Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 9: 1-12 merupakan peniupan sangkakala yang kelima; penghukuman yang kelima dari Anak Allah atas manusia di bumi yaitu sengatan kalajengking lima bulan lamanya (diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Februari 2019).
Wahyu 9: 7-12 bicara tentang
belalang dan kalajengking(diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Maret 2019).
Wahyu 9: 79:7. Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia,
Belalang menunjuk pada roh jahat dan najis yang keluar dari lobang jurang maut.
'
rupa belalang-belalang itu sama seperti kudayang disiapkan untuk peperangan'= kuda menunjuk pada kekuatan dan kecepatan.
Artinya: belalang--roh jahat dan najis--menggunakan kekuatan dan kecepatan untuk berperang secara rohani melawan manusia pada umumnya, termasuk hamba/pelayan Tuhan sehingga
menguasai hati dan pikiran manusia--termasuk hamba/pelayan Tuhan--untuk dua hal:
- Supaya hamba/pelayan Tuhan memiliki pemikiran atau pandangan yang salah dalam segala hal terutama ibadah pelayanan sehingga ibadah pelayanan hanya mencari perkara jasmani, tetapi mengorbankan yang rohani; tidak menghiraukan yang rohani, itulah pribadi Tuhan/pengajaran yang benar, berarti tanpa penyucian dan pembaharuan(diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 10 Maret 2019).
- Supaya hati dan pikiran kita menjadi tanah hati yang tidak baik(diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Maret 2019sampai Ibadah Doa Surabaya, 08 Maret 2019).
Sudah ada penaburan benih firman yang benar, tetapi hati dan pikirannya dikuasai roh jahat dan najis sehingga menjadi tanah hati yang tidak baik.
Akibatnya: firman tidak bertumbuh dan berbuah--tidak berubah--, sehingga dicap antikris, dan dibinasakan selamanya.
Ini kalau dilihat dari
RUPA BELALANGyang seperti kuda yang dipersiapkan untuk peperangan.
Di ayat 10, dilihat dari
EKOR BELALANG, yaitu sama dengan sengat kalajengking (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 07 April 2019).
Wahyu 9: 109:10. Dan ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya, dan di dalam ekor mereka itu terdapat kuasa mereka untuk menyakiti manusia, lima bulan lamanya.Apa itu sengat kalajengking?
Sengat maut, itulah dosa-dosa.
1 Korintus 15: 55-5615:55. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
15:56. Sengat maut ialah dosadan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Jadi belalang--roh jahat dan najis--adalah
pemicu dosa-dosa dan puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba), dan kawin mengawinkan (percabulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan suami isteri sah, hubungan sejenis, nikah yang salah: kawin campur, kawin cerai, dan kawin mengawinkan), yang siap berperang untuk menyerang manusia termasuk hamba/pelayan Tuhan, supaya binasa selamanya--ditelan maut. Kita harus hati-hati!
Sekarang kita melihat
keadaan dosa--keadaan belalang--:
- Wahyu 9: 7
9:7. Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia,
Yang pertama: 'di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas'= mahkota ada kaitan dengan takhta; kepala menunjuk pada pikiran.
Artinya: dosa sampai puncaknya dosa bertakhta di pikiran; sama dengan menguasai pikiran manusia termasuk hamba/pelayan Tuhan.
- Yang kedua: 'muka mereka sama seperti muka manusia'= muka menunjuk pada hati. Kalau hati takut, wajahnya pucat, hati marah, wajahnya merah.
Artinya: dosa dan puncaknya dosa bertakhta di dalam hati; menguasai hati manusia termasuk hamba Tuhan, pelayan Tuhan.
Kalau digabungkan: dosa-dosa dan puncaknya dosa bertakhta/menguasai di hati dan pikiran manusia termasuk hamba/pelayan Tuhan, sehingga perbuatan dan perkataannya juga dikuasai dosa--seluruh hidup manusia dikuasai dosa; menguasai tubuh, jiwa, dan roh.
1 Korintus 5: 11
5:11. Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul (1), kikir(2), penyembah berhala(3), pemfitnah(4), pemabuk(5)atau penipu(6); dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.
'yang sekalipun menyebut dirinya saudara' = saudara kandung, saudara seiman.
'janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama' = jangan berfellowship.
Ada enam dosa yang mendarah daging--bertakhta di tubuh, jiwa, dan roh manusia--:
- Mengikat tubuh: cabul (kenajisan) dan mabuk (makan minum).
- Menguasai jiwa/pikiran--menjadi tabiat--: kikir--pasangannya serakah--, pemfitnah--yang salah jadi benar, benar jadi salah--, dan penipu--pendusta.
Kikir= tidak bisa memberi.
Serakah= mencuri milik orang lain terutama milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
- Menguasai roh/hati: penyembah berhala.
Secara khusus penyembahan berhala, yaitu dukun, sihir dan lain-lain.
Secara umum berhala adalah segala sesuatu--pekerjaan, sekolah, keluarga, diri sendiri dan lain-lain--yang menghalangi kita sehingga tidak bisa mengutamakan Tuhan lebih dari semua; tidak bisa mengasihi Tuhan lebih dari semua.
