Matius 24: 45-51
= berjaga-jaga dikaitkan dengan kedatangan Tuhan yang tidak diduga waktunya, yaitu (ay. 45-47) berjaga-jaga pada waktu pembagian makanan rohani.
Wahyu 1: 3
Berjaga-jaga pada waktu pembagian makanan= setia dan bijaksana untuk membaca, mendengar dan menuruti Firman nubuatan. Ini artinya menggunakan kesempatansebaik-baiknyauntuk membaca, mendengar dan menuruti Firman.
TIDAK ADA KATA MAAF UNTUK MENGHINDARI PEMBAGIAN MAKANAN!
1 Petrus 1: 22
Jika kita membaca, mendengar dan menuruti Firman, maka kita akan mengalami penyucian dari dosa-dosa. Kedatangan Tuhan yang kedua tidak ada kena mengena lagi dengan dosa, tapi dengan kesucian.
Amsal 4: 23
Yang disucikan adalah HATI. Disucikan dari segala keinginan jahat dan najis yang tersembunyi.
Matius 15: 19-20
Hati, itulah yang menentukan mati hidup kita. Kalau hati disucikan dari 7 dosa ini, maka dari hati akan memancar mata air kehidupan, baik hidup jasmani maupun hidup rohani, sampai kita mencapai hidup kekal selama-lamanya.
Kalau ada sesuatu yang disembunyikan di hati, maka kehidupan itu akan selalu tertuduh (stress), hidup jasmani jadi tidak sehat dan hidup rohani jadi kering sampai kebinasaan.
Kalau hati sudah disucikan, semua akan disucikan.
Amsal 9: 24-27
ay. 24= MULUT disucikan, sehingga tidak ada dusta dan kata-kata kenajisan tapi mengeluarkan perkataan yang suci.
ay. 25= PANDANGAN disucikan, sehingga hanya percaya dan berharap pada Tuhan, tidak bergantung pada orang lain.
ay. 26-27= PERJALANAN HIDUP disucikanoleh Firman, sehingga perjalanan hidup kita benar dan suci.
Jadi, seluruh hidup kita disucikan oleh Firman yang lebih tajam dari pedang bermata 2.
Matius 5: 8
Kalau hati kita suci, maka kita akan berbahagia (Matius 24: 46= 'BERBAHAGIA').
'melihat Tuhan'= menyembah Tuhan= jadi pengawas milik Tuhan (Matius 24: 47). Salah satu milik Tuhan yang harus diawasi adalah penyembahan. Jangan jadi penyamun dalam rumah Tuhan!
Wahyu 1: 9, 17-18
= Rasul Yohanes untuk bisa menyembah Tuhan harus dibuang ke pulau Patmos (pulau yang hanya berbatu-batu).
ay. 17= di pulau Patmos inilah Yohanes bisa melihat Tuhan.
Tuhan ijinkan Yohanes mengalami sengsara daging, supaya ia bisa menyembah dan memandang Tuhan, bukan untuk menyangkal Tuhan.
Begitu juga kita. Dengan doa puasa, kita bisa banyak waktu untuk bisa membaca Firman dan menuruti Firman, sehingga kita bisa menyembah Tuhan.
Doa puasa= kesempatan untuk daging disalibkan.
Ukuran penyembahan adalah kesucian.
Disaat kita mengalami penderitaan secara daging, bukan Tuhan mau hancurkan kita, tapi kesempatan seluas-luasnya untuk dengar-dengaran pada Firman, sehingga kita mengalami penyucian dan bisa menyembah Tuhan.
Menyembah Tuhan= mengulurkan tangan pada Tuhan dan menyerahkan semua pada Tuhan tapi tidak berbuat dosa, melainkan sesuai dengan Firman.
Kalau dalam penyembahan, kita bisa mengulurkan tangan pada Tuhan, maka Tuhan akan ulurkan Tangan KananNya untuk memegang kita.
Hasilnya: