Bersamaan dengan doa puasaSalam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 8: 3-4
8:3. Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
8:4. Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itudari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Ini adalah doa penyembahan dari orang-orang kudus di takhta sorga yang disertai dengan asap kemenyan yang naik ke hadirat Tuhan di takhta sorga.
Asap kemenyan sama dengan dupa yang dibakar, artinya perobekan daging--
PENYALIBAN/PEMBAKARAN DAGING.
Doa penyembahan dengan asap kemenyan sama dengan doa penyembahan yang disertai dengan penyaliban/perobekan daging sampai daging tidak bersuara lagi--dalam Tabernakel ditunjukkan dengan tirai terobek--; sama dengan puncak dari ibadah pelayanan yang berkenan kepada Tuhan.
Di dalam Matius 6: 1-18 ada tiga macam ibadah yang diajarkan oleh Yesus, yang disertai dengan penyaliban daging--bagaikan membakar kemenyan--(diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 10 Oktober 2018):
- Matius 6: 1-4= memberi sedekah(diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 10 Oktober 2018).
Memberi sedekah bukan merupakan perbuatan sosial, tetapi ibadah yang disertai dengan perobekan daging yaitu tabiat daging yang kikir dan serakah, sehingga kita bisa memberi.
Kalau kikir dan serakah tidak mungkin bisa memberi. Harus dibakar!
Saat tabiat daging--kikir dan serakah--dibakar maka kita bisa mengembalikan persepuluhan dan persembahan khusus (milik Tuhan) dan sedekah kepada sesama yang membutuhkan, saat itulah asap kemenyan naik ke hadirat Tuhan.
- Matius 6: 5-15= berdoa(diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 10 Oktober 2018)
Doa yang benar juga disertai perobekan daging dengan segala keinginannya, sehingga kita berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan, yaitu supaya di bumi seperti di sorga.
Jangan berdoa untuk perkara bumi! Kita banyak berdoa terutama untuk perkara sorga yaitu makanan rohani, pakaian rohani, dan rumah rohani. Kalau makanan yang rohani dapat, yang jasmani juga pasti dapat. Jangan dibalik, yang jasmani dulu, nanti tidak dapat yang rohani, sehingga binasa. Demikian juga pakaian pengampunan, yang sorga dulu dapat, maka pakaian di dunia urusannya Tuhan (semuanya Tuhan berikan). Kalau kita sudah menjadi rumah doa (rumah Tuhan), maka rumah jasmani juga diberikan oleh Tuhan.
- Matius 6: 16-18
6:16. "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:17. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
6:18. supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Ibadah yang ketiga, yang senilai dengan perobekan daging: doa puasa.
Tadi, memberi sedekah, ada asap kemenyan yang naik, kemudian berdoa (supaya di bumi seperti di sorga), juga ada asap kemenyan.
Terakhir, doa puasa.
Di dalam doa puasa juga terjadi kemunafikan, yaitu:
- Ayat 16= mengubah air muka supaya kelihatan kalau dia berpuasa (kelihatan suci).
- Yesaya 58: 3-4
58:3. "Mengapa kami berpuasadan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
58:4. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantahdan berkelahiserta memukuldengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.
Yang kedua: tetap mempertahankan perbuatan-perbuatan kejahatan; perbuatan dosa; yang merugikan orang lain, sehingga tidak berkenan kepada Tuhan.
- 1 Raja-raja 21: 8-10
21:8. Kemudian ia menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot.
21:9. Dalam surat itu ditulisnya demikian: "Maklumkanlah puasadan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat.
21:10. Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi terhadap dia, dengan mengatakan: Engkau telah mengutuk Allah dan raja. Sesudah itu bawalah dia ke luar dan lemparilah dia dengan batusampai mati."
Yang ketiga: berpuasa tetapi tetap mempertahankan kekerasan hati--'melempar batu'.
Keras hati= dusta, kebencian (membunuh), menghakimi orang lain.
Inilah kemunafikan dalam doa puasa, sehingga doa puasanya tidak berkenan pada Tuhan.
Matius 6: 17
6:17. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamudan cucilah mukamu,
Berpuasa yang benaradalah
- Mencuci muka.
Wajah menunjuk pada hati--hati takut, wajahnya pucat.
Jadi mencuci muka artinya: penyucian hati oleh kuasa firman Allah. Saat berpuasa kita banyak membaca firman--mendengarkan firman--supaya terjadi penyucian.
