Dari rekaman ibadah doa di MedanSalam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.
Saya berada di Medan, bapak/ibu/saudara berada di tempat masing-masing, di manapun berada, kita tetap satu hati untuk menyembah Tuhan; kita sama-sama dipakai untuk kemuliaan nama Tuhan, terutama untuk ibadah pembangunan tubuh Kristus di Medan saat-saat ini. Tuhan memberkati kita semuanya.
Mazmur 31: 1631:16.Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku!
'
Masa hidupku ada dalam tangan-Mu', ini merupakan pernyataan dari raja Daud, orang yang hebat, pandai, kuat, tetapi ia mengakui bahwa hidupnya ada di dalam tangan Tuhan.
Ada
dua pelajaran yang dapat dipelajaridari tema ini yaitu:
- Hidup manusia tidak bergantung pada kekayaan, kepandaian dan lain-lain, tetapi hanya bergantung sepenuh kepada Tuhan.
Lukas 12: 15
12:15.Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Ini merupakan cerita tentang orang kaya, tetapi di hadapan Tuhan ia miskin.
Jadi, kita boleh memiliki kekayaan dan lain-lain tetapi tidak boleh mengandalkan itu semua. Kita harus menggunakan kekayaan dan kepandaian untuk menjadi berkat bagi pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan; menjadi berkat dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Ini berarti kita kaya di hadapan Tuhan; kekayaan di dalam sorga yang kekal.
Kalau kita mengandalkan kekayaan dan lain-lain, kita akan menjadi kikir dan serakah, berbuat dosa sampai puncaknya dosa--di dalam injil lukas 12 ini, dia makan minum, bersukaria--sehingga semua menjadi sia-sia, dan binasa selamanya.
Sekalipun banyak kekayaan, hidup kita tetap di dalam tangan Tuhan; bergantung sepenuh pada tangan Tuhan. Sebaliknya, kalau kita tidak punya kekayaan, kepandaian dan lain-lain, kita tidak boleh kecewa dan putus asa. Justru saat itu merupakan kesempatan terbesar untuk kita bergantung sepenuh kepada Tuhan.
- Jika tidak hidup di dalam tangan Tuhan, kita pasti hidup di dalam tangan setan, dan itu artinya penderitaan, air mata, sampai kebinasaan selamanya.
Biarlah tema ini berlaku dalam hidup kita: '
masa hidupku ada dalam tangan Tuhan'. Kita selalu berusaha untuk hidup di dalam tangan Tuhan.
Roma 3: 233:23.Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
Sementara kita berusaha untuk hidup dalam tangan Tuhan, kenyataan yang ada, semua manusia--sejak Adam dan Hawa di Taman Eden--sudah berbuat dosa, dan kehilangan kemuliaan Allah, sehingga terpisah dari Tuhan; jauh dari Tuhan;
di luar tangan Tuhan.
Kejadian 3: 7-103:7.Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
3:8.Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
3:9.Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
3:10.Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
Keadaan orang di luar tangan Tuhan, yaitu
hidup dalam ketakutan, kekuatiran, susah payah, sengsara, tidak tenang/damai. Kalau dibiarkan, akan terpisah selamanya dari Tuhan, dan binasa selamanya di neraka.
Inilah keadaan orang yang jauh dari Tuhan; berbuat dsoa.
Jalan keluarnya:
Roma 3: 24-253:24.dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
- Dari pihak Tuhan: Yesus harus mencucurkan darah sampai mati di kayu salib; Ia menjadi korban pendamaian untuk menebus dosa-dosa manusia, mengampuni manusia berdosa dengan darah-Nya sehingga manusia berdosa bisa didamaikan dengan Tuhan; bisa disatukan kembali dengan Tuhan; hidup di dalam tangan Tuhan.
Mazmur 103: 8-14
103:8.TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
103:9.Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
103:10.Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
103:11.tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
103:12.sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.
103:13.Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
103:14.Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
'setinggi langit di atas bumi'= vertikal.
'sejauh timur dari barat'= horisontal.
Vertikal dan horisontal ini membentuk kayu salib.
Manusia berdosa tetapi diampuni oleh Tuhan. MengapaIa tidak menghukum manusia berdosa, tetapi rela mati di kayu salib untuk menjadi korban pendamaian dan mengampuni manusia berdosa?
- Ayat 8= karena Tuhan adalah penyayang dan pengasih.
