Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Kita belajar bersama Lempin-El yaitu tentang
meja roti sajian.
Meja roti sajian terdiri dari dua bagian:
- Meja= kehidupan manusia yang bisa diisi dengan firman Allah--di atas meja terdapat 12 roti yang disusun menjadi dua susun, enam buah sesusun (66) menunjuk pada firman Allah.
Mulai dari hati, pikiran/akal budi, mulut diisi firman sehingga ada perkataan hikmat, sampai tangan ditulisi firman sehingga bisa mempraktikkan firman yang menghasilkan mujizat-mujizat.
- Roti=
- Firman Allah-- 12 roti yang disusun menjadi dua susun, enam buah sesusun; 66 buku dalam alkitab, yang menunjuk pada alkitab.
- Roti juga menunjuk pada kurban Kristus yang menjadi korban sajian yang berkenan pada Allah Bapa; menyenangkan dan mengenyangkan Bapa.
Kita belajar proses Yesus menjadi roti yang diletakkan di atas meja roti sajian; sama dengan
proses bagi kita untuk menjadi seorang hamba/pelayan Tuhan yang berkenan kepada-Nya--tugas hamba/pelayan adalah menyenangkan hati Tuhan--:
- Yohanes 12: 24
12:24.Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandumtidak jatuh ke dalam tanahdan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Proses pertama menjadi roti: biji gandum harus jatuh ke dalam tanah--untuk menjadi roti harus ada tepung gandum yang terbaik, untuk jadi gandum harus ada tanaman gandum yang berbuah lebih dulu; harus banyak buah gandum.
Biji gandum harus jatuh ke dalam tanah, artinya: kita harus merendahkan diri dan rela direndahkanuntuk menjadi hamba Tuhan.
Contoh: Yesus.
Filipi 2: 5-8
2:5.Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6.yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7.melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nyadan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Yesus sebagai manusia yang tidak berdosa rela merendahkan diri dan direndahkan sampai mati terkutuk di kayu salib untuk mengakui dosa-dosa kita. Dia tidak berbuat dosa tetapi Dia mengakui dan menanggung dosa-dosa kita, sekaligus mengampuni segala dosa kita.
Bagi kita sekarang, merendahkan diri dan rela direndahkan artinya:
- Merendahkan diriartinya mengaku segala dosa kita.
1 Yohanes 1: 7, 9-10
1:7.Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
1:9.Jika kita mengaku dosakita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampunisegala dosa kita dan menyucikankita dari segala kejahatan.
1:10.Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Banyak kali merendahkan diri ini buatan manusia, bukan mencontoh Yesus.
"Saya bertemu seorang yang punya perusahaan besar. Dia mau jadi hamba Tuhan, dia bangga bercerita: 'Kami dididik untuk merendahkan diri.': 'Bagaimana caranya?' Maaf, dia menjawab: 'Pendetanya berdiri, lalu kami tiarap lewat di antara kakinya.' Benar-benar terjadi. Ini buatan manusia. Bahkan ada yang berkata: Jangan pakai jas karena dianggap sombong. Bukan seperti itu merendahkan diri."
Merendahkan diri adalah meneladan Yesus. Dia sudah menanggung dan mengakui dosa-dosa kita, karena itu sekarang kita juga mengaku dosa.
Saat kita mengaku dosa-dosa kepada Tuhan dan sesama dengan sejujur-jujurnya, maka darah Yesus aktif untuk dua hal:
- Darah Yesus mengampunisegala dosa kita sampai tidak ada bekasnya lagi, apapun dosa yang kita lakukan. Tuhan melihat kita seperti kita tidak pernah berbuat dosa itu.
Inilah pengertian dari istilah dosa ditanggung oleh Yesus di kayu salib.
- Darah Yesus menyucikankita dari segala kejahatan, sama dengan mencabut akar-akar dosa, sehingga kita tidak berbuat dosa lagi tetapi hidup dalam kebenaran.
Inilah bukti merendahkan diri yaitu bisa mengaku dosadan hidup dalam kebenaran.
1 Yohanes 1: 10
1:10.Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendustadan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Banyak kali kita tidak maumengaku dosa tetapi selalu menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain dan Tuhan.
Akibatnya:
- Ia mengalami beban berat--dosa adalah beban terberat dalam hidup manusia--dan pasti menjadi bebanbagi yang dilayani dalam nikah, penggembalaan, dan antar penggembalaan.