- Meminyaki kepala.
Kepala menunjuk pada pikiran.
Jadi meminyaki kepala artinya: pikiran diurapi oleh kuasa Roh Kudus. Jaga pikiran!
Tadi hati dijaga oleh penyucian firman dan pikiran diurapi oleh kuasa Roh Kudus.
Jaga hati dan pikiran!
Jadi, berpuasa yang benar adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada firman Allah dalam urapan Roh Kudus--firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua--untuk menyucikan hati dan pikiran kitaterutama dari tabiat kekuatiran--PEROBEKAN DAGING DARI TABIAT KEKUATIRAN.
Banyak kali kita kuatir, ini yang harus dilawan dengan doa puasa. Kekuatiran, takut, dan stres adalah pembunuh utama di akhir zaman (Lukas 21: 25-26).
Mengapatabiat kuatir yang dilawan dalam doa puasa? Kalau kita baca dalam Matius 6, sesudah memberi, berdoa, berpuasa, kemudian mengumpulkan harta. Hal memberi sedekah (Matius 6: 1-4) ada kaitan dengan hal mengumpulkan harta (Matius 6: 19-24); memberi sama dengan mengumpulkan harta di sorga. Kemudian Matius 6: 25: tentang kekuatiran, ada kaitan dengan berdoa dan berpuasa.
Lukas 21: 25-26
21:25. "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
21:26. Orang akan mati ketakutan karena kecemasanberhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
Penyakit nomor satu nanti adalah ketakutan/stress. Kita belajar Wahyu 8 ini tentang kegoncangan. Kita masih ingat firman Tuhan pada ibadah tutup buka tahun (memasuki tahun 2018), nomor satu: tentang kegoncangan oleh gempa-gempa. Sekarang mau akhir tahun sudah digenapi. Kita masuk Wahyu 8 ada perpisahan antara tenang (ayat 1-4), dan nanti ayat 5 tentang kegoncangan (gempa, halilintar).
Tahun ini digenapi; gempa jasmani terjadi, juga gempa keuangan (dolar naik), tetapi lebih gawat saat terjadi gempa rohani--ketakutan dan kekuatiran.
Kekuatiran adalah pembunuh utama di akhir zaman, yaitu membunuh tubuh, dan juga rohani, yang membawa pada kebinasaan. Kalau kita kuatir, kita tidak bisa berdoa--mati tubuh dan mati rohani.
Karena itu perlu doa puasa untuk menghadapi kekuatiran.
"Untuk ke depannya semoga ada kesempatan berdoa berpuasa di sini mulai pagi. Mungkin bapak ibu bisa ambil cuti, atau izin di kantor untuk ikut satu session. Mari kita mulai doa puasa."
Matius 6: 31, 34
6:31. Sebab itu janganlah kamu kuatirdan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:34. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Kekuatiran yang melanda manusia termasuk anak-anak Tuhan adalah kuatir akan hidup sehari-hari--makanan, minuman, pakaian--, dan masa depan. Kalau kuatir, bisa membuat hidup tidak benar--mematikan kerohanian. Sebab ada ayat: "janganlah kamu kuatir, tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya." Kalau kuatir tentang apa yang dimakan, bisa korupsi. Kuatir akan masa depan (perjodohan), akhirnya tidak peduli dengan siapa saja.
Kuatir sama dengan perempuan bungkukdelapan belas tahun di Bait Allah.
Perempuan menunjuk pada gereja Tuhan--menjadi hamba Tuhan, pelayan Tuhan--, tetapi seringkali kuatir.
Amsal 12: 25
12:25. Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.
Kehidupan yang kuatir sama dengan bungkuk rohani; seperti perempuan bungkuk delapan belas tahun di Bait Allah.
Cacat rohani--punggungnya bungkuk--berarti tidak sempurna; ketinggalan saat Yesus datang kembali, dan akan dibinasakan.
Bungkuk rohaniartinya:
- Pandangannya hanya tertuju pada perkara bumi; mengutamakan perkara dunia lebih dari perkara rohani; mengutamakan perkara dunia sehingga mengabaikan perkara rohani; tidak setia dalam ibadah pelayanan.
"Carilah dahulu kerajaan sorga.... " => istilah 'carilah dahulu' sama dengan setia. Kalau kuatir, tidak akan bisa setia.
- Tidak memuliakan Allah--setelah sembuh baru bisa memuliakan Tuhan.
Lukas 13: 11, 13
13:11. Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
13:13. Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.
