Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih sayang, damai sejahtera dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.

Wahyu 5: 5-10
5:5. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itudan membuka ketujuh meterainya."
5:6. Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor
Anak Dombaseperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
5:7. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
5:8. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
5:9. Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan
membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
5:10. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Siapayang layak/dapat membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya--membukakan rahasia firman--? (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 09 Januari 2017)

  1. Ayat 5= Yesus sebagai singa dari suku Yehuda dan tunas Daud yang telah menang (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 15 Januari 2017sampai Ibadah Raya Surabaya, 22 Januari 2017).

  2. Ayat 6-10= Yesus sebagai Anak Domba yang telah tersembelih (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 30 Januari 2017).

AD. 2. YESUS SEBAGAI ANAK DOMBA YANG TELAH TERSEMBELIH

Yesus sebagai Anak Domba yang telah tersembelih artinya Yesus yang sudah mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia--mendamaikan dosa manusia--, sebab hanya Ia satu-satunya manusia yang tidak berdosa, yang bisa menyelesaikan dosa manusia.

Yesus sebagai Anak Domba Allah yang membuka firman; pembukaan firman Allah yang dikaitkan dengan Yesus sebagai Anak Domba yang tersembelih artinya: pembukaan firman Allah mendorong kita untuk mengalami PENEBUSAN DAN PENDAMAIAN dari dosa-dosa--kelepasan dari dosa-dosa--oleh darah Yesus. Tidak akan mempertahankan dosa; setiap firman diberitakan akan mendorong kita untuk mengalami kelepasan dari dosa--mengalami penebusan/pendamaian oleh darah Yesus. Itu gunanya kita banyak mendengarkan firman.

Perpanjangan umur--setiap langkah hidup kita--yang Tuhan berikan, jangan digunakan untuk menambah dosa, tetapi untuk mendengarkan pembukaan firman Allah, yang mendorong kita untuk menyelesaikan dosa hari-hari ini--mengalami pendamaian dari dosa-dosa; menyelesaikan dosa-dosa oleh kekuatan darah Yesus.

Mengapa kita harus mengalami pendamaian/penebusan dari dosa-dosa oleh darah Yesus?
Efesus 2: 1
2:1.Kamu dahulu sudah matikarena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Manusia harus mengalami penebusan oleh darah Yesus karena dosa membuat kita mati rohani; kalau bangsa kafir, seperti keledai dipatahkan batang lehernya--tidak ada hubungan dengan Tuhan, terpisah dari Tuhan; tidak bisa beribadah melayani Tuhan dan tidak bisa menyembah Tuhan. Kalau dibiarkan, akan terpisah selamanya; menuju kematian kedua di neraka selamanya.
Leher sudah patah= tidak ada hubungan antara kepala dan tubuh; leher menunjuk pada penyembahan.

Sekali lagi, perpanjangan umur jangan digunakan untuk menambah dosa lewat perkataan, pandangan dan perbuatan, tetapi digunakan untuk menyelesaikan dosa-dosa, supaya kita jangan binasa.

Manusia berdosa harus diperdamaikan oleh darah Yesus--diselesaikan dosa-dosanya--sehingga kita bisa kembali pada Tuhan--ada hubungan yang baik dengan Tuhan; kita bisa beribadah melayani Tuhan, bahkan kita bisa menyembah Tuhan--hubungan yang paling erat.

Kuncinya di sini. Mengapa tidak bisa menyembah, serasa kering/mati, ibadah pelayanan tidak rasa apa-apa? Ada dosa! Harus diselesaikan, baru ada hubungan yang baik dengan Tuhan; kita bisa beribadah melayani Tuhan dan bisa menyembah Tuhan--hubungan paling erat dengan Tuhan.

Kalau ada domba yang disembelih, keledai selamat, tidak dipatahkan batang lehernya. Artinya sekarang: karena Yesus Anak Domba Allah sudah disembelih, maka bangsa kafir selamat--lehernya tidak dipatahkan--, bisa kembali pada Tuhan, ada hubungan yang baik dengan Tuhan; bisa beribadah dan menyembah Tuhan.

Wahyu 5: 7-8
5:7.Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
5:8.Ketika Ia mengambil gulungan kitabitu, tersungkurlahkeempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapidan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Begitu Yesus tampil sebagai Anak Domba yang tersembelih, yang membukakan firman, langsung ada penyembahan.
Artinya: ada pembukaan firman, mendorong kita untuk berdamai/ditebus--tidak berbuat dosa--, ada hubungan yang baik dengan Tuhan sampai menyembah Tuhan.

