Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih sayang, damai sejahtera dan bahagia TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 6, dalam susunan Tabernakel terkena pada
tongkat Harun yang bertunas, berbunga dan berbuah. Ini menunjuk pada kuasa Roh Kudus.
Bilangan 17: 1-5, 7-8, 10=> asal tongkat Harun
17:1.TUHAN berfirman kepada Musa:
17:2."Katakanlah kepada orang Israel dan suruhlah mereka memberikan kepadamu satu tongkat untuk setiap suku. Semua pemimpin mereka harus memberikannya, suku demi suku, seluruhnya dua belas tongkat. Lalu tuliskanlah nama setiap pemimpin pada tongkatnya.
17:3.Pada tongkat Lewi harus kautuliskan nama Harun. Bagi setiap kepala suku harus ada satu tongkat.
17:4.Kemudian haruslah kauletakkan semuanya itu di dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum, tempat Aku biasa bertemu dengan kamu.
17:5.Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungutyang diucapkan mereka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar lagi."
17:7. Musa meletakkan tongkat-tongkat itu di hadapan TUHAN dalam kemah hukum Allah.
17:8. Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harundari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bungadan berbuahkanbuah badam.
17:10. TUHAN berfirman kepada Musa: "Kembalikanlah tongkat Harun ke hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi tanda bagi orang-orang durhaka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka dan tidak Kudengar lagi, supaya mereka jangan mati."
Tongkat Harun yang bertunas, berbunga dan berbuah berguna untuk
meredakan/meniadakan persungutan, keributan bahkan kedurhakaandi tengah bangsa Israel.
Keributan, persungutan, bahkan kedurhakaan terjadi
karena merasa dipakai oleh TUHAN.
Korah merasa dipakai oleh TUHAN, sehingga ia melawan Musa; mulai bersungut-sungut, menuduh Musa dan sebagainya sampai durhaka pada Musa dan Harun; sama dengan durhaka pada TUHAN.
Sebenarnya,
karunia Roh Kudus atau pemakaian TUHAN bukan untuk merasa lebih atau menonjol dari pada orang lain, tetapi untuk bekerjasamasehingga tercapai satu kesatuan tubuh Kristus, yang mengarah pada Yesus sebagai kepala; memang berbeda-beda karunia, tetapi tetap menuju pada satu kepala/satu pengajaran yaitu Yesus.
Karena merasa lebih, merasa menonjol dari yang lain, akibatnya tidak bisa bekerjasama dan tidak tercapai kesatuan.
Tadi, TUHAN memerintahkan Musa untuk mengumpulkan tongkat-tongkat dari dua belas suku.
Tongkat=
- Kayu mati yang sudah dipotong/dipisahkan dari akarnya.
Mati, artinya: tidak punya akar; tidak punya kehendak sendiri.
- Kayu yang kecil, yang penting cukup ukurannya--sesuai kebutuhan.
Pengertian rohanitongkat adalah kayu mati yang sudah dipisahkan dari akar:
- Kehidupan yang rela dipisahkan dari akar dosa--bertobat; tidak berbuat dosa lagi.
Tongkat mau dipakai oleh TUHAN, supaya jangan ada persungutan, keributan dan kedurhakaan lagi, tetapi menjadi satu--aman, tentram.
Orang dipakai itu harus bertobat.
Jadi, salah kalau orang disuruh melayani supaya dia bertobat. Harus lepas dulu dari akar dosa sampai puncaknya dosa; tidak boleh ada dosa--bertobat; mati terhadap dosa.
- Tidak punya kehendak sendiri--tongkat ini mengikuti yang empunya--, sama dengan taat dengar-dengaran.
Setelah kita dilepaskan dari dosa (bertobat), untuk bisa taat, kita
harus masuk baptisan air yang benar.
1 Petrus 3: 20-213:20.yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taatkepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21.Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baikkepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Sebenarnya, tidak ada manusia yang taat. Kalau mau menjadi tongkat--bertobat lalu taat--, prosesnya: lewat baptisan.
Pada zaman Nuh tidak ada yang taat, kecuali delapan orang saja.
Tadi, tongkat lepas dari akar dosa lebih dulu.
Baptisan air yang benaradalah orang yang sudah mati terhadap dosa harus dikuburkan bersama Yesus di dalam air sehingga bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus untuk mendapatkan hidup baru, yaitu
hati nurani yang baik. Hidup lama itu tidak taat.
Hati nurani yang baik= hati yang taat dengar-dengaran. Inilah tongkat.
