Bersamaan dengan penataran iman dan calon imamSalam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah berkat dan kasih TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.
Wahyu 5: 1-35:1. Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnyadan dimeterai dengan tujuh meterai.
5:2.Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?"
5:3. Tetapi tidak ada seorangpun yang di sorgaatau yang di bumiatau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
'
gulungan kitab yang ada di dalam tangan kanan TUHAN yang duduk di takhta sorga, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya' adalah firman Allah yang tertulis di dalam alkitab (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 11 September 2016sampai
Ibadah Doa Surabaya, 07 Desember 2016).
Ada
dua hal tentang gulungan kitab:
- 'ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya'. Artinya: firman Allah sanggup menyucikan lahir dan batin kita (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 November 2016sampai Ibadah Doa Surabaya, 07 Desember 2016).
- 'dimaterai dengan tujuh meterai'.
Artinya: firman Allah tidak dibukakan rahasianya; firman Allah tidak diwahyukan/diilhamkan--tetap tertutup atau termeterai (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 11 Desember 2016).
AD. 2: 'dimaterai dengan tujuh meterai'
Ayat 2-3= tidak ada yang bisa membuka ketujuh meterai dari gulungan kitab:
- 'di sorga' menunjuk pada malaikat yang gagah perkasa.
- 'di bumi' menunjuk pada manusia yang lemah.
- 'di bawah bumi' menunjuk pada setan yang berkuasa atas alam maut.
Wahyu 5: 45:4.Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.
Rasul Yohanes menangis dengan amat sedihnya--kalau alkitab bilang: amat sedih, berarti sungguh-sungguh amat sedih. Ini sama dengan perjuangan dan kerinduan dari rasul Yohanes untuk mendapatkan pembukaan rahasia firman Allah--meterai dibukakan--dan untuk dipraktikkan, supaya
terjadi pembukaan jalan ke sorga, berarti jalan di dunia juga terbuka--di dunia kita juga menghadapi jalan buntu.
Kalau meterai tidak terbuka, jalan ke sorga tertutup juga, percuma semua yang kita lakukan, beribadah tidak ada artinya, semua tidak ada artinya dan semua tertutup, bahkan jalan di dunia juga tertutup--sengsara dan binasa selamanya.
Karena itu rasul Yohanes menangis dengan amat sedihnya.
Rasul Paulus juga menangis menghadapi jemaat di Laodikia.
Kolose 2: 1-52:1.Karena aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuanganyang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikiadan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi,
2:2. supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus,
2:3. sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.
2:4. Hal ini kukatakan, supaya jangan ada yang memperdayakan kamu dengan kata-kata yang indah.
2:5. Sebab meskipun aku sendiri tidak ada di antara kamu, tetapi dalam roh aku bersama-sama dengan kamu dan aku melihat dengan sukacita tertib hidupmu dan keteguhan imanmudalam Kristus.
Yang disebutkan, terutama yang di Laodikia. Ini adalah keadaan suam-suam. Berbahaya juga, sebab bisa dimuntahkan oleh TUHAN.
'
mengenal rahasia Allah'= mendapatkan pembukaan rahasia firman Allah.
Sama, di pulau Patmos rasul Yohanes menangis dan di sini, rasul Paulus juga berjuang--menangis; berjuang dengan tangisan--untuk mendapatkan pembukaan rahasia firman, supaya:
- Sidang jemaat--terutama Laodikia--tidak diperdaya oleh kata-kata indah/kata-kata manis; tidak disesatkan oleh ajaran palsu--gosip dan lain-lain--sehingga tidak kehilangan arah ke sorga, tetapi tetap ada pembukaan pintu ke sorga.
Jangan disesatkan dari masalah iman sampai kesempurnaan! Tidak boleh ada yang berbeda dari alkitab. Rasul Paulus mengatakan dengan tegas: 'Sekalipun malaikat yang berkhotbah, kalau berbeda dengan yang yang telah kamu terima dari TUHAN--alkitab--, terkutuklah dia.' Ini ketegasan.
- 'keteguhan imanmu'= supaya sidang jemaat tetap hidup dalam keteguhan iman= berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar--ayat menerangkan ayat dalam alkitab--dan taat dengar-dengaran.
Ini terutama untuk jemaat di laodikia yang
suam/bimbang.
Seperti dulu, saat Musa naik ke gunung Sinai, bangsa israel di bawah gunung juga suam/bimbang: Mana Musa? Akhirnya mereka menyembah lembu emas. Itu artinya mereka tersesat.
