Pembicara: Pdt. Dadang Hadi SantosoSelamat malam, salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Kiranya damai sejahtera, kasih karunia, dan rahmat dari TUHAN Yesus yang sudah senantiasa dilimpahkan di dalam kehidupan kita, akan terus selalu melimpah memenuhi kehidupan kita sampai sempurna, sehingga kelak jika Yesus datang kembali kedua kali, kitapun juga boleh berbahagia bersama-sama dengan
TUHAN. Terpujilah nama TUHAN.
Malam ini, kita berada di dalam ibadah doa penyembahan, kita akan bersama-sama mendengar firman sebelum kita menyembah kepada TUHAN.
Dalam susunan Tabernakel, doa penyembahan menunjuk pada mezbah dupa emas. Banyak orang bisa berdoa menyembah, tapi belum tentu doa penyembahannya berkenan kepada TUHAN.
Bagaimana doa penyembahan bisa berkenan pada TUHAN?
Syaratnya:
- Syarat pertama: penyembahan harus sesuai dengan ukuran dari TUHAN.
Keluaran 30: 1-3
31:1"Haruslah kaubuat mezbah, tempat pembakaran ukupan; haruslah kaubuat itu dari kayu penaga;
31:2 sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, sehingga menjadi empat persegi, tetapi haruslah dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya haruslah seiras dengan mezbah itu.
31:3 Haruslah kausalut itu dengan emas murni, bidang atasnya dan bidang-bidang sisinya sekelilingnya, serta tanduk-tanduknya. Haruslah kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
Ukuran mezbah dupa emas: panjang dan lebar 1 hasta, tinggi 2 hasta.
- Panjang dan lebar 1 hasta--horizontal--, arti rohaninya yaitu mengasihi sesama seperti diri sendiri. Praktiknya:
- Bisa memberi kepada sesama dengan rela hati dan sukacita; bukan dengan terpaksa, bukan untuk kesombongan, dan bukan karena ikut-ikutan.
Selama kita tahu dan mampu memberi, jangan menutup mata dan hati bagi sesama yang membutuhkan.
- Melakukan perbuatan-perbuatan yang kita ingin orang lain perbuat bagi kita.
Sebagai contoh, kalau mau orang lain tersenyum kepada kita, maka kita juga harus berlaku demikian kepada orang lain lebih dahulu.
- Melunasi hutang-hutang; baik secara rohani--hutang dosa--dan secara jasmani--hutang dalam pekerjaan.
Kita melunasi hutang-hutang dosa lewat saling mengaku dan saling mengampuni.
Kalau kesalahan terletak pada kita, kita mengaku dosa kepada sesama dan TUHAN.
Tapi kalau kesalahan itu terletak pada orang lain--lalu orang itu datang kepada kita untuk mengakui dosa-dosanya--, kita mengampuni dan melupakan; supaya dosa orang itu bukan kita yang menanggung.
Kita saling mengaku dan mengampuni--hutang dosa lunas--sampai hati merasakan damai sejahtera. Kalau hati belum damai, berarti masih ada dosa; mungkin belum mengaku dengan sungguh-sungguh dan jjujur.
Seringkali kita hanya mampu mengaku, tapi sulit untuk mengampuni; bahkan kesalahan orang lain, kita simpan di dalam hati, karena terlalu menyakitkan.
"mohon maaf kaum muda, mungkin karena sudah terlalu lama pacaran lalu tiba-tiba putus, sehingga menimbulkan rasa pedih dan sakit hati; 'nanti kalau aku menikah tidak akan kuundang.' Ini yang sering membuat kita tidak bisa menyembah TUHAN."
Kalau masih ada dosa--sakit hati, iri, dengki, kepedihan hati, dan lain-lain--penyembahan kita tidak akan mencapai ukuran TUHAN--penyembahan itu kering.