Bertobat dulu, kemudian masuk baptisan, baru taat dengar-dengaran. Dia tidak punya akar lagi--dosa tidak bisa tumbuh lagi/ bertobat sungguh-sungguh; mati terhadap dosa--, lalu bisa taat lewat baptisan air yang benar; punya hidup baru.
Inilah
tongkat yang mau dipakai oleh TUHAN.
Jadi, mau melayani TUHAN harus lewat baptisan air yang benar.
Tadi,
tongkat juga kayu yang kecil dan cukup ukurannya.
Arti rohaninya: kehidupan yang sesuai dengan ukuran TUHAN/kebutuhan TUHAN; jangan cari hebat sendiri! Misalnya TUHAN butuh seorang yang tidak lulus SD, Dia akan panggil orang yang tidak lulus SD; tetapi setelah dipanggil TUHAN malah mau jadi profesor. Jangan! Itu tidak jadi tongkat lagi. Ini kesalahan sekarang yaitu hamba TUHAN malah didorong untuk mencari gelar; mungkin bisa jadi profesor, tetapi dia tidak jadi tongkat lagi; tidak dibutuhkan TUHAN lagi. Bukan itu ukuran yang TUHAN mau.
"
Lempin-El perhatikan! Dipanggil TUHAN dalam keadaan apa, ya sudah itu.TUHAN yang tahu ukurannya. Kesalahan kita adalah didorong: Ayo, kalau ijazahnya tinggi, pasti dipakai. Tidak begitu! Seperti saya lulus S1, kalau saya mau cari S3, TUHAN tidak panggil saya karena Dia butuhkan saya lulus S1."
TUHAN memberi karunia dan jabatan sesuai dengan kebutuhan-Nya. Kalau Dia butuh kita jadi penyanyi, Dia beri jabatan penyanyi. Kalau kemudian kita mau jadi gembala, kita bukan tongkat lagi. Itu yang
membuat kacau. Dia tidak bisa memberi makan, tidak bisa bertugas sebagai gembala lagi. Kalau gembala memasukkan, mengarahkan dan memberi makan domba itu sama dengan menghitung domba. Kalau sudah tidak memberi makan, terus menghitung apa? Bukan menghitung domba lagi karena tidak sesuai ukuran TUHAN.
Semua harus sesuai dengan ukuran TUHAN! TUHAN memanggil kita apa adanya--kalau tidak lulus SD, ya apa adanya--, itulah kebutuhan TUHAN. Tapi ada yang salah juga, dia dipanggil waktu dulu kawin cerai, lalu tetap seperti apa adanya itu. Salah! Kalau ada dosa, harus diselesaikan, akarnya harus dipotong, supaya menjadi tongkat.
Inilah tongkat, yaitu bertobat dan taat.
Ketaatan pertama ukurannya adalah baptisan air--Yesus melakukan kehendak Bapa. Kalau Yesus menolak baptisan air, tidak mungkin Dia bisa taat sampai mati di kayu salib.
Ketaatan dalam baptisan air ini paling awal. Kemudian, sesuai ukuran/kehendak TUHAN.
Kesimpulan:
tongkat adalah kehidupan yang bertobat, lahir baru--
taat dengar-dengaran--
dan sesuai dengan ukuran/kehendak TUHAN. Pasti dipakai oleh TUHAN. Jangan memberi ukuran sendiri!
Mari malam ini kita bicara tentang tongkat, manusia daging harus bertobat, lahir baru--taat--dan kita dipanggil sesuai dengan kehendak TUHAN. Kita pasti dipakai oleh TUHAN. Tetapi ada syaratnya.
Bilangan 17: 7-817:7.Musa meletakkan tongkat-tongkat itu di hadapan TUHANdalam kemah hukum Allah.
17:8. Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam.
Syarat untuk dipakai TUHAN: tongkat harus diletakkan di hadapan TUHAN, bukan di hadapan dunia--'
Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu; dia binasa bersama dunia.'
Tongkat harus diletakkan di hadapan TUHAN, sekarang artinya:
harus selalu berada di kandang penggembalaan--ruangan suci; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
'diletakkan di hadapan TUHAN'= mulai berada di ruangan suci sampai di ruangan maha suci, kita masuk ruangan suci lebih dulu.
Kita harus melekat pada Allah Tritunggal; tubuh, jiwa dan roh ktia melekat pada Allah Tritunggal, baru kita dipakai TUHAN.
Mengapa harus masuk ruangan suci? Karena di situ ada
kesucian dan urapan Roh Kudus.