Jadi, pembukaan firman Allah yang dikaitkan dengan Yesus sebagai Anak Domba yang tersembelih mendorong kita untuk mengalami pendamaian dari dosa-dosa sehingga kita bisa tersungkur menyembah kepada Tuhan dalam penyembahan yang benar.
Hati-hati! Sudah menyembah masih harus hati-hati, sebab di kitab Wahyu 13 ada penyembahan pada antikris--penyembahan yang tidak benar.

Penyembahan yang benar merupakan pantulan dari penyembahan di sorga; sama dengan yang ada di sorga--di sorga tersungkur, di bumi juga tersungkur.
Tandanya:

  1. Satu kecapi.
  2. Satu cawan emas, penuh dengan kemenyan (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 13 Februari 2017).

AD. 2. Satu cawan emas, penuh dengan kemenyan
Kemenyan menunjuk pada kesucian/kebenaran--kemenyan berwarna putih.
Penyembahan yang benar ditandai dengan kebenaran/kesucian.

Mazmur 15: 1-2
15:1.Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?
15:2. Yaitu dia yang
berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya,

Syaratuntuk naik ke gunung Tuhan yang kudus--gunung penyembahan; Yesus pernah mengajak tiga murid naik ke gunung penyembahan--:

  1. 'berlaku tidak bercela'= harus memiliki perbuatan yang benar dan suci.
    Kalau perbuatan dosa, tidak bisa menyembah, tetapi kering dan mati rohaninya.

  2. Mazmur 15: 3
    15:3.yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya;

    Yang kedua: perkataan yang benar/suci; tidak berdusta, memfitnah dan menghakimi orang lain.

  3. Mazmur 15: 4
    15:4.yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi;

    Yang ketiga: punya tabiat takut akan Tuhan; membenci dosa-dosa.

  4. Mazmur 15: 5
    15:5.yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan ribadan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.

    Yang keempat: hatinya suci, tidak ada keinginan akan uang (keinginan jahat).
    Keinginan akan uang membuat kita menjadi kikir dan serakah.

    Kikir= tidak bisa memberi. Berarti ia tidak bisa menyembah, karena menyembah itu memberi. Harus bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan, baru bisa menyembah.

    Serakah= merampas milik orang lain: menerima suap, korupsi dan lain-lain, dan merampas milik Tuhan: persepuluhan dan persembahan khusus.

    Hati yang suci bisa mengembalikan milik Tuhan dan sesama--tidak serakah.

    Keinginan jahat ini bersama dengan keinginan najis yang mengarah pada dosa makan minum dan kawin mengawinkan--tidak bisa naik gunung. Harus disucikan!

Iniilah yang bisa naik ke atas gunung Tuhan, yaitu perbuatan, perkataan, tabiat dan hati harus suci.
Mazmur 96: 9-10
96:9.Sujudlah menyembahkepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!
96:10.Katakanlah di antara bangsa-bangsa: "TUHAN itu Raja! Sungguh tegak dunia, tidak goyang. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."

Kalau kita menyembah Tuhan dalam kesucian--naik ke gunung yang suci--, itu sama dengan menyembah Yesus Sang Raja--Yesus sebagai Raja di atas segala raja.

Seperti murid-murid, naik ke gunung yang tinggi, di situ Yesus berubah menjadi mulia, Dialah Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga. Itu yang dialami oleh murid-murid di atas gunung yang suci. Hanya tiga murid yang diajak, yang lain tidak boleh. Tidak semua bisa naik ke gunung yang suci; tidak semua bisa menyembah Tuhan.
Kalau dihitung dari jumlah murid--12 murid--, hanya 25% yang bisa naik ke gunung.

Karena itu kejar kesucian!Dosa diperdamaikan, lalu disucikan: perbuatan, perkataan, tabiat dan hati, baru kita bisa naik ke gunung penyembahan.

2 Petrus 1: 16-18
1:16.Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.
1:17.
Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
1:18. Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika
kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.
Di kitab Mazmur tadi naik ke gunung berarti menyembah Yesus Sang Raja dan di perjanjian baru, digenapkan--tiga murid bersama Yesus naik ke gunung yang suci; penyembahan kepada Yesus sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga.

