Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Dari rekaman Ibadah Doa Malang

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus, di manapun bapak/ibu/saudara berada saat ini. Kita satu kesatuan hati untuk menerima firman Tuhan yang sama, kuasa Tuhan yang sama, dan kita bisa menyembah Tuhan bersama-sama. Tuhan memberkati kita semua. Selamat tahun baru 2018, kiranya Tuhan selalu beserta kita semuanya.

Kita mengingat firman tutup buka tahun yaitu Wahyu 6: 12-17 dan Wahyu 7: 1-8; ada tiga hal yang akan dihadapi di tahun ini:

  1. Wahyu 6: 12-17
    6:12.Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyatdan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
    6:13.Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
    6:14.Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
    6:15.Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
    6:16.Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
    6:17.Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?

    Yang pertama: kita akan menghadapi gempa bumi yang dahsyatsecara jasmani, terutama secara rohani yaitu dunia dengan segala pengaruhnya: kesibukan, kesulitan, kejahatan, kenajisan, kesukaan dan lain-lain yang mengakibatkan:

    • Ayat 12-13= kegelapan--matahari menjadi hitam, bulan menjadi gelap, dan bintang gugur--= krisis pengharapan.
      Banyak manusia termasuk hamba/pelayan Tuhan yang hidup dalam kegelapan, yaitu hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa (dosa kejahatan, kenajisan, kepahitan dan lain-lain), sampai binasa selamanya.
      Dosa kenajisan= dosa makan minum dan kawin mengawinkan.

    • Ayat 14= kegoncangan--pulau dan gunung bergeser--= krisis iman.
      Karena pencobaan-pencobaan yang dahsyat di segala bidang, banyak orang bergeser dari iman/pengajaran yang benar, termasuk hamba/pelayan Tuhan; mengambil jalan sendiri. Dalam pekerjaan, nikah, dan segala hal mengambil jalan sendiri di luar firman, sampai benar-benar menuju jalan buntu dan kebinasaan.

    • Ayat 15-17= ketakutan= krisis kasih--takut sama dengan tanpa kasih/tidak taat. Banyak orang hidup tanpa kasih sehingga takut pada sesuatu di dunia sampai tidak takut pada Tuhan (melawan Tuhan; tidak taat dengar-dengaran).

    Inilah gempa bumi yang dahsyat, yang mengakibatkan krisis iman, pengharapan, dan kasih, sampai kebinasaan selamanya.

    Jalan keluarnya: harus tergembala--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Kita mendapatkan terang--iman, pengharapan, dan kasih; kita dihitung; sehelai rambutpun dihitung. Tangan anugerah Tuhan sanggup memelihara dan melindungi kita semua, sampai zaman antikris bahkan sampai hidup kekal, sekalipun kita hanya sehelai rambut yang tak berdaya.

  2. Wahyu 7: 1
    7:1.Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiupdi darat, atau di laut atau di pohon-pohon.

    Yang kedua harus dihadapi: angin tidak bertiup lagi. Ini adalah krisis tahbisan/ibadah pelayanan. Banyak hamba/pelayan Tuhan yang tidak setia dalam ibadah pelayanan, sampai meninggalkan jabatan pelayanan, bahkan tidak mau dan tidak bisa beribadah melayani Tuhan.

    Akibatnya: sia-sia, tak berguna, sampai dicampakkan dalam kegelapan yang paling gelap.

    Jalan keluarnya: kita harus menjadi hamba/pelayan Tuhan yang setia-berkobar, setia-baik, dan setia-taat dengar-dengaran.
    Hasilnya: kita akan mendapatkan pembelaan Tuhan.

    Yonatan setia dan taat, tetapi dia merasai madu dengan ujung tongkatnya--ada dosa kecil yaitu dosa perasaan. Tidak boleh lagi ada perasan benci. Juga tidak boleh ada lagi perasaan suka yang salah, seperti Daud suka pada isteri orang, dan akhirnya ia jatuh pada dosa besar yaitu berzinah dan membunuh suami Batsyeba. Tetapi Daud juga setia dan taat.
    Yonatan--ada dosa kecil--dan Daud--jatuh pada dosa besar--, tetapi sama-sama setia dan taat sehingga masih ada pengangkatan dan pembelaan dari Tuhan. Sehelai rambut tidak akan gugur; sehelai rambut yang sudah busuk masih dipulihkan menjadi hidup benar; berbau harum dan memiliki hidup kekal kembali--menjadi angin yang bertiup.