Sekolah dan bekerja, silakan, tetapi jangan menghalangi ibadah melayani Tuhan.
Inilah keadaan dosa yang menguasai tubuh, jiwa, dan roh--mengikat; sulit dilepaskan.
'jangan makan bersama'= fellowship; makan firman bersama. Kalau fellowship dengan orang semacam ini, dosanya akan ikut menjadi tabiat kita.
- Wahyu 9: 8
9:8. dan rambut mereka sama seperti rambut perempuandan gigi mereka sama seperti gigi singa,
Yang ketiga: 'rambut mereka sama seperti rambut perempuan'= dosa adalah sama seperti rambut perempuan yang begitu banyak dan panjang.
Artinya: dosa begitu banyak jenisnya dan panjang, tidak mau selesai-selesai, sulit diselesaikan.
Rambut juga termasuk dosa kebanggaan/keangkuhan--membanggakan atau mengandalkan sesuatu lebih dari Tuhan. Kita boleh punya sesuatu--diberkati kekayaan, kepandaian--, tetapi jangan mengandalkan itu semua.
- Yang keempat: 'gigi mereka sama seperti gigi singa'= dosa adalah sama seperti gigi singa, artinya mempunyai kekuatan untuk merobek-robek--menceraiberaikan--pribadi kita, nikah rumah tangga dan buah nikah, penggembalaan, sampai mencerai-beraikan tubuh Kristus sehingga tidak bisa menjadi kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, berarti ketinggalan saat Yesus datang kembali.
Tuhan mengeluh serigala sudah ada liangnya, burung ada sarangnya, tetapi Anak Manusia tidak ada tempat untuk meletakkan kepalanya--tempat meletakkan kepala adalah tubuh. Kalau tidak ada tempat untuk meletakkan kepalanya berarti tubuh masih tercerai berai dan ketinggalan saat Tuhan datang kembali kedua kali.
Inilah keadaan dosa yang selalu menyerang kita.
Dosa sudah siap untuk menyerang kita semua termasuk hamba/pelayan Tuhan. Karena itu kita juga harus siap berperang melawan belalang--dosa-dosa sampai puncaknya dosa.
Bagaimanakita berperang?
Tuhan memberikan perlengkapan senjata bagi kita--itulah kebaikan Tuhan.
Efesus 6: 11-136:11. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
6:12. karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
6:13. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawananpada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
Kita harus menggunakan perlengkapan senjata Allah, dan kita harus menang. Kepandaian, kekayaan, kedudukan--senjata manusia--tidak mampu menghadapi belalang.
Praktik berperang dengan perlengkapan senjata Allah:
- Roma 13: 12-14
13:12. Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!
13:13. Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora(1)dan kemabukan(2), jangan dalam percabulan(3)dan hawa nafsu(4), jangan dalam perselisihan(5)dan iri hati(6).
13:14. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terangdan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.
Ayat 13 = ada enam dosa.
Praktik pertama berperang dengan perlengkapan senjata Allah: kita harus menggunakan perlengkapan senjata terang, yaitu mengenakan Tuhan Yesus Kristus.
Bagaimana caranya? Lewat kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--ruangan suci--:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
Allah Roh Kudus= Kristus; mengenakan Kristus. Mengenakan = bersekutu = disalut.
Kalau ditekuni, akan menjadi terang bintang--mahkota dua belas bintang.
Terang bintang, itulah pribadi Yesus, berarti kita mengenakan pribadi Kristus.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.
Anak Allah= Yesus; mengenakan pribadi Yesus--firman pengajaran yang benar dan korban Kristus (perjamuan suci).
Di dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci, kita mengalami penebusan--kelepasan dari dosa--; sama dengan terang bulandi bawah kaki mempelai.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Allah Bapa= Tuhan; mengenakan Tuhan.
Kasih sama dengan terang matahari.
Kita mengenakan Tuhan sama dengan memiliki terang matahari.
Jadi, lewat kandang penggembalaan, kita mengenakan perlengkapan senjata terang yaitu terang matahari, bulan, dan bintang; sama dengan mengenakan Tuhan Yesus Kristus untuk mengalahkan kegelapan dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
Kita tidak berbuat dosa tetapi hidup benar, suci, sampai satu waktu sempurna seperti Yesus.
Kegelapan tidak bisa dikalahkan dengan uang dan sebagainya, tetapi terang. Dari mana? Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Di situ kita terus disinari (sinar matahari, bulan, dan bintang), lebih hari lebih bersinar, dan siap untuk berperang melawan kegelapan yang semakin gelap. Kita bisa hidup benar, suci, sampai sempurna seperti Yesus.
Wahyu 12: 1
12:1. Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulandi bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintangdi atas kepalanya.
Ayat 1 = mempelai wanita sorga; kehidupan yang sempurna seperti Yesus; tubuh Kristus yang sempurna.
- Efesus 6: 18
6:18. dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Rohdan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Praktik kedua berperang dengan perlengkapan senjata Allah: berdoa di dalam urapan Roh Kudus.
