Dari rekaman ibadah doa di CiawiSalam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat mendengarkan firman Tuhan di manapun bapak/ibu/saudara sekalian berada. Saya berada di Ciawi, kita tetap satu hati di dalam Tuhan.
Ibadah malam ini adalah ibadah doa penyembahan. Doa penyembahan merupakan puncak ibadah pelayanan kepada Tuhan. Tetapi kita harus waspada karena
ada doa penyembahan yang benar dan ada yang palsu.
Doa penyembahan yang palsudidorong oleh ajaran-ajaran palsu, terutama hanya mengutamakan perkara-perkara jasmani dan mengarah pada penyembahan pada antikris, sehingga setiap kehidupan yang menyembah antikris akan dicap 666; menjadi sama dengan antikris dan akan dibinasakan selama-lamanya.
Yohanes 4: 23-244:23.Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benarakan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24.Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Doa penyembahan yang benardidorong oleh kebenaran (firman pengajaran yang benar) dan roh (urapan Roh Kudus); didorong oleh firman penyucian atau firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, yang mampu menyucikan kita mulai dari dalam hati.
Matius 15: 1915:19.Karena dari hati timbul segala pikiran jahat(1), pembunuhan(2), perzinahan(3), percabulan(4), pencurian(5), sumpah palsu(6)dan hujat(7).
'
pembunuhan'= termasuk kebencian, sampai kebencian tanpa alasan.
'
sumpah palsu'= dusta.
'
hujat'= menyalahkan firman pengajaran yang benar dan menghalangi, tetapi dia membenarkan/mendukung pengajaran palsu.
Jadi, hati manusia berisi
tujuh keinginan jahat dan najis, dan kepahitan.
Akibatnya: pelitanya menjadi padam. Kita ingat pelita emas memiliki tujuh lampu, kalau hati dikuasai oleh tujuh keinginan jahat dan najis, dan kepahitan, maka pelita menjadi padam.
Pelita padam= hati menjadi gelap, dan mata gelap (tidak bisa memandang Tuhan).
Akibatnya: melakukan perbuatan-perbuatan yang membabi-buta; berbuat dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan, sampai dibinasakan untuk selamanya; menuju kegelapan yang paling gelap, neraka untuk selamanya.
Tetapi syukur pada Tuhan,
masih ada firman penyucian.
Matius 5: 85:8.Berbahagialah orang yang sucihatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Kalau hati tidak disucikan--hati gelap dan mata gelap--, tidak akan bisa memandang Tuhan. Tetapi jika hati disucikan dari tujuh keinginan jahat dan najis, dan kepahitan oleh firman penyucian, maka
kita bisa MELIHAT TUHAN(menyembah Dia).
Mari, bukan tempat yang menentukan kita menyembah Tuhan atau tidak, tetapi hati ini yang menentukan.
Yohanes 9: 37-389:37.Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-katadengan engkau, Dialah itu!"
9:38.Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.
Di sini, menyembah Tuhan sama dengan
BERKATA-KATA KEPADA TUHAN.
Berkata-kata kepada Tuhan= mencurahkan isi hati kepada Tuhan, bahkan berseru kepada-Nya.
Mazmur 141: 2141:2.Biarlah doakuadalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkatseperti persembahan korban pada waktu petang.
Di sini, menyembah Tuhan sama dengan
MENGANGKAT TANGAN KEPADA TUHAN; berserah kepada Tuhan.
Jadi, doa penyembahan adalah kita hanya melihat Tuhan (bukan melihat manusia), berkata-kata dengan Dia (berseru kepada-Nya), dan mengangkat tangan kepada-Nya (menyerah sepenuh kepada-Nya).
Kalau
kita melihat Tuhan, Dia juga melihat kita; Dia memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul untuk kita--mengulurkan tangan untuk kita semua.
Mari, di manapun kita berada, kita hanya memandang kepada Tuhan, berkata-kata kepada Dia, dan mengangkat tangan kepada-Nya. Jangan kepada yang lain, yang hanya mengecewakan kita!
Hasilnya:
- Mazmur 17: 15
17:15.Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puasdengan rupa-Mu.
(terjemahan lama)
17:15. Tetapi aku akan memandang hadirat-Mu dengan kebenaran, dan apabila aku bangun kelak aku akan dikenyangkandengan peta-Mu.
Hasil pertama: Tuhan memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul untuk memeliharakita:
- Secara jasmani di tengah kesulitan dunia--kita dikenyangkan; takkan kekurangan, tetapi berkelimpahan. Berkelimpahan bukan berarti berjuta-juta, tetapi selalu mengucap syukur kepada Tuhan.
- Secara rohani kita dipuaskan--ada ketenangan dan kebahagiaan sorga--sehingga kita selalu mengucap syukur.
Mari, kita banyak menyembah Tuhan! Kita akan kenyang dan tenang--seperti bayi di dalam gendongan tangan ibunya, kalau bisa menyusu pada ibunya, ia akan kenyang dan tenang.
- Mazmur 16: 8
16:8.Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Hasil kedua: Tuhan memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul untuk kita, supaya kita tidak goyah tetapi kita sungguh-sungguh kuat teguh hati; tidak kecewa, putus asa, bimbang apapun yang kita hadapi:
- Menghadapi angin ajaran palsu, kita tetap berpegang teguh pada satu firman pengajaran yang benar. Pandang Tuhan, jangan orang!