Lalu Musa turun dengan keberanian. Dia turun dengan
pengajaran Tabernakel dan mempelai--dua loh batu dan perintah untuk membuat Tabernakel--, dan ia kataka: '
Siapa memihak TUHAN--bukan memihak Musa--, sandang pedang!'
Menyandang pedang pada pinggang, artinya: berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran.
Menghadapi kesuaman/kebimbangan laodikia sama seperti menghadapi umat Israel.
Waktu itu, setelah menyandang pedang, Musa katakan: '
Bunuh saudaramu dan temanmu dan tetanggamu!' Tidak pandang bulu, tetapi
teguh dan tegas, sampai
tiga ribuorang mati waktu itu.
Tiga ribu= dua ribu--ruangan suci; kesucian--ditambah seribu--ruangan maha suci; kesempurnaan.
Jadi, menyandang pedang pada pinggang sehingga
mengalami penyucian:
- Penyucian hati--pedang itu menusuk hati.
Hati disucikan dari kejahatan--keinginan akan uang--, kenajisan, dan kepahitan--iri hati, benci, dendam. Harus ditusuk dengan pedang.
- Penyucian dari perbuatandosa sampai puncaknya dosa--dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Hanya pedang yang bisa.
- Sampai penyucian dari perkataandosa, sehingga tidak ada dusta.
Ini sama dengan penyucian tubuh, jiwa, dan roh, sampai sempurna--sampai angka 3000.
Jika kita mendapatkan pembukaan firman Allah--
mengalami penycuian hati, perbuatan, dan perkataan; penyucian tubuh, jiwa, dan roh--, kita akan
menerima tiga hal:
- Yang pertama: jika kita mengalami penyucian hati, perbuatan, dan perkataan, maka tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, sehingga kita tekun dalam kandang penggembalaan.
Tidak sulit untuk tekun dalam penggembalaan kalau tubuh, jiwa, dan roh kita disucikan.
Jadi, jangan dianggap suatu penderitaan atau hal yang menakutkan untuk masuk tiga macam ibadah! Kalau tubuh, jiwa, dan roh disucikan--lepas dari dosa/setan tritunggal dan melekat pada Allah Tritunggal--tidak sulit, karena memang di situ tempatnya Allah Tritunggal. Kita akan tekun dalam kandang penggembalaan; tergembala dengan benar dan baik; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam karunia-karunia-Nya.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Kita bisa tergembala dengan benar dan baik, seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar; kita mengalami penyucian terus menerus sampai sempurna.
Mari, menyandang pedang! Kalau ada pembukaan firman, kita akan mengalami penyucian tubuh, jiwa, dan roh, sehingga kita mengalami tiga hal. Yang pertama: tubuh, jiwa, dan roh yang tadinya melekat pada setan tritunggal bisa terlepas dan melekat pada Allah Tritunggal. Kita masuk ketekunan dalam kandang penggembalaan; tergembala dengan benar dan baik, seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar.
Ranting itu kecil, tidak bisa apa-apa--seperti bayi. Tetapi kalau melekat pada pokok anggur yang benar, luar biasa.
Hasilnya:
- Setan tritunggal tidak bisa menjamah kita sehingga kita mengalami damai sejahtera--diam dan tenang--, semua enak dan ringan; tidak jatuh dan tersandung; tidak tersesat. Mau diapakan juga, tetap damai, seperti Yesus tidur di tengah gelombang.
Setan mau pakai angin gelombang apa saja, kita tetap damai--tidur saja. Semua sudah ditanggung oleh TUHAN. Kita adalah ranting yang melekat pada pokok, semua ditanggung oleh pokok.
- Hasil kedua: 'Bapa-Kulah pengusahanya'= TUHAN yang berusaha:
- Untuk memelihara kehidupan kita yang tidak berdaya--ranting kecil--di tengah kesulitan dunia sampai zaman antikris.
Ranting tidak ada akarnya, mau menghisap ke tanah tidak bisa. Yang menghisap/berupaya adalah pokoknya--TUHAN. Kalau tanahnya tandus, akarnya diperpanjang, berusaha untuk menghidupi ranting.
Itulah istilah 'Bapa-Kulah pengusahanya'. TUHANlah yang mengusahakan untuk memelihara kehidupan kita yang tidak berdaya. Kita hanya berusaha untuk melekat--tergembala dengan benar dan baik.