    Hasilnya: bahagia, segar (Matius 26). Inilah angin yang bertiup, kita dipakai lagi untuk membawa keharuman, kehidupan, kesegaran--damai sejahtera--bagi dunia yang sudah kering dan binasa. Kita ditiup oleh Tuhan ke manapun Dia utus kita.

    Inilah yang kita hadapi. Menghadapi krisis kita tetap tergembala, setia, taat, dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Jangan takut, karena ada perkara ketiga yang terjadi di tahun ini.

  3. Yang ketiga: kita sedang dimeteraikan oleh Tuhan, sampai menjadi mempelai wanita yang tidak bisa diganggu gugat.

    Jadi justru dalam keadaan kacau, goncang, penuh dengan kesulitan--seperti sehelai rambut di tengah gelombang--, justru di situ kita akan dimeteraikan oleh Tuhan. Kuat teguh hati!Jangan mundur! Tuhan sedang memeteraikan kita, dan tidak bisa diganggu gugat oleh apapun juga.

Tetap tergembala dengan benar dan baik, tetap setia dan taat, dan tetap kuat teguh hati--percaya dan berharap Tuhan--!
Kita mengambil contoh di dalam Keluaran 2: 9--pelayanan dalam penggembalaan; seperti ibunya Musa.

Keluaran 2: 9
2:9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.

Tergembala, setia dan taat melayani; kalau digabung sama dengan pelayanan dalam penggembalaan. Itu yang akan dimeteraikan. Sekalipun kita hanya sehelai rambut yang tak berdaya, sehelai rambut yang busuk/hancur, dan sehelai rambut di tengah gelombang--tidak ada yang memperhatikan dan mempedulikan--, tetapi kalau sungguh-sungguh digembalakan, setia berkobar dan setia-taat dalam ibadah pelayanan, Tuhan masih mau memeteraikan kita; memiliki kita, dan tidak bisa diganggu gugat oleh apapun.

"Tahun 2018 ini saya ingat saya adalah Lempin-El angkatan XVIII. Salah satu guru saya, Pdt Sadrakh (alm.) mengatakan: 'Delapan belas ini bahaya, ada 666--meterai antikris."

Sekarang tahun 2018, meterai mana yang mau kita terima? Meterai Tuhan (jadi mempelai-Nya) atau meterai antikris? Tahun ini penentuan.
TAHUN 2018 ADALAH TAHUN PEMETERAIAN TUHAN ATAU GUGUR. Kalau gugur akan dimeterai oleh antikris, dan rasanya sudah tidak bisa tertolong lagi.
Dua ini yang harus kita pilih hari-hari ini. Jangan pilih manusia atau siapapun, tetapi Tuhan! Kita dimeterai oleh Tuhan, tidak bisa diganggu gugat sampai Dia datang, dan kita menjadi mempelai-Nya, apapun yang terjadi.
Tetapi kalau kita tidak kuat teguh hati--bimbang--, akan dimeterai antikris selamanya. Hati-hati! Jangan-jangan tidak ada kesempatan untuk memperbaiki lagi.

"Saya ditekankan, tahun 2018 benar-benar tahun pemeteraian; di mana kita mau dimeterai. Ini pintunya untuk sampai kekal selamanya, dan pintunya untuk sampai binasa selamanya. Pintunya di tahun 2018."

Sungguh-sungguh kuat teguh hati! Pelayanan dalam penggembalaan penting. Tetap setia berkobar, dan tetap tergembala.
Pelayanan dalam penggembalaan ini seperti ibunya Musa menyusui Musa. Ada air susu menunjuk pada penggembalaan. Tugas gembala adalah menyediakan air susu yang murni dan rohani--firman penggembalaan yang murni--benar--dan rohani--dalam urapan Roh Kudus--untuk pertumbuhan sidang jemaat sampai kesempurnaan.

