Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Kita berada pada kitab Wahyu 2-3, tentang 7 jemaat bangsa kafir yang mengalami penyucian terakhir, supaya bisa sempurna (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).
Kita mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di
LAODIKIA(diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015). Ini adalah jemaat yang terakhir--jemaat ketujuh. Ini menunjuk pada keadaan jemaat akhir zaman.
Wahyu 3: 20
3:20. Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makanbersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
TUHAN Yesus mengetok pintu hati jemaat Laodikia--kita semua--dengan nasihat dan tegoran pedang firman bahkan hajaran/cambukan, supaya kita membuka pintu hati kita bagi TUHAN, sehingga Ia masuk dan
makan malambersama dengan kita, sampai masuk perjamuan kawin Anak Domba.
Istilah 'makan' berarti
PERSEKUTUAN.
Jadi TUHAN mengetok pintu hati kita, karena Ia rindu untuk selalu bersekutu dengan kita sampai puncaknya, masuk persekutuan yang tak terpisahkan lagi, yaitu masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba Allah di awan-awan yang permai. Makan bersama Yesus harus semakin meningkat sampai masuk perjamuan kawin Anak Domba (diterangkan pada
Ibadah Raya Surabaya, 11 Oktober 2015); persekutuan kita dengan TUHAN juga harus meningkat.
Di dalam Tabernakel, ada
3 macam alatyang menunjukkan
peningkatan persekutuan kita dengan Yesussampai puncaknya, masuk perjamuan kawin Anak Domba--3 alat ini memiliki tinggi 1,5 hasta; ukuran setengah artinya perantara, itulah Yesus--:
- Alat pertama: mezbah korban bakaran.
Memiliki tinggi 3 hasta, tetapi di tengah-tengah--1,5 hasta--terdapat jala-jala dari tembaga untuk menempatkan korban yang akan dibakar.
Bagi kita sekarang, artinya: persekutuan kita dengan YESUS SEBAGAI ANAK DOMBA ALLAHyang menghapus dosa dunia lewat korban-Nya di kayu salib; Yesus sebagai korban penebus dosa/KORBAN PENDAMAIAN.
Yohanes 1: 29
1:29 Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
Kalau dulu, daging binatang korban yang dipersembahkan sebagai korban penghapus dosa, tetapi sekarang, Yesus sebagai Anak Domba Allah yang mati di kayu salib.
Buktikalau kita bersekutu dengan Yesus sebagai korban pendamaian, yaitu BERDAMAI;
- Saling mengaku: yang salah mengaku dan jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
- Saling mengampuni: yang benar mengampuni dan melupakan.
Maka darah Yesus akan menyelesaikan dosa-dosa kita, sehingga kita dibenarkan--bisa HIDUP DALAM KEBENARAN; kalau sudah dibenarkan, jangan berbuat dosa lagi--dan damai sejahtera.
Benar dan damai itu satu.
Kalau hidup dalam kebenaran, akan mengalami damai sejahtera; hidupnya enak dan ringan; tidak ada letih lesu dan beban berat.
Sebaliknya, kehidupan yang tidak mengenal dan bersekutu dengan Yesus sebagai Anak Domba Allah--sekalipun kaya ataupun miskin hidupnya--, ia akan letih lesu dan berbeban berat oleh karena dosa.
Jangan menyimbunyikan dosa; baik dosa sendiri maupun dosa orang lain. Menyembunyikan dosa sendiri, kita sudah rugi, apalagi kalau orang lain yang berbuat dosa tapi kita yang sembunyikan dosanya, sangat rugi sekali.
- Alat kedua: meja roti sajian.
Sekarang artinya persekutuan dengan YESUS SEBAGAI ROTI KEHIDUPAN.
Roti kehidupan adalah roti dari sorga, yaitu firman pengajaran yang benar; makanan keras.
Di atas meja roti sajian terdapat 12 roti yang disusun menjadi 2 bagian masing-masing 6 susun = '66' = alkitab; pengajaran yang benar.
Buktikalau kita bersekutu dengan Yesus sebagai roti kehidupan adalah kita BISA MAKAN MAKANAN KERAS; firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Ibrani 5: 13-14
5:13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susuia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Susu = firman penginjilan; untuk anak kecil.
