Pembicara: Pdm. Youpri ArdiantoroPuji TUHAN, salam sejahtera, selamat malam, selamat beribadah di dalam kasih sayangnya TUHAN kita, Yesus Kristus. Kiranya bahagia, sukacita, dan damai sejahtera dari TUHAN kita, Yesus Kristus, dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Markus 12: 28-3412:28.Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
12:29.Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30.Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31.Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
12:32.Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
12:33.Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
12:34.Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Dalam susunan Tabernakel, ayat 13-44, terkena pada tabut perjanjian.
Tabut perjanjian terdiri dari dua bagian:
- Tutup pendamaian= terbuat dari emas murni. Ini menunjuk pada pribadi TUHAN Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga.
- Petinya= terbuat dari kayu penaga yang disalut emas luar dan dalam, sehingga yang kelihatan adalah emasnya, bukan kayunya. Ini menunjuk pada gereja yang sempurna--mempelai wanita TUHAN yang sempurna.
Keluaran 25: 1625:16.Dalam tabut itu haruslah kautaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu.
Isi dari tabut perjanjian adalah
dua loh batu. Di dalam surat Ibrani, sebenarnya ada tiga macam isi, yaitu tongkat Harun yang bertunas, berbunga dan berbuah, buli-buli emas, dan dua loh batu.
Tetapi malam ini kita belajar tentang dua loh batu.
Dua loh batu terdiri dari dua hukum:
- Loh batu pertama: terdiri dari empat hukum, menunjuk pada kasih kepada TUHAN.
- Loh batu kedua: terdiri dari enam hukum, menunjuk pada kasih pada sesama.
Jadi,
isi dari gereja yang sempurna/mempelai wanita TUHAN yang sempurna adalah kasih, baik kasih pada TUHAN maupun pada sesama.
Dari mana datangnya kasih?1 Yohanes 4: 10-114:10.Inilah kasihitu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
4:11.Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
Sebenarnya dalam hidup kita--terutama kita bangsa kafir--tidak punya kasih. Kasih itu datangnya dari TUHAN lewat Allah mengorbankan Putera-Nya--Yesus harus disalibkan. Ini adalah sumber kasih dari TUHAN.
Dari pihak TUHAN, Ia sudah memberikan kasih-Nya kepada kita.
Lalu
apa buktinya kalau kita memiliki kasih TUHAN?- Kita bisa mengasihi TUHAN dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan kita.
- Kita bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Praktik mengasihi TUHAN:
- Dikaitkan dengan 1 Yohanes 4: 10, Allah mengasihi kita dengan bukti memperdamaikan dosa-dosa kita.
Dari pihak kita, bukti kita mengasihi TUHAN adalah kita mau diperdamaikan.
Caranya: lewat pekerjaan firman; kita diperdamaikan lewat kurban Kristus. Firman menunjukkan kekurangan dan kesalahan kita, lalu kita sadar, menyesal, dan mengaku pada TUHAN dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Di situ darah Yesus aktif menutup dosa-dosa kita dan aktif untuk mencabut akar-akar dosa sehingga kita tidak berbuat dosa lagi.
Kalau kita tidak mau berdamai, itu sama dengan tidak mengasihi TUHAN. Kalau tetap bertahan dalam dosa sekalipun sudah diingatkan oleh firman, berarti ia tidak mengasihi TUHAN. Tetapi kalau ia mau diperdamaikan, itu adalah bukti ia mengasihi TUHAN.
- Yohanes 21: 15-17
21:15.Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:16.Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:17.Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Praktik keduamengasihi TUHAN: kita mau tergembala.
Tiga kali pertanyaan Yesus menunjukkan ketekunan kita dalam tiga macam ibadah pokok--dalam sistem penggembalaan.
Tergembala pada siapa? Pada Yesus--firman pengajaran yang benar.
Jadi kita harus tergembala pada firman pengajaran yang benar, yang merupakan perkataan Yesus sendiri.
Tanda firman pengajaran yang benar:
- Selalu tertulis dalam alkitab. Harus kita yakini bahwa alkitab ini benar-benar perkataan Yesus. Sekarang sudah mulai alkitab disalah-salahkan.
