Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 8: 10-118:10. Lalu malaikat yang ketigameniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungaidan mata-mata air.
8:11. Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.
Ini adalah peniupan
SANGKAKALA KETIGA--penghukuman yang ketiga dari Anak Allah atas dunia--;
jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, yang bernama Apsintus--
KEPAHITAN--(diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 02 Desember 2018).
Bintang menunjuk pada imam dan raja-raja--hamba/pelayan Tuhan.
Bintang besar menunjuk pada imam-imam dan raja-raja yang kecil tetapi dipakai oleh Tuhan secara khusus dan diurapi Roh Kudus oleh Tuhan.
Contoh:
raja Saul--imam, raja, dan nabi diurapi Tuhan--, dia dari suku paling kecil, tetapi diangkat Tuhan untuk memimpin umat Israel, umat pilihan Tuhan.
Hati-hati, ada bintang besar jatuh, menyala-nyala seperti obor.
Wahyu 4: 54:5. Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyaladi hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
'
dari takhta itu' = takhta kerajaan sorga.
Di sini bukan
sepertiobor, tetapi tujuh obor.
Tujuh obor= Roh Kudus dengan tujuh manifestasinya--tujuh wujudnya..
Tadi bintang besar jatuh, menyala-nyala
sepertiobor, berarti bukan lagi obor tetapi hanya seperti obor saja. Ini adalah raja Saul yang jatuh sampai kehilangan urapan Roh Kudus karena menyala-nyala
sepertiobor--menyala-nyala dalam keinginan dan hawa nafsu daging. Karena itu hati-hati, antara Roh Kudus dengan roh daging itu mirip.
1 Samuel 16: 14, 2316:14. Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN.
16:23. Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya
Awalnya Saul diurapi, tetapi karena ia menyala-nyala dalam hawa nafsu daging, ia kehilangan urapan dan diganti dengan roh jahat.
'
roh jahat yang dari pada TUHAN'= bukan Tuhan yang mengirim roh jahat, tetapi Tuhan izinkan karena tidak ada Roh Kudus pada Saul--Tuhan katakan, kalau rumah kosong, setan yang sudah pergi akan mengajak tujuh roh jahat untuk masuk ke dalamnya.
Praktik menyala-nyala dalam keinginan daging:
- Praktik yang pertama: dua kali Saul tidak taat dengar-dengaran.
Urapan Roh Kudus tidak hanya dilihat dari berbahasa Roh. Bisa berbahasa roh tetapi kalau tidak taat itu berarti hanya seperti obor (kelihatannya Roh Kudus, padahal roh daging, keinginan daging). Kalau memang obor, pasti taat.
Dua kali Saul tidak taat:
- 1 Samuel 13: 6, 8-10, 12-13
13:6. Ketika dilihat orang-orang Israel, bahwa mereka terjepit--sebab rakyat memang terdesak--maka larilah rakyat bersembunyi di gua, keluk batu, bukit batu, liang batu dan perigi;
13:8. Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia.
13:9. Sebab itu Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu ia mempersembahkan korban bakaran.
13:10. Baru sajaia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya.
13:12. maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran."
13:13. Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
'Baru saja'= mungkin dalam hitungan menit, Saul tidak sabar menunggu waktu Tuhan.
'memberanikan diri' = berani; nekad.
Yang pertama: Saul tidak taat dengar-dengaran saat terjepit(ayat 6).
Hati-hati! Saat menghadapi kesulitan, kemustahilan, logika sering mengganggu kita--'pikirku'--sehingga tidak sabar menunggu waktu Tuhan, lalu membuat jalan sendiri di luar firman Tuhan--tidak taat.
Ini sama dengan tindakan nekad--'aku memberanikan diri'--dan bodoh.
Bodoh dan nekad = sok pintar; mau lebih pintar dari Tuhan.
Akhirnya, kerajaan Saul goyah.
- 1 Samuel 15: 15, 17-19
15:15. Jawab Saul: "Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksuduntuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas."
15:17. Sesudah itu berkatalah Samuel: "Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?