Sebenarnya tugas hamba/pelayan Tuhan adalah menanggung beban orang-orang berdosa--seperti Yesus menanggung dosa kita--, bukan menjadi beban--orang berdosa datang malah kita kasih beban sehingga jemaat tidak mau datang lagi. Kita bertanggung jawab!
- Menjadi pendusta, terutama menipu diri sendiri--orang yang tidak mau mengaku dosa sama dengan menipu diri sendiri. Paling jahat!
Menipu orang lain, jahat, menipu Tuhan, lebih jahat, tetapi menipu diri sendiri, paling jahat--dia yang berbuat dosa tetapi orang lain dan Tuhan yang disalahkan.
- 'firman-Nya tidak ada di dalam kita'= kosong; menjadi hamba/pelayan Tuhan bagaikan sekam yang tidak berguna, dan hanya untuk dibakar, binasa selamanya.
Sekalipun bisa berkhotbah, tetapi khotbahnya kosong; hebat menyanyi tetapi kosong. Tidak ada artinya; tidak membawa berkat bagi orang lain. Hati-hati!
Seringkali pelayanan di rumah Tuhan hanya dinilai dari kehebatannya. Salah! Tuhan berkata: 'Carilah dulu kerajaan Allah dan kebenarannya.' Bagaimana mau benar kalau tidak mau mengaku dosa? Tidak mungkin benar!
Mari, kita harus merendahkan diri dan rela direndahkan, supaya kita menjadi roti sajian--orang bisa datang, kenyang, dan puas.
- Rela direndahkan, artinya: berdiam dirijika difitnah, digosipkan dan lain-lain; tidak membela diri. Serahkan pada Tuhan, biar Dia yang membela kita. Tetapi kalau kita memang bersalah, kita harus mengaku.
Tuhan izinkan kita direndahkan, supaya proses menjadi hamba/pelayan Tuhan yang rendah hati semakin dipercepat, sampai kita mengaku bahwa kita hanya tanah liat; kita mengaku tidak layak, banyak dosa/kekurangan (tidak menghakimi orang lain dan Tuhan), tidak mampu, tidak bisa apa-apa tanpa Tuhan, sehingga kita hanya bergantung pada belas kasih Tuhan yang besar.
Kalau mengandalkan ijazah kita tidak akan kuat. Pekerjaan sorga tidak bisa dipikul dengan kekuatan dunia.
Inilah proses pertama untuk menjadi roti yaitu biji gandum harus jatuh ke dalam tanah, artinya merendahkan diri dan rela direndahkan.
- Yohanes 12: 24
12:24.Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Proses kedua menjadi roti: mati.
Artinya: menyangkal diri; perobekan daging--seperti Yesus taat sampai mati di kayu salib.
Menyangkal diri adalah tegas untuk berkata 'tidak' terhadap dosa dan segala sesuatu yang tidak berkenan pada Tuhan/tidak sesuai dengan firman pengajaran yang benar sekalipun ada kesempatan, keuntungan, ancaman dan lain-lain. Kita harus tegas hari-hari ini!
Contoh:
- Yusuf tidak berbuat dosa saat berhadapan dengan isteri Potifar--dosa kenajisan--sekalipun ada keuntungan dan kesempatan, dirayu, dipaksa, sampai dimasukkan dalam penjara.
- Daud terhadap raja Saul--dosa kejahatan.
Dia berkali-kali mau dibunuh oleh Saul, dan kemudian ia mendapat dua kali kesempatan untuk membunuh Saul, tetapi ia tetap tidak mau membunuh Saul.
Orang-orangnya Daud berkata: 'Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.'
Bahkan Abisai kepada Daud: "Pada hari ini Allah telah menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, oleh sebab itu izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini, dengan satu tikaman saja, tidak usah dia kutancapkan dua kali."
Tetapi Daud tetap tidak mau membunuh Saul--Daud tetap menyangkal diri.
Hati-hati! Tadi merendahkan diri ada buatan manusia; orang kaya sampai tiarap. Bukan itu! Kalau dia tetap berbuat dosa, sama saja dengan meninggikan diri.
Sekarang juga, orang berkata: Ini dari Tuhan,tetapi kalau tidak sesuai dengan firman, jangan, sekalipun yang mengatakan itu seorang pendeta atau gembala. Dengar suara Tuhan/firman Allah!
