Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.
Wahyu 6: 12-17--kita masih membahas ayat 12-13 (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017)
6:12. Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyatdan matahari menjadi hitambagaikan karung rambut dan bulan menjadi merahseluruhnya bagaikan darah.
6:13. Dan bintang-bintang di langit berjatuhanke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
Ini adalah pembukaan
METERAI yang KEENAM; penghukuman yang keenam dari Allah Roh Kudus atas dunia (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017), yaitu terjadi gempa bumi yang dahsyat, yang mengakibatkan:
- Matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut= kasih Allah tidak bekerja lagi (sudah diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 01 Oktober 2017).
- Bulan menjadi merah seperti darah= penebusan oleh darah Yesus sudah tidak bekerja lagi; tidak ada pengampunan dosa lagi (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 04 Oktober 2017sampai Ibadah Raya Surabaya, 08 Oktober 2017).
- Bintang-bintang berguguran.
Ini semua akan terjadi secara jasmani, tetapi gempa bumi yang dahsyat secara rohani adalah dunia dengan segala pengaruhnya: kesibukan, kesulitan, kejahatan, kenajisan, kebencian dan lain-lain. Ini yang menghantam kita sampai matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut--tidak ada kasih Allah lagi--, bulan menjadi merah seperti darah--tidak ada pengampunan dosa lagi--, dan bintang-bintang berguguran.
AD. 3:
BINTANG-BINTANG BERGUGURANArtinya:
Roh Kudus tidak bekerja lagi.
Roma 8: 268:26.Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Salah satu pekerjaan Roh Kudus adalah menolong kita dari segala kelemahan kita sehingga kita bisa menyembah Tuhan. Memang manusia daging ini lemah, terutama tidak bisa berdoa menyembah Tuhan.
Jadi
selama Roh Kudus bekerja tidak ada alasan untuk tidak menyembah Tuhan; dalam kelemahan apapun, begitu disentuh Roh Kudus, kita bisa menyembah Tuhan. Kalau kita tidak menyembah Tuhan, pasti menghujat Tuhan. Hanya dua pilihan, tidak ada yang lain!
Wahyu 13: 5-6=> binatang yang keluar dari dalam laut
13:5.Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
13:6. Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Binatang yang keluar dari dalam laut= antikris.
Satu waktu Roh Kudus tidak bekerja lagi--bintang gugur--, sehingga manusia termasuk anak Tuhan tidak bisa lagi menyembah Tuhan, tetapi
hanya menghujat Tuhan.
Akibatnya: menjadi sama dengan antikris yang akan dibinasakan selamanya.
Oleh sebab itu jangan abaikan dorongan Roh Kudus untuk bisa menyembah Tuhan sekarang ini, baik secara pribadi, di dalam rumah tangga--mezbah makin besar--, di dalam sidang jemaat--termasuk yang mendengar siaran langsung, kita satu kesatuan--, sampai sorak-sorai di awan-awan yang permai--penyembahan yang besar saat Yesus datang kembali--, bahkan sampai penyembahan selamanya di takhta sorga.
Kalau dorongan Roh Kudus diabaikan, satu waktu tidak bisa menyembah lagi, tetapi hanya menghujat Tuhan, dan jadi sama dengan antikris.
Roma 8: 268:26. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Wahyu 12: 1-212:1. Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
12:2. Ia sedang mengandungdan dalam keluhandan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
Dua ayat ini sama yaitu
penyembahan dalam urapan Roh Kudus dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan, seperti perempuan yang mengandung dan hendak melahirkan anak. Ini sama dengan penyembahan dengan
mengeluh dan mengerang; penyembahan dengan hancur hati yaitu merasa tidak berdaya, tidak layak, dan hanya menyerah sepenuh kepada Tuhan sampai penyembahan dalam bahasa roh. Atau diistilahkan:
penyembahan dalam pergumulan, untuk menghadapi dua hal:
- Yang pertama: pergumulan hendak melahirkan anak.