- Ayat 14= Tuhan selalu ingat bahwa kita debu tanah liat, yang banyak kekurangan dan kelemahan. Karena itu Ia rela mati di kayu salib untuk mengampuni dosa-dosa kita.
Tuhan yang dihukum dan kita dibebaskan dari hukuman.
Seandainya kita malaikat, kalau berbuat dosa, tidak ada pengampunan, tetapi langsung dihukum, karena malaikat itu roh--penurut dan kuat.
- Dari pihak kita: kita harus selalu ingat bahwa kita hanya debu tanah liat, apapun keadaan kita: hebat dan lain-lain.
Kita ingat kalau kita hanya debu tanah liat yang banyak kekurangan, kelemahan, tidak layak, tidak mampu, dan tidak berharga apa-apa, sehingga kita bisa selalu merendahkan diri di bawah kaki Tuhan; selalu menghargai kurban/salib Kristus.
Praktikmenghargai kurban Kristus: saling mengaku dan mengampuni. Kalau salah, kita mengaku dosa kepada Tuhan (vertikal) dan sesama (horisontal)--kayu salib--, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
Sebagai contoh di alkitab, orang-orang yang hebat tetapi mengaku hanya debu, dia bisa mengaku dosa:
- Raja Daud.
Mazmur 51: 1-3, 18-19
51:1.Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,
51:2.ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.
51:3.Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggarankumenurut rahmat-Mu yang besar!
51:18. Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
51:19. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Raja Daud hebat, kaya, pandai, kuat, tetapi bisa jatuh dengan Batsyeba--berbuat dosa, bahkan puncaknya dosa yaitu dosa perzinahan dan membunuh suami Batsyeba. Luar biasa jahat dan najis. Oleh sebab itu ia merendahkan diri di bawah kaki Tuhan; ia bisa menerima pedang firman--tegoran oleh nabi Natan--yang membuat dia menyadari dosa, menyesali, dan mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Ini berarti ia mengaku sebagai debu tanah liat. Setelah diampuni, tidak berbuat dosa lagi--setelah itu tidak ada dituliskan raja Daud berbuat dosa lagi.
- Ayub.
Ayub hebat secara jasmani dan rohani, tetapi bisa jatuh juga dalam dosa kebenaran sendiri. Ia merasa lebih benar dari Tuhan dan orang lain.
Kebenaran sendiri= membenarkan diri sendiri dengan cara menyalahkan orang lain dan Tuhan.
Tuhan mengizinkan Ayub mengalami ujian habis-habisan, sampai ia bisa merendahkan diri dan mengaku hanya debu tanah liat.
Tadi, raja Daud merendahkan diri lewat pedang firman, sekarang Ayub lewat ujian habis-habisan.
Ayub 42: 5-6
42:5.Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
42:6.Oleh sebab itu aku mencabut perkataankudan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."
Tadi, dosa kebenaran sendiri artinya menutupi dosa/membenarkan diri sendiri dengan cara menyalahkan Tuhan dan orang lain. Cirinya adalah banyak salah dalam perkataan--Ayub mencabut perkataannya.
Pada akhirnya lewat ujian habis-habisan Ayub mengaku hanya debu tanah liat. Ia mengakui dosa kebenaran sendirinya kepada Tuhan dan sesama; ia mencabut kata-kata yang salah baik kepada Tuhan maupun sesama. Ayub diampuni oleh Tuhan, dan sesudah itu tidak berbuat dosa lagi.
Inilah debu tanah liat yang kembali ke dalam tangan Tuhan. Kalau kita sudah mengaku kita hanya debu tanah liat--saling mengaku dan mengampuni; dosa sudah diselesaikan--, kita akan kembali ke dalam tangan Tuhan. Dia adalah Penjunan/Pencipta kita.
Yeremia 18: 6
18:6."Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Sekarang Israel rohani yaitu bangsa Israel asli dan bangsa kafir, kita semua. Kita kembali menjadi tanah liat di tangan Sang Penjunan/Pencipta.
Hasilnya:
- Roma 9: 23-24
9:23.justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nyayang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,
9:24.yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain,
'benda-benda belas kasihan-Nya'= bejana kemuliaan.
'bangsa lain'= bangsa kafir.