Ini yang membedakan. Di antara dua belas tongkat hanya tongkat dari suku Lewi yang bertunas, berbunga dan berbuah karena suku Lewi adalah imam-iman; ada di ruangan suci. Ini bedanya yaitu dia suci dan diurapi. Bukan pintar atau hebat yang dipakai, tetapi yang suci dan diurapi.
Imamat 21: 1221:12.Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Kalau kita tekun dalam penggembalaan sampai tubuh--jiwa dan roh kita melekat pada Alllah Tritunggal--kita akan mengalami penyucian oleh Allah Tritunggal. Kita bisa hidup dalam kesucian yang bertambah-tambah--tidak melanggar kesucian--sehingga kita mengalami minyak urapan Roh Kudus di kepala yang semakin meningkat. Ini kehidupan yang dipakai oleh TUHAN, tidak ada sungut-sungut.
Mari malam ini biarlah kita menjadi tongkat: lepaskan akar--bertobat--, masuk baptisan--taat--, ditambah ukurannya sesuai dengan TUHAN, baik jasmani maupun rohani. Jabatan apapun, kita tekuni semuanya.
Supaya dipakai, kita harus diletakkan di hadapan TUHAN--tergembala sungguh-sungguh sampai mengalami penyucian dan minyak urapan yang bertambah-tambah.
Kegunaan minyak urapan:
- 2 Korintus 11: 3-4
11:3.Tetapi aku takut, kalau-kalau pikirankamu disesatkandari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ularitu dengan kelicikannya.
11:4.Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.
'pikiran' sama dengan kepala.
Pikiran Hawa disesatkan oleh ular sampai menerima suara ular--yesus yang lain, injil yang lain, ajaran yang lain, roh yang lain. Sebab itu harus ada minyak urapan di atas kepala.
Kegunaan minyak urapan yang pertama: supaya pikiran kita tidak diperdaya oleh setan dengan ajaran-ajaran lain atau gosip-gosip. Kalau ajarannya lain, rohnya juga lain, tidak mungkin jadi satu, mulai dari suami isteri.
Hawa diperdaya oleh ular artinya: Hawa dirayu, dibujuk dengan sesuatu yang dari dunia supaya bisa jadi sama dengan Allah. Kalau dirayu tidak mau--tidak bisa dengan cara halus--, ajaran palsu akan memaksa, mengancam dan mengintimidasi. Itu caranya setan--ajaran palsu. Kita dipaksa, diancam. Mungkin di kantor, kalau hamba TUHAN di organisasi.
Waktu itu Hawa dirayu sampai sabar saja, artinya tidak bisa menolak lagi karena rayuannya sudah terlalu--bisa jadi sama dengan TUHAN. Banyak gereja TUHAN sabar saja, tidak ada kekuatan untuk menolak.
Tetapi kalau ada urapan Roh Kudus di atas kepala, pikiran tidak bisa diperdaya oleh setan dengan ajaran palsu--kita bisa tegas (1 Timotius 4: 1). Kita bisa tegas menolak apapun resikonya dan tegas untuk berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran apapun resikonya. Sama-sama punya resikonya, baik menolak yang salah maupun berpegang yang benar. Yang penting jujur! Kalau menolak yang benar karena iri, bahaya, kita akan benar-benar kering dan hancur; kalau menerima yang tidak benar karena sungkan, hancur juga.
Seringkali kita sungkan pada manusia, tetapi tidak sungkan pada TUHAN. Jangan! Harus tegas menolak yang palsu dan pegang teguh ajaran yang benar!
Kalau tegas, memang sakit bagi daging--ditinggal semua orang, dimusuhi--, tapi kita tetap bersuasana Firdaus. Hanya berdua saja tapi di Firdaus atau banyak yang mendukung tetapi duri, pilih yang mana?
Jangan diperdaya dan jangan mau dipaksa! Kalau sekarang hanya diancam sudah takut lalu menuruti yang salah, nanti dia yang nomor satu menyembah antikris. Tidak mungkin tidak! Itu yang dikhawatirkan. Ngeri!
Sekarang harus tegas, memang sakit, tetapi nanti bahagia saat antikris datang, kita sudah dekat dengan Firdaus--sekarang bersuasana Firdaus sampai nanti kita masuk ke Firdaus.
- Mazmur 133: 1-3
133:1.Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
133:2.Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
133:3.Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
'minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut'= urapan dari kepala.
Kegunaan minyak urapan yang kedua: supaya kita hidup rukun.
Artinya:
- Tidak ada iri hati atau kebencian. Kalau pikiran diurapi, hati juga diurapi. Kalau rukun, ada damai sejahtera, semua enak dan ringan; bisa kerjasama.
