Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih sayang, damai sejahtera dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.
Wahyu 5: 15:1. Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnyadan dimeterai dengan tujuh meterai.
'
gulungan kitab yang ada di dalam tangan TUHAN, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya', dalam perjanjian baru menunjuk pada
logosatau
firman Allah yang tertulis di dalam alkitab atau Kitab Suci.
Di dalam perjanjian lama, kitab Keluaran 20-23,
firman Allah ditulis pada dua tempat: (diterangkan mulai dari
Ibadah Doa Surabaya, 21 September 2016sampai
Ibadah Raya Surabaya, 06 November 2016)
- Yang pertama: Keluaran 20: 1-17=> firman Allah ditulis pada dua loh batu.
Sekarang artinya firman ditulisi pada hati dan pikirankita (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 25 September 2016sampai Ibadah Raya Surabaya, 02 Oktober 2016).
- Yang kedua: Keluaran 21-23=> firman Allah ditulis pada gulungan atau lembaran surat-surat.
Sekarang artinya firman Allah ditulis dalam lembaran hidup kita--seluruh hidup kita/solah tingkah laku kita (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 02 Oktober 2016sampai Ibadah Raya Surabaya, 06 November 2016).
Inilah, firman Allah mau ditulis dalam seluruh hidup kita baik di hati-pikiran maupun solah tingkah laku hidup kita.
Praktik sehari-hari jika hati-pikiran dan seluruh hidup kita ditulisi firman Allah:
Keluaran 21: 12-1421:12. "Siapa yang memukul seseorang, sehingga mati, pastilah ia dihukum mati.
21:13. Tetapi jika pembunuhan itu tidak disengaja, melainkan tangannya ditentukan Allah melakukan itu, maka Aku akan menunjukkan bagimu suatu tempat, ke mana ia dapat lari.
21:14. Tetapi apabila seseorang berlaku angkara terhadap sesamanya, hingga ia membunuhnya dengan tipu daya, maka engkau harus mengambil orang itu dari mezbah-Ku, supaya ia mati dibunuh.
Praktik pertama jika hati-pikiran dan seluruh hidup kita ditulisi firman Allah:
JANGAN MEMBUNUH!; tidak membunuh--bisa mempraktikkan hukum keenam dalam dua loh batu.
Jangna membunuh= jangan membenci; hidup dalam kasih.
Akar pembunuhan adalah kebencian.
Ada
dua macam pembunuhan:
- pembunuhan yang tidak disengaja--jatuh dalam dosa--, di mana masih disediakan enam kota perlindungan--mulai dari halaman sampai ruangan suci. Kemudian menunggu imam besar mati dan ia bebas sebebas-bebasnya (sudah diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 07 November 2016).
- Pembunuhan dengan sengaja. Hukumannya adalah mati dilempar batu atau didenda.
AD. 2: PEMBUNUHAN DENGAN SENGAJAKeluaran 21: 18-1921:18.Apabila ada orang bertengkardan yang seorang memukul yang lain dengan batu atau dengan tinjunya, sehingga yang lain itu memang tidak mati, tetapi terpaksa berbaring di tempat tidur,
21:19.maka orang yang memukul itu bebas dari hukuman, jika yang lain itu dapat bangkit lagi dan dapat berjalan di luar dengan memakai tongkat; hanya ia harus membayar kerugianorang yang lain itu, karena terpaksa menganggur, dan menanggung pengobatannyasampai sembuh.
Pembunuhan dengan sengaja, termasuk di dalamnya adalah bertengkar mulut sampai memukul, yang membuat sakit atau luka bahkan bisa mati.
Kita harus hati-hati!
Titik beratnya pada
bertengkar mulut.
Beterngkar mulut= bersungut-sungut dan berbantah-bantah. Ini melanggar hukum keenam pada dua loh batu.
Bersungut-sungut dan beerbantah-bantah adalah
luapandari hati yang benci, hati yang tidak puas, kebenaran diri sendiri.
Ini yang tidak boleh!
Kebenaran sendiri= dia salah/berdosa tetapi tidak mau mengaku sehingga meluap dalam bentuk bersungut atau berbantah. Ini sama seperti di dalam Matius 12: kalau sudah bersungut dan berbantah, akan mengeluarkan
perkataan sia-sia.
Kita jaga mulai dari rumah tangga, penggembalaan dan di mana-mana. Ini termasuk pembunuhan dengan sengaja. Dari kebencian timbullah pertengkaran mulut, bersungut, berbanth, sampai mengeluarkan perkataan sia-sia.
Matius 12: 3612:36.Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-siayang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
Orang yang bertengkar mulut akan mengeluarkan perkataan yang sia-sia--termasuk fitnah, menjelekkan orang dan lain-lain--yang
menimbulkan sakit hati orang lain. Ini yang harus dijaga! Ini termasuk pembunuhan dengan sengaja, yaitu kebencian, dalam wujud bertengkar mulut, bersungut, berbantah, sampai akhirnya mengeluarkan perkataan sia-sia.
Kalau itu seorang hamba/pelayan TUHAN,
ibadah pelayanannya akan gagal dan masuk dalam penghakiman--'
harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman'--dan menerima penghukuman.
Jaga kata-kata!Jangan menimbulkan sakit hati orang lain! Itu termasuk pembunuhan dengan sengaja. Orang lain sampai sakit hati, mati raasa, tidak mau menerima firman. Itu berarati ibadah pelayanannya gagal, sehingga ia masuk dalam penghakiman dan menerima penghukuman dari TUHAN.
Keluaran 21: 1921:19.maka orang yang memukul itu bebas dari hukuman, jika yang lain itu dapat bangkit lagi dan dapat berjalan di luar dengan memakai tongkat; hanya ia harus membayar kerugianorang yang lain itu, karena terpaksa menganggur, dan menanggung pengobatannyasampai sembuh.
Kalau sudah menimbulkan sakit, ia hrus menanggung biaya pengobatannya sampai sembuh.
Tinggal pilih: mau dihukum atau menanggung biaya pengobatannya.
Mulai suami-isteri, kakak-adik di rumah tangga, hati-hati. Seringkala ini terjadi dan kita tidak sadar bawha kita sudah masuk dalam pembunuhan dengan sengaja--berengkar mulut, yaitu berbantah, bersungut, sampai mengeluarkan kata sia-sia. Contohnya:
'Percuma kamu ke geraja.' Ini sama dengan membunuh.--membuat sakit hati bahkan jangan-jangan hati nuraninya mati. Bisa-bisa juga berkata: 'Ya, sudah aku gak mau datang.' Kita banyak salah dalam kata-kata kita. Perkataan sia-sia akan membawa pada penghakiman dan penghukuman.
Tetapi
masih ada jalan penyelesaian, yaitu mau dihukum atau menanggung biaya pengobatan.
Jalan keluarsupaya tidak dihukum adalah harus menanggung biaya pengobatan sampai sembuh, artinya
berdamai.
Kalau tangannya yang dipukul, pengobatannya bisa dibawa ke UGD, tetapi kalau hatinya yang sakit, ke mana membayar biaya pengobatannya sampai sembuh? Lewat berdamai.
Antara suami-isteri, anak-orang tua, kakak-adik, sesama pelayan, antar hamba TUHAN, supaya tidak dihukum, harus berdamai. Ini sering terjadi pada hamba TUHAN dan pelayan TUHAN.
Di dalam rumah tangga yang notabene hamba/pelayan TUHAN sering terjadi percekcokan, bersungut, berbantah, sampai keluar perkataan sia-sia yang menyakiti hati, yaitu kata-kata kacar, fitnah, menjelekkan dan sebagainya, sampai
menimbulkan sakit hati. Mari, dari pad adihukum, lebih baik membayar biaya pengobatan sampai sembuh, yaitu berdamai.
