada iman, pasti ada pengharapan dan ada kasih.
Kalau kita menyembah Tuhan dengan iman, maka Tuhan akan mengulurkan tangan belas kasihNya pada kita. Dan Iman dengan kasih Tuhan akan menghasilkan mujizat untuk menyembuhkan sakit ayan tersebut.
Dan mujizat ini akan terus kita alami sampai saat Yesus datang kembali, kita benar-benar diubahkan jadi sama dengan Dia dan kita ada di awan-awan bersama-sama dengan Tuhan.
Banyak kegiatan kita, tapi baiklah kita banyak menggunakan waktu untuk berada diatas gunung.
Tuhan memberkati.