15:18. TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka.
15:19. Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahatdi mata TUHAN?"
Tuhan sebenarnya memerintahkan untuk menumpas semua, tetapi di sini Saul menyimpan yang terbaik.
'dengan maksud'= maksud hati.
Yang kedua: Saul tidak taat dengar-dengaran saat diberkatiTuhan.
Hati-hati! Saat terjepit, pikiran dikuasai setan; kalau diberkati, hati/perasaan diombang-ambingkan oleh setan sehingga menggunakan kebenaran sendiri.
Kelihatan baik tetapi jahat di hadapan Tuhan--kebenaran sendiri.
Banyak orang mengatakan baik, tetapi tidak benar, inilah kebenaran sendiri.
Inilah hati yang menggunakan kebenaran sendiri lewat menyalahkan orang lain, menyalahkan Tuhan dan lain sebagainya.
Saul dua kali tidak taat dengar-dengaran karena menyala-nyala dalam keinginan dan hawa nafsu daging---pikirannya diganggu dan hatinya diombang-ambingkan oleh setan. Hati-hati, kita harus taat dengar-dengaran!
- 1 Samuel 18: 6-14
18:6. Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing;
18:7. dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."
18:8. Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya."
18:9. Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
18:10. Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.
18:11. Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.
18:12. Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur.
18:13. Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnyadan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara.
18:14 Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia.
Praktik yang kedua: Saul menjadi apsintus; kepahitan hati--kalau sudah tidak taat, sebentar lagi pasti terjadi apsintus; ada kepahitan. Kalau hamba Tuhan, suami, isteri, anak tidak taat, sebentar lagi pasti ada apsintus (kepahitan).
Saul dibantu untuk berperang, tetapi ia malah marah--marah tanpa sebab; marah tanpa alasan ('Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.').
Kalau tidak taat, pasti apsintus: marah tanpa alasan, iri hati, dengki, kebencian tanpa alasan, sampai mau membunuh--memfitnah, menggosipkan, sampai menyingkirkan--orang-orang yang dipakai Tuhan.
Akibatnya:
- Sepertiga air menjadi pahit dan banyak orang mati, artinya mati rohani; tidak ada kepuasan sorga, sehingga mencari kepuasan di dunia, dan jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa.
Kalau hamba Tuhan, ia memasukkan kepuasan dunia di dalam gereja (hiburan dan sebagainya).
Wahyu 8: 11
8:11. Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.
- 1 Samuel 28: 5-6
28:5. Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar.
28:6. Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi.
Ayat 6 = terputus hubungan dengan Tuhan; tidak ada pembukaan rahasia firman, ibadah pelayanan kering, doanya kering (tidak bisa berdoa, doa tidak dijawab oleh Tuhan).
Akibat kedua: doanya tidak pernah dijawab Tuhan, berarti berada dalam masalah yang tidak pernah selesai--masalah jasmani dan rohani yang tidak pernah selesai--, sampai kebinasaan selamanya.
Inilah yang dialami Saul; bintang besar tetapi jatuh menjadi apsintus (pahit); bintang besar yang menyala-nyala seperti obor. Semestinya Saul diurapi dan menjadi sama dengan tujuh obor, tetapi akhirnya Saul menjadi
sepertiobor; menyala-nyala dalam keinginan dan hawa nafsu daging--Saul tidak taat dan ada apsintus/kepahitan.
Saul sudah kehilangan urapan Roh Kudus.
Daudgambaran hamba/pelayan Tuhan yang menghargai urapan Roh Kudus.
Praktik menghargai urapan Roh Kudus:
- Kisah Rasul 13: 22
13:22. Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.
'Setelah Saul disingkirkan' = jangan menyingkirkan orang benar, orang dipakai Tuhan, orang baik, nanti kita sendiri yang akan disingkirkan. Tadi Saul mau menyingkirkan Daud (meletakkan Daud di paling depan pasukan supaya mati), tapi akhirnya ia sendiri yang disingkirkan.
Praktik pertama: taat dengar-dengaran--'melakukan segala kehendak-Ku'.