Jadi waktu masih bungkuk tidak bisa memuliakan Allah.
Tidak memuliakan Tuhan, artinya:
- Memalukan dan memilukan Tuhan seperti pada zaman Nuh, yaitu berbuat dosa sampai puncaknya dosa--nikah yang salah (kawin campur, kawin cerai, kawin mengawinkan).
- Tidak bisa dipakai untuk menyaksikan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus; tidak bisa dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir; pembangunan tubuh Kristus.
Tubuh Kristus dimulai dari dalam nikah. Kalau suami, isteri, anak bungkuk, tidak akan bisa melayani dalam nikah; membuat suami, isteri, anak, atau orang tua pedih.
Dalam penggembalaan, kalau bungkuk, akan membuat gembala berkeluh kesah. Kalau bungkuk, maka Tuhan pilu, orang tua pedih, gembala berkeluh kesah. Tidak bisa melayani dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, dan tidak bisa mencapai tubuh sempurna (binasa selamanya).
- Tidak bisa menyembah Tuhan= kering.
Inilah pengertian orang bungkuk; pandangannya kepada yang jasmani terus sampai tidak setia dalam ibadah pelayanan (mengorbankan yang rohani).
Contohnya: Esau menjual hak kesulungan dan akhirnya ia mencucurkan air mata.
Selanjutnya, tidak memuliakan Tuhan; memalukan dan memilukan Tuhan sampai tidak bisa menyembah Tuhan.
- Dicap 666--manusia darah daging yang tidak pernah mengalami keubahan hidup; tetap manusia darah daging dengan delapan belas sifat tabiat daging; menjadi sama dengan antikris yang akan dibinasakan.
Lewat doa puasa, kita mengalami penyucian--perobekan daging--dari tabiat bungkuk rohani (kekuatiran). Malam ini, serahkan semua kekuatiran.
Jangan ada kekuatiran, sangat mengganggu, dan tidak sempurna saat Tuhan datang.
Bukti tidak bungkuk:
- 1 Petrus 5: 7
5:7. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Lukas 13: 11, 13
13:11. Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdirilagi dengan tegak.
13:13. Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilahperempuan itu, dan memuliakan Allah.
(terjemahan lama)
13:11. maka kelihatanlah seorang perempuan yang dirasuk setan sehingga lemah sudah delapan belas tahun lamanya, sampai bungkuk belakangnya, dan tiada dapat lagi menegakkandirinya.
13:13. Lalu diletakkan-Nya tangan-Nya atas perempuan itu; maka sebentar itu juga betullah belakangnyaitu, lalu ia memuliakan Allah.
'betullah belakangnya' = berdiri tegak, karena sebelumnya dituliskan: 'tiada dapat lagi menegakkandirinya'.
Surat 1 Petrus 5 adalah pasal penggembalaan; Yesus sebagai Gembala.
Bukti pertama: tergembala dengan benar dan baik; masuk kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Ibadah umum--Allah Roh Kudus.
- Ibadah pendalaman alkitab; firman dan perjamuan suci--Anak Allah.
- Ibadah doa penyembahan--kasih Allah Bapa.
Inilah persekutuan dengan Allah Tritunggal. Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, sehingga tidak bisa dijamah oleh setan tritunggal.
Kalau dijamah setan, akan bungkuk. Setelah dijamah Tuhan bisa tegak.
Ditambah dengan ketaatan pada suara gembala/firman penggembalaan. Kalau tekun tetapi tidak taat, akan dijamah setan. Taat tetapi tidak tekun, juga dijamah setan. Ketekunan dan ketaatan tidak bisa dipisahkan.
Tekun dalam penggembalaan dan taat pada suara gembala sama dengan mengaku bahwa hidup kita langsung dari tangan Tuhan--gaji, toko dan semuanya hanya sarana. Tangan Gembala Agung sanggup memelihara hidupkita secara jasmani ('Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku'), sampai berkelimpahan--selalu mengucap syukur; selalu ada saat kita membutuhkan.
Secara rohani kita dibaringkan di padang rumput yang hijau--di padang rumput banyak binatang buas.
Artinya: mengalami ketenangan/damai sejahtera--pemeliharaan jiwa.
Mulai dari perang teluk, sampai hari ini tidak ada damai di Timur Tengah, karena damai hanya ada di dalam penggembalaan, di mana Gembala Agung sudah berkorban nyawa bagi kita. Sekalipun goncang, kita tetap mengalami damai, semua enak dan ringan.
