Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Wahyu 6: 12-17--kita masih membahas ayat 12-13 (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017)
6:12. Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyatdan matahari menjadi hitambagaikan karung rambut dan bulan menjadi merahseluruhnya bagaikan darah.
6:13. Dan
bintang-bintang di langit berjatuhanke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.

Ini adalah pembukaan METERAI yang KEENAM; penghukuman yang keenam dari Allah Roh Kudus atas dunia (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017), yaitu terjadi gempa bumi yang dahsyat, yang mengakibatkan:

  1. Matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut= kasih Allah tidak bekerja lagi (sudah diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 01 Oktober 2017).
  2. Bulan menjadi merah seperti darah= penebusan oleh darah Yesus sudah tidak bekerja lagi; tidak ada pengampunan dosa lagi (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 04 Oktober 2017sampai Ibadah Raya Surabaya, 08 Oktober 2017).

  3. Bintang-bintang berguguran.

Ini semua akan terjadi secara jasmani, tetapi gempa bumi yang dahsyat secara rohani adalah dunia dengan segala pengaruhnya: kesibukan, kesulitan, kejahatan, kenajisan, kebencian dan lain-lain. Ini yang menghantam kita sampai matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut--tidak ada kasih Allah lagi--, bulan menjadi merah seperti darah--tidak ada pengampunan dosa lagi--, dan bintang-bintang berguguran.

AD. 3: BINTANG-BINTANG BERGUGURAN
Artinya: Roh Kudus tidak bekerja lagi.

Roma 8: 26
8:26.Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

Salah satu pekerjaan Roh Kudus adalah menolong kita dari segala kelemahan kita sehingga kita bisa menyembah Tuhan. Memang manusia daging ini lemah, terutama tidak bisa berdoa menyembah Tuhan.
Jadi selama Roh Kudus bekerja tidak ada alasan untuk tidak menyembah Tuhan; dalam kelemahan apapun, begitu disentuh Roh Kudus, kita bisa menyembah Tuhan. Kalau kita tidak menyembah Tuhan, pasti menghujat Tuhan. Hanya dua pilihan, tidak ada yang lain!

Wahyu 13: 5-6=> binatang yang keluar dari dalam laut
13:5.Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
13:6. Lalu ia
membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

Binatang yang keluar dari dalam laut= antikris.
Satu waktu Roh Kudus tidak bekerja lagi--bintang gugur--, sehingga manusia termasuk anak Tuhan tidak bisa lagi menyembah Tuhan, tetapi hanya menghujat Tuhan. Akibatnya: menjadi sama dengan antikris yang akan dibinasakan selamanya.

Oleh sebab itu jangan abaikan dorongan Roh Kudus untuk bisa menyembah Tuhan sekarang ini, baik secara pribadi, di dalam rumah tangga--mezbah makin besar--, di dalam sidang jemaat--termasuk yang mendengar siaran langsung, kita satu kesatuan--, sampai sorak-sorai di awan-awan yang permai--penyembahan yang besar saat Yesus datang kembali--, bahkan sampai penyembahan selamanya di takhta sorga.
Kalau dorongan Roh Kudus diabaikan, satu waktu tidak bisa menyembah lagi, tetapi hanya menghujat Tuhan, dan jadi sama dengan antikris.

Roma 8: 26
8:26. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

Wahyu 12: 1-2
12:1. Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
12:2. Ia sedang
mengandungdan dalam keluhandan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.

Dua ayat ini sama yaitu penyembahan dalam urapan Roh Kudus dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan, seperti perempuan yang mengandung dan hendak melahirkan anak. Ini sama dengan penyembahan dengan mengeluh dan mengerang; penyembahan dengan hancur hati yaitu merasa tidak berdaya, tidak layak, dan hanya menyerah sepenuh kepada Tuhan sampai penyembahan dalam bahasa roh. Atau diistilahkan: penyembahan dalam pergumulan, untuk menghadapi dua hal:

  1. Yang pertama: pergumulan hendak melahirkan anak.
    Bagi kita sekarang: pergumulan untuk mengalami keubahan hidupdari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus--mujizat terbesar.