Matius 5: 23-265:23.Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
5:24. tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamaidahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
5:25. Segeralah berdamai dengan lawanmuselama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
5:26. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
'
mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah'= seorang hamba/pelayan TUHAN.
Ada dua kali berdamai:
- Ayat 24= berdamai dengan sesama. Mau melayani, tetapi hati tidak enak, mari berdamai dengan sesama.
- Ayat 25: 'Segeralah berdamai dengan lawanmuselama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan'= berdamai dengan TUHAN.
Jangan salah!Kalau ktia ada di dalam dosa lalu berhenti melayani, itu salah!
Yang benaradalah
berdamai, lalu kembali melayani; tetap melayani. Dosanya yang dibuang, bukan pelayanannya yang dibuang. Ini banyak salah--seperti mau merendahkan diri: '
Saya tidak layak, jadi saya berhenti dulu.' Salah!
Jelas,
ibadah pelayanan harus ditandai dengan pendamaian, karena kita beribadah melayani dipimpin oleh Yesus Imam Besar yang melakukan pelayanan pendamaian; kita ada hubungan dengan Yesus Imam Besar yang mengepalai ibadah pelayanan.
Kalau tidak damai, berarti tidak ada Yesus Imam Besar. Pelayanan di dalam nikah, harus damai. Kalau tidak ada damai, berarti tidka ada Yesus. Kalau tidak ada Yesus--tidak ada kepalan--, bahaya! Ia akan ngawur/mata gelap. Atau kepalanya yang lain, yaitu serigala dan burung--jahat dan najis.
Gara-gara bertengkar, hatinya sudah berkata: '
Kok begini.' Kalau tidak diselesaikan--tidak ada kepalanya--, akibatnya akan ngawur, membabi buta atau serigala dan burung yang menjadi kepalanya--jahat dan najis; mengarah pada Babel. Jangan!
Dalam penggembalaan juga: antara gembala dan sidang jemaat/pelayan TUHAN. Kalau tidak ada kepala, bahaya.
"
Begitu juga antara sesama gembala. Kalau menyimpan kebencian, kita beribadah melayani, tetapi tidak ada kepalanya--Yesus Imam Besar--, sehingga ngawur--bentur sana bentur sini, pakai politik dan segala cara. Sudah jahat. Lalu mengarah ke Babel, sudah lain arahnya--arahnya melenceng. Karena itu, hamba TUHAN harus menjaga. Doakan kami gembala-gembala, jangan sampai ada sakit hati kepada yang lain. Bahaya! Yang pertama,: hidupnya membabi buta, yang kedua: mengarah ke Babel."
Semua sama. Di dalam nikah, tidak sadar, suami-isteri mulai bertengkar, tambah lama tambah pahit--hati nuraninya mati--, bahaya! Ini sama dengan bertengkar, dipukul sampai luka, bahkan sampai mati. Ini pembunuhan dengan sengaja, dan harus diobati sampai sembuh--harus berdamai.
Jadi, ibadah pelayanan harus ditandai dengan pendamaian, sehingga Yesus sebagai Imam Besar dan Kepala menjadi nyata dalam ibadah pelayanan dan nikah rumah tangga kita.
Kita harus berdamai dengan TUHAN (vertikal) dan sesama (horizontal)--tanda salib--;
menyelesaikan dosa-dosa di kayu salib.
Kalau
tidak mau berdamai--tetap mempertahankan dosa--,
akibatnya:
- Masuk suasana penjara(Matius 5: 25: '...supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara').
Penjara= pintu terkunci/pintu tertutup. Kalau kita tidak mau berdamai--tetap mempertahankan dosa: kepahitan, sakit hati, kebencian, iri dan lain-lain--, kita akan masuk suasana penjara--pintu selalu terkunci, tidak ada jalan keluar. Rugi!
"Kalau di dalam rumah tangga kita bertengkar, itu seperti mengunci rumah lalu kuncinya dibuang. Biar rumahnya bagus sekali, tetapi tidak bisa keluar sama sekali--bagaikan dipenjara--; tidak ada jalan keluar."