"Beberapa waktu lalu saat saya tidak ada di rumah, saat itu ibu sedang sakit, jadi harus pijat. Saat pijat, bicara dengan anak TUHAN juga sebenarnya. Dia mengatakan: 'Oh...itu rasul Paulus yang salah'. Begitu ada laporan, saya katakan: 'Stop, tidak usah pijat lagi'. Mulai dimasukkan bahwa perkataan Yesus yang salah. Kalau perkataan Yesus yang salah, bagaimana nasib kita?"
Kita harus yakin bahwa alkitab ini adalah perkataan Yesus sendiri.
- Diwahyukan oleh TUHAN, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab.
Isi dari firman penggembalaan/firman pengajaran yang benar:
- Menyatakan kesalahan kita.
- Menegor kita.
- Menasihati kita.
Saat satu kali diperdengarkan: "Petrus, apakah engkau mengasihi Aku?" Petrus menjawab: "Aku mengasihi Engkau." Tetapi begitu firman penggembalaan ini diulang-ulang dan Petrus bertekun, maka dia bisa menyadari bahwa ia tidak memiliki kasih.
Jadi, dalam penggembalaan kita disucikan sampai kita menyadari keadaan kita. Kalau bukan sistem pengembalaan, kita seringkali masih merasa hebat: "Aku mengasihi Engkau."
Di dalam terjemahan aslinya:
- TUHAN bertanya: "Apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih agape--kasih Allah--?" Petrus jawab: "Aku mengasihi Engkau dengan kasih fileo--kasih sesama."
- TUHAN bertanya: "Apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih agape?" Petrus jawab: "Aku mengasihi Engkau dengan kasih fileo."
- TUHAN bertanya: "Apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih fileo?" Petrus sedih, karena ia tidak memiliki kasih. Ia ingat pernah menyangkal Yesus--bukan saat menghadapi sesuatu yang hebat, tapi saat menghadapi anak kecil.
Ini tanda bahwa Petrus tidak memiliki kasih. Kalau tidak mendengar firman penggembalaan, tidak tergembala dengan benar dan baik, tidak akan tahu--hanya tahu kelebihannya saja: 'Aku hebat, mengasihi TUHAN.'
- Yohanes 14: 15
14:15."Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menurutisegala perintah-Ku.
Praktik ketigamengasihi TUHAN: kalau kita menuruti segala perintah TUHAN--taat dengar-dengaran.
Puncak kita mengasihi TUHAN adalah sampai kita taat dengar-dengaran apapun resikonya.
Sebelumnya, Petrus tidak berani menghadapi salib sampai ia menarik Yesus ke samping. Tetapi lewat penggembalaan, ia bisa taat dengar-dengaran apapun resikonya.
Yohanes 21: 18-19
21:18.Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
21:19.Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
Sampai terakhir, Petrus tidak takut lagi dengan salib, ia mati sama seperti TUHAN.
Inilah isi dari tabut perjanjian, yaitu mengasihi TUHAN, mulai dari mau diperdamaikan, tergembala, dan taat.
Tetapi mengasihi TUHAN ini masih setengah.
Yang kedua: kita mengasihi sesama.
1 Yohanes 4: 21, 204:21.Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
4:20. Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
Kalau mengasihi Allah, harus mengasihi sesama. Tidak boleh hanya mengasihi TUHAN saja.
Kalau hanya mengasihi TUHAN saja, tetapi tidak mengasihi sesama, ia sama dengan pendusta. Siapa itu pendusta? Bapa segala dusta adalah setan.
Jadi, waspada malam ini! Kita harus mengasihi TUHAN, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah harus mengasihi sesama. Kalau tidak, kita hanya jadi pendusta.
Praktik mengasihi sesama(
ayat 20):
tidak ada kebencianatau apa yang ingin orang perbuat pada kita, kita perbuat lebih dulu; kalau tidak ingin dibenci, jangan membenci orang; kalau tidak mau orang berkata kasar, kita jangan berkata kasar.
Mulai dari sesama terdekat: suami-isteri, anak-orang tua, antar saudara, menantu-mertua, gembala-sidang jemaat, gembala-gembala, antar sidang jemaat, tidak boleh ada kebencian, karena
kalau masih bertahan pada kebencian, itu sama dengan tidak ada kasih TUHAN--tanpa dua loh batu. Tabut perjanjian tanpa dua loh batu sama dengan kosong.