Bisa makan makanan keras--firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua--artinya kita bisa mendengar dan dengar-dengaran, sehingga kita mengalami penyucian panca indera--penyucian hati; kalau hati marah, wajahnya merah, kalau hati takut, wajahnya pucat.
Kalau mengalami penyucian hati, kita bisa membedakan dengan tegasapa yang baik dari pada yang jahat; apa yang benar dengan yang tidak benar. Inilah hati yang peka; semakin suci, semakin tegas.
Bisa membedakan ini dimulai dari: bisa membedakan lebih dulu soal makanan, yaitu membedakan pengajaran yang benar dan pengajaran yang tidak benar. Ini kehidupan yang sudah dewasa rohani.
Kalau masih menganggap semua pengajaran sama saja, berarti masih seperti anak kecil atau seperti orang Niniwe yang tidak bisa membedakan tangan kanan dan tangan kiri.
"Bukannya kita sok eksklusif, tetapi kalau benar harus didukung! Kalau ada hamba TUHAN dipakai dalam pengajaran benar dan kita tidak dukung, kita akan kering rohani; tidak bisa maju dan hilang semua. Begitu juga, kalau mendukung pengajaran yang tidak benar, kita juga akan kering rohani dan hilang semua. Kita harus benar-benar peka. Jangan seperti anak kecil yang mudah ditipu, karena belum tahu mana yang benar dan tidak."
Setelah bisa membedakan pengajaran yang benar dan tiudak benar, maka kita bisa membedakan tahbisan/pelayanan dan nikah yang benar dan tidak benar; sampai membedakan segala sesuatu yang benar dan tidak benar.
Penyucian ini dari TUHAN, jadi kita pasti bisa membedakan. Jangankan gembala, kaum muda sekalipun, kalau sudah bisa mendengar dan dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar dan hatinya disucikan, ia juga semakin hari semakin peka.
Jika kita sudah bisa membedakan segala sesuatu yang benar dan tidak benar, maka kita tidak akan berkata dan berbuat dosasampai puncaknya dosa--dosa makan minum dan kawin mengawinkan--; kita HIDUP DALAM KESUCIAN. Kita berbuat dosa karena tidak bisa membedakan mana yang benar dan tidak benar.
Orang Niniwe tidak bisa membedakan tangan kanan dan kiri. Pengajaran, ibadah, dan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan Alkitab dianggap sama saja, sampai akhirnya, dosa dianggap sama saja. Akibatnya Niniwe melakukan dosa-dosa sampai puncaknya dosa yang membumbung tinggi di hadapan TUHAN dan Niniwe harus dihukum. Untunglah Niniwe bertobat.
Kehidupan yang mengalami penyucian panca indera tidak akan sembarangan dalam bertindak dan berkata-kata, sebab segala sesuatunya diukur dahulu--berhati-hati--, apakah benar atau tidak; apakah jahat atau tidak.
Efesus 4: 11-12
4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Kehidupan yang suci akan dipercayai jabatan pelayanan dan karunia Roh kudus oleh TUHAN, sehingga kita dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna; kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
Di dalam pelayanan tubuh Kristus ada 2 kegiatan:
- Menabur: kegerakan dalam firman penginjilan; untuk membawa orang-orang berdosa percaya Yesus dan diselamatkan (menambah kuantitas).
- Menuai: kegerakan dalam firman pengajaran; untuk menyucikan orang-orang yang sudah selamat sampai sempurna dan menjadi tubuh Kristus (menambah kualitas)--menjadi mempelai wanita TUHAN yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan permai.
Kehidupan yang disucikan, akan aktifdalam kegiatan menabur-menuai, dan tidak akan rugi.
Hasilnya:
- Matius 6: 26
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menaburdan tidak menuaidan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Hasil pertama: burung-burung di udara tidak menabur dan tidak menuai--pasif--, tetapi dipelihara oleh TUHAN.
Apalagi kita, kehidupan yang aktif di dalam pelayanan menabur-menuai--mulai dari dalam nikah, penggembalaan dan antar penggembalaan--, pasti ada jaminan pemeliharaan dari TUHANuntuk memelihara hidup kita; mulai dari hidup sekarang di tengah kesulitan dunia, sampai hidup kekal selamanya.
Jangan pernah ragu untuk masuk dalam kegerakan menabur-menuai! Urusan kita hanya menabur-menuai--melayani pembangunan tubuh Kristus--dan urusan makan-minum adalah urusan TUHAN.