Sekarang kita harus memanfaatkan pelayanan dalam penggembalaan--pelayanan dalam pembangunan tubuh Kristus--; seperti ibunya Musa menyusui Musa. Ini adalah suasana kebangkitan.
Tadi, kalau dimeteraikan, sama dengan kita dipercik darah--salib. Harus rela sengsara. Pelayanan penggembalaan/pembangunan tubuh Kristus ditandai dengan percikan darah--sengsara bersama Yesus--tetapi di baliknya ada kebangkitan dan kemuliaan. Jangan takut!

"Jangan main-main! Saya nomor satu, tidak boleh main-main lagi di tahun 2018. Penekanan Tuhan pada saya di sini: angka 18. Saya diingatkan Tuhan, mana yang dipilih? Ini pintu pilihan kita. Tahun 2018 ini waktunya. Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi."

Perbaiki pelayanan dalam penggembalaan! Kita harus aktif dalam pelayanan penggembalaan/pembangunan tubuh Kristus, mulai dari nikah, penggembalaan, dan kunjungan. Kita perbaiki semuanya, sungguh-sungguh semuanya. Memang harus ditandai dengan percikan darah--salib/sengara--tetapi di baliknya ada kebangkitan dan kemuliaan.

Tandapelayanan dalam penggembalaan/pembangunan tubuh Kristus--suasana kebangkitan--:

  1. Tadi, ibunya Musa menyembunyikan Musa selama tiga bulan--dalam ketakutan, mau menyusui juga ketakutan--tetapi setelah Musa diambil oleh puteri Firaun, ibunya disuruh menyusui, tidak ada lagi ketakutan.
    Tanda pertama:

    1. Tidak ada lagi ketakutan dan kekuatiranterutama mengenai hidup sehari-hari dan masa depan.
    2. Tidak takut berkorbanuang, waktu, tenaga dan lain-lain untuk Tuhan.

      "Seorang bersaksi pada saya, dia tanya kepada gembalanya: Kenapa om tidak menyampaikan firman sendiri?: Oh waktu untuk keluarga bagaimana? Waktu untuk itu itu bagaimana? Saya hanya bilang: 'Baiklah, berdoa saja.' Ini tidak mau berkorban, bukan penggembalaan. Bukan kebangkitan karena masih ada ketakutan. Mau naik koor: Wah, nanti latihan dua kali, ibadah tiga kali--masih kuatir. Ini belum kebangkitan, belum tergembala. Kalau masih ada ketakutan dan kekuatiran berarti belum tergembala. Kalau gembala takut/kuatir, ia belum tergembala juga. Mari berubah!"

      Hanya satu yang tidak boleh dikorbankan yaitu firman pengajaran yang benar. Air susu yang murni jangan diberi racun, kita akan mati.

  2. Tanda kedua:

    1. Penuh dengan ucapan syukur, tidak ada omelan. Dulu mau menyusui, susah, sampai Musa dibuang ke sungai Nil, sekarang bebas menyusui, tentu penuh ucapan syukur.
      Dulu kita diperbudak setan--berbuat dosa--sekarang melayani Tuhan, tentu penuh ucapan syukur; selalu mengucap syukur kepada Tuhan, tidak ada persungutan dan perbantahan.

    2. Penuh kelembutan hati. Tidak boleh main pukul, jangan bertengkar, memfitnah dan lain-lain, kalau gembala tidak boleh 'tembak-tembak' dari mimbar. Dalam ibadah sekolah minggu perhatikan, tidak boleh menjewer juga. Kalau di rumah, silahkan supaya anak jangan jadi monster, tetapi di ibadah, jangan.

