Disertai dengan puasaSalam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 4: 8b-11--> aktifitas/kegiatan di takhta sorga (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 31 Juli 2016).
Ada dua aktifitas/kegiatan utama di takhta sorga:
- Ayat 8b: aktifitas penyucian('Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Allah') (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 31 Juli 2016).
- Ayat 9-11: aktifitas penyembahan--berdoa menyembah TUHAN.
Kita ada kegiatan-kegiatan jasmani di dunia ini--bekerja, sekolah dan lain-lain--, tetapi jangan lupa, harus ada kegiatan rohani juga--kegiatan penyucian dan penyembahan seperti kegiatan di takhta sorga--, supaya kita juga bisa sampai ke takhta sorga, seperti empat mahkluk yang ada di takhta sorga dan dua puluh empat tua-tua di sekeliling takhta sorga.
Kita masih belajar
AKTIFITAS PENYUCIAN
Wahyu 4: 84:8. Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah adadan yang adadan yang akan datang."
'
tidak berhenti-hentinya'= tekun.
Kegiatan penyucian di takhta sorga dikaitkan dengan pribadi TUHAN '
yang sudah ada, yang ada, dan yang akan datang'
, artinya:
- Arti pertama: sudah kita dengar pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 01 Agustus 2016:
- 'yang sudah ada' ('yang sudah sedia ada' dalam terjemahan lama) = penyucian oleh firman pengajaran yang lahir menjadi manusia--Yesus--; firman yang mendarah daging = penyucian tabiat.
- 'yang ada' = penyucian yang dikaitkan dengan panggilanTUHAN kepada kita. Kita disucikan sampai melepaskan sepasang kasut, artinya kita menjadi seperti bayi. Hasilnya, kita mendapatkan jubah indah dari TUHAN.
- 'yang akan datang' = penyucian untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali = penyucian hati pikiransampai kita sempurna seperti Dia, dan layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai.
- Pada Ibadah Raya Surabaya, 31 Juli 2016,kita sudah mendengar:
- 'yang sudah ada', menunjuk pada penyucian masa lalu,
- 'yang ada', menunjuk pada penyucian masa sekarang,
- 'yang akan datang', menunjuk pada penyucian masa yang akan datang lewat percikan darah.
Ini sama dengan penyucian seluruh hidup kita--masa lalu, sekarang dan masa depan harus disucikan; seluruh hidup dikaitkan dengan waktunya.
- Malam ini kita maju satu langkah, arti ketiga pribadi 'yang sudah ada, yang ada, dan yang akan datang' adalah 'Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Allah' (tiga kali disebutkan 'kudus'), artinyapenyucian tubuh, jiwa, dan roh kita--seluruh hidup kita--, yaitu penyucian hati, pikiran, perbuatan, dan perkataan. Hati adalah roh, pikiran adalah jiwa, perbuatan dan perkataan adalah tubuh.
Jadi, kita boleh melakukan kegiatan jasmani di dunia, tetapi jangan lupa kegiatan takhta sorga, karena kita tidak selamanya di dunia ini. Kita harus beralih ke takhta sorga. Kita ikuti juga kegitan di takhta, yaitu kegiatan penyucian.
Penyucian hati, pikiran, perbuatan, dan perkataan ini ada kaitan dengan
doa puasa.
Doa puasa juga merupakan salah satu kegiatan takhta sorga, bukan dibuat-buat.
Matius 6: 17
6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamudan cucilah mukamu,
Tandapuasa yang benar:
- 'cucilah mukamu'.
Muka--panca indera-- = hati--kalau wajahnya pucat, berarti hatinya takut; kalau wajahnya merah, berarti hatinya marah.
Jadi 'cucilah mukamu' artinyapenyucian hati oleh air hujan firmanpengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
- 'minyakilah kepalamu'.
Kepala = pikiran.
Jadi 'minyakilah kepalamu', artinya penyucian pikiran oleh urapan Roh Kudus.
Jadi,
berpuasa yang benaradalah memberi kesempatan seluas-luasnya kepada firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus--firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua--
untuk menyucikan hati dan pikiran kita.
Kalau hati dan pikiran disucikan, maka
perbuatan dan perkataan --seluruh hidup--kita
disucikanoleh TUHAN.
Jadi,
doa puasa sama dengan kegiatan penyucian/kegiatan tahta sorga.
Oleh sebab itu, TUHAN Yesus memberikan teladan berpuasa.
Bukan sekedar ajaran, tapi merupakan teladan, yaitu pengajaran yang sudah dipraktekkan oleh TUHAN Yesus sendiri.
"
Kami sebagai hamba TUHAN juga, jangan sampai memberitakan tentang puasa tetapi dia sendiri tidak berpuasa."