- Matius 5: 26
5:26. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Akibat kedua: dalam suasana berhutang dosa--suasana kutukan, tidak ada kepuasan dan kebahagiaan, tetapi hanya letih lesu dan berbeban berat, susah payah, sampai masuk penjara yang kekal pada saat penghakiman--kebinasaan selamanya di neraka. Ini yang bahaya!
Malam ini biar kita sungguh-sungguh mau berdamai--saling membayar biaya pengobatan: '
Aku yang menanggung,' karena membayar berarti menanggung. Saat terjadi pertengakaran suami-isteri, sudah terlanjur keluar kata-kata yang tidak baik, sekalipun dia yang salah, tetapi kalau ktia sadar karena firman, kita berkata: 'Aku yang menanggung b
iaya pengobatannya, aku yang berdamai.'
Sesama hamba TUHAN juga berdamai. Kalau ada sedikit sakit hati, sudah tidak ada Yesus sebagai kepala dan Imam Besar; ibadah pelayanan kita sudah membabi buta, sudah pakai cara dunia, politik dan lain-lain, sampai menuju Babel--jahat dan najis.
Semua:
nikah rumah tangga, ibadah pelayanan harus berdamai!Kita harus berdamai! Tidak ada jalan lain!
Berdamai sama dengan menggunakan mulut dengan benar, yaitu mulut hanya untuk mengaku Yesus; mengaku dosa, karea sejak dari taman Eden manusia sudah berbuat dosa dan dibuang ke dunia. Perlu mulut untuk megnaku dosa kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni, jangan berbauat dosa lagi! Ini menggunakan mulut dengan benar.
Malam ini, pembunuhan dengan sengaja dikaitkan dengan mulut. Kebencian keluar dari mulut, bersungut, berbantah, akhirnya berkata sia-sia: kata-kata kasar, fitnah, menjelekkan orang dan lain-lain. Ini yang membuat sakit hati dan mati rohani. Harus diselesaikan malam ini!
Gunakan mulut dengan benar--untuk mengaku Yesus; mengaku dosa, tidak mau berbuat dosa lagi--, dan darah Yesus akan mencabut akar-akar dosa (
mati terhadap dosa)--akar kepahitan, kebencian, kenajisan--sehingga kita bisa
hidup dalam kebenarandan oleh bilur-bilur-Nya
kita sembuh.
1 Petrus 2: 242:24.Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Penyakit jasmani sembuh, terutama penyakit rohani juga sembuh; sakit hati dan lain-lain disembuhkan sehingga hati kita menjadi
damai sejahtera.
Kesimpulan:
KALAU HATI-PIKIRAN DAN SELURUH HIDUP DITULISI FIRMAN ALLAH, MAKA KTIA BISA MENGGUNAKAN MULUT DENGAN BENAR. Sekarang ini pembunuhan lewat kata-kata, tetapi sekarang juga lewat dunia maya. Kita hati-hati!
"
Tahun berapa itu, saya di Siantar, pulang, tahu-tahu sudah ada SMS saya disebut anjing apalah. Sekarang WA, lebihh cepat lagi. Tidak pernah bicara, tetapi dituangkan dalam bentuk SMS, WA dan lainnya. Sama saja."
Hati-hati! Jaga! Kalau hati-pikiran dan seluruh hidup kita dtiulisi firman, kita bisa
menggunakan mulut dengan benar, yaitu:
- Mulut untuk mengaku dosa. Mulutnya hanya untuk mengaku Yesus/mengaku dosa, bukan menghtantam orang lain, bersungut, berbantah, memfitnah dan lain-lain.
Contoh: bangsa kafir--perempuan Samaria yang sudah kawin cerai lima kali. Sudah seperti babi, karena bangsa kafir memang seperti anjing dan babi--berkubang dalam dosa.