  3. Tadi disebutkan tentang upah--'aku akan memberi upah kepadamu', tetapi tidak usah diberi upahpun sudah senang.
    Tanda ketiga: tidak memikirkan upah jasmani, tetapi hanya pengabdian diri. Tidak menuntut hak tetapi hanya melakukan kewajiban, seperti Yesus sudah melakukan kewajiban-Nya sampai mati di atas kayu salib.

    Inilah pelayanan dalam penggembalaan: mulai dari tidak ada ketakutan/kekuatiran. Sungguh-sungguh hari-hari ini!
    Ini adalah tahun pemeteraian:

    1. Nomor satu: tergembala lebih dulu.
    2. Nomor dua: pelayanan.
    3. Baru mengalami pemeteraian.

    Memang pelayanan dalam penggembalaan ditandai dengan percikan darah--meterai adalah percikan darah--, tetapi di balik itu ada kebangkitan dan kemuliaan, sampai kita menjadi milik Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat lagi.
    Tandanya: tidak ada lagi ketakutan, tidak takut berkorban, kemudian selalu mengucap syukur pada Tuhan, dan penuh dengan kelembutan hati, dan yang terakhir tidak menuntut hak tetapi hanya melakukan kewajiban. Yesus mengorbankan hak-Nya sampai hak untuk hidup, demi melakukan kewajiban-Nya mati di kayu salib untuk menyelamatkan bahkan menyempurnakan kita semua. Itu panutan kita; contoh teladan kita.

    Ada tiga hak hamba/pelayan Tuhanyaitu hak makan-minum, hak menikah, dan upah. Tuhan tidak akan menipu kita.
    1 Korintus 9: 4-7
    9:4 Tidakkah kami mempunyai hak untuk makan dan minum?
    9:5 Tidakkah kami mempunyai
    hak untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?
    9:6 Atau hanya aku dan Barnabas sajakah yang tidak mempunyai hak untuk dibebaskan dari pekerjaan tangan?
    9:7 Siapakah yang pernah turut dalam peperangan atas biayanya sendiri? Siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan kawanan domba dan yang tidak minum susu domba itu?

    Tidak usah dituntut, Tuhan tahu hak kita. Tadi, puteri Firaun saja tahu soal upah untuk ibunya Musa; orang jahat saja tahu soal upah, apalagi Tuhan. Yang penting kita pengabdian saja--pemain musik mengabdi sebagai pemain musik. Di situlah Tuhan menyediakan upah.

    'hak untuk membawa seorang isteri Kristen'= hak untuk menikah baik sebagai suami, isteri, anak, maupun orang tua.
    Tuhan yang memberikan hak dan upah kita sepenuhnya. Kewajiban kita adalah mengagungkan/memuliakan Tuhan, bukan memalukan Tuhan, sehingga hak dan upah kita ada di tangan Tuhan. Tuhan memberikan seratus persen sampai hak hidup kekal. Tuhan tidak pernah menipu.

    Sungguh-sungguh! Kita masuk pelayanan dalam penggembalaan hari-hari ini. Tuhan tolong kita semua. Kita harus tergembala, angin harus bertiup--melayani--, dan kita sedang dimeterai oleh Tuhan. Tidak usah takut! Biar kita hanya sehelai rambut, kalau sungguh-sungguh, Tuhan yang memeterai kita. Dia yang membela, memelihara dan memiliki kita; Dia bertanggung jawab sepenuhnya sampai kita menjadi mempelai-Nya.

    Inilah tanda-tanda pelayanan pembangunan tubuh Kristus. Memang ada percikan darah, tetapi di balik itu ada kebangkitan dan kemuliaan--kita dimeteraikan oleh Tuhan.

  4. Tanda keempat: kita harus menjadi teladan bagi yang lain.
    1 Petrus 5: 3
    5:3 Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladanbagi kawanan domba itu.

    Pelayanan dalam penggembalaan/pembangunan tubuh Kristus adalah menjadi teladan, bukan memerintah atau memaksa atau mengancam. Kalau memerintah, itu berarti kerajaan--sistem dunia. Kita tidak demikian.
    Dalam penggembalaan, kita jadi teladan; kalau mau baik, mulai dari kita dulu yang baik. Isteri mau suaminya baik, mulai dari isteri dulu yang baik; begitu juga sebaliknya. Gembala mau jemaat setia dan tekun dalam tiga macam ibadah, gembalanya dulu yang tekun memberi makan.