- Hasil kedua: mengalami sukacita sorgayang semakin hari semakin meningkat, sampai puncaknya, perjamuan kawin Anak Domba.
Yohanes 4: 36
4:36 Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
Kalau di dunia ini, kita masih merasa pahit dan getir, maka tidak akan masuk ke perjamuan kawin Anak Domba. Oleh sebab itu, sukacita harus semakin meningkat--semakin hari semakin manis--sampai puncaknya, perjamuan kawin Anak Domba.
Semakin disucikan, kita semakin dipakai, semakin dipelihara, semakin ada sukacita, sampai sempurna.
Awasan! Jangan berpikir: Lebih enak menjadi burung. kehidupan Kristen yang dipelihara--apalagi hamba TUHAN--tetapi tidak mau masuk dalam kegiatan menabur-menuai, maka nasibnya hanya seperti burung yang berakhir di penggorengan. Ini kesalahan hamba TUHAN yang banyak terjadi. Jemaatnya banyak, tetap itidak mau menabur-menuai--pasit, tidak mau melayani karena merasa sudah terpelihara--, sehingga di hadapan TUHAN nasibnya seperti burung.
"Sekali lagi kalau dianggap sombong, saya minta ampun. Kalau cuma pemeliharaan dan lain-lain, pelayanan di Surabaya dan Malang sudah cukup. Kenapa masih ada persekutuan? Karena saya tidak mau menjadi burung yang hanya puas dengan pemeliharaan tapi tidak menabur-menuai, sebab nasibnya akan sama seperti burung."
Burung secara rohani adalah setan; benih di pinggir jalan dimakan oleh burung, lalu TUHAN berkata: 'Iblis datang....' Kalau tidak mau menabur-menuai, berarti menjadi sama dengan setan.
Kalau gembalanya burung, entah bagaimana nasib jemaat. Sungguh-sungguh serius! Kita harus bersaksi. Jangan hanya dilihat yang jasmaninya luar biasa, tetapi kalau tidak aktif menabur-menuai, itu sama dengan burung; sama dengan iblis yang akan dibinasakan selamanya.
- Alat ketiga: tabut perjanjian.
Sekarang artinya persekutuan dengan YESUS SEBAGAI MEMPELAI PRIA SORGA.
Tadi, kalau bersekutu dengan Yesus sebagai Anak Domba Allah, hidup kita enak dan ringan.
Kemudian, lebih meningkat lagi--bertemu Yesus sebagai roti kehidupan--, hidup kita sudah mulai manis; kalau kita bisa masuk dalam ladang anggur yang dibina oleh firman pengajaran, hidup ktia akan manis.
Dan yang ketiga, inilah yang paling ringan dan paling manis.
Tabut terdiri dari 2 bagian:
- Tutup dari emas murni; menunjuk pada Yesus sebagai Mempelai Pria.
- Peti dari kayu yang disalut dengan emas; menunjuk pada manusia daging yang disalut oleh firman, kasih, dan Roh Kudus, sehingga bisa menjadi sama dengan Yesus; kita menjadi mempelai wanita.
Buktikalau kita bersekutu dengan Yesus sebagai mempelai pria sorga adalah kita MENGALAMI KASIH MEMPELAI, yaitu tidak ada iri, dendam, benci, kepahitan, dan lain-lain. Kalau masih ada iri, dendam dan sebagainya, berarti belum menjadi tabut dan saat Yesus datang bisa ketinggalan.
Mari kita berusaha. Apa yang tidak baik di hati--dendam, kebencian, iri, dan lain-lain--kita singkirkan, supaya kasih Allah menyinari kita.
Dendam, benci, iri, dan lain-lain hanya membuat kasih menjadi dingin. Biar disinari dengan kasih Allah--kasih matahari--, sehingga selalu hangat.
Bukti menerima kasih mempelai--tutup dan peti menjadi satu—yaitu:
- kita bisa mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu; kita taatdengar-dengaran sampai daging tidak bersuara, setiaberkobar-kobar dalam melayani TUHAN sampai garis akhir.
- Kita bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri, bahkan mengasihi orang yang memusuhi kita; tidak ada lagi iri, dendam dan sebagainya, tetapi bisa saling mengasihi; malah yang paling lemah justru paling diperhatikan--seperti di dalam tubuh kita sendiri.