Bagi kita sekarang: pergumulan untuk mengalami keubahan hidupdari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus--mujizat terbesar.
"Tentu kita mengalami kalau berbuat atau berkata sesuatu yang tidak baik, atau tidak sengaja berdusta: Aduh...bagaimana ini? Kok tabiat saya ini tetap? Harus dipergumulkan seperti perempuan yang hendak melahirkan anak."
Tandakelahiran baru--kita belajar dari ibu yang hendak melahirkan dan juga bayinya--:
- Sabar; baik bayi maupun ibunya sabar:
- Sabar dalam penderitaanyaitu tidak bersungut-sungut, menyalahkan orang lain dan Tuhan--tidak mencari kambing hitam--, tetapi mengucap syukur.
- Sabar dalam menunggu waktu Tuhan; kita tidak mengambil jalan sendiri di luar firman kalau belum ditolong. Jalan keluar di luar firman adalah jalan buntu dan kebinasaan.
- Jujur. Bayi itu jujur, tidak bisa berdusta. Ibu mau melahirkan juga harus jujur. Kalau belum sakit, jangan bilang: sakit.
- Taatdengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi.
"Ibunya taat saat diberi komando oleh perawat. Baru ada yang melahirkan lalu cerita-cerita: Aduh, aku ada kesalahan. Mungkin perawatnya suruh tarik nafasnya setengah, dia menarik terlalu dalam, sehingga bayinya masuk lagi. Bayinya juga taat. Kalau bayinya tidak mau keluar, tidak bisa juga."
Inilah pergumulan kita. Kita mengeluh dan mengerang untuk mengalami kelahiran baru.
- Yang kedua: pergumulan untuk menghadapi naga. Kita juga, kita sudah bergumul untuk mengalami mujizat rohani, tetapi juga bergumul untuk menghadapi naga.
"Saya begitu, bergumul untuk mengalami mujizat rohani, berdoa minta sabar, rendah hati dan lemah lembut, keluar kamar sudah diuji, kalah lagi, belum sabar. Mari, bergumul lagi sampai sabar, jujur dan taat."
Kita mengeluh dan mengerang juga untuk menghadapi naga.
Wahyu 12: 3-4
12:3. Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
12:4. Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
'untuk menelan Anaknya'= sudah ada kelahiran bayi, tetapi bayinya mau ditelan oleh naga. Seperti itu pergumulan kita hari-hari ini. Karena itu perlu ada Roh Kudus. Kalau tidak ada Roh Kudus, kita tidak akan kuat, mau menyembah sudah malas karena menghadapi pergumulan. Tetapi Roh Kudus menolong kita untuk mengeluh dan mengerang sehingga kita mengalami kelahiran baru: sabar, jujur dan taat, dan pergumulan untuk menghadapi naga merah padam--setan.
Setan adalah sumber pencobaan, masalah yang mustahil, dan maut.
Banyak kali begitu, sudah mengalami kelahiran baru, masih diuji lagi menghadapi pencobaan atau masalah yang mustahil, dan maut. Mana bisa perempuan mau melahirkan menghadapi naga? Melarikan diri saja tidak bisa, apalagi berperang, tidak bisa.
Jadi dua pergumulan kita: mujizat rohani--pergumulan dari dalam--: sifat tabiat yang tidak baik diubahkan menjadi sabar, jujur, dan taat. Lalu menghadapi naga merah padam--masalah yang mustahil dan maut--, kita tidak mampu. Kita harus bergumul hari-hari ini.
Contoh: janda Sarfat yang memiliki sedikit minyak dan segenggam tepung lalu menghadapi kelaparan dan maut--'
sesudah itu kami mati'. Ini gambaran dari gereja bangsa kafir. Memang pergumulan kita untuk menghadapi tabiat daging--bagian dalam--dan setan--bagian luar--yang membuat sedih, susah, putus asa dengan pencobaannya.