    Itulah penggembalaan, yaitu sistem keteladanan, bukan memerintah atau memaksa atau mengancam.

    Kita menjadi teladan dalam hal:

    1. Teladan iman.
      Ibrani 13: 7
      13:7 Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.

      'pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu'= gembala. Kita mencontoh Yesus lewat hamba/pelayan Tuhan yang bisa menjadi teladan iman.

      Praktikmenjadi teladan iman adalah

      1. Berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar.
        Ibrani 13: 8-9
        13:8 Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
        13:9
        Janganlah kamu disesatkanoleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu.

        Yesus tetap sama dari dulu, sekarang, dan selamanya. Apa yang tidak berubah? Di sini, mulai dari tidak berubah pengajaran-Nya.
        Jangan seperti Hawa! Hawa gambaran dari hamba Tuhan yang jahat; menambah dan mengurangi ajaran yang benar, sampai jemaat terlunta-lunta, suasana Firdaus jadi kutukan.

        Kalau mau kembali ke Firdaus harus kembali pada satu firman pengajaran yang benar--yang cocok dengan alkitab. Kalau tidak cocok, biar malaikatpun, sesat. Mau di manapun, silahkan, asal cocok dengan firman. Jangan berkata: Oh hanya ini yang tidak cocok.Yang sedikit itu sudah racun. Jangan main-main! Tuhan tolong kita.

        "Kalau opa van Gessel, dia peluk alkitab: Semua boleh kau ambil dari padaku, kecuali ini--alkitab. Kalau Pdt In Juwono selalu berkata: Kembali ke bible! Kalau Pdt Pong berkata: Kembali ke alkitab! Itu saja. Itu teladan iman."

        Kalau hamba Tuhan menambah dan mengurangi firman pengajaran yang benar, itu menyengsarakan sidang jemaat. Kalau sidang jemaat masih bimbang, itu sama dengan memasukkan diri dalam kutukan; menyengsarakan diri.


      2. Hidup dalam kebenaran. Kalau pengajarannya benar, pasti hidup, nikah, dan keuangannya benar. Ada yang tidak benar, tidak tahan. Karena itu banyak orang tidak tahan mendengar firman pengajaran yang benar, karena terus dihantam soal kebenaran. Kalau melembut--mau dimeterai Tuhan--dia berubah; kalau tidak, akan dimeterai antikris.

        Mari melembut, memang harus dihantam. Tidak bisa tidak.

        "Ada jemaat yang masuk berkata: Tidak mau lagi aku. Aku ditembak terus: anjing, babi. Tetapi dia lihat catatan kakaknya, sekalipun tidak ada dia, juga anjing dan babi. Berarti bukan 'tembak-tembakan'. Dia sadar."

        Memang dihantam terus, itu ciri pengajaran, sampai kita terlepas atau keras seperti Yudas. Yudas tidak bisa memperbaiki lagi, sementara sebelas murid lainnya mau diapakan juga tetap tertolong. Petrus menyangkal tetapi masih tertolong.
        Karena itu tahun 2018 ini benar-benar penentuan. Tuhan tolong kita.

      3. Tabah dalam pencobaan, tetap percaya dan berharap Tuhan; tidak mengambil jalan sendiri.

      Inilah teladan iman.

    2. Teladan pembaharuan/keubahan hidup.
      1 Timotius 1: 15-16
      1:15 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
      1:16 Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku
      menjadi contohbagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.

      Teladan pembaharuan sederhana yaitu berani mengaku dosa dan meninggalkannya. Dulu berani berbuat dosa, sekarang berani mengaku dosa.