Berpuasa bukan untuk menyiksa diri, tetapi justru membawa diri ke takhta sorga. Kalau kita mengerti hal ini, kita akan senang berpuasa--dari suasana dunia yang susah payah, kita berpindah ke suasana takhta.
Matius 15: 19 => penyucian hati dan pikiran
15:19 Karena dari hatitimbul segala pikiranjahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
'
pikiran jahat'
= prasangka buruk.
'
pencurian'
= mencuri milik TUHAN dan sesama.
'
sumpah palsu'
= dusta.
'
hujat'
= dimulai dari fitnah--yang benar jadi salah dan sebaliknya--, sampai menghujat TUHAN--pengajaran yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan/didukung.
Kalau hati dan pikiran disucikan, maka perbuatan dan perkataan juga akan disucikan.
Inilah berpuasa yang benar. Kita sudah dengar firman sekalipun kita tidak berpuasa, tetapi kalau masih tidak kuat menghadapi dosa-dosa, tambah dengan puasa! Sebab berpuasa adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pedang firman untuk terus bekerja menyucikan apa-apa yang sulit disucikan, sampai kita terlepas dari dosa.
"
Sebab itu kalau berpuasa di sekolah atau kantor, gunakan jam istirahat untuk membaca alkitab dan berdoa di tempat yang sepi. Syukur kalau punya kantor pribadi."
Jika kita sudah mengalami penyucian hati, pikiran, perbuatan dan perkataan,
mata kita hanya akan memandang TUHAN saja; tidak bergantung kepada yang lain.
Matius 5: 8
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Raja Daud adalah spesialis memandang wajah TUHAN. Apapun yang dia alami, ia hanya melihat TUHAN; tidak memandang pada yang lain.
Mungkin hari-hari ini kita berharap kepada yang lain--orang tua berharap anak; anak berharap orang tua; gembala berharap jemaat, jemaat berharap gembala--, tetapi lewat penyucian hati, pikiran, perbuatan, dan perkataan, mata kita bisa memandang TUHAN saja; mata tertuju kepada TUHAN.
Hari-hari ini jangan memandang yang lain!
Bila mata kita hanya memandang TUHAN,
hasilnya:
- Mazmur 17: 15
17:15 Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puasdengan rupa-Mu.
Perikop: diburu dengan tak bersalah; doa Daud.
Mata memandang TUHAN = doa penyembahan.
Hasil pertama: kita menjadi puas.
Artinya:
- Kita mengalami kepuasan dan kebahagiaan sorgadi tengah goncangandan penderitaan--seperti Daud yang tidak bersalah, sudah menolong tetapi dikejar-kejar oleh musuh, termasuk Saul--sehingga kita selalu mengucap syukur kepada TUHAN--tidak mengomel/saling menuduh--, dan kita tidak akan mencari kepuasan di dunia; kita tidak akan jatuh dalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa.
Dunia ini bagaikan padang gurun yang kering dan tandus. Seringkali manusia ingin mencari kesegaran/kepuasan di dunia--air di padang pasir--, padahal itu adalah fatamorgana. Kelihatan air di sana, lalu datang ke sana, ternyata tidak ada air; lihat tempat lain lagi, datang ke sana, ternyata tidak ada. Akhirnya, jatuh dan hancur hidupnya.
Kepuasan-kepuasan di dunia ini hanya fatmorgana--hanya bayangan; tidak sungguh-sungguh ada; bukan memberikan kepuasan, tetapi justru membuat tidak puas, sampai jatuh dalam dosa-dosa dan puncaknya dosa.
Puncaknya dosa:
- Dosa makan-minum, yaitu merokok, mabuk, narkoba. Tidak pernah puas.
- Dosa kawin-menawinkan, yaitu dosa percabulan. Tidak pernah puas. Perempuan Samaria lima kali kawin cerai, tidak puas. Sampai yang keenam sudah bukan suaminya lagi--seks bebas--, tetap tidak puas.
Inilah dunia yang penuh dengan fatamorgana. Biarlah hati, pikiran, perbuatan, dan perkataan kita mau disucikan, supaya mata tertuju pada TUHAN. Itulah kepuasan sorga.
- Pengertian kedua 'kita menjadi puas': mengalami damai sejahtera.
Artinya: Tidak ada ketakutan, kekuatiran, dan kepahitan, tetapi hanya merasakan kasih TUHAN--sehingga semua menjadi enak dan ringan:
- Mulai dalam nikah, kalau suami-istri memandang TUHAN--puas dan damai--, nikah akan menjadi enak dan ringan, tidak akan bosan dalam nikah atau mau lari sana-sini; tidak akan ada perceraian dan pertengkaran.
