Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 7: 177:17. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."Kita belajar tentang
aktivitas Tuhan di takhta sorgayaitu:
- Ayat 15b-16: membentangkan kemah-Nya; sama dengan mengembangkan sayap-Nya atas hidup kita; naungan sayap Tuhan atas kehidupan kita (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Juni 2018sampai Ibadah Doa Surabaya, 06 Juli 2018).
- Ayat 17: Tuhan tampil sebagai Gembala yang baik untuk menggembalakan dan menuntun kita ke mata air kehidupan/sungai air kehidupan, itulah takhta kerajaan sorga yang kekal selamanya (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 08 Juli 2018).
Wahyu 22: 1
22:1. Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allahdan takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan= mata air kehidupan= takhta sorga.
AD. 2
Yesus menggembalakan dan menuntun kita ke mata air kehidupan--takhta sorga--, lalu
bagaimana sikap kita?Yohanes 10: 3-410:3. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranyadan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
10:4. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
'
menuntunnya ke luar'= menuntun sampai ke takhta sorga, tempat penggembalaan terakhir.
Sikap kita adalah
mengikuti tuntunan Gembala lewat suara Gembala/firman penggembalaan.
Terhadap suara asing kita harus lari. Suara asing--ajaran lain, gosip--akan membuat kita menyimpang sehingga tidak mencapai takhta sorga.
Suara asing membuat kita tersandung dan terjatuh sehingga tidak mencapai takhta sorga, tetapi lautan api dan belerang--takhtanya setan; neraka. Hati-hati!
Matius 8: 18-208:18. Ketika Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya, Ia menyuruh bertolak ke seberang.
8:19. Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: "Guru, aku akan mengikutEngkau, ke mana saja Engkau pergi."
8:20. Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."Firman penggembalaan--suara gembala--sanggup untuk meningkatkan pengikutan kita kepada Tuhan yaitu:
- Pengikutan anak kepada Bapa. Kita percaya Yesus, bertobat, baptis air dan baptis Roh Kudus sehingga kita menjadi anak Allah. Tetapi ada anak terhilang, sehingga masih harus ditingkatkan. Ini gunanya firman penggembalaan diulang-ulang--diulang-ulang untuk maju--, yaitu untuk meningkatkan pengikutan kita kepada Tuhan.
- Pengikutan murid terhadap Guru; mulai mengenal firman pengajaran. Tetapi murid harus lulus, sehingga terpisah juga dengan guru.
- Pengikutan domba terhadap Gembala; kita menjadi domba-domba yang digembalakan. Tetapi masih ada domba yang terhilang.
- Pengikutan tubuh terhadap Kepala--'Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi'.
Ini adalah puncak pengikutan, yang tidak bisa terpisah lagi selamanya.
Ke mana saja Kepala pergi, tubuh harus ikut, tidak mungkin tidak.
Itulah gunanya firman penggembalaan yang diulang-ulang, yaitu untuk meningkatkan pengikutan kita sampai pengikutan tubuh terhadap Kepala yang tidak terpisahkan selamanya--
pengikutan mempelai.
Pengertian pengikutan tubuh terhadap Kepala:
- Pengertian pertama pengikutan tubuh terhadap Kepala: kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus sempurna.
Harus menjadi satu tubuh terlebih dulu, baru bisa mengikuti Kepala.
Syaratnya:
- Efesus 4: 11-12
4:11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12. untuk memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
'pengajar-pengajar' = guru-guru.
'orang-orang kudus' = orang suci.
Syarat pertama: harus hidup dalam kesucian.
Lewat pekerjaan firman penggembalaan/firman pengajaran yang benar, yang diulang-ulang kita disucikan terus menerus, sehingga kita diperlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus.