Ada usaha kerja, silahkan, tetapi disertai dengan melekat. Kalau tidak, mau apa ranting tanpa akar? Dari mana makannya kalau bukan dari akar?
Kaum muda perhatikan! Usaha kita hanya melekat--tergembala. Biar Dia yang berusaha memelihara hidup kita.
- Untuk membahagiakan kita; membuat kita berbuah manis; mengalami kebahagiaan sorga.
- Hasil ketiga: 'TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku'= sampai kita sempurna, menjadi mempelai wanita sorga.
Inilah nomor satu yang kita terima kalau ada pembukaan firman sehingga kita mengalami penyucian. Kita kuat dan teguh berpegang pada pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran--menyandang pedang. Dari dua belas suku, hanya sedikit, hanya satu suku yang berani karena memihak TUHAN.
Jangan seperti dua belas pengintai, yang paling banyak, sepuluh pengintai takut karena tidak memihak TUHAN, tetapi memihak diri sendiri musuh: 'Musuh kuat, kita hanya belalang. Tidak bisa.'; sama seperti kalau kita berkata: 'Tidak bisa kalau firman terus.'
"Kami hamba TUHAN: 'Tidak ada orang datang.' Takut pada pedang. Terserah. Yang penting memihak TUHAN dan Dia memihak kita."
Sandang pedang, sucikan hati, perbuatan, dan perkataan--tubuh, jiwa, dan roh! Tubuh, jiwa, dan roh ktia akan melekat pada Allah Tritunggal, kita tergembala; ranting melekat pada pokok anggur yang benar. Pengusahanya adalah TUHAN: jasmani dipelihara dan rohani ada buah anggur yang manis. Kemudian: 'takkan kekurangan aku'--sampai kesempurnaan.
Semakin melekat, kita akan semakin disucikan, semakin berbuah lebat, semakin terpelihara, dan hidup semakin manis, sampai puncaknya--paling manis--, yaitu sempurna di perjamuan kawin Anak Domba. Ini rumus! Percayalah!
- Efesus 4: 11-12
4:11.Dan Ialah yang memberikanbaik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12.untuk memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Tergembala dulu, setelah itu kita akan diberi jabatan pelayanan.
Ayat 11= jabatan pelayanan--jubah Yesus yang indah.
Ayat 12= kalau kita mau disucikan--menyandang pedang firman--, kita akan diberi jabatan pelayann.
Yang kedua: jika kita mengalami penyucian hati, perbuatan, dan perkataan, maka kita diperlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus--jubah Yesus yang indah.
Bagaimana cara mendapatkan jubah?
- Dari pihak TUHAN: Dia harus ditelanjangi sampai mati di kayu salib untuk memberikan jubah-Nya.
- Bagaimana kita manusia telanjang bisa mednapat jubah yang indah--bisa melayani--?
1 Timotius 4: 14
4:14.Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuatdan dengan penumpangan tangansidang penatua.
'nubuat'= pembukaan firman--penyucian.
Dari pihak kita: menerima pembukaan firman--penyucian--dan penumpangan tangan dari gembala.
Dari situlah kita menerima jubah yang indah dari Yesus--jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus.
Keluaran 29: 1, 9
29:1."Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskanmereka, supaya mereka memegang jabatan imambagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,
29:9.Kauikatkanlah ikat pinggang kepada mereka, kepada Harun dan anak-anaknya, dan kaulilitkanlah destar itu kepada kepala mereka, maka merekalah yang akan memegang jabatan imam; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya. Demikianlah engkau harus mentahbiskan Harun dan anak-anaknya.
Mengangkat seorang imam sama dengan memberi jubah/jabatan.
'menguduskan'= tadi 'memeprlengkapi orang-orang kudus'.
Ayat 9= pakaian/jubah indah, yaitu ada ikat pinggangnya, destar, ikat kepala.
Sampai kapan jabatan imam itu?(ayat 9) sampai selama-lamanya, bukan sementara.
Jadi kalau ada seorang hamba TUHAN/anak TUHAN berhenti di tengah jalan, jangan, itu tidak sesuai dengan firman. Karena itu jangan lihat orang, tetapi lihat alkitab! Kalau lihat orang, kita bisa menerima pendapatnya kalau orang itu adalah orang yang kita banggakan/andalkan--alkitab bilang: tidak boleh, tetapi orang yang kita banggakan/andalkan bilang: boleh, kita ikut bilang: boleh.