- Dalam penggembalaan, tidak akan bosan dalam beribadah melayani TUHAN sesuai dengan tugas masing-masing. Terutama gembala, banyak yang bosan memberi makan domba-domba. Jangan-jangan juga bosan lihat alkitab.
Bukan karena apa, tetapi kalau seorang tidak mau memberi makan, itu karena dia sudah bosan dan jemaatnya juga bosan.
Tapi kalau enak dan ringan, tidak akan pernah bosan; tidak akan meninggalkan ibadah pelayanan seperti Yudas Iskariot.
- Mazmur 17: 15 (terjemahan lama)
'Tetapi aku akan memandang hadirat-Mudengan kebenaran, dan apabila aku bangun kelak aku akan dikenyangkandengan peta-Mu.'
'kebenaran'= kesucian.
Pengertian ketiga 'kita menjadi puas': kenyang.
Jadi, istilah 'puas' itu secara rohani, dan 'kenyang' itu secara jasmani--dobel.
Kalau mata kita hanya memandang dan menyembah TUHAN; memohon belas kasih TUHAN, di situ ada kepuasan dan kebahagiaan--seperti Daud yang dikejar-kejar musuh sehingga menjadi letih lesu dan beban berat, tetapi begitu ia memandang TUHAN, ia dipuaskan dan bahagia. --maka ada kepuasan; hilang letih lesu, ada damai, enak-ringan, dan kenyang.
Kenyang= mengalami pemeliharaan TUHAN dalam hidup jasmani--sekolah, makanan, kebutuhan sehari-hari, kerja--secara ajaib di tengah kesulitan dan kemustahilan. Waktu Daud dikejar-kejar, jangankan makan, mau hidup saja susah. Sampai pergi ke manapun, ketahuan. Banyak mata-matanya musuh. Untunglah Daud memakai rumus takhta sorga.
Menghadapi daging di dunia--hawa nafsu daging--jangan dihadapi dengan hawa nafsu daging--pasti berat dan letih lesu--tetapi dengan memandang TUHAN sampai Ia mengasihani kita--di dalam Mazmur 123: 2: Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandangkepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandangkepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
Mari, biarlah kita ada dalam kegiatan takhta sorga, yaitu penyucian. Berpuasa sama dengan penyucian.
"Kaum muda, mari belajar berpuasa. Mungkin hanya kuat sampai jam 3 sore, tidak apa-apa. Dulu anak saya waktu masih kecil juga begitu: 'Tidak kuat, pa.' Saya pernah cerita, om Pong katakan: 'Pak Wi, kalau puasa sampai lapar, sampai sudah tidak kuat.': 'Iya, om.' Tetapi anak saya jam 3 sudah tidak kuat: 'Ini katanya opa: Kalau sudah lapar, sudah selesai.' Sekarang, dia sudah bisa. Mari belajar. Ini kegiatan takhta sorga. Kita bisa memandang wajah-Nya."
- Mazmur 16: 8
16:8 Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Perikop: Bahagia Orang Saleh (orang suci).
Kalau kita sudah siap dalam penyucian, apapun yang terjadi, kita akan selalu memandang TUHAN--berseru kepada TUHAN sampai Dia berbelas kasihan kepada kita.
Malam ini, mungkin ada letih lesu dan beban berat, pandang Dia! Kita akan mengalami kepuasan, damai sejahtera, dan kita dikenyangkan--pemeliharaan TUHAN.
Kita juga banyak menyembah Dia. Tidak rugi! Ditambah doa malam, tidak rugi. Semakin banyak kita menyembah TUHAN, hidup ktia akan semakin tenang.
Hasil kedua: tidak goyah; kuat dan teguh hati.
Artinya:
- Tidak kecewa, putus asa, dan tinggalkan TUHAN apapun yang kita hadapi, tetapi tetap setia berkobar-kobardalam ibadah pelayanan kepada TUHAN--dekat pada TUHAN--sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN Yesus datang kedua kali.
Meninggalkan TUHAN--ibadah pelayanan--karena masalah apapun, itu salah besar!Jauh dari TUHAN tidak menyelesaikan masalah, tetapi menambah masalah sampai masalah tidak selesai.
- Tetap percaya dan berharap TUHAN; tetap menyembah TUHAN.
Justru di saat kita terjepit, tidak bisa apa-apa lagi, sudah mustahil, bukan saatnya kita menjadi lemah.
Ini kesalahan kita, saat kita terjepit, kita menjadi lemah. Padahal, justru saat itu--istilah raja Daud--adalah saat yang tepat untuk memperkuat kepercayaan kita kepada TUHAN. Kalau masalah semakin mustahil--masalah penyakit, pekerjaan dan lain-lain--, kita justru semakin percaya kepada TUHAN. TUHAN tolong kita.