Jabatan artinya apa yang harus dilayani. Contohnya: jabatan sebagai suami, isteri, anak, orang tua--mulai dari nikah. Sebagai gembala, pemain musik, tim doa, kolekte, dan sebagainya--jabatan dalam penggembalaan. Karunia Roh Kudus adalah kemampuan dari Tuhan untuk bisa melayani Tuhan--sebagai suami, isteri, gembala, pemain musik memiliki kemampuan dari Tuhan untuk melayani. Kita dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita.
Jadi, suci dulu, setelah itu diberi jabatan pelayanan, baru dipakai Tuhan dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Jadi pengikutan tubuh terhadap kepala artinya masuk dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
- Matius 8: 18
8:18. Ketika Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya, Ia menyuruh bertolak ke seberang.
Syarat kedua: 'bertolak ke seberang'--melayani pembangunan tubuh Kristus sama seperti naik kapal ke seberang--= suatu pengorbanan--waktu, tenaga, keuangan, pikiran dan lain-lain--, sampai bisa menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan.
Semua harus dikorbankan untuk pembangunan tubuh Kristus, kecuali firman pengajaran yang benar--Kepala tidak boleh dikorbankan. Kalau kepala dikorbankan berarti tidak memiliki kepala. Masuk nikah sama dengan masuk pelayanan, tetapi kalau tanpa pengajaran yang benar, akan sama seperti tubuh tanpa Kepala. Penggembalaan tanpa pengajaran yang benar juga mengerikan; menabrak sana sini. Fellowshiptanpa pengajaran juga mengerikan.
Kalau sudah berani menikah, harus berani korban pikiran, waktu, tenaga dan sebagainya, kecuali pengajaran yang benar tidak boleh dikorbankan.
"Kalau penataran nikah saya katakan: Korban nyawa ya."
- Pengertian kedua pengikutan tubuh terhadap kepala: menempatkan Yesus sebagai Kepala.
Syaratnya:
- Syarat pertama: menyingkirkan serigala dan burung--tadi Yesus mengeluh Anak Manusia tidak punya tempat untuk meletakkan kepala-Nya, sedangkan serigala dan burung ada tempatnya; ada liang dan sarangnya. Jadi terjadi perebutan antara Yesus dengan serigala dan burung; siapakah yang mau menempati gereja Tuhan/tubuh Kristus.
Jadi kalau mau menempatkan Yesus sebagai kepala, kita harus terlepas dari serigala dan burung.
Serigala= roh jahat= kikir dan serakah--uang/antikris yang menjadi kepala--termasuk kepahitan--kebencian, iri hati.
Burung= roh najis= dosa makan minum--merokok, mabuk, narkoba--dan kawin mengawinkan--dosa percabulan, penyimpangan seks (laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan), nikah yang salah (kawin campur, kawin cerai, kawin mengawinkan).
Kalau ada burung pasti ada serigala, begitu juga sebaliknya--roh jahat dan roh najis tidak bisa dipisahkan. Karena itu kita harus bertekad untuk terlepas dari roh jahat, roh najis, dan kepahitan, sehingga Roh Kudus yang tinggal di dalam kita.
Sudah membangun tubuh, kita tinggal menempatkan Yesus sebagai kepala. Inilah puncak pengikutan kita kepada Tuhan, yaitu tubuh terhadap Kepala. Kita masuk pembangunan tubuh Kristus--suci (diberi jabatan) dan berkorban--, baru bisa menempatkan Yesus sebagai Kepala--harus terlepas dari serigala dan burung, supaya Roh Kudus ada di dalam hidup kita.
- Syarat kedua: sesudah menempatkan Yesus sebagai Kepala, selanjutnya harus ada hubungan tubuh dengan Kepala yaitu leher.
Leher menunjuk pada doa penyembahan. Kita selalu gemar dalam doa penyembahan.
Roma 8: 26
8:26. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
'Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita' = kelemahan manusia daging adalah tidak bisa berdoa menyembah Tuhan.
Kalau ada Roh Kudus, Dialah yang membantu kita dalam menyembah.
Roh Kudus menolong kita untuk menyembah Tuhan dengan hancur hati, sampai puncaknya yaitu berbahasa roh--penyerahan sepenuh kepada Tuhan.