Petrus sudah jelas mendengar: Kamu menjadi penjala manusia. Tetapi setelah itu, dia berkata: 'Aku mau menjala ikan.' Dan semua murid yang lain berkata: 'Aku ikut.' Tidak baca alkitab, tidak melihat TUHAN, tetapi Petrus.
Kita diuji, banyak pernyataan, kita membaca ayat saja. Jangan ditipu kata-kata indah/kata-kata manis--ajaran lain.
Jadi, diberi jubah indah= diangkat menjadi imam dan raja untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus sesuai dengan jabatan pelayanan yang TUHAN percayakan kepada kita, dengan setia berkobar-kobarsampai selama-lamanya. Jangan lalai!
Mari, sungguh-sungguh hari-hari ini! Yang sudah melayani, dibaharui lagi, setia berkobar sampai selamanya. Yang sudah meninggalkan pelayanan, kembali lagi. TUHAN tolong.
"Saya tadi malam menemukan seseorang. Dia kejar saya, dia minta ampun karena sudah meninggalkan pelayanan, dia mau kembali lagi melayani. Saya bahagia, satu orang saja kembali melayani, saya bahagia. Mari, sungguh-sungguh TUHAN bekerja di tengah-tengah kita hari-hari ini."
Tidak ada pensiun, karena ini adalah tahbisan, bukan profesional. Di dunia harus profesional, jadi ada pensiunnya. Itu bedanya. Tetapi tahbisan tidak ada pensiunnya. Sekarang yang justru dituntut adalah supaya kita profesional. Entah dia isterinya dua, bahkan (maaf) agama lain, tidak peduli, yang penting profesional, supaya orang tertarik untuk datang, padahal yang datang adalah orang-orang yang tidak suci juga.
Kalau yang melayani orang suci, yang datang adalah kehidupan yang betul-betul mau disucikan; biar dia najis, bisa disucikan.
Perhatikan bedanya! Kalau profesional, yang dituntut adalah kehebatannya. Kalau tahbisan, yang dituntut adalah kesucian. Semakin suci, semakin tua akan semakin berkobar-kobar. Itu bedanya. Jangan salah!
Sekarang hamba TUHAN disuruh sekolah dan lain-lain, yang dikejar adalah hebatnya daging--profesional--, bukan kesucian. Itu kesalahan! Sehebat apapun daging, satu waktu akan pensiun.
Kalau ada jubah indah, hasilnya: TUHAN mengusahakan masa depan yang berhasil dan indah. Yakin! Kalau sudah mamakai jubah indah, biar mskin, orang melihat sudah berkata: Bagus ya, tidak ada yang berkata: Miskin ya.
Tinggal tunggu waktu, orang sudah mengaku: Indah, ya. Seperti Daud yang sudah diangkat jadi raja, tetapi tidak punya kerajaan karena masih ada Saul. Tinggal tunggu waktu dan satu waktu kerajaannya muncul.
Kita juga, mungkin masih miskin, tidak bisa apa-apa, tetapi punya jubah indah, orang sudah berkata: Indah, ya. kita tinggal tunggu waktunya TUHAN. Dari pada hebat tetapi telanjang, malah malu, tambah hebat kalau telanjang, tambah malu.
Biarlah, apapun keadaan kita, yang penting indah. TUHAN membuat hidup kita berhasil dan indah. Yang lainnya tinggal menunggu waktu TUHAN. TUHAN yang mengusahakan. Yakinlah! TUHAN sudah rela Dia yang telanjang, supaya kita menjadi indah. Dia dicopot jubah-Nya, supaya kita menjadi indah. Jangan kita mencopot jubahnya TUHAN!
"Pelayanan adalah jubahnya TUHAN. Mungkin kita berkata prajurit yang menelanjangi Yesus itu jahat. Sebenarnya, kalau kita sudah mendapat jubah lalu tidak melayan, itu sama dengan mencopot jubahnya Yesus. Kita sungguh-sungguh!"
Tetapi masih dilanjutkan. Sudah punya jubah indah, tetapi jubah indah masih harus dicelup dalam darah.
Aritnya: dalam tahbisan--ibadah pelayanan--kepada TUHAN, kita harus mengalami sengsara daging bersama Yesus. Harus!
Kita harus berkorban apapun untuk TUHAN: waktu, tenaga, uang, bahkan sampai berkorban nyawa seperti Yesus. Rasul Paulus berkata: 'Aku tidak menghiraukan nyawaku asal aku bisa melayani sampai garis akhir.'
