Pembicara: Pdm. Youpri ArdiantoroPuji TUHAN, salam sejahtera, selamat malam, selamat beribadah di dalam kasih sayangnya TUHAN kita, Yesus Kristus. Kiranya bahagia, sukacita, dan damai sejahtera dari TUHAN kita, Yesus Kristus, dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Markus 12: 1812:18. Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
Ajaran Saduki adalah ajaran sesat yang mengajarkan tidak ada kebangkitan--manusia hanya hidup di dunia ini saja, lalu mati dan habis perkara.
Ajaran ini akan memicu anak TUHAN/hamba TUHAN untuk:
- Mencari perkara-perkara jasmani sekalipun sudah beribadah melayani.
- Memicu anak/hamba TUHAN untuk berbuat dosa dan jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
Matius 16: 6, 1216:6.Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki."
16:12.Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki.
Di sini, TUHAN mengingatkan bahwa ajaran Saduki ini sama dengan ragi. Sifat ragi adalah sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan.
Oleh karena itu TUHAN peringatkan untuk waspada terhadap ragi Saduki dan Farisi. Kalau tidak, begitu terkena ragi sedikit--ajaran sesat/dosa--dan kita pertahankan, itu sudah cukup untuk menghancurkan kehidupan kita.
Ada dua kemungkinan tentang ragi:
- Jika tetap bertahan pada ragi, kehidupan itu akan dibuang--kalau dulu pada bangsa Israel, akan dibinasakan.
- Jika membuang ragi--tanpa ragi, seperti Israel dulu merayakan hari raya roti tidak beragi--, akan keluar dari Mesir menuju ke Kanaan.
Dulu, jumlah umat Israel yang keluar dari Mesir adalah 603.550 orang, tetapi yang bisa sampai ke Kanaan hanya 2 orang. Ini menunjukkan betapa sulitnya untuk bisa sampai ke Kanaan.
Kanaan sekarang--Kanaan rohani; Kanaan samawi--menunjuk pada kerajaan Seribu Tahun Damai sampai Yerusalem baru.
Bagaimana supaya kita sampai ke Yerusalem baru? Namanya Yerusalem baru, berarti kehidupan itu
harus mengalami pembaharuandari manusia jasmani menjadi manusia rohani.
Bagaimana merubah manusia yang jasmani menjadi manusia rohani?Di sini sudah diberikan teladan oleh Yesus.
Matius 17: 1-217:1.Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
17:2.Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
Supaya manusia jasmani mengalami pembaharuan, manusia
harus naik gunung.
Mazmur 24: 3-424:3."Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
24:4."Orang yang bersih tangannyadan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
'Gunung'= gunung penyembahan.
Jadi,
supaya bisa berubah kita harus banyak menyembah TUHAN.
Penyembahan bagaimana yang menghasilkan pembaharuan?
- Penyembahan yang disertai dengan 'bersih tangannya'.
Bersih tangannya= tangan yang tidak cemar= kehidupan yang meninggalkan dosa-dosa; tidak berbuat dosa; bertobat.
Jadi, penyembahan yang sampai pada pembaharuan adalah penyembahan yangdidasari dengan pertobatan.
Kalau tidak bertobat, tidak bisa menyembah TUHAN. Mungkin bisa menyembah, tetapi tidak akan pernah terjadi pembaharuan, padahal tujuan kita menyembah adalah sampai terjadi pembaharuan.
- Orang yang 'murni hatinya'/suci hatinya, yaitu kehidupan yang menyembah TUHAN didasari dengan penyucian oleh pekerjaan firman penyucian.
2 Timotius 2: 22
2:22.Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Hati disucikan oleh pekerjaan firman penyucian dari nafsu orang muda.
Nafsu orang muda hanya ada dua:
- Nafsu kejahatan yang memuncak pada cinta akan uang.
- Nafsu kenajisan= dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
Jadi, sebelum menyembah TUHAN, harus mengalami penyucian dulu. Kalau tidak, tidak akan bisa menyembah TUHAN.
2 Timotius 2: 23-24
2:23.Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
2:24.sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
Salah satu contoh kalau bertahan pada nafsu orang muda adalah suka bertengkar, sehingga tidak akan bisa menyembah TUHAN.
Hati harus disucikan lebih dulu, baru bisa menyembah TUHAN.
- Mazmur 24: 3-4
24:3."Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
24:4."Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Yang ketiga, penyembahan yang menghasilkan pembaharuan adalah penyembahan yang didasari tidak menipu; tidak berdusta.