Dengan laki-laki yang sekarang sudah tidak ada ikatan lagi--nikahnya hancur-hancuran. Tetapi ia masih bisa menggunakan mulut untuk mengaku dosa. Dia berdialog dengan THAN--ditulisi firman--akhrinya dia mengaku.
Kita malam ini juga, entah bagaimana hidup kita saat kita datang maam ini, tetapi kalau kita mendengar firman--hati-pikiran dan seluruh hidup ditulisi firman--, mari gunakan mulut hanya untuk mengaku dosa.
Yohanes 4: 9, 16-18
4:9.Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
4:16.Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
4:17. Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
4:18. sebab engkau sudah mempunyai lima suamidan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Orang Samaria= peranakan Yahudi dan kafir, tetapi dipandang oleh bangsa Yahudi sebagai bangsa kafir.
'tidak bergaul'= ada kepahitan/kebencian.
'sudah mempunyai lima suami'= kawin-cerai.
'yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu'= sudah kumpul bersama dengan orang yang bukan suaminya.
Keadaan perempuan Samaria--bangsa kafir--adalah
- Dalam dosa kebencian/kepahitan.
Hati-hati! Kalau ada kepahitan, akan ada kejahatan dan kenajisan. Itu sudah rumus. Selesaikan kalau ada kebencian/kepahitan!
- Dalam dosa kenajisan--lima kali kawin cerai.
Banga kafir adalah kehidupan yang berkubang dalam dosa kepahitan dan kebencian--sejak dulu tidak bergaul. Kemudian ada dalam dosa kenajisan. Hukumannya kalau hidup tanpa ikatan yang sah adalah mati dilempar batu.
Tetapi syukur, perempuan Samaria--bangsa kafir--mau mendengar; mau ditulisi oleh firman yang keras--'Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini', itu firman yang keras sekali, karena yang sekarang bersama dia bukan suaminya. Sama seperti kepada perempuan Kanani TUHAN katakan: 'Tidak patut memberikan roti ini kepada anjing.' Sekarang: 'Tidak patut memberikan roti ini kepada babi (kamu babi).'--karena perempuan ini sudah lima kali kawin cerai sekarang kumpul bersama tanpa ikatan yang sah.
Itulah bangsa kafir, termasuk saya. Keras firman ini! Tetapi untung dia mau menerima dan ditulisi firman. Akhirnya dia mengaku: 'Ini bukan suamiku.'
Malam ini, terima firman yang keras!
Bersyukur, perempuan Samaria mau menerima firman yang kears; ia mau hati-pikiran dan seluruh hidupnya ditulisi firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, sehingga ia bisa menggunakan mulut dengan benar, yaitu mengaku dosa apapun resiko yang dihadapi--orang berzinah harus dirajam batu.
Yohaens 4: 7
4:7.Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."
Saat kita mengaku dosa, saat itu kita memberi minum Yesus dengan anggur asam--kenajisan--bercampur empedu yang pahit--kepahitan--di kayu salib. Saat itu Yesus berseru: 'Sudah selesai!' Darah Yesus menyelesaikan dosadan Dia memberi kita minum air anggur yang baru--Roh Kudus/air kehidupan dari sorga.
INI jawabannya. Kita memberi minum Yesus dan Dia juga memberi minum kita.
Yohanes 4: 10
4:10.Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
'tentang karunia Allah'= karunia Allah kepada bangsa kafir.
Yesus memberi minum air hidup--Roh Kudus--yang berlimpah-limpah kepada bangsa kafir, sehingga ktia mengalami kebahagiaan dan kepuasan sorga; tidak mencari kepuasan di dunia. Tidak mungkin lagi jatuh dalam dosa-dosa; tidak mungkin lagi merokok, mabuk dan sebagainya, karena itu semua hanya untuk mencari kepuasan; tidak ada lagi ke gedung bioskop; tidak akan jatuh dalam kawin-cerai, karena sudah mengalami kebahagiaan dan kepuasan sorga dari air hidup yang berlimpah-liimpah.