Kalau tidak kuat, lihat kurban Kristus, belum seberapa penderitaan kita. Memang harus dicelup dalam darah. Mengapa? Untuk memiliki jubah putih berkilau-kilauan--jubah mempelai.
Wahyu 7: 13-14
7:13.Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putihitu dan dari manakah mereka datang?"
7:14.Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Tiga hal yang kita terima kalau menyandang pedang. Kalau ada pembukaan firman, kita menjadi teguh. Kalau tidak, akan mulai lemah seperti Laodikia.
"Guru gan gembala saya, Om Pong, selalu katakan: 'Kalau ada pembukaan firman, jemaat akan tunduk--tanduknya mulai dipatahkan.' Kalau tidak ada pembukaan firman, dia mulai menanduk. Kalau ada pembukaan firman, dia akan kuat, tidak bergeser sedikitpun. Kalau tidak akan, akan mulai bimbang."
Mari,sandang pedang! Sakit bagi daging untuk mengalami penyucian, tetapi hasilnya luar biasa:
- Kita melekat pada Allah Tritunggal, 'Bapa-Kulah pengsahanya', sampai 'takkan kekurangan aku'--sempurna.
- Hasil kedua: TUHAN mengusahakan supaya kita mendapat jubah indah--masa depan yang indah sampai jubah putih berkilau-kilauan (jubah mempelai).
- Mazmur 24: 3-4
24:3."Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
24:4."Orang yang bersih tangannyadan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Ayat 4= hati, tangan, dan mulut suci.
Yang ketiga: jika kita mengalami penyucian hati, perbuatan, dan perkataan, maka kita bisa naik ke gunung penyembahan. Ini adalah puncakdari ibadah pelayanan--tahbisan.
Naik ke gunung penyembahan= bisa menyembah TUAHn.
Matius 17: 1-2
17:1.Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunungyang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
17:2.Lalu Yesus berubah rupadi depan mata mereka; wajah-Nya bercahayaseperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
Doa penyembahan adalah proses perobekan/penyaliban daging--naik gunung--sehingga kita mengalami pembaharuandari manssia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, mulai dari panca indera.
Kita ambil mulutsaja, yaitu jujur. Ya katakan: ya, tidak katakan: tidak. Itu adalah rumah doa. Kalau tidak jujur, akan jadi sarang penyamun--tempatnya setan.
Kita jujur terutama soal TUHAN--pengajaran yang benar.
Amsal 15: 8
15:8.Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.
Kalau ada pembukaan firman, kita akan kuat teguh hati--menyandang pedang--, kita mau mengalami penyucian, maka
- Yang pertama: kita akan digembalakan. Yang mau melayani atau sudah melayani, harus digembalakan. Tidak dirugikan, malah diperhatikan. Diupayakan oleh TUHAN. Dia yang berusaha memelihara kita, memberi kebahagiaan--anggur manis--, sampai sempurna seperti Dia.
- Yang kedua: baru diberi jubah. Mari layani TUHAN, tahbiskan diri kepada TUHAN, mulai dari penumpangan tangan!
Jangan ragu! TUHAN itu penuh kebenaran, tidak pernah salah. Mari melayani TUHAN!
Hidup mulai berhasil dan indah, sampai menerima jubah mempelai.
- Seudah itu, yang ketiga: penyembahan--puncak dari ibadah pelayanan--, sampai menjadi rumah doa, bukan sarang penyamun.
1 Raja-raja 9: 1-3
9:1.Ketika Salomo selesai mendirikan rumah TUHANdan istana raja dan membuat segala yang diinginkannya,
9:2. maka TUHAN menampakkan diri kepada Salomountuk kedua kalinya seperti Ia sudah menampakkan diri kepadanya di Gibeon.
9:3. Firman TUHAN kepadanya: "Telah Kudengar doa dan permohonanmuyang kausampaikan ke hadapan-Ku; Aku telah menguduskan rumah yang kaudirikan ini untuk membuat nama-Kutinggal di situ sampai selama-lamanya, maka mata-Kudan hati-Kuakan ada di situ sepanjang masa.
Setelah Salomo mendirikan rumah TUHAN, TUHAN menyatakan diri kepadanya. Bagi kita sekarang, kalau sudah mejadi rumah doa, TUHAN akan menyatakan pribadi-Nya kepada kita. Kita bedoa sungguh-sungguh.