Mari, malam ini kita bersama-sama naik ke gunung yang tinggi. Perdamaikan dosa-dosa sampai hidup suci: perbuatan suci, perkataan suci, tabiat suci, yaitu takut akan Tuhan, bukan takut pada manusia--membenci dosa perkataan, perbuatan dan pandangan; bukan hanya tidak mau berbuat dosa--, sampai hati suci--tidak ada keinginan jahat, najis, dan kepahitan--iri hati, benci atau marah.

Kalau ada iri hati, benci atau marah, kita tidak akan bisa menyembah. Hati harus suci. Di dalam kesucian kita menyembah Tuhan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga--Yesus sebagai kepala. Ini puncaknya; kita tidak bisa berpisah lagi.

Di perjanjian baru, Petrus juga menuliskan: Dia adalah Raja.

Kalau menyembah Yesus sebagai Raja, apa yang bisa kita nikmati?
Zakharia 14: 17-18
14:17.Tetapi bila mereka dari kaum-kaumdi bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan.
14:18.Dan jika kaum Mesir tidak datang dan tidak masuk menghadap, maka kepada mereka akan turun tulahyang ditimpakan TUHAN kepada bangsa-bangsa yang tidak datang untuk merayakan hari raya Pondok Daun.

'hari raya Pondok Daun'=> sebenarnya, ada tiga pesta pada bangsa Israel:

  • Pesta Paskah= meja roti sajian--ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci.
  • Pesta Pentakosta= Roh Kudus ('penta' artinya 50)= pelita emas--ibadah raya.
  • Pesta Pondok Daun= kasih= penyembahan.

Naik ke gunung itu ketekunan. Kalau tidak tekun, tidak akan sampai. Naik gunung harus terus tekun. Kalau tidak kuat, berhenti dulu sebentar, lalu naik terus sampai di puncak. Jangan naik turun!

Kalau Israel tidak mau menyembah pada Yesus sebagai Raja, akibatnya tidak turun hujan--kering.
Kalau Mesir--bangsa kafir--tidak mau menyembah, akibatnya bukan hanya tidak turun hujan, tetapi akan turun tulah--hukuman dari Tuhan. Tuhan tolong kita semua.

Mari, jaga kesucian! Untuk naik ke gunung Tuhan syaratnya hanya satu yaitu kesucian. Menyembah Yesus Sang Raja juga hanya dengan: 'haleluya.' (Wahyu 19: 6-7).

Kalau bangsa kafir tidak mau kesucian dan berseru: 'haleluya', akibatnya tidak turun hujan, tetapi turun tulah. Sungguh-sungguh, Tuhan tolong kita semua.
Sebaliknya, kalau kita menyembah Yesus sebagai Raja segala raja dalam kesuciandan dengan suara: 'haleluya,' kita akan mengalami hujan dari sorga.

Karena itu fellowshipharus hati-hati! Kalau penyembahannya salah, lalu kita datang, yang turun adalah tulah. Jangan! Bukan kita sombong, mau sendiri, bukan, dijauhkan Tuhan hal itu. Kalau ada fellowshipyang benar--pengajaran, pelayanan dan penyembahannya benar--tetapi kita tidak datang, tulah juga yang datang--kering juga kita. Tetapi kalau fellowshipyang pengajaran dan penyembahannya tidak benar lalu kita datang, tulah juga yang datang.
Jadi harus waspada sungguh-sungguh! Fellowshipitu:

  • Mulai dari dalam nikah. Jangan korbankan pengajaran dan penyembahan yang benar lewat menikah dengan yang tidak benar! Akan turun tulah!

  • Penggembalaan. Jangan hanya lihat ini om saya, gembalanya kenalan saya. Jangan! Lihat pengajaran dan penyembahannya! Kalau tidak cocok dengan alkitab/tidak sesuai dengan sorga lalu kita datang, tulah yang akan turun. Sangat rugi!

  • Antar penggembalaan.
    Jadi fair, kalau ada yang benar lalu kita iri , tulah yang akan datang. Ia akan kering dan sidang jemaat juga kering.

    "Saya paling takut kalau kering. Tidak turun hujan, tetapi turun tulah."

    Tetapi kalau tidak benar dan kita paksakan datang dengan berbagai alasan--mulai dari dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan--, tulah/hukuman Tuhan yang akan turun. Kita harus waspada, selektif sungguh-sungguh!

