Dari rekaman ibadah doa malam di MedanPuji Tuhan.
Doa penyembahan adalah proses penyaliban daging dengan segala keinginan, hawa nafsu, dan tabiatnya sampai daging tidak bersuara lagi--pintu tirai terobek.
Lukas 12 menunjuk pada pintu tirai.
Di dalam Lukas 12 ada
lima tabiat daging yang harus disalibkan supaya tirai terobek:
- Kemunafikan.
- Ketamakan.
- Ketakutan.
- Kekuatiran.
Lukas 12: 22
12:22.Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatirakan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.
Yang banyak dikuatirkan adalah hidup sehari-hari--makan, minum, dan pakai--, masa depan, bahkan kematian.
Ini yang banyak menghantui hamba/pelayan Tuhan.
Akibatnya:
Lukas 12: 29-33
12:29.Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu.
12:30.Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu.
12:31.Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu.
12:32.Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.
12:33.Juallah segala milikmu dan berikanlahsedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.
- Tidak setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan--tidak bisa mencari kerajaan sorga; tidak bisa mendahulukan kerajaan sorga.
- Hidupnya tidak bisa benar--'carilah Kerajaan-Nya', di ayat lain dituliskan 'carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya'.
- Tidak bisa tergembala dengan benar dan baik--'kawanan kecil' menunjuk pada penggembalaan--, sehingga terlantar hidupnya; tidak ada yang bertanggung jawab terutama untuk keselamatan hidupnya.
Penggembalaan sangat penting. Dulu Israel tinggal di Gosyen--tempat penggembalaan--, aman. Yesus lahir di kandang, bukan untuk mengentas kemiskinan, tetapi menunjuk pada penggembalaan, dan di situ ada kemuliaan Tuhan.
Sekarang penggembalaan dicerai-beraikan oleh Setan, sampai tidak tahu gembala ada di mana.
- Tidak bisa memberi; kikir dan serakah.
Kikir= tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan.
Serakah= mencuri milik orang lain terutama milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
Kekuatiran adalah tabiat bangsa kafir--'bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah'.
Kedudukan kehidupan yang kuatir adalah sama seperti perempuan yang bungkuk 18 tahun di Bait Allah--di dalam surat Amsal dituliskan: Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang--; sudah melayani Tuhan tetapi bungkuk.
18 tahun= dicap 666. beribadah melayani tetapi menjadi sama dengan antikris.
Doa penyembahan adalah proses perobekan daging yang kuatir sehingga kita bisa percaya dan mempercayakan hidup kepada Tuhan. Kita bisa setia, hidup benar, tergembala, dan memberi untuk pekerjaan Tuhan; kita mengutamakan Tuhan, dan Dia juga pasti mengutamakan kita semua.
Kerja dan kuliah yang keras, tetapi tetap Tuhan yang utama.
- Lengah.
Lukas 12: 35-37 => perikop: kewaspadaan
12:35."Hendaklah pinggangmu tetap berikatdan pelitamu tetap menyala.
12:36.Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
12:37.Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jagaketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
Lengah sama dengan tidak berjaga-jaga, sehingga ketinggalan saat Yesus datang kembali karena kedatangan Yesus kedua kali adalah seperti pencuri.
Doa penyembahan adalah proses perobekan daging yang lengah sehingga selalu berjaga-jaga.
Praktiknya:
- Berikat pinggang kebenaran/firman pengajaran yang benar= tetap berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar dan melakukannya, sehingga bisa hidup dalam kesucian--meja roti sajian; ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah.
Jangan menyimpang dari pengajaran yang benar!
Di luar firman pasti jatuh dalam dosa; tidak suci.
Yesus suci, karena itu kita harus suci untuk bisa menyambut Dia.
- 'pelitamu tetap menyala'= selalu ada minyak, artinya tetap hidup dalam urapan Roh Kudusyang membuat kita setia berkobar-kobardalam ibadah pelayanan kepada Tuhan--pelita emas; ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus.
Usia boleh bertambah, tetapi kalau ada Roh Kudus kita bisa setia berkobar-kobar.
Semakin suci, kita semakin diurapi, dan semakin setia berkobar-kobar.
Kekuatan daging terbatas, kita gunakan kekuatan Roh Kudus sehingga kita bisa melayani sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali.
Inilah kewaspadaan kita yaitu pegang firman, lakukan, dan tetap dalam urapan Roh Kudus.
- 'perkawinan'= selalu hidup dalam suasana nikah yang berpesta; sama dengan hidup dalam nyala api kasih Allah--mezbah dupa emas; ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa.
