Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 11: 1-211:1. Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukurrupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allahdan mezbahdan mereka yang beribadahdi dalamnya.
11:2. Tetapi kecualikan pelataran Bait Suciyang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
'
tongkat pengukur' mengingatkan kita pada tongkat gembala/firman penggembalaan.
Ada dua hal yang diukur lewat firman penggembalaan:
- Bait Suci Allah (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 18 Desember 2019).
- Mezbah dupa emas/doa penyembahan (diterangkan pada Ibadah Natal Surabaya, 25 Desember 2019).
AD. 1: BAIT SUCI ALLAH1 Korintus 3: 163:16. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allahdan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
Bait Suci Allah adalah kehidupan kita semua. Ukurannya adalah
- Kesucian--sebagai tempatnya Roh Kudus--(diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 18 Desember 2019sampai Ibadah Natal Surabaya, 25 Desember 2019).
- Memuliakan Tuhan, bukan memilukan seperti zaman Nuh, sehingga kita juga dipermuliakan bersama dengan Tuhan (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 22 Desember 2019).
- Ibrani 3: 6
3:6. tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
'rumah-Nya ialah kita' = rumah Allah ialah kita.
Yang ketiga: ukuran Bait Suci adalah kehidupan kita harus dikepalai oleh Yesus.
AD. 3Kalau bukan Yesus yang menjadi kepala, berarti bukan Bait Suci Allah, malah ada serigala dan burung (roh jahat dan roh najis)--Tuhan mengatakan:
Anak Manusia tidak ada tempat untuk menempatkan kepalanya.
Dikepalai oleh Yesus, artinya:
- Efesus 1: 22-23
1:22. Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.
1:23. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
'segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus' = Yesus sebagai kepala, sehingga Dia bisa meletakkan musuh-musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
'Kepala dari segala yang ada' = Yesus sebagai kepala atas tubuh-Nya--rumahnya; kita semua.
1 Korintus 15: 25-26
15:25. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Rajasampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
15:26. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Yang pertama: dikepalai oleh Yesus artinya kehidupan kita harus dikepalai oleh Yesus sebagai Raja di atas segala rajayang menang atas maut/dosa-dosa.
Jadi, ukuran Bait Suci adalah menang atas maut/dosa; sama dengan hidup dalam kebenaran.
- Efesus 4: 15-16
4:15. tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
4:16. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanansemua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Yang kedua: dikepalai oleh Yesus artinya kita harus dikepalai oleh Yesus sebagai Imam Besar; Kepala dari setiap pelayanan atau Kepala dari imam-imam.
Jadi, ukuran Bait Suci--kehidupan kita--adalah kita harus menjadi imam-imam--senjata kebenaran--yang dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Tadi, kita sudah hidup dalam kebenaran, sesudah itu kebenaran kita gunakan untuk melayani, kalau tidak, nanti akan menjadi kebenaran sendiri--hanya untuk menyalahkan orang; menghakimi orang.
Ayat 16 = seluruh tubuh harus melayani. Kalau tidak melayani berarti keluar dari tubuh.
Syaratuntuk melayani Tuhan:
- Harus memiliki jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus--jubah indah. Ini adalah tempat kita di dalam tubuh Kristus.
Contoh jabatan pelayanan: gembala, pemain musik, tim doa, penerima tamu, pembersih gereja dan sebagainya.
Jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus merupakan tempat kita di dalam tubuh Kristus. Kalau tidak punya jabatan dan karunia, berarti tidak punya tempat dalam tubuh Kristus--lepas dari tubuh Kristus. Tuhan tolong kita semua. Sungguh-sungguh!
- Setia dan tanggung jawab.
Kalau tidak setia, tidak ada gunanya, sekalipun hebat. Kalau setia, baru ada gunanya.
Yang belum punya jabatan, berdoa, yang sudah punya, pertahankan, jangan sampai tidak setia--tidak berguna--supaya jangan dipotong.
Pelayanan tubuh Kristus mulai dari rumah tangga harus dalam kesetiaan, kemudian penggembalaan, antar penggembalaan. Kesetiaan itulah yang ditunggu.
"Motto Lempin-El adalah Lebih baik seorang pengerja yang setia dari pada gembala yang tidak setia."
Tadi, hidup dalam kebenaran, kemudian kesetiaan, kalau digabung: ukuran Bait Suci Allah adalah kita harus menjadi hamba/pelayan Tuhan yang beribadah melayani Tuhan sesuai dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus yang Tuhan percayakan kepada kita dengan kesetiaan dan kebenaran.