Daud taat dengar-dengaran pada kehendak Tuhan/firman pengajaran yang benar.
Orang taat dengar-dengaran sama dengan menghargai penggembalaan; orang yang tergembala--Daud adalah seorang gembala.
Yohanes 10: 27-28
10:27. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Kudan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
10:28. dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
Daud taat dengar-dengaran pada firman Allah sama dengan domba yang mendengar dan dengar-dengaran pada suara gembala, sama dengan menghargai penggembalaan.
Menghargai urapan Roh Kudus= menghargai penggembalaan, tidak mudah diombang-ambingkan.
Tadi, saat diberkati, Saul hatinya diombang-ambingkan (sombong).
Mari, hargai penggembalaan--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--sehingga kita hidup dalam tangan Gembala yang baik seperti Daud; tidak terpisah dari Tuhan ('seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku').
- Praktik kedua: dua kali Daud membiarkan Saul selamat sekalipun ada kesempatan besar untuk membunuh Saul--kalau sudah taat, tidak akan bisa apsintus--:
- 1 Samuel 24: 7 => perikop: Daud membiarkan Saul hidup
24:7. lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: "Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN."
Waktu itu Saul sedang buang hajat, saat lengah bisa saja dibunuh oleh Daud.
Yang pertama: biarpun Saul jahat, Daud tidak berani menyingkirkannya.
Kita juga, di kantor atau di manapun, kalau ada yang jahat pada kita atau mau menyingkirkan kita, lalu kita ada kesempatan untuk menyingkirkan dia, jangan dilakukan. Semua biar dari Tuhan; biar tangan Tuhan yang meninggikan. Kalau Tuhan yang nanti menyatakan, tidak akan bisa diturunkan siapapun. Tetapi kalau bukan dari Tuhan--kita menyingkirkan orang sekalipun ia jahat--, nanti kita juga akan disingkirkan. Itu rumusnya.
Jadi menghargai urapan/penggembalaan sama dengan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi kebaikan.
- 1 Samuel 26: 22-24
26:22. Tetapi Daud menjawab: "Inilah tombak itu, ya tuanku raja! Baiklah salah seorang dari orang-orangmu menyeberang untuk mengambilnya.
26:23. TUHAN akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang, sebab TUHAN menyerahkan engkau pada hari ini ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah orang yang diurapi TUHAN.
26:24. Dan sesungguhnya, seperti nyawamu pada hari ini berharga di mataku, demikianlah hendaknya nyawaku berharga di mata TUHAN, dan hendaknya Ia melepaskan aku dari segala kesusahan."
Waktu Saul tidur, Daud ada kesempatan untuk menombak Saul.
Yang kedua: menghargai urapan sama dengan setia dan benardalam segala aspek kehidupan kita: ibadah pelayanan, nikah, pekerjaan dan sebagainya.
Setia dan benar sama dengan memakai ikat pinggang. Ikat pinggang berguna untuk merapikan. Kalau kita menjadi hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang setia dan benar dalam segala aspek kehidupan, maka kita seperti memakai ikat pinggang--hidup itu rapi dan indah.
Daud taat, tergembala, dan hidup dalam tangan Gembala Agung, dan ia tidak apsintus--tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan dan tetap setia benar (berikat pinggang).
Hasilnya:
- Tangan belas kasih Tuhan sanggup meninggikan Daud menjadi raja, artinya memakai kitayang kecil tak berdaya menjadi bintang besar yang diurapi oleh Tuhan--pelayanan khusus; yang dipakai secara khusus oleh Tuhan dalam pembangunan tubuh Kristus.
Tangan Tuhan yang mengangkat, bukan manusia. Kalau manusia, pasti jatuh.
"Saya ingat dulu. Waktu saya ke Malang, orang Malang yang meminta (bukan Om Pong yang menyuruh), setelah saya berkhotbah beberapa kali, akhirnya dibalik-balik: 'Om Pong menaruh cakarnya.' Saya masih muda, jadi saya kumpulkan, saya katakan: 'Tidak usah bingung, kalau saya dari manusia (dari Om Pong), hanya tiga bulan, entah meninggal dunia atau kecelakaan, saya pasti hilang, tetapi kalau dari Tuhan jangan main-main (jangan melawan).'"