    "Tentu kita mengalami kalau berbuat atau berkata sesuatu yang tidak baik, atau tidak sengaja berdusta: Aduh...bagaimana ini? Kok tabiat saya ini tetap? Harus dipergumulkan seperti perempuan yang hendak melahirkan anak."

    Tandakelahiran baru--kita belajar dari ibu yang hendak melahirkan dan juga bayinya--:

    1. Sabar; baik bayi maupun ibunya sabar:

      1. Sabar dalam penderitaanyaitu tidak bersungut-sungut, menyalahkan orang lain dan Tuhan--tidak mencari kambing hitam--, tetapi mengucap syukur.
      2. Sabar dalam menunggu waktu Tuhan; kita tidak mengambil jalan sendiri di luar firman kalau belum ditolong. Jalan keluar di luar firman adalah jalan buntu dan kebinasaan.

    2. Jujur. Bayi itu jujur, tidak bisa berdusta. Ibu mau melahirkan juga harus jujur. Kalau belum sakit, jangan bilang: sakit.
    3. Taatdengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi.

      "Ibunya taat saat diberi komando oleh perawat. Baru ada yang melahirkan lalu cerita-cerita: Aduh, aku ada kesalahan. Mungkin perawatnya suruh tarik nafasnya setengah, dia menarik terlalu dalam, sehingga bayinya masuk lagi. Bayinya juga taat. Kalau bayinya tidak mau keluar, tidak bisa juga."

    Inilah pergumulan kita. Kita mengeluh dan mengerang untuk mengalami kelahiran baru.

  2. Yang kedua: pergumulan untuk menghadapi naga. Kita juga, kita sudah bergumul untuk mengalami mujizat rohani, tetapi juga bergumul untuk menghadapi naga.

    "Saya begitu, bergumul untuk mengalami mujizat rohani, berdoa minta sabar, rendah hati dan lemah lembut, keluar kamar sudah diuji, kalah lagi, belum sabar. Mari, bergumul lagi sampai sabar, jujur dan taat."

    Kita mengeluh dan mengerang juga untuk menghadapi naga.
    Wahyu 12: 3-4
    12:3. Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
    12:4. Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu,
    untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

    'untuk menelan Anaknya'= sudah ada kelahiran bayi, tetapi bayinya mau ditelan oleh naga. Seperti itu pergumulan kita hari-hari ini. Karena itu perlu ada Roh Kudus. Kalau tidak ada Roh Kudus, kita tidak akan kuat, mau menyembah sudah malas karena menghadapi pergumulan. Tetapi Roh Kudus menolong kita untuk mengeluh dan mengerang sehingga kita mengalami kelahiran baru: sabar, jujur dan taat, dan pergumulan untuk menghadapi naga merah padam--setan.

    Setan adalah sumber pencobaan, masalah yang mustahil, dan maut.
    Banyak kali begitu, sudah mengalami kelahiran baru, masih diuji lagi menghadapi pencobaan atau masalah yang mustahil, dan maut. Mana bisa perempuan mau melahirkan menghadapi naga? Melarikan diri saja tidak bisa, apalagi berperang, tidak bisa.

Jadi dua pergumulan kita: mujizat rohani--pergumulan dari dalam--: sifat tabiat yang tidak baik diubahkan menjadi sabar, jujur, dan taat. Lalu menghadapi naga merah padam--masalah yang mustahil dan maut--, kita tidak mampu. Kita harus bergumul hari-hari ini.

Contoh: janda Sarfat yang memiliki sedikit minyak dan segenggam tepung lalu menghadapi kelaparan dan maut--'sesudah itu kami mati'. Ini gambaran dari gereja bangsa kafir. Memang pergumulan kita untuk menghadapi tabiat daging--bagian dalam--dan setan--bagian luar--yang membuat sedih, susah, putus asa dengan pencobaannya.

1 Raja-raja 17: 11-13, 15
17:11. Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
17:12. Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup,
sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepungdalam tempayan dan sedikit minyakdalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
17:13. Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi
buatlah lebih dahulu bagikusepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
17:15. Lalu pergilah perempuan itu dan
berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.

Janda Sarfat ini menghadapi kelaparan dan maut, lalu Tuhan datang dengan firman-Nya untuk menolong dia. Elia berkata: Buatlah lebih dahulu bagiku. Ini ujian kesabaran. Kalau tidak sabar, akan marah ('sudah tinggal sedikit, diminta lagi, terlalu ini!')--tadi, kita bergumul untuk bisa sabar, jujur dan taat; sekarang diuji.

Janda Sarfat ini juga jujur, mengakui keadaannya ('sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun')--dan bagi kita, kita juga mengakui kesalahan kita--, kemudian taat--dia buat dan berikan pada Elia.

Ini yang dibutuhkan. Sabar, jujur dan taat sama dengan mengeluh dan mengerang; membakar daging yang egois--'mengolahnya bagikudan bagi anakku'--, dan mengangkat tangan kepada Tuhan; menyerah sepenuh, dan Dia akan mengulurkan tangan anugerah yang besarkepada kita sehingga terjadi mujizat:

  1. Mujizat jasmani: janda Sarfat dipelihara tiga setengah tahun= tangan anugerah Tuhan sanggup memeliharakita, gereja bangsa kafir yang kecil dan tidak berdaya di tengah kesulitan dunia sampai zaman antikris berkuasa selama tiga setengah tahun.

  2. Tangan anugerah Tuhan yang besar sanggup menyelesaikan masalahyang mustahil, mautpun tidak bisa menjamah, dan semua menjadi berhasil dan indah pada waktunya.

  3. Kalau Yesus datang kembali kita diubahkanmenjadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Ada penyembahan yang terbesar di awan-awan yang permai; kita bersoak-sorai: Haleluyadi awan-awan yang permai sampai penyembahan yang kekal di dalam kerajaan sorga.

Bintang satu waktu akan gugur; tidak bercahaya lagi, Roh Kudus satu waktu tidak bekerja lagi. Sekarang, pekerjaan Roh Kudus adalah mendorong kita untuk menyembah. Kalau tidak mau, berarti melawan pekerjaan Roh Kudus, dan akan menjadi penghujat; menghujat Tuhan dan Roh Kudus seperti antikris, yang mulutnya hanya menghujat sana-sini, menyalahkan sana-sini.

Tetapi biarlah kita menggunakan kesempatan selagi Roh Kudus masih bekerja, apapun kelemahan kita, Roh Kudus bisa menolong kita untuk bisa menyembah Tuhan.
Penyembahan yang bagaimana? Dengan keluhan tak terucapkan seperti wanita mengandung yang hendak melahirkan; penyembahan dengan hancur hati serahkan semua pada Tuhan, mengeluh dan mengerang, sampai berbahasa roh.

Ini sama dengan penyembahan untuk menghadapi dua macam pergumulan: dari dalam: bergumul untuk keubahan hidup--sabar, jujur dan taat--, dari luar: bergumul untuk menghadapi maut dan kemustahilan di bidang apapun.

Sabar, jujur dan taat sama dengan membakar daging yang egois--egois ini yang membuat tidak bisa sabar, jujur dan taat--, dan mengangkat tangan kepada Tuhan. Serahkan semua pada Tuhan. Biar Dia mengulurkan tangan dan membuat semua selesai, berhasil, indah, sampai sempurna.