Kalau masih ada dusta, tidak mungkin bisa menyembah TUHAN. Atau bisa menyembah, tetapi tidak mengalami pembaharuan dan doanya tidak dijawab oleh TUHAN.
Lukas 18: 10-14
18:10."Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
18:11.Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
18:12.aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
18:13.Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
18:14.Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Kalau melihat kesalahan orang lain; menghakimi orang lain, sebenarnya ia melakukan dosa yang sama, tetapi tidak mau mengakui.
Kita harus jujur; doa penyembahan disertai dengan kejujuran. Memang orang berdosa, tetapi kalau mau jujur mengakui dosa, doa penyembahan akan menghasilkan pembaharuan dari berdosa menjadi kehidupan yang dibenarkan oleh TUHAN.
Jadi, dalam hal perkataan kita harus benar, jangan berdusta, karena dusta merupakan dosa yang berkelanjutan--dusta ditimbun dengan dusta. Kalau sudah memuncak ke langit, tinggal tunggu hukuman TUHAN. Sebab itu jangan berdusta, lebih baik kita berkata benar dan jujur apapun resikonya.
Apa yang dibaharui lewat doa penyembahan yang benar?Seperti Yesus tadi, begitu Ia naik ke atas gunung, wajah-Nya bersinar dan pakaian-Nya putih berkilau-kilauan.
Malam ini kita belajar:
wajah-Nya bersinar, bercahaya.
Pada wajah ini ada panca indera. Kalau penyembahan benar, maka panca indera kita akan mengalami pembaharuan.
Matius 13: 4313:43.Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Di sini,
wajah bercahaya dimulai dari pembaharuan:
- Telinga.
Telinga dibaharui supaya telinga bisa mendengar.
Ada dua hal yang bisa didengar:
- Matius 13: 24-30
13:24.Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
13:25.Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.
13:26.Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
13:27.Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
13:28.Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
13:29.Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
13:30.Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."
Yang pertama: yang didengar adalah firman pengajaran yang benar atau di sini istilahnya penaburan benih yang baik.
Saat menerima penaburan benih yang baik, hati manusia masih dibagi menjadi dua bagian:
- Tanah hati yang tidak baik, yaitu:
- Hati bagaikan pinggir jalan; waktu penaburan benih firman, burung-burung datang mengambil benih firman sehingga kehidupan itu tidak bisa mengerti firman.
- Hati bagaikan batu-batu= mendengar firman dengan keras hati.
- Terakhir, tanah hati bagaikan duri= mendengar firman dengan hati kuatir.
- Tanah hati yang baik. Kalau hatinya baik, maka bisa menghasilkan buah, ada yang 30, 60, 100.
Malam ini, setiap pemberitaan firman pengajaran yang benar, kalau ada 25% yang jadi, itu sudah sesuai dengan firman, sudah bagus.
- Yang kedua: ada penaburan benih yang tidak baik, itulah benih lalang.
Matius 13: 25-26
13:25.Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalangdi antara gandum itu, lalu pergi.
13:26. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
Yang perlu jadi awasan adalah hati manusia cenderung menerima. Kalau tadi, mendengar firman, masih ada dua macam hati.
Tetapi kalau lalang ditaburkan, itu langsung tumbuh. Ini awasan bagi kita semua.
Lalang yang ditaburkan oleh iblis menunjuk pada ajaran-ajaran sesat, yaitu ajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran firman, tidak bisa diterangkan dengan ayat. Ini termasuk lalang yang disebarkan oleh setan.
Lalang ini juga menunjuk pada gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hati-hati! Langsung tumbuh! Kalau dengar ajaran sesat atau gosip langsung tumbuh.
Contoh: Hawa. Satu kali saja mendengar penaburan dari ular, langsung tumbuh, ia langsung mengambil buah yang dilarang TUHAN.
Mengapa mau mendengar padahal sudah tahu itu tidak benar, hanya gosip? Karena tertidur--saat tidur, benih ditaburkan.
Tidur= lengah; tidak waspada; tidak berjaga.
Saat kita lengah--tidak waspada--, saat itulah setan datang menaburkan benih lalang dan langsung tumbuh. Tumbuhnya juga tidak benar, yaitu menghasilkan praktik-praktik yang tidak benar.
Sikap kita adalah menjadi domba yang benar-benar tergembala. Begitu mendengar suara asing, kita langsung lari--tidak usah menanggapi, tidak usah mendengar. Biar orang tersinggung tidak apa-apa, dari pada TUHAN yang tersinggung.
Gandum dan lalang ini tumbuhnya bersama.
Matius 13: 27-30
13:27.Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
13:28. Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
13:29. Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
13:30. Biarkanlah keduanya tumbuh bersamasampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."
