Matius 4 : 19b4:19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."KAMU AKAN KUJADIKAN PENJALA MANUSIA.
Dari penjala ikan menjadi penjala manusia artinyaTuhan memanggil kita untuk menjadi hamba Tuhan/pelayan Tuhan.
Jadi Tuhan memanggil manusia yang sibuk di dunia ini, bukan orang yang menganggur. Seperti waktu itu murid-murid sedang sibuk, ada yang menebarkan jala dan ada yang membereskan jala.
Dulu, Tuhan memangil 4 murid itulah Simon Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes (nantinya digenapi menjadi 12 murid) untuk dipakai
dalam kegerakan Roh Kudus hujan awal. Untuk memberitakan injil keselamatan sehingga banyak orang berdosa yang diselamatkan.
Sekarang, Tuhan memanggil kita menjadi pelayan Tuhan untuk dipakai dalam
kegerakan Roh Kudus hujan akhir= kegerakan dalam firman pengajaran = kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Saat itu Simon Petrus dan Andreas menebarkan jala, begitu dipanggil Tuhan, mereka tinggalkan jala. Demikian juga Yakobus dan Yohanes yang sedang membereskan jala, begitu dipanggil Tuhan, mereka meninggalkan perahu serta Ayahnya.
Menerima panggilan Tuhan maka 4 murid meninggalkan jala,
perahu,
Ayahnya artinyajawaban terhadap panggilan Tuhan adalah “
Ya Tuhan” atau taat dengar-dengaran (tidak bisa dihalangi oleh apapun, baik oleh “
jala” = pekerjaan, “
Ayah” = keluarga).
Kalau kita taat maka segala resiko ditanggung oleh yang memanggil yaitu Yesus (
ITULAH RUMUSNYA). Tapi kalau kita tidak taat dengar-dengaran/menolak maka semua resiko ditanggung diri sendiri. Itu berarti suatu kecelakaan bagi kita.
Keluaran 3 : 4
3:4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."Sebagai contohnya adalah Musa.
Begitu Musa dipanggil oleh Tuhan maka jawaban Musa adalah “
Ya, Allah”.
Tuhan memanggil“
Musa,
Musa!”
artinya
- Panggilan Tuhan itu secara pribadi. Tidak bisa dimengerti, tidak bisa dipengaruhi oleh orang lain dan tidak bisa dipaksa oleh orang lain.
- Tuhan mengetahui/mengerti sedalam-dalamnya keadaan orang yang dipanggilnya. Terutama dari segi kelemahan, kekurangannya, ketidakmampuan.
Kelemahan Musa adalah tidak petah lidah, gagap. Tetapi Tuhan sudah mengetahui kelemahan-kelemahannya.
Jika Tuhan panggil kita sebagai zangkoor, pemain musik dll. Itu berarti Tuhan sudah tahu dan mengerti sejelas-jelasnya keadaan orang yang dipanggil. Sehingga Tuhan akan memberikan kuasa kepada orang yang dipanggilnya.
Dari pihak kita adalah jawaban “
Ya Tuhan” atau “
Ya Allah” = taat dengar-dengaran.
Jawaban “
Ya Tuhan”
ini dikaitkan dengan dua hal,
antara lain:
- Yang pertama adalah dikaitkan dengan nama Tuhan.
Dalam Kitab Wahyunama Tuhan adalah
- Ya dan Amin.
- Dalam terjemahan lama : Alif dan Ya (bahasa arab).
- Alfa dan Omega (Wahyu 1 : 8) = yang awal dan yang akhir.
Ya dan Amin,Alif dan Ya,Alfa dan Omega artinya
- Tuhan memulai yang baik dan sanggup menyelesaikan dengan sempurna. Sehingga kita bisa menjadi hamba Tuhan/pelayan Tuhan sampai garis akhir.
Sampai garis akhir artinyasampai meninggal dunia, sampai Tuhan Yesus datang ke dua kali, bahkan sampai di tahta surga kita hanya beribadah melayani Tuhan selama-lamanya.
Jika kita taat dengar-dengaran maka kita tidak akan berhenti ditengah jalan.
Jadi yang menentukan adalah PANGGILANNYA(bukan kemampuannya, kepandaiannya, kehebatannya) dan kita menjawab “Ya Tuhan”.
- Kita mengalami kuasa Tuhan(kuasa nama Yesus) untuk menyelesaikan segala masalah, rintangan, bahkan sampai yang mustahil(Filipi 2 : 10). Sehingga kita berhasil, dipakai oleh Tuhan dan pelayanan kita berkenan kepada Tuhan dan sesama.
- Yang kedua adalah dikaitkan dengan pribadi Tuhan sebagai Imam Besar.
Ibrani 5 : 8-10
5:8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telahdiderita-Nya,
5:9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
5:10. dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.
Yesus taat dalam penderitaan.
Karena Yesus taat dengar-dengaran sampai mati di kayu salib. Dia dipanggil menjadi Imam Besar dan menjadi pokok keselamatan bagi imam-imam yang taat kepada Nya.
Kalau kita menjadi pelayan Tuhan yang taat dengar-dengaran= kita mengulurkan tangan kepada Imam Besar dan Yesus sebagai Imam Besar mengulurkan tangan belas kasihnya kepada kita. Sehingga kita hidup dalam tangan belas kasih, kemurahan, anugerah Imam Besar.
Kalau kita sudah melayani Tuhan, maka sepenuhnya kita hanya bergantung kepada tangan Imam Besar. Kita tidak bergantung kepada ijasah, toko, gaji (sekalipun kita punya). Yang menentukan mati-hidup kita adalah tangan Imam Besar.
Yang sudah melayani Tuhan harus taat. Yang belum melayani Tuhan, bila dipanggil Tuhan maka harus taat (“Ya Tuhan”).