Hasil pertama: Sang Penjunan mampu menciptakan kita menjadi bejana kemuliaan Tuhan/bejana belas kasih, yaitu hamba/pelayan Tuhan yang dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus, sesuai dengan jabatan pelayanan kita masing-masing, untuk memuliakan Tuhan.
Namanya bejana kemuliaan, berarti untuk memuliakan Tuhan, bukan diri sendiri atau golongan. Gunakan kesempatan!
Kalau hamba/pelayan Tuhan, apapun jabatannya, bisa memuliakan Tuhan, ia akan hidup oleh belas kasih Tuhan yang besar--bejana kemuliaan sama dengan bejana belas kasih.
Sebagai contoh: tujuh roti dan beberapa ikan bisa mengenyangkan empat ribu orang, bahkan sisa tujuh bakul.
Angka 7 menunjuk pada kesempurnaan. Artinya: kalau kita masuk dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, dan bisa memuliakan Tuhan, tidak usah takut. Kita bukan hidup dari kekayaan, kepandaian, tetapi dari belas kasih Tuhan yang sanggup memelihara hidup kita secara ajaib. Luar biasa!
Yeremia 18: 4
18:4.Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembalimenjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
Kalau bejana itu hancur--jatuh dalam dosa--, jangan kecewa dan putus asa! Bukan berarti menyetujui dosa. Tetapi kalau sudah terlanjur jatuh, hancur, dan rusak--karena dosa, kepahitan, kebencian, atau pencobaan yang membuat kecewa dan putus asa--, namun kita mau merendahkan diri, mengaku hanya tanah liat--mengaku dosa kita--, Tuhan mampu menciptakan kita menjadi bejana baru; Ia masih memakai kita untuk kemulliaan nama-Nya.
Yunus lari sampai tenggelam--hancur--, tetapi Tuhan masih memberikan kesempatan untuk bisa melayani Tuhan.
Tadi, Daud dan Ayub masih diberi kesempatan oleh Tuhan. Tuhan tolong kita.
- Pada cerita Ayub, Tuhan memulihkan dia dua kali lipat.
Hasil kedua:
- Tuhan mengangkat dari kejatuhan sehingga kita bisa hidup benar dan suci.
- Tuhan mengangkat dari kegagalan-kegagalan sehingga semua menjadi berhasil, untuk kemuliaan nama Tuhan.
- Tuhan menyelesaikan semuamasalah yang mustahil tepat pada waktunya. Kalau meilhat Ayub, semuanya sudah habis, tubuhnya juga habis, sudah tidak mungkin, tetapi Tuhan mampu menyelesaikan semua masalah yang mustahil.
Daud juga seharusnya dirajam, tetapi masih Tuhan tolong.
Yunus sudah tenggelam, seharusnya sudah mati, tetapi masih bisa Tuhan tolong.
Belajar dari sini, jangan putus asa, tetapi jangan bangga juga karena sesuatu. Semua karena belas kasih Tuhan yang besar kepada kita terutama bangsa kafir.
Mari, 'masa hidupku dalam tangan Tuhan', jangan keluar dari tangan Tuhan.
- Kejadian 1: 31
1:31.Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Hasil ketiga: pada saat penciptaan, Allah berkata: Semua baik, sampai terakhir: Sungguh amat baik. Artinya: Tuhan menjadikan semua baik, memberi masa depan yang baik dan indah, rancangan masa depan yang baik dan indah--asalkan kita bisa memuliakan Dia--, sampai kalau Tuhan datang kembali kita diubahkan jadi sempurnaseperti Dia--'sungguh amat baik'--untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai.
Mari berusaha! Lewat doa penyembahan, kita sama-sama berada di bawah kaki Tuhan. Kita mengaku bahwa kita hanya debu tanah liat.
Biar kita berada di dalam tangan Tuhan semuanya; di sana ada jaminan kepastian dari Tuhan. Semua baik, sampai sempurna seperti Dia. Serahkan hidup kepada Dia!
Debu tanah liat, bejana hancur, ekonomi hancur, hidup hancur, masa depan hancur, dan apapun juga, serahkan ke dalam tangan Sang Penjunan. Yang sudah berhasil jangan sombong tetapi tetap bergantung pada tangan Tuhan, jangan yang lain.
Tidak ada yang mustahil bagi Dia, Sang Penjunan. Menyerah sepenuh kepada Dia!
Tuhan memberkati.