    "Saya bersyukur dididik oleh gembala-gembala dan guru-guru yang tegas. Harus yang benar, supaya turun hujan."

Kalau sudah benar, kita akan mengalami hujan dari sorga.
Ada dua macam hujan dari sorga:

  1. Yehezkiel 34: 26-30
    34:26.Aku akan menjadikan mereka dan semua yang di sekitar gunung-Ku menjadi berkat; Aku akan menurunkan hujan pada waktunya; itu adalah hujan yang membawa berkat.
    34:27. Pohon-pohon di ladang akan memberi buahnya dan tanah itu akan memberi hasilnya. Mereka akan hidup aman tenteram di tanahnya. Mereka akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku mematahkan kayu kuk mereka dan melepaskan mereka dari tangan orang yang memperbudak mereka.
    34:28. Mereka tidak lagi menjadi jarahan bagi bangsa-bangsa dan binatang liar tidak akan menerkam mereka, sehingga
    mereka akan diam dengan aman tenteramdengan tidak dikejutkan oleh apapun.
    34:29. Aku akan mendirikan bagi mereka suatu
    taman kebahagiaan, sehingga di tanah itu tidak seorangpun akan mati kelaparandan mereka tidak lagi menanggung noda yang ditimbulkan bangsa-bangsa.
    34:30. Dan mereka akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, Allah mereka, menyertai mereka dan mereka, kaum Israel, adalah umat-Ku, demikianlah firman Tuhan ALLAH.

    'taman kebahagiaan'= kalau semua sesuai dengan takhta sorga--ini adalah tahun penyembahan--, hujan berkat akan turun dan kita hidup di taman kebahagiaan, seperti di Taman Eden.

    Hujan yang pertama: hujan berkat TUHAN dari sorgasehingga kita hidup dalam taman kebahagiaan--dulu Taman Firdaus, sekarang taman kebahagiaan--; kita mengalami suasana Firdaus di tengah dunia yang tandus dan terkutuk.

    Hasilnya:

    1. 'tidak seorangpun akan mati kelaparan'= mengalami pemeliharaan jasmanidari Tuhan secara berlimpah-limpah--sampai selalu mengucap syukur pada Tuhan--, dan kita dipelihara sampai zaman antikris berkuasa di bumi selama 3,5 tahun--tidak ada yang kelaparan.

    2. Mengalami perlindungan Tuhandari celaka marabahaya--di padang gurun banyak bintang buas--, dosa-dosa dan puncaknya dosa, kutukan--letih lesu dan berbeban berat, kesusahan, penderitaan dan pahit getir--, dan hukuman Allah--kiamat dan neraka--sehingga kita merasa aman tenteram--damai sejahtera--('mereka akan diam dengan aman tenteram'); semua menjadi enak dan ringan.

      Mari, minta hujan dari sorga kepada Tuhan, supaya kita hidup dalam taman kebahagiaan dari Tuhan sebagai ganti Taman Eden yang sudah diangkat Tuhan ke sorga; nanti di kerajaan Seribu Tahun Damai, kita akan kembali ke Taman Eden.

    Mari, sungguh-sungguh ada pemeliharaan dan perlindungan sampai aman tenteram--damai sejahtera--, semua enak dan ringan. Banyak naik gunung supaya menerima hujan! Kita menyembah Yesus Sang Raja dengan kesucian dan suara: 'Haleluya'.

  2. Yesaya 44: 3-5
    44:3.Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Kuke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.
    44:4.Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai.
    44:5. Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel."

    Hujan yang kedua: kita mengalami hujan Roh Kudusdari sorga--seperti di loteng Yerusalem. Tidak ada les bahasa Roh! Itu penipu! Roh Kudus langsung dari sorga.

    Dulu memang menggunakan minyak (Keluaran 30). Sekarang minyak urapan dijual.

    "Kalau ada, maaf kalau dianggap sombong, beli ke Israelpun, saya akan ke sana dari pada doa puasa, doa semalam suntuk untuk minta urapan. Lebih baik beli berapa juta, tiap hari tinggal mandi berapa ember. Bukan itu lagi!"

    Sejak loteng Yerusalem sudah langsung dari Yesus--Yesus pembaptis Roh--: Lebih berguna kalau Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Roh Kudus tidak dicurahkan. Pergi ke mana? Mati, bangkit dan naik ke sorga untuk mencurahkan Roh Kudus.
    Jangan ditipu! Kalau urapannya tipuan, akan mati rohaninya!