Menghadapi Saul, Daud berkata: 'Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.'
Jadi, orang yang menyangkal diri adalah orang yang menghargai urapan Roh Kudus; hidup dalam urapan Roh Kudus.
Sebaliknya orang yang mengikuti keinginan dan hawa nafsu daging seperti Saul--tidak mau menyangkal diri--akan kehilangan urapan Roh Kudus.
Tadi, kalau tidak ada firman--hamba/pelayan yang kosong seperti sekam--, sekalipun hebat tidak ada nilai rohaninya.
Begitu juga kalau tanpa urapan Roh Kudus; berkhotbah dengan kekuatan bahkan keinginan/hawa nafsu daging.
Mungkin lihat dompetnya tidak ada uang, lalu berkhotbah tentang persepuluhan. Bukan tidak boleh berkhotbah tentang persepuluhan, tetapi harus disampaikan kalau memang disuruh Tuhan untuk menolong sidang jemaat. Yang tidak boleh adalah menyampaikan persepuluhan karena didorong oleh keinginan daging.
Begitu juga kalau menyanyi, tanpa urapan akan kering rohani. Ini yang harus kita jaga.
Banyak kali menyanyi atau berkhotbah dengan kekuatan daging bahkan ada kebencian, iri pada yang lain--seperti Saul terhadap Daud. Seharusnya ia senang ditolong Daud saat melawan Goliat, tetapi ia iri dan benci.
Belum cukup, berkhotbah juga melawak seperti Simson--hamba Tuhan jadi pelawak. Ini akibatnya kalau tidak ada urapan Roh Kudus. Simson dengan ketujuh rambut jalinnya menunjuk pada Roh Kudus dengan tujuh manifestasinya, tetapi sudah dicukur semua--tanpa urapan--, dan akhirnya disuruh untuk melawak.
Jadi, jangan terkecoh kalau orang berkata: kata-kata jenaka atau lawak membuat segar, dalam urapan, tidak mengantuk.Salah! Justru tidak ada urapan Roh Kudus!
Akibatnya: tiga ribu orang mati. Angka tiga ribu menunjuk pada volume ruangan suci (20 x 10 x 10 hasta) dan ruangan maha suci (10 x 10 x 10 hasta).
Artinya: firman yang disampaikan dengan kata-kata jenaka--tanpa urapan--tidak mengandung kesucian dan tidak mengarah pada kesempurnaan; tertinggal saat Yesus datang kembali untuk dibinasakan.
Efesus 5: 4
5:4.Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono--karena hal-hal ini tidak pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.
(terjemahan lama)
5:4. Demikian juga barang yang keji dan percakapan yang sia-siadan jenaka, yaitu perkara yang tiada berlayak; melainkan lebih baik mengucap syukur.
'percakapan yang sia-sia'= termasuk kata-kata jenaka.
'tiada berlayak'= kata-kata jenaka tidak layak di rumah Tuhan, dan nanti tidak layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Kalau dipaksakan, ibadahnya bukan di Bait Allah lagi tetapi di kuil Dagon--suasana pemberhalaan--, dan tiga ribu orang mati terbunuh--tidak mengalami penyucian dan kesempurnaan--; tidak layak untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai, berarti binasa untuk selamanya.
Oleh karena itu kita harus menjadi hamba/pelayan Tuhan yang merendahkan diri dan rela direndahkan. Selesaikan dosa-dosa, supaya tidak kosong tetapi diisi firman pengajaran yang benar; kita hidup benar--buah gandum sudah mulai terbentuk.
Kemudian menyangkal diri, supaya selalu ada urapan Roh Kudus.
Malam ini kita berdoa, mohon kepada Tuhan supaya kita selalu hidup dalam urapan Roh Kudus seperti raja Daud--mengalami baptisan Roh Kudus.
Kegunaan Roh Kudus:
- Titus 3: 5
3:5.pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembalidan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
'permandian kelahiran kembali'= baptisan air, setelah itu kita akan mengalami baptisan Roh Kudus.
Yang pertama: Roh Kudus sanggup mengubahkan kitadari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus--mujizat terbesar--mulai dari kuat teguh hati.
Kalau mau tegas--menyangkal diri--, harus kuat teguh hati, artinya:
- Tidak kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan apapun yang kita hadapi.
- Tidak menyangkal Tuhan apapun yang kita hadapi, tetapi menyangkal diri.