Jadi, dalam firman pengajaran yang benar, semua bertujuan menjadi mempelai wanita TUHAN yang sempurna. Kalau sampai tidak punya kasih--hanya karena bertahan pada kebencian--, kita tidak akan bisa jadi mempelai wanita TUHAN.
Sebab itu, di tahun 2016, mungkin ada kebencian-kebencian, tidak enak hati, iri, tetapi di tahun 2017 jangan sampai ada.
Apapun yang kita lakukan jika tanpa kasih akan sia-sia.
1 Korintus 13: 1-313:1.Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
13:2.Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
13:3.Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.
Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia, jika tanpa kasih, akan sia-sia, termasuk ibadah pelayanan kita. Kita sudah beribadah dan melayani TUHAN, tetapi tanpa kasih, semuanya adalah sia-sia.
Markus 12: 3312:33.Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
Korban bakaran dan korban sembelihan ini bicara soal ibadah.
Keluaran 10: 25-2610:25.Tetapi Musa berkata: "Bahkan korban sembelihan dan korban bakaranharus engkau berikan kepada kami, supaya kami menyediakannya untuk TUHAN, Allah kami.
10:26.Dan juga ternak kami harus turut beserta kami dan satu kakipun tidak akan tinggal, sebab dari ternak itulah kami harus ambil untuk beribadah kepada TUHAN, Allah kami; dan kami tidak tahu, dengan apa kami harus beribadah kepada TUHAN, sebelum kami sampai di sana."
Sekalipun sudah beribadah dan melayani TUHAN, kalau tanpa kasih, akan menjadi ibadah pelayanan yang sia-sia. Bukan berarti kita tidak usah ibadah.
Ayo ibadah, perjuangkan, tetapi didasari dengan kasih!Contoh ibadah tanpa kasih:
- Matius 5: 23-26
5:23. Sebab itu, jika engkau mempersembahkanpersembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
5:24. tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamaidahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
5:25. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
5:26. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Yang pertama: ada ibadah--mempersembahkan korban--, tetapi kalau tanpa pendamaian--tanpa kasih--, hanya berakhir dengan masuk penjara--dihukum oleh TUHAN.
"Saya sudah hampir tiap hari--kecuali rabu--beribadah, tetapi kalau ibadah tanpa pendamaian, tidak mau berdamai dengan TUHAN dan sesama, maka hanya berakhir pada penghukuman. Betapa sia-sianya. Bukan berarti tidak usah ibadah, tetapi berdamai dulu lalu ibadah."
Jadi, untuk beribadah kita harus berdamai.
Contoh orang yang mengalami pendamaian: raja Daud.
2 Samuel 12: 1-7
12:1. TUHAN mengutus Natan kepada Daud. Ia datang kepada Daud dan berkata kepadanya: "Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin.
12:2. Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi;
12:3. si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya.
12:4. Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk memasaknya bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu."
12:5. Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.
12:6. Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan."
12:7. Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu!Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul.
Daud satu kali waktu jatuh dengan Batsyeba dan firman TUHAN datang lewat Natan. Begitu disampaikan dalam perumpaman, Daud marah, tetapi Natan berkata: Engkaulah orangnya.
2 Samuel 12: 13
12:13. Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
Sikap dari Daud adalah mau menerima.
Saat firman menunjukkan apa yang harus diperdamaikan, jangan marah atau menyalahkan orang lain, tetapi menerima dan mengaku: "Akulah yang berdosa." Kalau kita bisa mengaku, kita tidak akan dihukum. Tetapi kalau marah, tidak akan bertahan lama--dihukum oleh TUHAN; menjadi ibadah yang sia-sia.
Mazmur 51: 18-19
51:18. Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
51:19. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah
Setelah dengar firman, hati bisa hancur--sadar, menyesal sampai hancur hati. Dan kalau diampuni tidak berbuat dosa lagi. Di situ akan terjadi damai sejahtera.