1 Raja-raja 17: 11-13, 1517:11. Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
17:12. Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepungdalam tempayan dan sedikit minyakdalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
17:13. Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagikusepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
17:15. Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.
Janda Sarfat ini menghadapi kelaparan dan maut, lalu Tuhan datang dengan firman-Nya untuk menolong dia. Elia berkata:
Buatlah lebih dahulu bagiku. Ini
ujian kesabaran. Kalau tidak sabar, akan marah (
'sudah tinggal sedikit, diminta lagi, terlalu ini!')--tadi, kita bergumul untuk bisa sabar, jujur dan taat; sekarang diuji.
Janda Sarfat ini juga
jujur, mengakui keadaannya ('
sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun')--dan bagi kita, kita juga mengakui kesalahan kita--, kemudian
taat--dia buat dan berikan pada Elia.
Ini yang dibutuhkan. Sabar, jujur dan taat sama dengan mengeluh dan mengerang; membakar daging yang egois--'
mengolahnya bagikudan bagi anakku'--, dan mengangkat tangan kepada Tuhan; menyerah sepenuh, dan
Dia akan mengulurkan tangan anugerah yang besarkepada kita sehingga terjadi mujizat:
- Mujizat jasmani: janda Sarfat dipelihara tiga setengah tahun= tangan anugerah Tuhan sanggup memeliharakita, gereja bangsa kafir yang kecil dan tidak berdaya di tengah kesulitan dunia sampai zaman antikris berkuasa selama tiga setengah tahun.
- Tangan anugerah Tuhan yang besar sanggup menyelesaikan masalahyang mustahil, mautpun tidak bisa menjamah, dan semua menjadi berhasil dan indah pada waktunya.
- Kalau Yesus datang kembali kita diubahkanmenjadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Ada penyembahan yang terbesar di awan-awan yang permai; kita bersoak-sorai: Haleluyadi awan-awan yang permai sampai penyembahan yang kekal di dalam kerajaan sorga.
Bintang satu waktu akan gugur; tidak bercahaya lagi, Roh Kudus satu waktu tidak bekerja lagi. Sekarang, pekerjaan Roh Kudus adalah mendorong kita untuk menyembah. Kalau tidak mau, berarti melawan pekerjaan Roh Kudus, dan akan menjadi penghujat; menghujat Tuhan dan Roh Kudus seperti antikris, yang mulutnya hanya menghujat sana-sini, menyalahkan sana-sini.
Tetapi biarlah kita menggunakan kesempatan selagi Roh Kudus masih bekerja, apapun kelemahan kita, Roh Kudus bisa menolong kita untuk bisa menyembah Tuhan.
Penyembahan yang bagaimana? Dengan keluhan tak terucapkan seperti wanita mengandung yang hendak melahirkan; penyembahan dengan hancur hati serahkan semua pada Tuhan, mengeluh dan mengerang, sampai berbahasa roh.
Ini sama dengan penyembahan untuk menghadapi dua macam pergumulan: dari dalam: bergumul untuk keubahan hidup--sabar, jujur dan taat--, dari luar: bergumul untuk menghadapi maut dan kemustahilan di bidang apapun.
Sabar, jujur dan taat sama dengan membakar daging yang egois--
egois ini yang membuat tidak bisa sabar, jujur dan taat--, dan mengangkat tangan kepada Tuhan. Serahkan semua pada Tuhan. Biar Dia mengulurkan tangan dan membuat semua selesai, berhasil, indah, sampai sempurna.
Mungkin tidak ada yang tahu keadaan kita, tetapi Tuhan tahu. Jangan ragu-ragu! Sabar, jujur dan taat! Bakar daging yang egois, kecewa, bangga dan lain-lain! Hanya mengeluh dan mengerang pada Tuhan; hanya mengangkat tangan kepada Tuhan. Tuhan akan mengulurkan tangan kepada kita.
Tuhan memberkati.