    Dulu, membuat minyak urapan dari minyak zaitun 1 hin dan rempah-rempahnya dicampur. Kalau dipalsukan, ia akan mati. Sekarang kalau memalsukan Roh Kudus, akan mati rohaninya. Hanya berbahasa Roh, tetapi kering, tidak ada keubahan. Sungguh-sungguh! Jangan ditipu! Benar-benar hati-hati! Tuhan tolong kita semua.

    Hasilnya:

    1. 'seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai'= kuat dan segar. Kalau ada Roh Kudus malam ini, kita kuat dan segar seperti pohon gandarusa yagn ditanam di tepi sungai air kehidupan. Biar dunia panas dan tandus--banyak masalah--kalau ada Roh Kudus kita akan kuat dan segar terus.

      Mari, Tuhan tolong. Banyak masalah, tetapi tetap kuat dan segar, seperti phon gandarusa ditanam di tepi sungai air kehidupan, sehingga tidak bisa ditarik oleh Babel. Ini kekuatan Roh Kudus.

      Hati-hati! Kalau tidak adaRoh Kudus, pohon gandarusa ini bisa ditarik ke Babel.

      Pohon gandarusa ini sebenarnya kecil--tumbuhan semak. Ini gambaran dari hamba Tuhan/pelayan Tuhan dengan jabatan masing-masing. Tetapi kalau tidak ada Roh Kudus, dia akan kering dan lemah, dan akan ditarik ke Babel--tahu-tahu sudah ada di tepi sungai Babel.

      Kalau sudah di tepi sungai Babel, bahaya, sudah dekat dengan dunia: gaya main musiknya sudah duniawi, gaya nyanyinya sudah duniawi, gaya khotbahnya sudah duniawi. Bahaya! Ini sudah ada di tepi sungai Babel, tidak ada kekuatan dan dia diseret. Setelah itu dia akan menggantungkan kecapinya--berhenti melayani.

      Berhenti melayani ini ada dua: memang tidak mau melayani, atau ada yang melayani terus menerus tetapi sudah profesional, bukan tahbisan. Ke sana dapat berapa, ke sana berapa--bukan tahbisan lagi. Tidak melayani Tuhan lagi, tetapi melayani Babel. Hati-hati!

      Mazmur 137: 1-2
      137:1.Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.
      137:2. Pada
      pohon-pohon gandarusadi tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.

      'Sion'= tahbisan.
      'Babel'= profesional.
      Sekarang aneh, gereja dibuat jadi profesional. Bukan! Kalau profesional itu bank dan lain-lain.
      Kalau gereja Tuhan ini tahbisan, yang menilai Tuhan, bukan manusia.

      "Kalau yang menilai manusia, enak sekali. Dulu kami di sekolah juga begitu. Mau akreditasi, ajak makan dulu. Kalau diajak makan lalu berbincang; Ini bagaimana?: Oh tidak apa-apa ini, biasa. Itu manusia--profesional. Tetapi kalau tahbisan tidak bisa main mata dengan Tuhan. Jangan salah! Bukan berarti saya tidak butuh orang hebat. Silahkan, tetapi tahbisan itu kesucian dan urapan."

      Yang dinilai bukan hebatnya, tetapi kesucian dan urapan.

      'Menggantung kecapi'= berhenti melayani, tidak lagi beribadah melayani. Atau jabatan pelayanannya sudah berubah menjadi profesi--seperti Yudas Iskariot yang hanya mencari uang ke mana-mana. Gawat! Benar-benar binasa.

      Jangan gantung kecapi, apapun yang kita hadapi! Pertahankan!Kecapi--jabatan--dari Tuhan ini seharga darah Yesus yang tidak bisa dibayar dan diganti dengan apapun. Yudas mau ganti dengan tiga puluh keping perak, akhirnya ia mati. Tidak bisa! Serius! Jangan ditipu hari-hari ini! Tuhan tolong kita semua.

      Kuat dan segar--tidak menggantung kecapi--berarti tetap setia berkobar-kobardalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita, sampai garis akhir--sampai meninggal atau sampai Tuhan datang kembali.
      Kalau ada Roh Kudus, kita bisa setia dan berkobar-kobar apapun tantangan dan rintangannya.