Yesaya 11: 5
11:5. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggangtetap terikat pada pinggang.
Melayani Tuhan dengan kesetiaan dan kebenaran sama dengan melayani Tuhan dengan berikat pinggang.
Ikat pinggang adalah salah satu perhiasan mempelai, artinya lewat melayani dengan setia dan benar kita sedang dihiasi untuk menjadi indah. Tidak usah takut!
Mungkin hidup kita di tahun-tahun lalu belum indah, sudah berusaha, baik, tetapi lebih dari itu, kita memperbaiki ibadah pelayanan. Yesus sebagai kepala sudah menjadi buruk di kayu salib--mati di bukit tengkorak--untuk membuat hidup kita indah pada waktunya. Percayalah! Tuhan tolong kita semuanya. Tingkatkan kesetiaan dan kebenaran! Jangan menjauhi kebenaran! Kalau menjauhi kebenaran dan kesetiaan, hidup kita akan hancur.
Sekalipun mata memandang yang belum baik, tetap setia dan benar, karena kita sedang dijadikan indah oleh Tuhan pada waktunya.
- Efesus 5: 22-23
5:22. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
5:23. karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Yang ketiga: dikepalai oleh Yesus artinya kita harus dikepalai oleh Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga/Suami.
Jadi, ukuran Bait Suci Allah--kehidupan kita--adalah kita harus menjadi istri/mempelai wanita sorga yang sempurna.
Tadi, Yesus sebagai Raja segala raja, kita sebagai raja-raja yang menang atas dosa (hidup dalam kebenaran). Yesus sebagai Imam Besar (kepala pelayanan), kita sebagai imam-imam (hamba Tuhan, pelayan Tuhan) yang setia.
Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga adalah Kepala, kita mempelai wanita sorga sama dengan tubuh.
Kalau digabung, hubungan paling erat antara Kepala dan tubuh adalah leher.
Leher menunjuk pada doa penyembahan. Pada ibadah tutup buka tahun, tahun ini merupakan tahun penyembahan.
Dalam 1 Yohanes disebutkan: 'sekarang banyak antikris' sampai nanti akan muncul satu antikris yang berkuasa selama tiga setengah tahun. Ini maksudnya antikris tidak langsung muncul seratus persen. Hari-hari ini kita akan menghadapi goncangan-goncangan yang semakin bertambah, sampai menghadapi antikris (kegoncangan seratus persen), karena itu kita harus banyak menyembah; gemar menyembah Tuhan. Semoga doa penyembahan menjadi suatu kebutuhan kita. Ada apa-apa, kita menyembah Tuhan.
Doa penyembahan adalah proses perobekan dagingdengan segala hawa nafsu, keinginan, emosi, dan tabiatnya, sehingga kita mengalami pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, mulai dari tunduk--'Hai isteri, tunduklah kepada suamimu'; sama dengan taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara. Ini adalah mujizat terbesar--leher juga menunjuk penundukan.
Contohnya: Abraham taat kepada Tuhan untuk mempersembahkan anaknya.
Kita tunduk pada Tuhan--ruangan maha suci--, gembala--ruangan suci--, dan orang tua yang benar--halaman. Kalau kita tunduk pada Tuhan, kita pasti tunduk pada gembala dan orang tua yang benar. Tetapi kalau kita melawan gembala dan orang tua yang benar, berarti kita tidak tunduk pada Tuhan. Saat rasul-rasul dilarang untuk mengajar yang benar, mereka menjawab: 'kita harus tunduk kepada Tuhan, dari pada kepada manusia.'
Demikian juga Daud terhadap Saul--Saul adalah mertua Daud tetapi tidak benar; membenci dan mau membunuh Daud--, akhirnya Daud menyingkir, tidak melawan.
Kalau di kantor disuruh korupsi, harus menyingkir. Kalau tidak sesuai firman, jangan melawan, tetapi menyingkir.
Tidak taat sama dengan jungkir balik; permulaan kegagalan. Kalau tunduk, itulah permulaan keberhasilan.
Tunduk sama dengan mengasihi Tuhan lebih dari semua. Inilah tanda manusia baru.
Adam lebih mengasihi istri dari pada Tuhan, sehingga habislah semuanya. Kalau ia mengasihi Tuhan lebih dari semua, nikahnya bisa tertolong.