Damai sejahtera= HATI MEMPELAIdiberikan kepada kita; kita tidak merasakan lagi apa-apa yang daging rasakan-- tidak ada kuatir, takut, najis, benci dan lain-lain--, tetapi hanya merasakan kasih Allah. Serahkan kekuatiran! Masuk dalam penggembalaan! Dengar suara gembala; makan firman penggembalaan! Itu saja, nanti kita akan berbaring, semua dipelihara; semua enak dan ringan; hidup di dunia menjadi nikmat.
Hati damai, berarti sudah mulai tegak--setelah disembuhkan, perempuan yang bungkuk delapan belas tahun bisa berdiri tegak.
- Roma 6: 12-14
6:12. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.
6:13. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allahsebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
6:14. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
Yang kedua: menyerahkan diri untuk menjadi senjata kebenaran--hidup dalam kebenaran, dan aktif menjadi hamba/pelayan Tuhan yang beribadah melayani Tuhan dengan setia dan benar.
Hidup dalam kebenaran sama dengan hidup secara rohani; tidak mati lagi. Kalau berbuat dosa, mati. Sesudah hidup, kita harus aktif menjadi senjata kebenaran.
Yesaya 11: 5
11:5. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggangtetap terikat pada pinggang.
'Ia' = Yesus.
Melayani dengan setia dan benar= melayani dengan berikat pinggang.
Mulai dari gembala harus setia dan benar. Kalau tidak, di dalam jemaat tidak akan ada lagi kesetiaan dan kebenaran; semuanya palsu. Doakan saya supaya benar: nikah benar, keuangannya benar, mengajar benar, doanya benar, pelayanannya benar dan juga setia.
Setia dan benar tidak bisa dipisahkan!Setia saja atau benar saja, tidak ada gunanya. Contohnya: pandai berkhotbah, menyanyi, tetapi saat ibadah tidak ada. Apa gunanya?
Tuhan berkata: Gembala dibunuh, domba tercerai-berai.Kalau gembala tidak setia dan benar, domba akan tercerai-berai. Kalau gembala setia dan benar--seperti Yesus sampai menyerahkan nyawa-Nya--, setan tidak akan bisa menerkam domba-domba.
Untuk apa ikat pinggang? Merapikan. Kalau kita melayani Tuhan dengan setia dan benar--berikat pinggang--, tangan kasih Tuhan akan diulurkan untuk merapikan kita. Kalau tidak damai, mana bisa dirapikan? Harus damai dulu, baru bisa dirapikan. Hidup kita menjadi rapi, teratur, dan indah. Perhatikan baik-baik!
Kalau kita bisa tergembala, terpelihara, dan hati damai, sebentar lagi hidup kita akan dirapikan, hidup mulai rapi, teratur, dan indah. Berjuang untuk tergembala dan menyerahkan kekuatiran sampai damai, rapi, teratur, dan indah, bahkan sampai mendapatkan perhiasan mempelai--ikat pinggang adalah PERHIASAN MEMPELAI.
Yeremia 2: 32
2:32. Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuanmelupakan ikat pinggangnya? Tetapi umat-Ku melupakan Aku, sejak waktu yang tidak terbilang lamanya.
Kalau ingat Tuhan--setia dan benar--, berarti Dia mempunyai ikat pinggang pengantin--perhiasan mempelai.
Tadi, ada hati mempelai, sekarang ada perhiasan mempelai.
Bagaimanamenyerahkan segala kekuatiran kepada Tuhan? Kita harus mengalami perobekan daging; penyucian dari kekuatiran. Mari kita tegak kembali!
Buktinya: tergembala, ditambah setia dan benar. Setia dan benar inilah yang dipakai oleh Tuhan.
- Mazmur 31: 6
31:6. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia.
Sudah menyerahkan kekuatiran, sudah menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan/pelayan Tuhan--setia dan benar--, lalu kurang apa lagi? Menyerahkan nyawa kepada Tuhan. Ini benar-benar tegak.
Daud dikejar-kejar dan mau dibunuh oleh Saul, sampai titik terakhir tidak bisa lagi, dan ia menuliskan ayat ini.
Bukti ketiga: penyerahan sepenuh--seperti Yesus di kayu salib.