Kalau ada roh jahat dan najis, dan kepahitan, tidak akan bisa menyembah. Harus terlepas dari semua itu, supaya Roh Kudus ada di dalam kita, dan Dialah yang membantu kita untuk menyembah Tuhan.
"Saya beri contoh diri saya. Dulu saya dengar ada orang bicara sesuatu, dalam hati saya berkata: 'Awas ya, awas ya.' Akhirnya tidak bisa menyembah Tuhan."
Praktik menyembah Tuhan dalam urapan Roh Kudus; menyembah dengan hancur hati sampai berbahasa roh:
- Yesaya 30: 15
30:15. Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diamkamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenangdan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
Praktik pertama menyembah Tuhan dalam urapan Roh Kudus: diam dan tenang.
Diam= mengoreksi diri. Kalau ada dosa, akui dan bertobat. Kalau tidak ada dosa, tetap diam (tidak membela diri).
Tenang= menguasai diri supaya bisa berdoa (tidak berharap ke mana-mana).
Diam dan tenang= bertobat dan berdoa.
Itulah sikap doa penyembahan dalam urapan Roh Kudus (penyerahan sepenuhnya).
Hasilnya: laut yang bergelora menjadi teduh--waktu Yesus tidur di perahu yang dihantam angin dan gelombang sampai hampir tenggelam, murid-murid membangunkan Dia, dan Dia berkata: Diam, tenang!
Dunia ini bergelora (ekonomi dan semuanya bergelora). Harus dihadapi dengan diam dan tenang.
Tingkatkan pengikutan kita sampai pengikutan tubuh terhadap Kepala. Pengikutan anak terhadap Bapa, murid terhadap Guru, domba terhadap Gembala, semuanya baik, tetapi masih bisa terpisah saat menghadapi gelombang.
Mari, masuk pembangunan tubuh Kristus.
Jaga kesucian dan pengorbanan! Jangan menuntut! Kalau saling menuntut dalam melayani tubuh--tidak mau berkorban--, susah. Kalau tidak suci, pasti menuntut; kalau suci, akan ada pengorbanan.
Setelah itu baru menempatkan Yesus sebagai Kepala. Kita terlepas dari roh-roh dunia, baru ada leher--penyembahan dalam urapan Roh Kudus.
Laut menjadi teduh, artinya:
- Kita mengalami damai, sehingga semua menjadi enak dan ringan.
- Masalah yang mustahil diselesaikan.
Diam dan tenang, inilah berdoa dengan urapan Roh Kudus; berperang bersama dengan Roh Kudus. Kalau difitnah, kita menyerang kembali, itu bukan dengan urapan Roh Kudus, melainkan dengan daging (roh jahat, roh najis, dan kepahitan). Kalau diperlakukan apa saja kita diam dan tenang (mengoreksi diri dan mengandalkan Tuhan), Tuhanlah yang akan meneduhkan.
- Roma 8: 15
8:15. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Praktik kedua menyembah Tuhan dalam urapan Roh Kudus: berseru: 'ya Abba, ya Bapa'= jujur dan taat dengar-dengaran.
Jujur artinya ya katakan: ya, tidak katakan: tidak, benar katakan: benar, tidak benar katakan: tidak benar.
Jujur dan taat sama dengan mengulurkan tangan kepada Tuhan, dan Dia akan mengulurkan tangan kuasa-Nya kepada kita.
Inilah rumus dari orang-orang yang menghadapi masalah yang besar, yaitu diam dan tenang, kemudian jujur dan taat.
Hasilnya--dari zaman ke zaman--:
- Kejadian 22: 10-11
22:10. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
22:11. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
Ayat 10 = Abraham jujur dan taat terhadap perintah Tuhan.
Ayat 11 = Jehovah Jireh; Tuhan menyediakan domba.