      Kapan orang berubah? Kalau dia tidak berdusta lagi; berani mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Itu adalah sinar. Kalau di rumah tangga ada yang tetap bertahan dalam dosa, disinari, kita dulu yang menjadi teladan. Kalau kita sendiri yang mempertahankan dosa, bagaimana bisa menjadi teladan? Kita dulu yang berubah. Apa yang salah di tahun lalu, akui, tinggalkan. Tegas! Tidak ada kasihan pada dosa. Kasihan pada Yesus di kayu salib, begitu besar belas kasih-Nya kepada kita! Kita mengasihi Dia lebih dari semua karena Dia mengasihi kita lebih dari semua.

    3. Teladan kasih, yaitu taat dengar-dengaransampai daging tidak bersuara lagi.

Inilah yang harus kita jaga supaya kita dimeteraikan Tuhan, bukan seperti Yudas yang dimeteraikan antikris.

  1. Dalam kegoncangan, perhatikan penggembalaan, tekun dalam tiga macam ibadah. Sehelai rambut dihitung oleh Tuhan; dipelihara oleh Tuhan.
  2. Kemudian, jadi angin yang bertiup yaitu setia dan taat. Sekalipun ada kejatuhan/kekurangan dari dosa kecil sampai puncak dosa, masih dibela Tuhan. Sehelai rambut yang sudah busuk dan mati, begitu setia dan taat, masih ada pembelaan Tuhan; sehelai rambut tidak jatuh, tetapi jadi harum kembali; hidup kembali.

    Ditambah bonus, kita mengalami kesegaran dan kebahagiaan; kita membawa kesegaran dan kebahagiaan. Kita dipercaya pekerjaan yang lebih besar lagi, bertiup lebih luas lagi untuk membawa keharuman, kesegaran, kehidupan di dunia yang sudah tandus.

    Tidak usah takut, kalau setia dan taat ada pembelaan Tuhan.
    Masalah jasmanipun juga Tuhan bela. Hizkia jatuh sakit dan akan mati. Tetapi dia berkata: Tuhan, ingatlah kesetiaanku.Tuhan ingat, dan usianya ditambah lima belas tahun lagi. Luar biasa! Sehelai rambut sudah mati dan busuk, masih diangkat oleh Tuhan.

    Inilah orang yang mau dimeteraikan oleh Tuhan; sudah bau busuk bisa dimeteraikan. Tidak ada alasan tidak bisa dimeteraikan Tuhan. Kalau sampai dimeteraikan oleh antikris bukan karena tidak bisa dimeteraikan Tuhan tetapi karena tidak mau. Tuhan sudah berikan kesempatan seluas-luasnya.

  3. Terakhir, kita sehelai rambut di tengah gelombang dimeteraikan oleh Tuhan.

Setelah menjadi teladan--sudah tunduk/taat dengar-dengaran, setia berkobar-kobar--, sekarang posisikehidupan yang melayani dalam penggembalaanadalah di bawah tangan Tuhan yang kuat, di dalam pelukan tangan Tuhan dengan kasih sekuat maut; tangan anugerah yang besar--sekalipun hanya sehelai rambut di tengah gelombang.

Sehelai rambut tidak ada yang memperhatikan, tidak usah mengomel, justru kesempatan Tuhan yang memperhatikan, yang penting kita melayani di dalam penggembalaan. Orang tua tidak memperhatikan, tidak usah mengomel. Kita sehelai rambut di tengah gelombang memang tidak ada yang melihat. Memang Tuhan izinkan, supaya perhatian-Nya seratus persen kepada kita. Kalau ada yang memperhatikan kita tujuh puluh persen, kita rugi karena perhatian Tuhan hanya tiga puluh persen kepada kita.

1 Petrus 5: 5-6
5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklahkepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu
di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

Anak-anak muda juga jangan salahkan orang tua kalau kemampuan ekonomi orang tua pas-pasan, malah kurang. Yang penting kita bisa menjadi pelayan Tuhan, sudah cukup. Berharap pada Tuhan, sudah beres! Jangan menyalahkan orang lain! Jangan salahkan Tuhan dan diri sendiri! Yang penting semua ditata oleh Tuhan. Kita harus bangkit kembali untuk melayani, bangkit sungguh-sungguh sampai dipeluk oleh tangan kasih yang sekuat maut.