Kalau menjadi rumah doa, kita akan menjadi tempat hadirat TUHAN. Kalau sarang penyamun, berarti menjadi tempatnya setan--kerasukan setan seperti Yudas dan terhilang. Tetapi rumah doa adalah tempat hadirat TUHAN di mana terdapat:
- NamaTUHAN= kuasa nama Yesus untuk mengalahkan setan tritunggal; kita hidup benar dan suciapapun yang terjadi.
Ular tidak bisa masuk. Kita hidup dalam ketulusan hati. Hidup kita benar-benar aman dan tenteram.
- MataTUHAN= perhatian TUHAN untuk melindungi, memelihara, dan menolnog kita.
Dalam keadaan apapun kita, TUHAN memperhatikan kita. Dia mempedulikan kita, Dia bergumul untuk kita. Dia menyelesaikan semua masalah kita sampai yang mustahil.
- HatiTUHAN= kasih TUHAN.
Kolose 3: 14
3:14.Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Kasih TUHAn untuk menyatukan kita. Ini yang penting.
"Tadi ibadah natal di Jatipasar, firman TUHAN tentang terjadi perpisahan. Sangat berat dan menyakitkan. Yudas dan Yohanes satu pelayanan, satu jabatan rasul, bisa terpisah. Tergantung dari hati. Kalau tetap keras sekalipun sudah mendengar firman, akan terpisah. Mungkin zangkoor duduk berdampingan, suaranya saling menguatkan, bisa terpisah. Sesama penjahatpun terpisah. Tergantung pada hati! Penjahat pertama keras hati, yang kedua sudah melembut dan bisa bersama TUHAN. Yang paling ngeri adalah dua orang di tempat tidur--suami-isteri--bisa terpisah. Dilanjutkan, kakak-adik, orang tua-anak, apa untungnya kalau terpisah? Apa bahagia kalau hilang satu? Butuh kasih."
Mari, kasih menyatukan dan menyempurnakan kita, yaitu tidak salah dalam perkataan.
Kalau sudah tidak salah dalam perkataan berarti sudah menjadi satu. Inilah suara mempelai.
Mari, suami-iseri banyak doa bersama: 'Haleluya', supaya tidak terpisah. Ngeri sekali. Paling ngeri adalah dua orang di tempat tidur betul-betul terpisah. Benar-benar ngeri!
Mari, sampai tidak salah dalam perkataan--suara mempelai--dan kalau TUHAN datang kita menjadi sempurna. Suami, isteri, anak, orang tua, sidang jemaat, kita semua bersama-sama untuk menyambut kedatngan Yesus kedua kali.
Ikuti prosesnya: sandang pedang! Jagnan ragu/bimbang seperti Laodikia! Harus tegas! Kalau lain dengan alkitab, jangan! Bahkan beda komapun, jangan! Harus tegas, untuk kita mengalami penyucian:
- Mulai dengan tergembala. Kita terpelihara dan hidup mulai manis.
- Lalu mulai melayani TUHAN, sudah mulai indah--sudah memakai jubah.
- Dan tingakatkan lagi, menjadi rumh doa--mezbah yang besar--untuk keselamatan seluruh keluarga kita sampai kesempurnaan.
Bukan hanya menyelamatkan, tetapi menyatukan dan menyempurnakan.
TUHAN sudah memanggil dan memilih kita. Berikanlah hidup kepada TUHAN. Sandang pedang! Mau digembalakan, disucikan, dipakai oleh TUHAN, dan menjadi rumah doa.
Di ayat selanjutnya, Salomo berkata: Kalau tidak turun hujan, lalu orang datang ke rumah ini dan berdoa, TUHAN kasih hujan. Kalau kalah perang, datang ke rumah ini dan berdoa, jadi menang. Luar biasa!
Apa yang tidak bisa kita pikiran dan perbuat lagi, mari menjadi rumah doa. TUHAN akan mengadakan mujizat.
Serahkan hidup ini! Digembalakan, disucikan, diberi jubah imam dan raja, dan menjadi rumah doa. Serahkan sepenuh kepada TUHAN! Jangan putus asa dan kecewa! Masih ada TUHAN; ada nama, mata, dan ada hati TUHAN.
Saat tidak bisa berpikir dan betindak, kita hanya menjadi rumah doa. Jangan lari pada yang lain, tetapi lari ke penggembalaan, pelayanan, dan rumah doa! Serahkan semua kepada Dia sampai keselamatan dan kesempurnaan keluarga kita masing-masing!
TUHAN memberkati.