Hasilnya jika kita hidup dalam tangan Tuhan adalah
- Yohanes 21 : 3, 7, 11
21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
21:11 Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.
Petrus dan murid-murid lainnya coba-coba keluar dari panggilan Tuhan yaitu kembali menjadi penjala ikan (tidak taat). Akibatnya gagal dan telanjang.
Banyak pelayan Tuhan yang melayani Tuhan hanya sebagai penjala ikan (mencari yang duniawi). Akibatnya adalah gagal dan telanjang. Tapi untunglah masih ada tangan Imam Besar yang diulurkan.
Kalau kita menjadi hamba Tuhan/pelayan Tuhan, diijinkan gagal karena kesalahan kita (tidak taat), maka masih ada uluran tangan Tuhan (masih ditolong oleh Tuhan) dan tidak dilepas oleh Tuhan.
Hasil yang pertama adalah tangan belas kasih kemurahan anugerah dari Imam Besar sanggup untuk menolong kita dari segala masalah, kegagalan, ketelanjangan kita. Sehingga kita dipulihkan kembali, menjadi berhasil, indah dan dipakai untuk kemuliaan Tuhan (“memakai pakaian lagi”).
Kita dipakai oleh Tuhan dalam kegerakan hujan akhir sampai pembangunan tubuh Kristus yang sempurna (“jalanya tidak koyak lagi” = utuh).
Jika kita ada kegagalan-kegagalam maka kita harus kembali dalam pelayanan dan taat dengar-dengaran.
Dalam kegagalan imam-imam, pelayan Tuhan tidak akan dibiarkan oleh Tuhan.
Begitu kita tidak taat maka kita lepas dari tangan Tuhan, gagal dan telanjang. Tapi begitu kita taat, maka kita akan dipulihkan dan berhasil.
- Hasil yang kedua adalah tangan belas kasih kemurahan Imam Besar sanggup menghapus segala kemustahilan, semua menjadi indah pada waktu Nya.
Jubah pelayan itu jubah indah.
Istilah“Petrus memakai pakaian” arti rohaninya adalahmemakai jubah yang indah. Sebab bila telanjang tidak indah.
- Hasil yang ketiga adalah Imam Besar membuka jalan yang baru dan jalan yang hidup itulah jalan ke surga= pintu tirai terbuka bagi kita semuanya.
Ibrani 10 : 19-21
10:19. Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
10:20 karena Ia telah membuka jalan yang barudan yang hidupbagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
10:21 dan kita mempunyai seorang Imam Besarsebagai kepala Rumah Allah.
Tangan belas kasih kemurahan dan anugerah Imam Besar sanggup membuka jalan yang baru dan hidup bagi kita = membuka pintu tirai= membuka pintu surga bagi kita.
Membuka pintu surga bagi kita artinyamenyucikan, mengubahkan hidup kita.
Saat pintu surga terbuka bagi kita, maka bisa dialami dan dirasakan mulai dari sekarang (bukan hanya nanti). Paling tidak kita sudah mengalami suasana surga.
Jika kita semakin disucikan dan diubahkan, maka makin terbuka pintu surga dan kita semakin mengalami suasana surga.
INGAT INI YANG PENTING!
Belajar dari Musa, waktu Musa dipanggil dari Tuhan “jangan dekat-dekat, tempat yang kamu injak itu tempat kudus”.
Jadi seorang iman ini bertanggung jawab. Saat kita menginjak tempat disini ini, apa yang dirasakan oleh jemaat.
Jika kita dalam kesucian maka yang dirasakan jemaat adalah suasana surga. Tetapi jika kita tidak suci dan sembarangan maka tempat yang diinjak akan berimbas ke jemaat yaitu menjadi suasana neraka, suasana kesusahan. Sehingga jemaat yang datang akan semakin susah dan semakin banyak masalah.
Keluaran 3 : 5
3:5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
Jadi jika kita disucikan dan diubahkan maka akan berimbas kepada tempat dimana kita berada. Sehingga akan dirasakan hadirat Tuhan, suasana surga, pintu surga terbuka.
Menjadi imam bukan hanya di Gereja saja. Supaya ada suasana surga dan hadirat Tuhan maka harus menjaga kesucian.
Mulai dari Gembala, pemain musik, zangkoor dll, SEMUA HARUS BERADA DALAM KESUCIAN.
Jika sembarangan melayani, hidupnya sembarangan. Maka saat jemaat datang yang tadinya bersuka cita menjadi susah, pintu surga tertutup dan hadirat Tuhan tersembunyi.
Dalam Keluaran 3 : 5“tanggalkanlah kasutmu” = menjadi bayi yang baru lahir = tidak berdosa.
Jadi kita disucikan dan diubahkan sampai menjadi bayi yang baru lahir yang tidak berdosa = sampai menjadi sama mulia, sempurna seperti Yesus.
Yang ditandai dengan mulut yang tidak salah dalam perkataan (bagaikan mulut bayi) yaitu hanya menyeru “Haleluya” (tidak ada dusta).
Kalau mulut berseru “Haleluya” maka pintu surga akan dibuka dan kita mengalami suasana surga.
Dalam keadaan apapun, baik sedih, senang maka kita harus menyeru “Haleluya”.
Sampai betul-betul nanti kita merasakan hadirat Tuhan dan suasana surga selama-lamanya di tahta surga, bersama dengan Dia.
Seperti 4 makhluk di tahta, maka kita juga akan melayani Tuhan sampai di tahta surga. Asalkan ada panggilan Tuhan yang jelas dan jawaban yang jelas yaitu “Ya Allah” atau “Ya Tuhan” (taat dengar-dengaran).
Tuhan memberkati.