Inilah yang pertama kalau mau ditulisi firman, yaitu bisa menggunakan mulut dengan benar: untuk mengaku dosa sampai menerima air hidup yang berlimpah-limpah--kepuasan dan kebahagiaan dari sorga.
- Kalau air itu melimpah, pasti tumpah ke sebelah, aritnya menggunakan mulut untuk bersaksi dan mengundang. Inilah kuasa Roh Kudus.
Mari, setelah kita ditolong TUHAN dari dosa-dosa dan lain-lain--kita mengalami air hidup Roh Kudus yang melimpah-limpah dalam hidup kita; ada kepuasan--buktinya adalah bersaksi dan mengundang, bukan bergosip.
Kalau bergosip, itu betul-betul kering. Hati-hati! Kaum muda, hati-hati menggunakan alat komunikasi, jangan digunakan untuk bergosip!
Yohanes 7: 37-39
7:37.Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
7:38.Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
7:39.Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterimaoleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.
'Air hidup'= Roh Kudus.
Roh Kudus melimpah-limpah ke mana? Di ayat 38: 'Dari dalam hatinya akan mengaliraliran-aliran air hidup'= mengalir ke sebelah= bersaksi dan mengundang.
Banyak kehidupan dan kaum muda yang kering, mari bersaksi dan mengundang. Tugas kita hanya itu. Mau datang atau tidak, terserah. Kita bersaksi dan mengundang, supaya kita jangan berhutang darah.
Kalau ikut bergosip, kita malah berhutang darah--'Dia yang datang ibadah terus, sama saja dengan kita bergaulnya.' Tetapi kalau berbeda, orang lain akan tertarik: Kok bisa? Dia ingin tahu dan akan datang.
Jadi, air hidup--Roh Kudus yang melimpah--mengalir kepada sesama yang membutuhkan; sesama yang kering.
Yohanes 4: 39
4:39.Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat."
Bersaksi itu bukanmenyaksikan apa yang kita perbuat, tetapi yang Yesus perbuatlewat firman pengajaran yang benar dan Roh Kudus-Nya--bersaksi tentang petolongan TUHAN dan keubahan hidup.
'banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya'= dia bersaksi dan banyak orang yang datang kepada Yesus--percaya Yesus--, karena kesaksian dan undangan dari peermpuan Samaria ini. Ada yang datang, percaya Yesus dan diselamatkan.
Juga bersaksi tentang kabar mempelai bagi orang-orang yang sudah percaya Yesus, supaya ditingkatkan dan masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempruna--mempelai wanita TUHAN.
- Menggunakan mulut untuk menyembah TUHAN.
Hidup apa saja, bangsa kafir sudah jahat dan najis, kalau mau mendengar firman-mau ditulisi firman pada hati-pikiran dan seluruh hidupnya--cirinya adalah bisa menggunakan mulut dengan benar.
Dia tidak membunuh--membenci, bersungut, berbantah dan berkata sia-sia--, tetpai menggunakan mulut dengan benar, yaitu mengaku dosa--memberi minum Yesus dan Dia memberi kita minum, ada kebahagiaan, tidak akan jatuh lagi--, lalu besaksi-mengundang--mengalir--, dan menyembah TUHAN--memancar ke atas.
Yohaens 4: 13-14
4:13.Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
4:14.tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
'Memancar ke atas'= mulai dengan menyembah TUHAN; ada hubungan penyembahan; menggunakan mulut untuk menyembah TUHAN. Roh Kudus yang menolong kita untuk bisa menyembah.
Roma 8: 26
8:26.Demikian juga Roh membantu kitadalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoauntuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Roh Kudus memancar ke atas, menolong kita untuk bisa menyembah TUHAN dengan keluhan yang tak terucapakn--penyembahan dengan hancur hati, artinya merasa tidak mampu, tidak layak, banyak kekurangan; hanya mengulurkan tnagan kepada TUHAN dan Dia akan mengulurkan tangan anugerah yang besarkepada kita untuk:
- Roma 8: 27-28
8:27.Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
8:28.Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikanbagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Yang pertama: untuk mendatangkan kebaikan--menjadikan semua baik pada waktunya; menjadikan semua berhasil dan indah pada waktunya.