Jadi, anak TUHAN yang mendengar yang benar dan tidak benar, tumbuhnya bersama-sama. Yang membedakan adalah gandum sampai menghasilkan buah, tetapi lalang tidak pernah menghasilkan buah sekalipun tampak bersama terus.
Ini awasan!
Bersama ini bisa mulai dari rumah tangga--suami istri--, dalam penggembalaan/pelayanan--imam-imam. Satu bisa berbuah, satu tidak.
Sampai satu kali waktu, akan terpisah untuk selamanya.
Waspada, kalau ada penaburan lalang, jangan didengar, dari pada dengar sekali lalu bertumbuh dalam bentuk pahit hati, marah, dan seterusnya.
Buah apa saja yang tidak bisa dihasilkan?
- Buah pertobatan.
Kalau lalang, tidak pernah bisa bertobat; tidak bisa lepas dari dosa-dosa.
- Buah ketekunan= ketekunan dalam penggembalaan.
Lalang tidak bisa bertekun, baik ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, berpegang pada firman, maupun dalam penderitaan.
- Buah perkataan baik.
Kalau lalang, perkataannya selalu tidak baik; sia-sia.
Jadi, lalang dan gandum tumbuh bersama-sama.
Tadi ada istilah lalang ini dikumpulkan dulu. Dikumpulkan menunjuk pada persekutuan.
Artinya: lalang ini ada persekutuannya. Kalau hidup itu tidak memiliki buah pertobatan, ketekunan, dan perkataan baik, ia akan berkumpul dengan kehidupan yang tidak berbuah juga. Bukan untuk masuk tubuh Kristus, tetapi dikumpulkan untuk dibakar.
Kalau gandum, dikumpulkan untuk masuk lumbung--kerajaan sorga.
Jadi, telinga yang dibaharui adalah telinga yang mau mendengar firman sampai taat dengar-dengaran. Bukan mendengar yang lain! Dengar yang lain, lari!
- Yang kedua yang dibaharui adalah mulut.
Kalau telinga dibaharui, maka mulut juga dibaharui--apa yang kita dengar, sampai ke hati, kemudian meluap/keluar ke mulut.
Kalau telinga sudah baik, mulut akan berkata benar--ya katakan: ya, tidak katakan: tidak--sampai puncaknya, yaitu mulut tidak salah dalam perkataan.
Sekarang mulut berkata benar dan baik, artinya:
- Selalu mengucap syukur. Seringkali kita menghadapi pencobaan dan lain-lain, kalau mulutnya dibaharui, yang keluar bukan omelan, sakit hati dan lain-lain, tetapi ucapan syukur.
- Mulut yang dibaharui juga bisa bersaksi. Tinggal apa yang didengar. Kalau yang didengar benar, hatinya benar, maka yang keluar adalah kesaksian. Kalau yang didengar salah, hatinya salah, maka mulutnya juga salah.
- Sampai mulut hanya menyembah TUHAN.
Malam ini kesempatan kita menyembah TUHAN dengan syarat yang benar: bersih tangannya, murni hatinya, sampai berkata benar dan jujur . Maka akan terjadi pembaharuan.
Mulai dari telinga dan mulut dibaharui.
Markus 7: 377:37.Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
Bisu= berkata tetapi tidak ada artinya.
Kalau telinga dan mulut baik,
hasilnya:
- TUHAN menjadikan segala-galanya baik.
Inilah pembaharuan. Telinga dan mulut dibaharui, maka semua menjadi baik. Ini merupakan kunci.
Saat kita melihat nikah kita belum baik, pekerjaan belum baik, studi belum baik, masa depan belum baik, pelayanan belum baik, tinggal dua ini, yaitu telinga dan mulut harus dibaharui, pasti semua menjadi baik.
- TUHAN menjadikan semua baik ini mengingatkan pada penciptaan semula. Artinya kita menjadi ciptaan semula--ciptaan baru.
Malam ini, banyak kekurangan dan kelemahan kita. Tetapi kalau mulut dan telinga dibaharui, tinggal tunggu, semua akan dibaharui.
Saat dibaharui, manusia ditempatkan di Firdaus, ada semuanya--pemeliharaan TUHAN. Sampai nanti boleh masuk Yerusalem Baru.
Untuk masuk Yerusalem baru, kita harus banyak menyembah TUHAN disertai dengan pertobatan, hati suci, dan perkataan jujur. Di situ TUHAN mengubahkan kita mulai dari panca indera kita. Mulut dan telinga diubahkan dan semua akan menjadi baik.
TUHAN memberkati.