Malam ini, mungkin sudah tidak bisa, kita berserah sepenuh kepada Tuhan; kita menyembah Dia dengan hancur hati; berserah dan berseru hanya kepada-Nya--seperti bayi Musa menghadapi puteri Firaun. Tadi Daud tidak mampu menghadapi Saul dan musuh-musuhnya yang lebih kuat. Daud juga tidak mampu saat menghadapi Goliat.
Musa dibuang ke sungai Nil, dengan harapan sampai di negeri lain--aliran sungai Nil sampai ke negeri lain. Saat itu di Mesir ada peraturan, bayi laki-laki Ibrani harus dibunuh. Kalau Musa dibuang ke sungai Nil dan sampai di negeri lain, ia sudah aman. Ternyata Musa malah sampai di istana Firaun. Inilah hikmat Tuhan.
Keluaran 2: 6
2:6. Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."
Musa menangis, dan ia tidak dibunuh, tetapi diangkat menjadi anak raja.
Malam ini, mungkin kita sudah tidak bisa apa-apa lagi, mari berserah dan berseru kepada Tuhan seperti bayi Musa yang menangis.
Malam ini, mungkin sudah divonis mati seperti raja Hizkia, tetapi karena ia menangis keras seperti bayi, ia tidak jadi mati.
Apa saja malam ini, kita menangis; hancur hati, hanya mengulurkan tangan kepada Tuhan. Bayi Musa tidak berdaya; tanpa harapan; tanpa masa depan, bahkan mungkin binasa. Yang bisa dilakukan hanya menangis, akui kepada Tuhan; hanya percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan. Dia akan mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk:
- Menyelesaikan masalah yang mustahil tepat pada waktunya.
Tidak usah takut kalau kita belum ditolong. Tergembala yang benar, serahkan diri, layani Tuhan dengan setia dan benar, sudah ada perhiasan-perhiasan, dan terakhir banyak menangis kepada Tuhan, sampai tangan belas kasih-Nya diulurkan kepada kita.
- Mengangkat kitadari kejatuhan menjadi hidup benar dan suci. Daud jatuh dengan Batsyeba tetapi masih bisa diangkat.
Yang gagal diangkat jadi berhasil dan baik.
Diangkat juga berarti dipakai oleh Tuhan dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir--kita berdiri tegak. Kita dipakai di dalam nikah, penggembalaan, fellowshipdipakai sampai tubuh sempurna. Dulu Musa dipakai Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir.
- Mengangkat kita ke awan-awan yang permai, artinya: kita disucikan dan diubahkansampai sempurna seperti Yesus. Mulai dari jujurseperti bayi.
Kalau jujur, kita akan menjadi rumah doa, dan mujizat jasmani akan terjadi. Apa yang bayi tidak bisa lakukan, Tuhan yang melakukan untuk kita semua.
Dan jika Yesus datang kembali kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, tidak salah dalam perkataan, untuk layak menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan yang permai.
Kita menjadi mempelai-Nya--ada SUARA MEMPELAI: bersorak sorai: Haleluya.
Tadi ada hati mempelai, kemudian perhiasan mempelai, dan terakhir nanti suara mempelai, sampai masuk di takhta sorga selama-lamanya. Sekarang ini asapnya naik, nanti orangnya yang naik sampai ke takhta sorga.
Musa mati, tetapi kuburannya tidak diketahui, artinya ia diangkat. Setan memperebutkan mayat Musa, tetapi malaikat Mikhael menghardik setan, dan Musa dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan. Ingat! Orang kristen sampai matipun masih diperebutkan oleh setan. Karena itu harus tergembala! Mulai dari dalam kandungan sudah didoakan, lahir diserahkan kepada Tuhan, menikah dilayani, sampai meninggalpun dilayani dengan baik, karena menghadapi perebutan.
Tergembala sungguh-sungguh sampai bisa menangis kepada Tuhan. Tuhan akan tolong kita semua.
Mari kuatkan kepercayaan kepada Tuhan! Kita hanya percaya dan berharap Tuhan, seperti bayi yang menangis--bayi hanya percaya kepada ibunya.
Bayi Musa tidak tahu, ia dibuang dan jatuh ke dalam tangan puteri Firaun, tetapi Tuhan beserta, janji-Nya tidak berubah.
Seperti Daud yang tidak mungkin melawan Goliat dan Saul, kita hanya percaya, berserah dan berseru kepada Tuhan; menangis kepada-Nya.
Jangan ragu, kuatir, dan takut! Serahkan semua kepada-Nya, Dia yang menentukan hidup kita.
Tuhan memberkati.