Kidung Agung 8: 6
8:6 --Taruhlah aku seperti meteraipada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!

(terjemahan lama)
8:6.Taruhlah akan daku dalam hatimu bagaikan meterai, bagaikan meterai pada lenganmu; karena kuat kasih itu seperti kuat maut, dan cemburuan itu hebatseperti alam barzakh, nyalanya seperti nyala api, seperti halilintar Tuhan.

Jangan membuat Tuhan cemburu! Biar nomor satu kita layani Dia sampai kita dipeluk.
'dimeteraikan di dada dan lengan Tuhan'= seperti bayi dipeluk, tidak boleh diganggu gugat; dimeterai di hati dan lengan Tuhan yang sekuat maut. Mautpun tidak bisa merebut.
Kita yang lemah seperti bayi/sehelai rambut, tetapi ada di dalam tangan kasih yang sekuat maut. Jangankan yang lain, mautpun tidak bisa menjamah--kita dimeteraikan Tuhan.

Hasilnya:

  1. Kita mendapatkan segala sesuatu dari Tuhan. Tangan kasih yang sekuat maut akan menyediakan segala kebutuhan kita sehari-hari di tengah dunia yang sulit sampai zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun, bahkan sampai hidup kekal selamanya.

  2. Tangan kasih yang sekuat maut meninggikan, membuat semua berhasil dan indah pada waktunya.
    Meninggikan artinya:

    1. Memakai kita dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna untuk memuliakan Tuhan.
    2. Menyucikan dan mengubahkan kita sampai sempurna seperti Dia.
    3. Jika Yesus datang kedua kali, kita ditinggikan di awan-awan yang permai. Kita menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
      1 Petrus 5: 4
      5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Jangan layu! Layu berarti kecewa, putus asa atau bangga. Mari, serahkan hidup kepada Tuhan! Mulai sekarang tidak boleh layu; tidak boleh mundur; tidak boleh kecewa, putus asa, dan tinggalkan Tuhan; tidak boleh membanggakan atau mengandalkan sesuatu di dunia, tetapi tetap seperti bayi yang menangis--percaya dan berharap Tuhan sampai mendapatkan mahkota mempelai di awan-awan yang permai. Kita bersama dengan Tuhan selama-lamanya. Kita dimeterai menjadi milik-Nya selamanya.

Kita hanya sehelai rambut; bayi yang tidak berdaya. Kita selalu membutuhkan Dia untuk menggendong kita, tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun.
Di manapun kita berada, mari berjuang sampai dipeluk dan dimeteraikan di tangan Tuhan dengan kasih sekuat maut. Tidak bisa diganggu gugat oleh apapun, mautpun tidak bisa apalagi masalah dan lain-lain; tetap jadi milik Tuhan selamanya.

Kita hanya berseru kepada Dia, jangan yang lain! Puji Tuhan kalau punya orang tua yang perhatian, anak yang perhatian, kakak-adik yang perhatian, tetapi jangan berharap mereka. Kalaupun tidak ada yang memperhatikan, kesempatan perhatian dari Tuhan. Tuhan bisa pakai siapa saja, Dia bisa melakukan segala sesuatu bagi kita. Menangis kepada Dia!