Roma 13: 8
13:8 Janganlah kamu berhutangapa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Kalau bisa saling mengasihi, maka kita bisa membereskan hutang dosa; dan semuanya akan beres.
Di atas kayu salib, Yesus Mempelai Pria Sorga mengasihi kita, sehingga Ia berteriak: 'Sudah selesai!', artinya Ia memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul untuk kita, supaya kita bisa membereskan dosa--ini yang nomor satu.
Seterlah berteriak: 'Sudah selesai!', Yesus mati. Artinya: kata-kata-Nya tidak bisa dicabut lagi, sampai hari ini.
Dia sudah minum anggur asam bercampur empedu, itulah kepahitan, iri, dendam, najis dan sebagainya. Sudah tidak ada lagi.
Bersekan dosa-dosa malam ini! Dosa adalah beban terberat. Kalau beban yang terberat sudah beres, maka segala sesuatu pasti beres:
- Hasil pertama: kasih Allah sanggup membereskan 'jala'.
Markus 1: 19
1:19 Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jaladi dalam perahu.
Jala = pekerjaan, sekolah, pelayanan.
Jala dibereskan, supaya tidak sobek-sobek.
Artinya: TUHAN sanggup membereskan pekerjaan, sekolah, dan pelayanan kita; semuadibereskan oleh TUHAN.
- Kisah Rasul 9: 33-34
9:33 Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh.
9:34 Kata Petrus kepadanya: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangunlah orang itu.
Hasil kedua:
'bereskan tempat tidurmu!' => tempat tidur menunjuk pada nikah dan buah nikah. Artinya: TUHAN sanggup membereskan nikah dan buah nikah yang belum beres, belum benar, dan belum menyatu. Kita berharap pada TUHAN. Jaga persekutuan dengan Yesus, sampai Ia beresekan semuanya.
'lumpuh', artinya:
- masa depan yang lumpuh.
TUHAN sanggup membereskan masa depan yang lumpuh menjadi masa depan yang indah dan berhasil.
- Menunjuk pada segala sesuatu yang mustahil.
TUHAN jadikan semua tidak mustahil dan beres.
- Sampai puncaknya, saat kedatangan Yesus kedua kali, semua juga sudah selesai.
Artinya: kita disucikan dan diubahkanmenjadi SEMPURNAseperti Dia, layak untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, setelah itu masuk kerajaan 1000 Tahun Damai, sampai masuk Yerusalem baru; di Yerusalem baru terdengar lagi suara: 'Sudah selesai!'--'Semuanya telah terjadi'.
Wahyu 21: 5-6
21:5 Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
21:6 Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
Mari malam ini, asal kita bersekutu, maka Dia yang memperhatikan kita.
Kita buktikan bahwa kita bersekutu dengan Dia:
- Bersekutu dengan Yesus Anak Domba Allah; kita saling berdamai, sehingga kita hidup benar dan mengalami damai sejahtera.
- Bersekutu dengan Yesus sebagai roti kehidupan; kita mau makan makanan keras; mendengar dan dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar, sehingga kita disucikan dan dipakai oleh TUHAN. Hasilnya: ada jaminan hidup dan kebahagiaan dari TUHAN.
- Bersekutu dengan Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga; kita mengalami kasih-Nya, sehingga bisa mengasihi TUHAN lebih dari semua--taat dan setia--dan bisa mengasihi sesama--membereskan dosa-dosa.
Hasilnya: di kayu salib TUHAN membereskan dosa-dosa dan semua Dia bereskan:
- Dia bereskan jala-jala yang koyak.
- Tempat tidur--nikah dan buah nikah--juga TUHAN bereskan. TUHAN perbaiki semuanya, TUHAN satukan nikah dan buah nikah kita.
Waspada! Jangan sampai satu tempat tidur, tetapi yang satu terangkat, yang satu tertinggal.
- Kelumpuhan; masa depan yang gagal, dijadikan berhasil dan indah oleh TUHAN.
- Sampai saat TUHAN datang, semua dibereskan; semua diubahkan, semua sempurna, dan diangkat oleh TUHAN ke awan-awan untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba dan masuk Yerusalem baru: 'Sudah selesai!'
Serahkan semua pada TUHAN. Dia yang begumul untuk kita di kayu salib. Kasih-Nya yang menolong kita semua.
TUHAN memberkati.