Kalau dari manusia, tidak akan bertahan. Kalau dari Tuhan (dalam tangan Tuhan) seorangpun tidak bisa merenggut. Kita dipakai secara khusus dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
"Sejak tahun 2003 (setelah Om Pong meninggal), semua orang kaget lihat gereja kami, gerejanya kecil, dari mana dananya, waktu itu sebulan sekali ibadah kunjungan. Tuhan tolong. Semua dipakai, biar kecil tetapi diangkat khusus oleh Tuhan."
- Yohanes 10: 28
10:28. dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanyadan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
Hasil kedua: tangan belas kasih Gembala Agung sanggup memberikan jaminan kepastian untuk pemeliharaan hidup kitasampai bisa berkata (bersaksi): 'takkan kekurangan aku'.
Artinya:
- Pemeliharaan secara jasmanidi tengah kesulitan dunia dan ketidakberdayaan kita. Kita dipelihara secara langsung/secara ajaib oleh Tuhan, secara berkelimpahan--sampai mengucap syukur.
- Pemeliharaan secara rohani, sehingga bisa hidup benar dan suci, damai sejahtera, semua enak dan ringan, rapi dan indah.
- Sampai terakhir tangan belas kasih Tuhan sanggup memberikan jaminan hidup kekal selamanya, artinya menyucikan dan mengubahkankita sampai sempurna seperti Dia--mujizat terbesar--, mulai dari jujur mengaku dosa dan jujur dalam segala hal (ya katakan: ya, tidak katakan: tidak). Daud taat dan jujur--waktu jatuh dengan Batsyeba, Daud jujur mengaku dosa.
Jujur dan taat, kita hidup dalam tangan Tuhan, dan mujizat jasmanijuga terjadi, yaitu 'seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku' artinya tangan belas kasih Gembala Agung memberikan kemenangan atas musuh-musuh, menyelesaikan semua masalah yang mustahil.
Sampai kalau Tuhan datang kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia.
Jangan kehilangan urapan! Saul, bintang besar tetapi jatuh; kehilangan urapan. Kita masih kecil, tak berdaya, tetapi mari hargai urapan seperti Daud, hargai penggembalaan (taat), hargai orang yang dipakai Tuhan sekalipun ia mau begini begitu. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi kebaikan. Ada musuh, jangan dibalas.
Kemudian tetap setia dan benar dalam segala hal; kita hidup dalam tangan Tuhan. Dia mampu melakukan apa saja dalam hidup kita.
Minta urapan kepada Tuhan. Biar kecil kalau diurapi bisa jadi bintang besar.
Sebaliknya, biarpun bintang besar kalau kehilangan urapan akan hancur, tidak ada arti apa-apa.
Apapun keadaan dan masalah kita, kalau ada urapan Roh Kudus (bagaikan tangan Tuhan), Dia mampu melakukan apa saja bagi kita.
Tanpa Roh Kudus, kita hanya seperti Saul, bintang besar jadi hancur lebur semuanya. Sebaliknya, bintang kecil bisa menjadi bintang besar.
Apapun keadaan kita, kecil tak berdaya, mungkin hancur, hidup pahit getir dan lain-lain, kalau dijamah Roh Kudus, semua akan menjadi rapi, indah, manis.
Dalam penderitaan atau apapun, kalau Roh Kudus menjamah, kita akan berbahagia.
Yang sudah berhasil, jangan jadi bintang gugur.
Asal bisa dijamah dan diurapi Roh Kudus, semua bisa diatasi. Kita kecil tak berdaya, tetapi ada tangan Roh Kudus/Gembala Agung. Serahkan semua kepahitan, kemustahilan, kegagalan, kejatuhan dan lain-lain kepada Dia!
Tuhan memberkati.