- Menghadapi pencobaan-pencobaan di segala bidang, kita tetap percaya dan berharap Tuhan. Jangan berharap orang lain!
- Menghadapi dosa-dosa dan puncaknya dosa, kita tetap hidup benar dan suci.
- Menghadapi kedatangan Yesus kedua kali, kita tetap beribadah melayani Tuhan dengan setia dan berkobar, tetap menyembah Diasampai Dia datang kembali.
Mazmur 27: 14
27:14.Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!
Kita tidak mundur setapakpun. Usia bisa bertambah tua, mungkin kesehatan ada gangguan, mari kuat teguh hati, tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sampai Dia datang, dan tetap menyembah Dia sampai Dia datang kembali kedua kali.
Inilah kuat teguh hati; Tuhan beserta kita semua. Kita tidak akan tenggelam--kalau bimbang, akan tenggelam--, tetapi tetap bersama Dia.
- Mazmur 123: 1-3
123:1.Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga.
123:2.Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
123:3.Kasihanilah kami, ya TUHAN, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan;
Hasil ketiga: Tuhan memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul untuk mengulurkan tangan belas kasih-Nya yang besar kepada kita.
Daud berkata: Sudah banyak penghinaan, penderitaan. Tuhan akan mengulurkan tangan-Nya apapun keadaan kita. Yang penting kita hanya memandang Dia sampai Dia berbelas kasihan kepada kita. Jangan berhenti berdoa, kalau perlu ditambah puasa dan doa semalam suntuk. Kita terus memandang Dia sampai Dia berbelas kasihan.
"Saya sering cerita, anak saya meminta sesuatu sampai terus menangis, akhirnya saya luluh. Tetapi saya beri syarat."
Kita juga, jangan bilang: Percuma,kalau kita baru berseru atau berpuasa, tetapi tetap berseru kepada-Nya.
2 Tawarikh 20: 1-3, 12
20:1.Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim.
20:2.Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besardatang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi.
20:3.Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
20:12.Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatanuntuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."
Ayat 3= memandang Tuhan; berseru kepada Tuhan/menyembah Dia sampai berpuasa.
Dulu Yosafat, sekarang kita. Saat kita tidak punya kekuatan apa-apa, dan tidak tahu harus berbuat apa saat menghadapi 'sesuatu'--mungkin penyakit, ekonomi, pelayanan, masa depan, studi dan lain-lain--, itu adalah kesempatan terbesar untuk memandang Tuhan. Kita berseru kepada-Nya dan mengangkat tangan, berserah kepada-Nya.
Hasilnya: Tuhan akan mengulurkan tangan belas kasih-Nya yang besar kepada kita untuk berperang ganti kita.
2 Tawarikh 20: 24
20:24.Ketika orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkaiberhantaran di tanah, tidak ada yang terluput.
Tentara besar menjadi bangkai, artinya masalah besar apapun yang membuat kita takut dan stres menjadi tidak berarti. Kita menjadi tenang dan mengalami damai sejahtera sehingga semua enak dan ringan. Itu saja rumusnya.
Tidak punya kekuatan apa-apa, tidak bisa apa-apa, dan menghadapi laskar besar (masalah besar), bukan saatnya kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan atau berharap pada yang lain. Memang Tuhan izinkan ini terjadi, karena Ia memberikan kesempatan besar kepada kita untuk memandang Dia, mulut berseru kepada-Nya, dan tangan diangkat kepada-Nya. Dia akan mengulurkan tangan anugerah-Nya yang besar untuk berperang ganti kita.
Apa yang membuat takut dan stres menjadi tidak berarti--menjadi bangkai. Kita menjadi tenang.
Masalah besar dan mustahil menjadi tidak berarti, semua selesai tepat pada waktunya.
Sebaliknya, mungkin keadaan kita seperti bangkai--seperti Lazarus yang mati empat hari--yaitu busuk dan lain-lain, tangan anugerah Tuhan yang besar sanggup membangkitkan kita semua. Bangkai dibangkitkan--Lazarus dibangkitkan. Yang busuk dalam dosa jadi harum (dipakai oleh Tuhan), yang hancur menjadi baik, gagal menjadi berhasil.
Dan saat Tuhan datang kembali kedua kali, kita akan diubahkan sampai sempurna seperti Dia, tidak salah dalam perkataan, kita menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai dengan sorak-sorai: Haleluya.Kita memandang Yesus muka dengan muka selama-lamanya.
Mata memandang Tuhan, mulut berkata-kata kepada-Nya--berseru--, dan tangan terangkat kepada-Nya--berserah--, sampai Dia memandang kita; Dia memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul untuk kita. Sekalipun kita sudah seperti bangkai, Tuhan masih bergumul untuk kita. Sudah mustahil secara manusia, Tuhan masih bergumul untuk kita. Tuhan masih memperhatikan kita.
Di manapun kita berada, kita satu hati. Kuasa dan hadirat Tuhan tidak bisa dibatasi dengan tempat. Kita tetap satu hati untuk menyembah Tuhan.
Mungkin suami, isteri, anak, orang tua tidak bisa memperhatikan. Saatnya Tuhan memperhatikan kita. Jangan salah paham, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Justru saat kita tidak bisa berbuat apa-apa, tidak punya kekuatan apa-apa, itulah kesempatan besar untuk seratus persen memandang Dia, berseru dan berserah pada-Nya. Dan saat itu Tuhan juga akan seratus persen memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul untuk kita. Serahkan semua kepada Dia!
Tuhan memberkati.