Oleh sebab itu malam ini, mari kita selesaikan iri, dendam, dan sakit hati, sehingga doa penyembahan kita sesuai dengan ukuran dari TUHAN; ada ukuran panjang dan lebar 1 hasta yang membentuk empat persegi.
'...sehingga menjadi empat persegi' = empat persegi adalah kota Yerusalem baru, artinya penyembahan kita mengarah pada kota Yerusalem baru--mempelai wanita TUHAN yang sempurna.
- Tinggi 2 hasta--vertikal--, arti rohaninya yaitu mengasihi TUHAN lebih dari semua. Praktiknya: taat dengar-dengarankepada segala perintah TUHAN.
Yohanes 14: 15
14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Kita taat dengar-dengaran sekalipun firman tidak sesuai dengan kehendak kita; baik merugikan maupun menguntungkan, apapun resikonya--tinggi harus 2 hasta, tidak boleh kurang atau lebih..
Kita taat di dalam nikah rumah tangga, pekerjaan, sekolah, ibadah pelayanan, tahbisan, sampai seluruh aspek kehidupan kita.
Jadi, ukuran dasar doa penyembahan kepada TUHAN adalah kasih.Tanpa kasih, semuanya tidak berguna.
- Keluaran 30: 2
30:2 Sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, sehingga menjadi empat persegi, tetapi haruslah dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya haruslah seiras dengan mezbah itu.
Syarat kedua: setelah mezbah dibuat sesuai ukuran, barulah mezbah dipasangi tanduk-tandukdi sekelilingnya.
Tanduk menunjuk pada kuasa kebangkitan/kemenangan dalam urapan Roh Kudus. Kalau ukuran mezbah belum sesuai, tanduk tidak bisa dipasang.
Mari malam ini, kita mengasihi sesama seperti diri sendiri; selesaikan dosa-dosa, apa yang menganjal di dalam hati segera diselesaikan.
Kita juga mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu; taat dengar-dengaran pada firman TUHAN apapun resikonya.
Jangan merubah firman TUHAN/perintah TUHAN dengan menambah atau mengurangi firman. Tabernakel adalah ketetapan dari TUHAN. Seringkali hamba TUHAN mau merubah Tabernakel--mau lebih pintar dari TUHAN; merubah Tabernakel = merubah kerajaan sorga.
Setelah memiliki kasih, barulah diberi tanduk-tanduk di sekeliling mezbah--kuasa kebangkitan/kemenangan dalam urapan Roh Kudus.
Kegunaan tanduk:
- Mazmur 18: 3
18:3 Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahanankudan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku
Kegunaan pertama: untuk bertahan:
- bertahan saat menghadapi keadaan sulit di akhir zaman, marabahaya, bahkan maut sekalipun.
Praktik kita bertahan, yaitu kita tidak berbuat dosa--tetap hidup benardi manapun, kapanpun, dan apapun resikonya.
Kita bisa mencocokkan dalam diri kita sendiri; kalau kita masih gampang digoda oleh dosa, sekalipun kita menyembah kepada TUHAN, itu artinya kita tidak memiliki kasih.
Tapi kalau kita menyembah TUHAN dengan kasih, maka kita akan diberi tanduk untuk bertahan menghadapi kesulitan di akhir zaman, marabahaya, dan maut.
Sebagai contoh: Daniel.
Raja memberi pengumuman: Harus menyembah raja, tetapi ia tidak mau dan tetap menyembah TUHAN, sekalipun hukuman yang akan ia terima adalah dimasukkan ke gua singa.
Daniel 6: 11, 21-22
6:11 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoaserta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
6:21 dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?"
6:22 Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu!
'seperti yang biasa dilakukannya'= Daniel tetap menyembah TUHAN; tetap hidup benar.
Hasilnya: Daniel tetap hidup.
Jadi, jika kita menyembah TUHAN, maka hidup kita tidak ditentukan oleh apapun di dunia ini, tetapi ditentukan oleh TUHAN!