Doa penyembahan adalah kunci untuk menghadapi kegoncangan di akhir zaman. Kita mengulurkan tangan kepada Tuhan; mengasihi Dia lebih dari semua.
Di dalam doa penyembahan kita menyerahkan segala kekurangan dan kelemahan kita; berseru dan berserah kepada Tuhan, dan Dia akan mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk mengadakan mujizat jasmani bagi kita.
Jangan ikuti kata orang, tetapi tunduk kepada Tuhan. Serahkan kekurangan dan kelemahan kepada Dia. Kalau mujizat rohani terjadi, mujizat jasmani pasti terjadi.
Jangan seperti Nabal yang bebal; Nabal mencela orang benar. Daud yang benar, menghindar (menyingkir) dari Saul yang jahat malah dikata-katai oleh Nabal.
Kalau kita tunduk kepada Tuhan, hasilnya:
- Efesus 5: 28-29
5:28. Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
5:29. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Hasil pertama: Yesus sebagai suami mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk mengasuh dan merawat kita; sama dengan:
- Memelihara kitayang kecil tak berdaya di tengah kesulitan dunia yang besar secara ajaib dan berlimpah--sampai mengucap syukur kepada Tuhan--, sampai hidup kekal.
- Menghangatkan/membahagiakan kita.
Jangan takut! Memang sulit untuk mencari makan, itu supaya kita berharap kepada Dia--menempatkan Yesus sebagai kepala.
- Efesus 5: 22-23
5:22. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
5:23. karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Hasil kedua: tangan belas kasih Tuhan diulurkan untuk menyelamatkan kita, artinya:
- Melindungi kita dari dosa dan puncaknya dosa, supaya kita tetap hidup benar.
- Melindungi kita dari ajaran palsu, sehingga kita tetap berpegang teguh pada ajaran yang benar.
Hati-hati dengan ajaran palsu! Hawa dalam sekejap bisa kena ajaran palsu. Jangan sombong dan menghakimi orang lain! Tempatkan Yesus sebagai kepala! Jadi hamba Tuhan yang setia dan benar, ditambah dengan tunduk--serahkan semua kelemahan kepada Tuhan. Dia yang mengasuh dan menyelamatkan kita.
- Menyelesaikan semua masalah yang mustahil, maka semua menjadi teduh, enak dan ringan.
Inilah tanda selamat yaitu teduh; damai sejahtera, semua enak dan ringan.
- Efesus 5: 25-27
5:25. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26. untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannyadengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27. supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Hasil ketiga: tangan belas kasih Tuhan memandikan kita, artinya menyucikan dan membaharui kita, mulai dari kuat teguh hati. Jangan kecewa dan putus asa dalam menghadapi apapun!
Menghadapi kesulitan makan--lima roti dua ikan untuk lima ribu orang--murid-murid memakai logika tetapi tidak menyangkal Tuhan.
Tetapi begitu menghadapi Getsemani--kebencian tanpa alasan, aniaya, tekanan-tekanan dan sebagainya--mulai menyangkal pengajaran, penyembahan, pelayanan, dan nikah yang benar.
Hati-hati saat kita menghadapi Getsemani! Tetap kuat teguh hati: tidak kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan saat menghadapi apapun, sampai menghadapi antikris yang berkuasa tiga setengah tahun.
Tuhan izinkan kita semua menghadapi Getsemani sebagai latihan untuk menghadapi antikris. Hadapi dengan kebenaran--menang atas maut--, kesetiaan--menjadi hamba Tuhan yang setia--, dan penyembahan--tunduk; taat dengar-dengaran. Tangan kita hanya satu hasta, tetapi tangan Tuhan tidak terbatas bagaikan dua sayap burung nasar yang besar.
Dan kalau Dia datang kembali kita benar-benar diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, kita layak menyambut kedatangan-Nya ke dua kali di awan-awan permai; masuk perjamuan kawin Anak Domba; terjadi pertemuan antara Mempelai Pria Sorga dengan mempelai wanita; bertemu muka dengan muka. Kita bersorak sorai: Haleluya--terjadi penyembahan yang paling besar di awan permai--, sampai masuk Firdaus, dan Yerusalem baru selamanya.
Hadapi kegoncangan dengan kebenaran--jangan kalah dengan dosa--, kesetiaan, ditambah dengan banyak menyembah Tuhan. Jangan mengomel atau salahkan orang lain!
Menyembah sama dengan tunduk dan menyerah kepada Tuhan.
Tuhan memberkati.