Hasil pertama--zaman Abraham--: Tuhan tampil sebagai Jehovah Jireh--tidak ada menjadi ada--; kuasa pemeliharaanhidup bagi kita yang tidak berdaya di tengah kesulitan dunia, kemustahilan, sampai zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun.
Juga ada kebahagiaan; tidak ada ikan menjadi ada ikan, tidak ada domba menjadi ada domba, tidak ada anggur menjadi ada anggur--pemeliharaan kehidupan rohani. Ada anggur baru dalam kehidupan pribadi dan nikah.
Biarlah kesempatan ini kita digembalakan supaya pengikutan kita meningkat sampai pengikutan tubuh terhadap Kepala! Perhatikan pelayanan-pelayanan mulai dari nikah, penggembalaan, fellowship. Suci dan berkorban, baru ada hubungan dengan kepala (menempatkan Yesus sebagai kepala). Kita terlepas dari roh dunia (roh jahat, roh najis, dan kepahitan), sehingga Roh Kudus menguasai kita. Setelah itu baru ada leher. Kita bisa menyembah Dia; diam dan tenang, semuanya teduh, damai sejahtera, dan masalah selesai.
- Keluaran 14: 16, 21
14:16. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.
14:21. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.
Musa jujur dan taat terhadap perintah Tuhan.
Hasil kedua--zaman Musa--: tangan kuasa Tuhan sanggup membelah laut Kolsom.
Artinya: tangan Tuhan sanggup menyelesaikan semua masalah yang mustahil, memberikan masa depan berhasil dan indah--kalau Laut Kolsom terbelah berarti ada jalan.
Mari kaum muda, tingkatkan pengikutan kepada Tuhan sampai tubuh terhadap Kepala, sungguh-sungguh tidak terpisah dari Tuhan.
- Yohanes 21: 18-19
21:18. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmudan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
21:19. Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
'engkau sudah menjadi tua' = dewasa rohani; mengasihi Tuhan lebih dari semuanya.
Semua ini orang-orang terkenal, tetapi hidupnya hanya dari mengulurkan tangan kepada Tuhan.
Hasil ketiga--zaman Petrus--: tangan kuasa Tuhan membaharuiPetrus dari manusia daging yang berdosa menjadi manusia rohani seperti Dia.
Petrus seharusnya binasa karena ia takut pada salib. Saat Yesus berkata: Aku akan ke Yerusalem, disalibkan dan dibunuh, ia menarik Yesus ke samping--egois. Juga takut mati saat ia hampir tenggelam--ia mengulurkan tangan saat hampir tenggelam. Petrus yang takut salib dan takut mati diubahkan menjadi takut akan Tuhan.
Ada kuasa pemeliharaan, kuasa untuk membelah laut Kolsom--menyelesaikan masalah--, dan kuasa pembaharuan--dari takut salib dan takut mati menjadi takut akan Tuhan.
Takut akan Tuhan artinya takut berbuat dosa, kita taat dan setia, sampai berkorban apapun juga (Petrus sampai rela berkorban nyawanya).
Kalau mujizat rohani terjadi--pembaharuan--, mujizat jasmani juga terjadi---langkah-langkah mujizat dalam hidup kita.
Dan jika Yesus datang kembali kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, masuk ke Firdaus sampai masuk ke Yerusalem baru--dituntun ke takhta sorga. Kita tidak terpisah lagi selama-lamanya dengan Tuhan.
Jangan ragu malam ini! Ada tangan kuasa Tuhan yang bekerja. Orang-orang hebat tetapi tidak berdaya--Abraham, Musa, Petrus--, apalagi kita. Mari, diam dan tenang, taat dan jujur. Masuk pembangunan tubuh Kristus; suci dan berkorban. Letakkan Yesus sebagai Kepala. Jangan berharap pada yang lain! Hanya mengulurkan tangan kepada Tuhan dan Tuhan akan mengulurkan tangan kuasanya kepada kita.
Jangan ragukan kuasa Allah!
Tuhan memberkati.