Jadi, tidak ada satu dosapun yang tidak bisa diampuni oleh TUHAN. Karena itu saat-saat mendengar firman adalah saat yang menentukan kita bisa diperdamaikan atau tidak. Kalau kita bisa mengaku, kita akan mengalami damai sejahtera, semua menjadi enak dan ringan. Dikaitkan dengan ibadah, kalau disertai damai, ibadah jadi enak dan ringan sekalipun diperhadapkan jarak yang jauh atau situasi kondisi hujan. Tidak berat! Tetapi kalau tidak damai, sekalipun dekat, ada fasilitas, terasa berat sekali.
Ini kuncinya supaya ibadah enak dan ringan, yaitu harus ada damai.
Di dalam segala hal: nikah, pekerjaan, kalau semua damai, maka akan enak dan ringan.
- Mazmur 50: 8, 14-15
50:8. Bukan karena korban sembelihanmu Aku menghukum engkau; bukankah korban bakaranmu tetap ada di hadapan-Ku?
50:14. Persembahkanlah syukursebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi!
50:15. Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Sela
Yang kedua: ibadah pelayanan tetapi tanpa ucapan syukur.
Akibatnya: dihukum. Sudah beribadah melayani, tetapi dihukum.
Bagaimana mengucap syukur?
Mazmur 50: 16
50:16. Tetapi kepada orang fasik Allah berfirman: "Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu,
50:17. padahal engkaulah yang membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
Ibadah juga 'menyelidiki ketetapan-Ku'--ada firman--tetapi tidak bisa mengucap syukur, artinya:
- Membenci tegoran. Seperti Yudas--saat TUHAN tunjukkan: "Orang yang mencelupkan tangannya bersama Aku, dialah itu.": "Bukan aku ya, TUHAN?"--selalu mengelakdari TUHAN.
- Mengesampingkan firman TUHAN= tidak mengutamakan lagi firman pengajaran yang benar. Ada firman diberitakan, tetapi kalah utama dengan yang lain--lebih mengutamakan yang lain: drama, tari-tarian dan lain-lain.
Biar malam ini kita datang terutama untuk mendengar firman. Ini yang penting.
- Mazmur 50: 18
50:18.Jika engkau melihat pencuri, maka engkau berkawan dengan dia, dan bergaul dengan orang berzinah.
Yang ketiga: mudah terbawa dosa orang lain.
Ada ibadah pelayanan, sebenarnya dia tidak berbuat dosa, orang lain yang berbuat dosa, tetapi ia ikut. Misalnya: orang lain yang bertengkar, tapi dia ikut membenci; orang lain berbuat dosa, dia setuju, sama saja--mudah terbawa dosa orang lain.
Jalan keluarnya adalah menasihati kalau bisa. Kalau tidak bisa, didoakan.
- Mazmur 50: 19-20
50:19.Mulutmu kaubiarkan mengucapkan yang jahat, dan pada lidahmu melekat tipu daya.
50:20.Engkau duduk, dan mengata-ngatai saudaramu, memfitnah anak ibumu.
Selanjutnya, ada ibadah pelayanan tetapi tidak bisa mengekang lidah--mulutnya berkata yang tidak baik: memaki orang, berdusta, mengutuki, menyumpahi. Ini sudah tidak boleh lagi. Kalau perkataan masih sia-sia--tidak bisa mengekang lidah--ibadahnya akan jadi sia-sia dan dihukum oleh TUHAN.
Yakobus 1: 26
1:26.Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
Perhatikan! Mulai dari saya. Banyak masalah, kita berhadapan dengan orang, jaga mulut! Jangan sampai dari mulut kita keluar bahasa yang jahat, mengata-ngatai orang! Kita yang sering di jalan juga hati-hati.
"Dulu saya ingat, ada tua-tua yang dulunya sales, kalau bertemu orang di jalan sering marah. Tetapi beliau cerita: 'Saya sekarang tidak berani': 'Kenapa?': 'Nanti kalau pas ketemu marah-marah: Oh itu tua-tua kan? Malu saya. Tidak berani lagi.' Saya juga mencontoh demikian. Lebih baik jaga lidah!"
Kalau mulut kita bisa berkata baik dan hanya mengucap syukur--bisa mengekang lidah--maka doa kita akan dijawab oleh TUHAN, bukan dihukum.
Mazmur 50: 15
50:15.Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Sela
Jadi, doa dijawab atau tidak bergantung pada ibadah yang bisa mengekang lidah atau tidak. Kalau tidak bisa, maka doanya tidak dijawab. Kalau bisa mengekang lidah, maka doa dijawab oleh TUHAN.