Mungkin tidak ada yang tahu keadaan kita, tetapi Tuhan tahu. Jangan ragu-ragu! Sabar, jujur dan taat! Bakar daging yang egois, kecewa, bangga dan lain-lain! Hanya mengeluh dan mengerang pada Tuhan; hanya mengangkat tangan kepada Tuhan. Tuhan akan mengulurkan tangan kepada kita.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 19 November 2016 (Sabtu Sore)
    ... Yesus bukan mengasihi Yesus. Ini sama dengan mengkritik firman mendiskusikan firman saling berdebat berbantah sehingga saling menjatuhkan tidak saling membangun. Membenarkan diri sendiri. Yaitu tidak mau menerima kebenaran firman Allah. Juga tidak mau mengaku dosa kesalahan malah menutupi dosa dengan menyalahkan orang lain sampai menyalahkan Tuhan firman pengajaran yang benar . ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 05 Januari 2018 (Jumat Sore)
    ... ruangan maha suci--pembentukan tubuh Kristus-- Keluaran . Haruslah engkau membuat untuk Kemah Suci papan dari kayu penaga yang berdiri tegak . Dan haruslah kaubuat empat puluh alas perak di bawah kedua puluh papan itu dua alas di bawah satu papan untuk kedua pasaknya dan seterusnya dua alas di bawah setiap ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 27 Februari 2014 (Kamis Sore)
    ... kehendak Tuhan sama dengan taat dengar-dengaran pada kehendak Tuhan sehingga kita bisa menantikan dan menyambut kedatangan Tuhan kedua kali di awan-awan yang permai sesudah itu kita masuk Firdaus kerajaan tahun damai sesudah itu kita masuk Kerajaan Surga yang kekal. Matius - Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku Tuhan Tuhan akan ...
  • Ibadah Raya Malang, 02 Oktober 2022 (Minggu Pagi)
    ... supaya Ia Anak-Nya itu menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya mereka itu juga dimuliakan-Nya. Rencana panggilan Tuhan untuk menjadikan kita baik sampai mempermuliakan kita. Kalau kita mengerti panggilan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 04 Juli 2016 (Senin Sore)
    ... Allah. Ayat harus sampai ke Yerikho. Ayat dan harus menyeberangi sungai Yordan. Setelah itu baru terangkat ke sorga ayat . Inilah proses Elia naik ke sorga. Kita sudah pelajari tahap pertama yaitu harus sampai ke Gilgal. Di sini terjadi penyunatan untuk menghapuskan cacat cela. Sekarang menunjuk pada baptisan air dan ...
  • Ibadah Raya Malang, 31 Agustus 2014 (Minggu Pagi)
    ... kerajaan maut bagi kita sehingga kita tidak binasa tetapi menang atas maut bersama Yesus. Sekaligus kita menerima kunci Kerajaan Surga untuk masuk Kerajaan Surga hidup kekal selamanya. Kisah Rasul Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman dan mengatakan bahwa untuk ...
  • Ibadah Doa Malang, 21 Agustus 2018 (Selasa Sore)
    ... firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh sendi-sendi dan sumsum ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Matius - Kamu telah mendengar firman Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu Setiap orang yang memandang ...
  • Ibadah Doa Malang, 10 Februari 2022 (Kamis Sore)
    ... Roh Kudus Kristus. Jadi tutup pendamaian adalah Allah Tritunggal di dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga Yesus sebagai kepala. Ditutupi dengan tutup pendamaian artinya menerima Yesus sebagai Kepala yang menaungi gereja Tuhan. Naungan inilah yang kita butuhkan. Lukas . Yerusalem Yerusalem engkau yang membunuh ...
  • Ibadah Raya Malang, 19 Oktober 2014 (Minggu Pagi)
    ... mencela engkau karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya jikalau engkau tidak bertobat. Dalam Wahyu penampilan Yesus terhadap sidang ...
  • Ibadah Doa Malang, 03 April 2012 (Selasa Sore)
    ... tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut. Lalu Miryam nabiah itu saudara perempuan Harun mengambil rebana di tangannya dan tampillah semua perempuan mengikutinya memukul rebana serta menari-nari. Dan menyanyilah Miryam memimpin mereka Menyanyilah bagi TUHAN sebab Ia tinggi luhur kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. Ini ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.