Matius 24: 29-31= keadaan pada masa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali.
Kita masih membahas ayat 30.
Sementara Tuhan tampil dalam kemuliaan, maka manusia dibumi dilanda dengan ketakutan.
Yesaya 2: 19, 21
Wahyu 6: 15-17
Selain takut, manusia juga dilanda dengan ratapan (Matius 24: 30)= menangis dan meratap karena masuk dalam hukuman Tuhan sampai meratap dan menangis untuk selama-lamanya dalam api neraka.
Wahyu 1: 7
Keadaan meratap dan menangis ini sama dengan keadaan menjelang bangsa Israel keluar dari Mesir dan pada bangsa Mesir terjadi kematian anak sulung di Mesir.
Begitu juga nanti saat Tuhan akan datang kembali. Dibumi akan terjadi ratapan yang dasyat yang tidak pernah terjadi dan tidak akan terjadi lagi karena penghukuman Tuhan sampai ratap tangis di neraka.
Keluaran 11: 6
Supaya kita tidak meratap atau menangis saat kedatangan Yesus yang kedua, apa yang harus kita lakukan?
Zakharia 12: 10
Jawabannya adalah mulai sekarang kita meratap dan menangisi lambung Yesus yang tertikam.
Yohanes 19: 33-34
Lambung Yesus yang tertikam tombak, itu mengeluarkan darah dan air.
"darah"= bertobat (mezbah korban bakaran), mati terhadap dosa.
"air"= baptisan air (bejana pembasuhan), lahir baru, hidup dalam kebenaran dan kemurnian.
Menangisi dan meratapi lambung Yesus yang tertikam, artinya adalah:
- sengsara daging untuk bertobat dan lahir baru.
Artinya adalah sengsara daging untuk hidup dalam kebenaran dan kemurnian.
Baptisan air, itu adalah sengsara daging yang paling ringan. Tapi justru banyak orang yang menolak.
1 Korintus 5: 7-8
Kita harus berani sengsara daging untuk membuang ragi dosa!, sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran. Dan ini mulai dari dosa yang kecil-kecil, sebab yang namanya ragi itu hanya sedikit tapi sudah menghancurkan.
JANGAN ANGGAP SEPELE TERHADAP DOSA YANG KECIL-KECIL.
Kalau hidup benar dan murni, maka tidak ada suasana ratapan, tapi yang ada adalah suasana pesta.
Makin benar dan murni, ratapan akan makin hilang dan airmata akan semakin berkurang.
- Roma 6: 18= sengsara daging untuk menjadi hamba kebenaran.
Sesudah hidup benar dan murni, masih belum cukup, harus diteruskan untuk bisa menjadi hamba kebenaran.
Syarat menjadi hamba kebenaran: - berpegang teguh dan taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang benar.
- melayani dengan setia dan benar, setia dan baik, setia dan tanggung jawab bagaikan berikat pinggang.
Yesaya 11: 5
Lukas 17: 8
Kalau sudah setia dan tanggung jawab, maka kita seperti memberi makan minum Yesus sampai puas. Dan setelah itu, Yesuspun juga akan memuaskan kita. Artinya, makan minum kita, itu adalah urusan Tuhan. Tuhan yang mampu memelihara kita secara ajaib. Dan kepuasan itu juga berarti kebahagiaan.
- Zakharia 12: 10= sengsara daging untuk menyembah Tuhan.
Setiap kita memandang pada lambung Yesus, maka Tuhan akan berikan roh belas kasihan dan roh penyembahan kepada kita, sehingga kita terdorong untuk bisa menyembah Tuhan.
Penyembahan gereja Tuhan/mempelai, itu seperti wanita yang mengandung yang akan melahirkan anak= meratap dan menangis untuk kelahiran baru.
Wahyu 12: 2
Banyak kebutuhan kita. Tapi lebih baik kita fokuskan penyembahan kita untuk bisa mengalami pembaharuan menjadi bayi yang rohani, manusia yang rohani. Dan bayi rohani inilah yang menjadi pewaris kerajaan Surga.
Tanda bayi rohani salah satunya adalah dilihat dari MULUT.
Kedalam, mulut itu rindu akan air susu yang murni yang rohani, itulah Firman penggembalaan (1 Petrus 2: 2)= tergembala.
Keluar, mulut bayi itu mengeluarkan puji-pujian, penyembahan dan berkata yang benar (Matius 21: 16).
Kalau sudah tergembala, maka apa yang keluar dari mulut, itu juga akan jadi sesuatu yang baik.
Dan saat Yesus datang, kita diubahkan dan tidak salah lagi dalam perkataan dan hanya ada 1 perkataan HALELUYA menyambut kedatangan Yesus (Wahyu 19: 6). Dan ini merupakan seruan yang dasyat yang belum pernah terjadi dan tidak akan terjadi lagi.
Hari-hari ini tinggal kita pilih sendiri, mau ratapan di bumi atau masuk dalam seruan Haleluya.
Wahyu 21: 4
Puncak kebahagiaan, dimana tidak ada lagi air mata dan ratapan dari kehidupan kita.
Kalau rohani kita dibaharui, maka yang jasmanipun juga akan dibaharui oleh Tuhan. Yang letih lesu beban berat, akan diberikan kelegaan oleh Tuhan.
Ibu mau melahirkan, itu adalah soal mati dan hidup. Kalau bayi sudah lahir, artinya sudah tidak ada masalah mati hidup lagi, semua masalah sudah selesai. Sampai kita menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kali.
Hari-hari ini, jangan cari segala sesuatu yang enak untuk daging ini!
Tuhan memberkati.