Kita sudah tergembala, baik, kita akan menang melawan dosa-dosa, tetapi juga harus banyak berdoa di dalam urapan Roh Kudus.
Berdoa dalam urapan Roh Kudus artinya berdoa dengan hancur hati; mengeluh dan mengerang kepada Tuhan untuk mengakui segala kekurangan dan kelemahan secara rohani--dosa-dosa masih mengganggu kita--, mengaku tidak layak--mau terlepas dari dosa--, mengaku tidak mampu menghadapi banyak pencobaan dan lain-lain, mengaku banyak kekurangan secara jasmani--tidak berdaya, tidak bisa apa-apa, tidak mampu menyelesaikan masalah--, dan tidak berharga apa-apa.
Inilah praktik berjaga-jaga.
Tadi, gereja Tuhan sudah sempurna, tetapi lemah seperti perempuan mengandung yang hendak melahirkan--hanya mengeluh dan mengerang--dan menghadapi naga.
Wahyu 12: 2-3
12:2. Ia sedang mengandung dan dalam keluhandan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
12:3. Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
'dalam keluhan' = mengeluh.
'berteriak kesakitan' = mengerang.
Mengeluh dan mengerang; keluhan yang tak terucapkan.
Ayat 3 = menghadapi naga.
Inilah keadaan kita.
Keluhan tak terucapkan sama dengan seperti perempuan mengandung dan hendak melahirkan--mengaku tidak mampu dan tidak berharga apa-apa.
Roma 8: 26
8:26. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Roh Kudus menolong kita untuk bisa mengeluh dan mengerang--keluhan tak terucapkan; hancur hati: mengakui tidak layak, banyak dosa-dosa, tidak mampu, tidak berdaya dalam menghadapi pencobaan, kesulitan, penyakit, ekonomi, tuduhan, siksaan, ketidakadilan. Malam ini semoga kita bisa merendahkan diri, hancur hati, dan menyerahkan semua kepada Tuhan. Kita mengeluh dan mengerang sampai Tuhan mengulurkan tangan belas kasih-Nya.
Hasilnya: Tuhan mengulurkan tangan belas kasih-Nya kepada kita untuk turut bekerja--berperang ganti kita.
Roma 8: 27-28
8:27. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
8:28. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatuuntuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Sehebat apapun kita, apa yang kita lakukan hanya sehasta, tidak bisa lagi. Satu hasta sama dengan satu detak jantung. Hanya itu saja, tidak bisa lebih.
Kalau kita bisa hancur hati dan menyerah kepada Tuhan, tangan belas kasih Tuhan akan turut bekerja, tidak terbatas oleh apapun. Dia bisa mendatangkan kebaikan; menjadikan semua baik pada waktunya. Yang hancur jadi baik. Serahkan semua kepada Tuhan!
Jangan saling menyalahkan jika di dalam nikah terjadi kehancuran ekonomi dan sebagainya. Datang kepada Tuhan, hancur hati, dan serahkan kepada Dia. Biar tangan-Nya turut bekerja--berperang ganti kita untuk mendatangkan kebaikan. Semua berhasil dan indah pada waktunya. Kita tinggal menunggu waktu Tuhan.
Kaum muda, mungkin merasa tidak mungkin, tidak ada biaya, ijazah kurang, mau marah pada siapa? Kalau marah, tambah habis. Jangan marah dan salahkan orang tua, tetapi hancur hati kepada Tuhan, mengaku tidak layak. Serahkan semua kepada Tuhan. Semua akan baik, semuanya berhasil dan indah, dan masalah yang mustahil selesai pada waktunya.
Sampai terakhir, kalau Yesus datang, semua menjadi sempurna seperti Dia, untuk layak menyambut kedatangan-Nya kembali di awan-awan permai.
Kita berperang melawan belalang. Kita butuh tergembala sungguh-sungguh, tetapi kita juga butuh berdoa dalam urapan Roh Kudus. Minta Roh Kudus malam ini. Ada roh jahat, tetapi ada Roh Kudus. Tangan Roh Kudus berperang ganti kita. Menghadapi apapun yang mustahil, teruskan berdoa, jangan putus asa dan kecewa atau mengandalkan yang lain, tetapi hanya andalkan kuasa Tuhan. Tangan Roh Kudus yang berperang ganti kita, sampai kita sempurna dan layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali.
Biar kita dijamah oleh Roh Kudus sampai hancur hati dan bisa menyembah Tuhan; menyerahkan semua dalam tangan Tuhan. Apa yang tidak bisa dipikir dan dilakukan, serahkan kepada Dia.
Kita tidak mampu sendiri. Kita tidak layak. Kita butuh Roh Kudus, supaya bisa menyembah Dia; menyerah sepenuh kepada Dia.
Semakin banyak masalah dan dosa, semakin banyak belalang menguasai kita, kita butuh Roh Kudus untuk mengusir semuanya. Kita terbatas, tidak bisa apa-apa, tetapi Roh Kudus tak terbatas oleh apapun. Biar tangan-Nya yang berperang ganti kita untuk mendatangkan kebaikan; semua berhasil dan indah, semua selesai. Yakinlah! Jangan berharap yang lain!
Tuhan memberkati.