    2. Hasil kedua: mujizat rohani: pembaharuan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus:

      1. Mulai dari taat dengar-dengaransampai daging tidak bersuara.
        Kalau Yesus, Ia taat sampai mati di kayu salib. Ini kemenyan yang berbau harum.

        Efesus 5: 1-2
        5:1.Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
        5:2.dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

        'jadilah penurut-penurut Allah'= taat.
        Yesus taat sampai mati di kayu salib, Ia menjadi korban yang berbau harum bagi Allah.
        Kita taat sampai daging tidak bersuara, itu adalah korban yang berbau harum--kemenyan yang berbau harum--di hadapan Tuhan.

        Suci dan berbau harum di hadapan Tuhan. Diurapi, ada hujan Roh Kudus dan berbau harum di hadapan Tuhan.

        Malam ini, kita berbau harum.
        Kalau berbau harum, Tuhan turun, mujizat jasmani juga terjadi.

        Mari, kita naik gunung, supaya hujan turun. Hujan berkat turun, kita ada di taman kebahagiaan/keindahan, ada berkat Tuhan sampai anak cucu.
        Kemudian ada Roh Kudus, kita kuat-segar dan taat dengar-dengaran.

      2. Yesaya 44: 5
        44:5. Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel."

        'Yakub'= artinya pendusta.
        'Israel'=> bukan Yakub lagi, tetapi Israel.

        Pembaharuan kedua adalah jujur--tidak dusta.

    Kuat dan segar; jujur dan taat--ini hujan Roh Kudus.
    Kuat dan segar, kita akan melayani sampai garis akhir.
    Jujur dan taat, itu adalah bau harum yang menarik hadirat Tuhan dan mujizat jasmani terjadi: gunung-gunung pencobaan jadi rata; semua jadi rata.

    Mari, sungguh-sungguh kuat dan segar; jujur dan taat hari-hari ini! Itulah Roh Kudus.
    Zakharia 4: 6-7
    4:6.Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
    4:7.Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"

    'gunung yang besar, engkau menjadi tanah rata'= masalah besar, dosa besar, apa saja, jadi tanah rata.
    Kalau kita naik gunung, ada hujan berkat--taman kebahagiaan--, ada hujan Roh Kudus--kita kuat dan segar melayani Tuhan sampai garis akhir; tetap setia berkobar-kobar, dan kita juga jujur dan taat. Kita diubahkan--mujizat rohani--dan Tuhan hadir, sehingga mujizat jasmani juga terjadi.

    Ini bau harum, Tuhan mencium baru harum dan Dia mengadakan mujizat jasmani bagi kita. Gunung-gunung masalah diratakan, selesai semua masalah sampai yang mustahil. Kalau gunung rata, ada masa depan yang berhasil dan indah, yang Tuhan sediakan.

    Kalau Tuhan datang kembali, mujizat terakhir, kita menjadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk ke takhta sorga dan menyembah di takhta sorga bersama dengan empat makhluk dan dua puluh empat tua-tua; kita menyembah Dia selamanya.

Kita butuh hujan.

"Ini juga bersamaan dengan hujan yang jasmani. Karena itu hujan jasmani jangan menghalangi! Ingat, kalau ada hujan secara jasmani saya senang. Hati memang berseru: 'Aduh, Tuhan, tolong jemaat, jangan sampai terhalang.' Tetapi saya tidak pernah berdoa: 'Tuhan hentikan hujannya!' Tidak! Saya hanya berdoa supaya Tuhan tolong jemaat dan yang kedua: 'Seperti hujan ini datang, biarlah hujan firman dan Roh Kudus ada di tengah kita.'"