Sebagai contoh:
- Laki-laki.
1 Samuel 30: 6
30:6 Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN,Allahnya.
Daud sudah kalah. Ia diserbu, dan semua dijarah: anak-anak dan isterinya dibawa lari orang, dan rakyatnya mau melempari dia dengan batu.
Kalau mata memandang manusia, ia sudah putus asa. Tetapi, ia menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN. Inilah kuat teguh hati.
Daud
dalam keadaan terjepit dan sudah mustahil. Ia menghadapi persoalan ekonomi--semua harta benda habis dijarah--, nikah dan buah nikah hancur-hancuran--habis semua. Ini berarti, ia sudah kehilangan segala-galanya. Itu dari luar. Dari dalam, ia mau dilempar batu oleh rakyatnya--menghadapi maut.
Jangan lemah, tetapi tetap kuat teguh hati--menguatkan kepercayaan kepada TUHAN!
Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN dan TUHAN menolong dia, menyelesaikan semua masalah tepat pada waktunya. Semua kembali utuh. TUHAN tidak pernah menipu kita asal kita kuat dan teguh hati; menguatkan iman kepercayaan, bukan makin lemah.
Sama sSeperti Abraham, usianya makin tua dan isterinya juga makin tua, tapi imannya makin kuat, tidak lemah.
- Perempuan.
Markus 5: 25-28
5:25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
5:26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
5:27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
5:28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
'makin memburuk'= makin buruk sampai mati.
'mendengar berita tentang Yesus'= ini yang penting!Saat -saat menghadapi keadaan yang semakin memburuk, sudah hancur binasa, yang bisa kita lakukan supaya semua menjadi baik adalah mendengar firman pengajaran yang benar--menguatkan kepercayaan kita kepada TUHAN.
'Asal kujamah saja jubah-Nya'= kuasa TUHAN. Sebelumnya perempuan ini mengandalkan yang lain--tabib--, tetapi sekarang ia mengandalkan kuasa TUHAN.
Maksudnya, bukan tidak boleh minum obat, tetapi itu semua hanya sarana, yang menyembuhkan adalah kuasa TUHAN.
Perempuan ini terjepit karena pendarahan 12 tahun, sudah lebih buruk sampai mustahil, tetapi dia menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN ('Asal kujamah saja jubah-Nya') dan dia sembuh.
- Kaum muda.
Daniel 6: 11
6:11 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut berdoaserta memujiu Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
'surat perintah itu telah dibuat', yaitu perintah bahwa siapa yang tidak menyembah raja, dia akan dimasukkan ke dalam goa singa--singa yang lapar.
Artinya: Daniel terjepit menghadapi ajaran palsu, penyembahan palsu, dan goa singa--ancaman maut--; menghadapi kemustahilam.
Tetapi Daniel tidak mundur sedikitpun, justru ia berdoa--menguatkan iman kepercayaannya kepada TUHAN; kuat teguh hati; tetap percaya dan berharap TUHAN; tetap menyembah TUHAN.
Hasilnya: TUHAN sanggup mengatupkan mulut singa--menyelesaikan semua masalah.
Tetap pegang firman pengajaran dan penyembahan yang benar, apapun resikonya! Memang pertama kali ngeri kalau kit amau bertindak tegas, tetapi begitu kita tegas, TUHAN beserta kita. Daniel ditolong, yaitu mulut singa dikatupkan--masalah diselesaikan--dan ia dipermuliakan--hidupnya menjadi berhasil dan indah.
Mari, kaum muda, sungguh-sungguh hari-hari ini! TUHAN tolong kita.
1 Tesalonika 3: 13
3:13 Kiranya Dia menguatkanhatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.
Kalau kita sudah kuat teguh hati--seperti Daud dan perempuan yang sakit pendarahan--, semua akan selesai dan mujizat terjadi. Sampai jika TUHAN datang kedua kali, kita akan disucikan dan diubahkan sampai benar-benar sempurna seperti Dia untuk layak terangkat di awan-awan bertemu dengan Dia dan duduk di takhta sorga bersama Dia selama-lamanya.
Seperti empat makhluk dan dua puluh empat tua-tua yang terus ada kegiatan penyucian dan penyembahan, kita juga harus ada kegiatan penyucian sampai satu waktu kita juga duduk di takhta sorga.
Malam ini, tetap kuat dan teguh hati di dalam TUHAN! Apapun yang dihadapi, tetap pandang Yesus; hanya berseru kepada Yesus. Dia akan menolong kita tepat pada waktunya.
TUHAN memberkati.