Tidak menyangkal Tuhan bukan hanya lewat perkataan, tetapi juga perbuatan.
"Satu waktu ada seorang yang sudah meninggalkan Tuhan dan berpaling pada yang lain. Orang tuanya telepon dia berkata masih menunaikan agama lain. Ketika saya telepon, dia bergetar, dia masih takut untuk menyangkal Yesus lewat perkataan. Hati-hati! Jangan sampai menyangkal Tuhan! Biar Roh Kudus yang menolong kita. Akhirnya orang ini tertolong, dia menangis dan kembali pada Tuhan."
Banyak kali kita menyangkal Tuhan karena tekanan-tekanan di dunia lewat perbuatan dosa, perkataan dusta dan sebagainya.
Hari-hari ini, tegas, jangan menyangkal Yesus tetapi menyangkal diri!
- Tetap setia berkobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
- Tetap percaya berharap Tuhan; menyembah Dia apapun yang kita hadapi. Tuhan yang akan berperang ganti kita.
- Tetap hidup benar; tidak berbuat dosa.
Kalau mujizat terbesar terjadi, mujizat jasmani juga akan terjadi.
- Hakim-hakim 14: 5
14:5.Lalu pergilah Simson beserta ayahnya dan ibunya ke Timna. Ketika mereka sampai ke kebun-kebun anggur di Timna, maka seekor singa muda mendatangi Simson dengan mengaum.
14:6. Pada waktu itu berkuasalah Roh TUHAN atas dia, sehingga singa itu dicabiknya seperti orang mencabik anak kambing--tanpa apa-apa di tangannya. Tetapi tidak diceriterakannya kepada ayahnya atau ibunya apa yang dilakukannya itu.
'tanpa apa-apa di tangannya'= sepenuhnya kekuatan Roh Kudus.
Yang kedua: Roh Kudus berperang ganti kitauntuk mengalahkan musuh--menyelesaikan masalah-masalah yang mustahil. Percayalah!
Yang penting ada keubahan hidup yaitu kuat teguh hati, dan pada waktunya Roh Kudus akan berperang ganti kita untuk memberi kemenangan; semua selesai pada waktunya; semua menjadi indah pada waktunya.
- 1 Petrus 4: 14
4:14.Berbahagialah kamu, jika kamu dinistakarena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Yang ketiga: Roh Kudus sanggup memberikan kebahagiaan sorgadi tengah penderitaan yang kita alami.
Orang lain mungkin merasa kasihan pada kita, tetapi kita bahagia--dulu Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dilemparkan ke dalam api tetap bahagia.
Malam ini Tuhan tolong kita. Kita mau menjadi roti sajian seperti Yesus, itulah hamba/pelayan Tuhan yang berkenan kepada-Nya.
Roti berasal dari tepung gandum.
Gandum harus jatuh ke dalam tanah, artinya: merendahkan diri--akui dosa-dosa--, dan rela direndahkan, supaya cepat menjadi hamba Tuhan yang rendah hati.
Kemudian mati--menyangkal diri--, tetap hargai urapan Roh Kudus; tetap hidup dalam urapan Roh Kudus.
Biar Roh Kudus yang menolong kita semua, membuat kita jadi kuat teguh hati menghadapi apapun, memberi kemenangan kebahagiaan.
Sampai kalau Tuhan datang kembali kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba--puncak kebahagiaan bersama Tuhan--, kemudian masuk Firdaus, dan Yerusalem baru selamanya.
Biarlah Roh Kudus menjamah, mengurapi, dan memenuhi kita semua. Dosa disingkirkan, dan Roh Kudus akan dicurahkan di tengah-tengah kita.
Jangan sampai kosong; jangan sampai kering! Biar Tuhan tolong kita.
Buang dosa-dosa! Tegas untuk menolak yang tidak benar! Ada kelemahan dan kekurangan, kita butuh Roh Kudus.
Saat-saat kita mengalami tekanan adalah saat untuk merendahkan diri dan menyangkal diri, dan Tuhan yang akan berperang ganti kita. Tunjukkan kepada Tuhan tekanan-tekanan yang kita hadapi!
Kuat teguh hati, jangan lemah, jangan menyangkal Tuhan, jangan mengambil jalan sendiri di luar Tuhan. Tunggu waktunya Roh Kudus untuk bekerja! Serahkan semua kepada Tuhan!
Tuhan memberkati.