Tanpa hujan Roh Kudus dan hujan berkat, yang ada hanya tulah--kutukan/hukuman; kering. Mohon pada Tuhan!
Mohon hujan berkat dan hujan Roh Kudus di tengah kita! Ada suasana taman kebahagiaan, mujizat terjadi: kuat dan segar semua, jujur dan taat semua.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 13 Desember 2014 (Sabtu Sore)
    ... TUHAN Allahmu kepadamu. Jangan membunuh. Jangan berzinah. Jangan mencuri. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamamu jangan mengingini isterinya atau hambanya laki-laki atau hambanya perempuan atau lembunya atau keledainya atau apapun yang dipunyai sesamamu. Yesus tidak bermaksud untuk tidak menghargai orang tua keluarga atau sesama tetapi maksud ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Malang Session II, 14 September 2010 (Selasa Tengah Malam)
    ... kasih Allah Api kasih Allah memberi panas menghangatkan kehidupan rohani kita sehingga kita selalu setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Orang yang malas sama dengan dingin rohani. Kalau api kasih Allah padam maka kehidupan itu akan menjadi dingin rohani seperti Petrus. Prakteknya adalah Mengikut Tuhan dari jauh artinya tidak setia ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 29 Agustus 2015 (Sabtu Sore)
    ... membangun Bait Allah selama tahun menunjuk pada hukum taurat dua loh batu yang terdiri dari hukum dan hukum . Dalam hukum taurat Bangsa Kafir tidak mendapatkan bagian. Sementara dalam tubuh Kristus yang sempurna Bangsa Kafir mendapatkan kesempatan. Arah pengikutan kita kepada Yesus adalah pengikutan tubuh terhadap Kepala yaitu pengikutan yang ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 30 Maret 2009 (Senin Sore)
    ... masuk dalam pesta nikah Anak Domba. MENGUNDANGBagaimana cara kita mengundang Salah satunya adalah lewat ibadah-ibadah kunjungan. Siapa yang diundang Matius Yaitu kehidupan yang letih lesu dan berbeban berat untuk mendapatkan kelegaan dan kebahagiaan dari Tuhan sampai kebahagiaan dalam pesta nikah Anak Domba. macam undangan dalam Lukas - ayat. - undangan pesta perkawinan. Artinya ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 19 April 2014 (Sabtu Sore)
    ... Janganlah kamu menghakimi maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum maka kamupun tidak akan dihukum ampunilah dan kamu akan diampuni. Ini adalah praktik hati Anak Allah yang penuh dengan belas kasihan. Mengapa kita tidak boleh menghakimi sesama Sebab waktunya belum tiba. Korintus - Atau tidak tahukah kamu bahwa orang-orang kudus ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 05 Juli 2023 (Rabu Sore)
    ... mengalami penyucian sampai pada kesempurnaan. Yohanes . Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus tetapi yang melangkah keluar dari situ tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu ia memiliki Bapa maupun Anak. 'tidak tinggal di dalam ajaran Kristus' sikap negatif yaitu melangkah ke luar dari firman pengajaran ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 02 November 2018 (Jumat Sore)
    ... pandangan daging duniawi tidak memandang Tuhan mengandalkan sesuatu di dunia lebih dari Tuhan. Lidah dusta--'lidah bercabang' terjemahan lama -- suka berubah-ubah dalam perkataan terutama dalam hal pengajaran. 'Tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah' perbuatan yang tidak adil--tangan. Tidak adil berarti tidak mewarisi sorga. Contoh kebun anggur Nabot yang diminta raja ...
  • Ibadah Doa Malang, 28 Desember 2023 (Kamis Sore)
    ... Tuhan sudah menciptakan manusia sama mulia dengan Tuhan dan ditempatkan di taman Eden mengalami suasana kepuasan kebahagiaan Surga. Namun manusia jatuh dalam dosa dan dibuang ke dunia kehilangan suasana Surga diganti suasana kutukan letih lesu beban berat susah payah air mata. Roma Semua manusia sudah berbuat dosa sampai puncak dosa ...
  • Ibadah Doa Malang, 20 Agustus 2020 (Kamis Sore)
    ... selamanya. Tetapi Tuhan juga memberikan upah kepada orang-orang yang layak menerimanya. Jadi sangkakala ketujuh menampilkan pribadi Yesus sebagai Hakim yang adil. Siapa yang layak untuk menerima upah dari Tuhan 'hamba-hamba-Mu' hamba Allah diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang Agustus sampai Ibadah Doa Malang Agustus . 'nabi-nabi' kehidupan mendengar dan taat dengar-dengaran pada firman ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 10 Januari 2015 (Sabtu Sore)
    ... tua dan menghargai keluarga bahkan sesama seperti yang sudah tertulis dalam perjanjian lama dan perjanjian baru. Yesus tidak mengajarkan untuk tidak menghargai orang tua keluarga dan sesama melainkan Yesus mengharapkan dua hal Kekristenan kita tidak berdasarkan pada keturunan daging tetapi harus berdasarkan iman di dalam hati. nbsp Hubungan kita dengan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.