Mungkin sekarang kita menghadapi keadaan seperti Daniel; dalam keadaan yang sangat mustahil.
Tapi asalkan kita hidup benar, maka kita dipelihara, dilindungi, dan dibuat hidup oleh TUHAN.
- Yang kedua, kita bertahan untuk menghadapi kedatangan Yesus kedua kali sebagai Mempelai Pria Sorga. Pratiknya: kuat teguh hati, artinya
- Tidak bimbang pada firman pengajaran yang benar.
- Tidak kecewa dan putus asa menghadapi apapun juga.
“Saat saya baru ditahbiskan, esok harinya saya langsung ditugaskan ke Ngawi. Belum sampai satu minggu di Ngawi, ada beberapa hamba TUHAN datang ke tempat saya, memberi undangan: 'Pak, nanti datang ya.' Saya baca lalu saya bertanya: 'Undangan apa ini pak?' Dia mengatakan 'undangan ini pak, acaranya banyak macam-macam, nanti pulangnya dapat amplop pak.' Saya katakan: 'mohon maaf pak saya tidak bisa ikut, saya lebih baik doa sendiri di rumah, saya berdoa untuk jemaat.'
Kemudian datang lagi yang lain macamnya, saya juga tidak pernah datang. Akhirnya saya tidak pernah didatangi lagi, diundangpun tidak.
Saya juga pernah bersaksi, ada 2 orang datang ke rumah bawa selebaran, mereka tidak tahu kalau saya pendeta, lalu saya pelototi orangnya. Lalu orang itu berkata: 'Bapak sakit ya?': 'Saya tidak' sakit.'; 'Lho bapak ibadahnya di mana?': 'Saya di gereja.': 'Bapak orang kristen?': 'Ya, saya pendeta.': 'Oh ya, permisi pak saya pulang dulu.' Sudah selesai. Jangan diikuti, kalau diikuti, nanti kita bisa bimbang. Saya pelototi, bukan karena saya sombong, tapi seorang wanita berkhotbah di depan saya.”
Mari kita kuat dan teguh hati. Jangan karena sesuatu, lalu tahbisan kita menjadi goyah.
- Kegunaan kedua: untuk menyerang musuh. Praktiknya: kita diam dan tenang.
Tanduk inilah yang kita perlukan untuk menghadapi serangan dalam bentuk apapun--lewat perkataan, perbuatan, dan lain-lain.
- Diam = bertobat; kita mengkoreksi diri; jika ditemukan dosa, maka kita harus segera mengakui, tetapi kalau tidak ditemukan dosa, kita diam saja--jangan membalas kejahatan dengan kejahatan.
- Tenang, artinya menguasai diri, sehingga kita dapat berdoa menyembah kepada TUHAN--mempercayakan diri sepenuh hanya kepada TUHAN.
Markus 4: 39
4:39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
'Iapun bangun'= Yesus bangun, berarti sebelumnya Yesus tidur--mati; ini menunjuk ada kuasa kebangkitan.
Kalau kita diam dan tenang, hasilnya:
- Roh Kudus dengan kekuatannya yang tak terbatas akan berperang ganti kitauntuk mengatasi segala sesuatu yang terbatas dalam hidup kita; sehingga kita mendapatkan masa depan yang indah dan bahagia di dalam TUHAN mulai dari sekarang, besok, sampai selama-lamanya--sekalipun di tengah-tengah situasi yang terbatas, suram, gelap, penuh dengan kabut yang tebal, dan menghadapi gelombang dosa di akhir zaman.
- Roh Kudus juga mampu menuntun kitasampai ke pelabuhan damai sejahtera--Yerusalem baru.
Mazmur 107: 29-30
107:29 dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang.
107:30 Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka
Kita menjadi milik TUHAN--mempelai wanita-Nya--, di manapun Yesus berada, kita juga berada di sana.
TUHAN memberkati kita semua. Semoga kita mengerti firman dan nama TUHAN saja yang dipermuliakan.