- Matius 7: 21-23
7:21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Kuyang di sorga.
7:22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Yang ketiga: ada ibadah--mengusir setan, bernubuat--tetapi sayang, tetapi tidak taat--tidak melakukan kehendak TUHAN.
Akibatnya: ditolak oleh TUHAN.
Malam hari ini, jangan sampai ibadah kita ditandai dengan ketidaktaatan. Ada perbuatan hebat, kalau tidak taat, semua akan sia-sia.
Contoh: raja Saul. Ada kemenangan, tetapi sia-sia.
1 Samuel 15:22-23
15:22. Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
15:23. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkausebagai raja."
Tidak taat sama dengan menolak firman, sekalipun hanya sedikit: semua dibunuh, hanya yang gemuk tidak dibunuh. Sama saja, itu tidak taat. Mari, kita taat dalam segala hal apapun resikonya.
Kalau tidak taat, kita akan ditolak, termasuk kami hamba TUHAN/gembala. Kalau gembala tidak taat, akan ditolak oleh TUHAN. Sebab itu kita saling mendoakan, supaya ibadah bukan atas kehendak sendiri, tetapi melakukan kehendak TUHAN.
Kalau ibadah kita didasari dengan kasih--mau diperdamaikan, ada ucapan syukur, dan taat--,
hasilnya:
Markus 12: 3412:34. Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakansesuatu kepada Yesus.
- Hasil pertama: 'bagaimana bijaksananya jawab orang itu'= menjadi kehidupan yang bijaksana:
- Orang bijaksana dipakai dalam pembangunan rumah rohani, yaitu pembangunan tubuh Kristus.
Kalau ibadah kita didasari kasih, kita semua akan dipakai dalam kegerakan tubuh Kristus yang sempurna.
- Orang bijaksana juga tahan uji, tidak berhenti di tengah jalan, tetapi sampai selesai, bahkan sampai sempurna. Kalau tanpa kasih, sebentar lagi kena angin, ia hancur.
- Orang bijaksana boleh masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Yang tidak bijaksana--bodoh--sudah tidak bisa masuk pesta Nikah Anak Domba.
Mari, ibadah kita harus didasari dengan kasih Allah, diperdamaikan, dan dengan ucapan syukur--bisa mengekang lidah.
- Hasil kedua: 'tidak jauh dari kerajaan Allah'= dekat dengan kerajaan Allah.
Yerusalem baru adalah kota di atas gunung. Secara jasmani, di atas gunung itu dingin.
Kalau kita sudah dekat dengan kota yang dingin, sebelum sampai, kita sudah merasakan hawa dinginnya.
Jadi, kalau kita sudah dekat dengan sorga, sekalipun kita hidup di dunia, tapi kita bersuasana sorga. Banyak yang hidup di dunia bersuasana neraka, karena tidak tahu kuncinya.
Mari, kalau ibadah kita disertai dengan pendamaian, ucapan syukur, dan ketaatan, kita akan merasakan suasana sorga: kebahagiaan, kedamaian, dan pemeliharaan TUHAN.
Kalau hari-hari ini kita banyak tidak damai--banyak bertengkar, banyak mulut yang tidak baik--, berarti kita jauh dari sorga.
- Hasil ketiga: 'tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus'= tidak ada pertanyaan lagi= semua masalah diselesaikan oleh TUHAN.
Jadi, dalam ibadah, TUHAN sedang menyelesaikan masalah kita sampai benar-benar tidak ada pertanyaan lagi.
Pertanyaan kita: "Kok masalah saya belum selesai?" Itu berarti TUHAN masih sibuk dengan kita, bukan masalah kita. Bagaimana ibadah kita? Mungkin masih belum setia. Atau mungkin sudah ibadah, tetapi belum berdamai, belum mengekang lidah, belum taat. Itu dulu yang harus diperbaiki. Kalau sudah diperbaiki, maka tidak akan ada pertanyaan lagi--semua masalah selesai tepat pada waktunya.
Malam hari ini, mohon supaya kasih Allah dicurahkan dalam hidup kita dan ada bukti-bukti kalau kita memiliki kasih Allah.
TUHAN memberkati.