Sungguh-sungguh melayani dalam penggembalaan sampai tunduk dan menyembah Tuhan! Jangan ragu, Dia mau memeteraikan kita, bukan meninggalkan kita di tengah gelombang dan hantaman angin. Dia sedang memeluk dan memeteraikan kita. Serahkan semua pada Dia! Kaum muda, bapak/ibu, percayalah!
Ada perhatian atau tidak, terserah, yang penting Tuhan memperhatikan kita, sehelai rambut yang tidak berharga.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Surabaya, 30 November 2008 (Minggu Sore)
    ... mengalami x penebusan oleh korban Kristus Wahyu - ditebus dari antara manusia menunjuk pada Israel yang dipilih dari antara segala bangsa. Wahyu - tujuan penebusan dari segala bangsa yaitu untuk menjadi imam-imam dan raja-raja. Keluaran yang jadi imam-imam dan raja-raja itu seharusnya hanya Israel saja tidak ada tempat untuk bangsa ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 19 Agustus 2018 (Minggu Siang)
    ... berbuah rohani buah terang maka kita bisa menjadi terangnya Tuhan mulai dari terang dalam rumah tangga kemudian di depan semua orang sampai menjadi terang dunia sempurna seperti Yesus --buah kesempurnaan buah mempelai yang dipersembahkan kepada Tuhan dan siap untuk menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Buah rohani Kebenaran hidup ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 26 April 2019 (Jumat Sore)
    ... menempatkan Yesus sebagai Kepala atas kehidupan kita. Hanya ada dua kepala kalau bukan Yesus yang jadi kepala maka Abadon yang akan jadi kepala. Praktik menempatkan Yesus sebagai Kepala adalah doa penyembahan--hubungan paling erat Kepala dan tubuh adalah leher leher menunjuk pada doa penyembahan. Doa penyembahan adalah proses perobekan penyaliban daging dengan segala hawa ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 18 April 2015 (Sabtu Sore)
    ... Allah Mendengar firman Allah dengan sungguh-sungguh. Mengerti firman Allah firman berada di dahi. Percaya dan yakin pada firman Allah firman menjadi iman di dalam hati. Praktik firman Allah taat dengar-dengaran pada firman. Petrus Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas hendaklah kamu ...
  • Ibadah Doa Malang, 13 Agustus 2020 (Kamis Sore)
    ... pada kebinasaan. Hamba Allah yang hidup sama dengan hamba Allah yang layak mendapat hidup kekal. Daniel - . Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa . dan ketika ia sampai dekat gua itu berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Malang Session II, 18 Februari 2010 (Kamis Tengah Malam)
    ... perkataan kesaksian itu mengalahkan setan. Wahyu - kalau kesaksian kita benar maka orang yang mendengar akan diselamatkan. Sebaliknya kalau tidak mau bersaksi maka hutang darah kepada orang lain kemenangannya atas setan tidak berlanjut bahkan bisa mengalami kekalahan dari setan menjadi pendakwa seperti setan hanya menyalahkan orang lain. Markus - tanda kesaksian yang ...
  • Ibadah Raya Malang, 24 Maret 2024 (Minggu Pagi)
    ... dan rasul yang lain yaitu rela sengsara daging karena Yesus melayani Tuhan dengan pengabdian diri bukan untuk mencari keuntungan jasmani malah berkorban apa saja untuk Tuhan. Maka kita menjadi saksi Tuhan. Wahyu Maka tampaklah suatu tanda besar di langit Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah ...
  • Ibadah Raya Malang, 19 November 2023 (Minggu Pagi)
    ... gt halaman tabernakel. Kisah Para Rasul - Ketika Apolos masih di Korintus Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. Katanya kepada mereka Sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya Akan tetapi mereka menjawab dia Belum bahkan kami belum pernah mendengar bahwa ...
  • Ibadah Natal di Tuban, 29 Desember 2010 (Rabu Sore)
    ... kekayaan menurut ukuran manusia. Banyak yang menurut pandangan manusia dinilai jahat tidak baik namun sesungguhnya benar di hadapan Tuhan. Seperti Yesus sebagai Juruselamat harus mati di kayu salib terhina dan terkutuk di hadapan manusia namun Yesus berkenan di hadapan Allah Bapa. Apalagi kalau kita datang dengan keadaan tidak kaya tidak baik biarlah ...
  • Ibadah Raya Malang, 04 Januari 2009 (Minggu Pagi)
    ... di bumi. Oleh sebab itu untuk bisa lolos dari badai maut di bumi kita harus bisa melihat atau menerima kemuliaan Tuhan sebagai Raja di atas segala raja sebagai Mempelai Pria Surga. Bagaimana cara gereja Tuhan melihat dan menerima kemuliaan Tuhan sebagai Raja di atas segala raja sebagai Mempelai Pria Surga Mantap ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.