Kita hidup dalam kasih Allah sehingga kita bisa mengasihi Tuhan lebih dari semua--taat dengar-dengaran--dan mengasihi sesama seperti diri sendiri bahkan orang yang memusuhi kita.
Suasana Firdaus adalah suasana ketaatan.
Saat Adam dan Hawa taat pada firman, mereka mengalami suasana Firdaus. Tetapi begitu tidak taat, langsung mengalami kutukan.
Mari kembali pada kasih Allah! Itulah suasana pesta--suasana Firdaus.
Jadi, kita berjaga-jaga dalam kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, sehingga tidak bisa dijamah oleh Setan. Kita aman!
Kalau kita menjadi hamba/pelayan Tuhan yang suci, taat, dan setia berkobar-kobar, kita akan menjadi biji mata Tuhan--kesayangan Tuhan--; kita hanya mengulurkan tangan kepada Dia, dan Dia mengulurkan tangan kepada kita; kita berada di dalam gendongan tangan-Nya. Mujizat sungguh-sungguh akan terjadi. Kalau sudah tidak bisa apa-apa, kesempatan untuk mengulurkan tangan kepada Dia.
Hasilnya:
- Yohanes 5: 8-9
5:8.Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
5:9. Dan pada saat itu juga sembuhlahorang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.
Orang lumpuh tidak mungkin mengangkat badannya sendiri, tetapi di sini Tuhan suruh bangun. Mustahil, tetapi lakukan apa yang Tuhan perintahkan--mengulurkan tangan kepada Tuhan.
Hasil pertama: tangan Tuhan mengangkat kita dari kelumpuhan:
- Lumpuh rohani= tidak setia dalam ibadah. Mari kembali setia berkobardalam ibadah pelayanan.
- Lumpuh di tempat tidur= dosa kenajisan; kehancuran nikah dan buah nikah; kenajisan. Mari, bangkit, kembali hidup suci! Biar nikah dan buah nikah dipulihkan.
- Lumpuh juga berarti mengandalkan manusia. Kita banyak kali mengandalkan manusia; berharap pada sesuatu di dunia. Ini yang membuat bangga, tetapi sebentar lagi kecewa dan putus asa.
Mari biar kita hanya percaya dan berharap Tuhan. Kita hanya berusaha, tetapi Tuhan yang menentukan.
Kalau percaya dan berharap Tuhan, kita tidak akan pernah kecewa atau bangga tetapi selalu mengucap syukur.
- Lumpuh 38 tahun secara jasmani= masalah yang mustahil: penyakit dan sebagainya. Masalah apa saja Tuhan pasti bisa menolong. Kita hanya tinggal menunggu waktu Tuhan. Yang penting kita menjadi hamba Tuhan yang suci, setia berkobar-kobar, dan taat. Kita hanya mengangkat tangan kepada Dia.
- Matius 14: 30-32
14:30.Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelamlalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
14:31.Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
14:32.Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
Hasil kedua: tangan Tuhan mengangkat kita dari ketenggelaman.
Apa yang merosot hari-hari ini, biar dipulihkan oleh Tuhan. Berseru kepada Dia, Dia akan pulihkan semua, bahkan bisa meningkat--Petrus mulai tenggelam, kemudian diangkat sampai ke perahu--lebih diangkat--, ke darat--lebih diangkat--, bahkan sampai diajak naik ke gunung--lebih terangkat lagi.
Yang membuat tenggelam adalah kebimbangan--cacat cela. Dosa apa saja hanya membuat kita tenggelam, dan saat Yesus datang kita tidak bisa terangkat.
Cacat cela apa saat ini? Petrus yang dulunya bimbang bisa menjadi percaya pada firman.
Kita juga. Cacat cela diubahkan sampai menjadi sempurna; dari bimbang menjadi percaya kepada Tuhan--Petrus mengulurkan tangan karena ia rela mati untuk Tuhan. Waktu tenggelam, Petrus mengulurkan tangan karena ada kepentingan atau ketakutan. Silakan. Tetapi satu waktu dia mengulurkan tangan karena rela mati untuk Yesus. Inilah kesempurnaan.
Biar cacat cela diubahkan, dan saat Tuhan datang kembali kita menjadi sempurna seperti Dia, benar-benar terangkat ke sorga selama-lamanya.
Ulurkan tangan kepada Tuhan! Jangan kuatir, tetapi berjaga-jaga.
Tuhan akan mengangkat dari kelumpuhan dan ketenggelaman, sampai mengangkat kita ke awan-awan yang permai.
Tuhan memberkati.