- Di atas gunung, Yesus menyembah dan tiba-tiba wajah-Nya berubah, artinya kita mengalami keubahan hidup--mujizat rohani-, yaitu taat dengar-dengaran. Mengulurkan tangan= taat dengar-dengan sampai daging tidak bersuara.
Yesus juga, Ia menyembah utnuk menyerahkan hidup: 'Bukan kehendak-Ku yang jadi, tetapi kehendak-Mu.' Ini yang Dia pergumulkan.
Waktu di atas gunung, ada Musa dan Elia, mereka berbicara tentang tujuan kepergian Yesus ke Yerusalem, yaitu untuk mati disalib--Ia taat sampai mati di kayu salib.
Taat dengar-dengaran= bersinar bagaikan matahari.
Taat juga berarti penuh dengan kasih--'siapa mengasihi Aku, dia akan menuruti firman-Ku.'
Taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi, itu seperti memancarkan matahari.
Kalau ada matarahi, berarti ada kehidupan, bahkan sampai di lembahpun, kalau ada matahari, ada kehidupan di sana--ada pertolongan TUHAN.
Mari, kalau kita taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi--bagaikan memancarkan matahari--, TUHAN yang akan memelhiara ktia. Sekalipun kita ada di lembah kesulitan atau lembah apapun, masih ada matahari--masih ada kehidupan dan pertolongan dari TUHAN.
Mujizat secara jasmani: Musa sudah divonis tidak boleh masuk Kanaan karena ia tidak taat. Disuruh berkata pada gunung batu, karena Musa jengkel, ia memukul gunung batu. Keluar air, tetapi TUHAN katakan: 'Kamu tidak menghormati Aku, kamu tidak boleh masuk Kanaan, kamu akan dikubur.'
Tetapi di gunung ini--gunung di Kanaan--lewat penyembahan bersama Yesus, Musa menginjakkan kaki di Kanaan.
Artinya: dari mustahil menjadi tidak mustahil kalau kita taat.
Taat--menyinarkan matahari--, selalu ada kehidupan di sana. TUHAN sanggup memelihara dan menolong kita; yang mustahil menjadi tidak mustahil. Di lembah apapun masih bisa ditolong.
Sampai kalau TUHAN datang kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, kita layak untuk menyambut kedatangan-Nya kembali. Sempurna, tidak salah dalam perkataan, hanya menyeru: 'Haleuya' untuk menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai.
Malam ini kita ditulisi firman, gunakan mulut dengan baik, yaitu untuk mengaku dosa, bersaksi dan menyembah TUHAN.
Kita tidak lebih dari perempuan Samaria. Bangsa kafir sama semua, yaitu jahat, najis, sering berkata sia-sia. Tetapi biarlah Roh Kudus yang menolong kita smapai bisa menyembah Dia. Kuasa Roh Kudus menolong bangsa kafir sampai bisa menyembah Dia.
Kita memang seperti perempuan samaria, banyak dosa dan kesalahan, tetapi kalau mengaku dosa, Roh Kudus akan dicurahkan. Kita bisa menyembah Dia dan mujizat akan terjadi.
Bangsa kafir hanya membutuhkan air kehidupan. Tanpa itu, betul-betul kering, jahat, najis, pahit hidupnya, susah, banyak air mata, banyak masalah. Tidak ada keindahan sedikitpun.
Kita hanya membutuhkan Roh Kudus. Tunjukkan apa kelemahan, kekurangan, masalah, dan kepahitan kita!
Kita bangsa kafir sering berkata sia-sia, tetapi biarlah malam ini kita menggunakan mulut untuk mengaku dosa, bersaksi, dan menyembah TUHAN.
TUHAN memberkati.