Jadi, kalau kita menjadi tongkat di hadapan TUHAN dan tergembala dengan baik--diurapi--, kita akan dikembalikan pada suasana Firdaus dan bisa hidup rukun--damai sejahtera, semua enak dan ringan.
- Roma 15: 5-6
15:5.Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunankepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus,
15:6. sehingga dengan satu hati dan satu suarakamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.
Yang kedua: rukun artinya satu hati dan satu suara.
Satu hati= sepakat, mulai dari suami-isteri. Kalau dua orang sepakat meminta apapun, TUHAN akan memberi.
Satu hati= satu firman pengajaran--meja roti sajian; meja menunjuk pada hati dan pikiran, diisi dengan dua belas yang disusun menjadi dua susun, enam buah sesusun--66 (alkitab--firman pengajaran yang benar). Jadi, hati dan pikiran diisi dengan firman pengajaran yang benar.
Rukun itu dimulai dari dua orang: suami-isteri.
Angka 6 juga menunjuk pada manusia daging, tetapi bentuknya roti--enam pertama adalah suami dan enam kedua isteri. Suami adalah manusia daging, tetapi kalau diisi dengan firman pengajaran yang benar, memang daging tetapi kelihatan roti--hidupnya sesuai dengan firman pengajaran yang benar.
Begitu juga dengan isteri. Memang manusia daging yang lemah, tapi kalau diisi firman, akan kelihatan roti--tidak kelihatan daging--; hidupnya sesuai dengan firman pengajaran yang benar.
Kalau suami-isteri sudah satu hati--satu firman pengajaran--, akan terjadi satu suara penyembahan: Haleluya--di atas meja roti ada dupa yang dibakar.
Lebih besar lagi, ditambah dengan anak-anak, kakak-adik, satu jemaat, fellowship, sampai nanti satu dunia satu suara di awan-awan.
Kalau satu suara, akan menjadi rumah doa.
Hasilnya:
- Semua menjadi baik dan indah pada waktunya.
Mazmur 133: 1
133:1.Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
Yakinlah! Berdoa saja. Sekarang mungkin masih menghadapi kesulitan, kehancuran dan sebagainya, mari, kalau bertengkar terus mana bisa? Kalau masih ada iri mana bisa doa kita naik? Yang penting punya satu hati dan satu suara. Menghadapi apapun, satu waktu TUHAN pasti menjadikan semua baik dan indah.
- Mazmur 133: 3
133:3.Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Hasil kedua: TUHAN memerintahkan berkat, tidak usah bingung, bukan kita yang potang-panting cari berkat sampai meninggalkan TUHAN.
Di kitab Amos, kelaparan akan terajdi karena manusia ke mana saja mencari sesuatu di dunia. Ini dibodohi setan sehingga tidak bisa mencari firman.Ssatu waktu dia butuh firman, dia cari ke manapun tidak bisa menemukannya.
Sekarang sungguh-sungguh kita berjuang supaya kita diisi firman sampai menjadi satu hati dan satu suara--jadi rumah doa--, dan TUHAN akan memerintahkan berkat.
Kita cari firman sekarang, TUHAN akan perintahkan berkat. Kalau cari berkat sekarang, nanti cari firman tidak ada lagi, kita jatuh dalam kelaparan (Amos 8).
Bukan berarti tidak usah sekolah atau bekerja, jangan, itu orang keras hati. Sekolah yang keras, bekerja yang keras, tapi jangan lupa berusaha mencari firman--isi dengan firman--sampai satu hati dan satu suara. TUHAN yang akan memerintahkan berkat berkelimpahan, kita tinggal menerima--sampai mengucap syukur pada TUHAN--, bahkan kita menerima berkat hidup kekal.
Inilah minyak urapan di kepala. Tongkat Harun yang bertunas, berbunga dan berbuah menunjuk pada kuasa Roh Kudus.
Dari mana kita mendapatkan? Tidak boleh ada akar--bertobat--, kemudian tidak bisa lagi dia jalan sendiri, tetapi tergantung yang empunya tongkat--taat dengar-dengaran lewat baptisan air.
Sesudah itu, ukurannya harus sesuai dengan orangnya; TUHAN lebih mengerti dari pada kita ukuran apa yang Dia pakai.
"Karena itu kami hamba TUHAN jangan ukur-ukur jemaat sendiri: Kalau aku jemaatnya harus ribuan. Tidak usah! TUHAN yang mengerti dan mengukur semua: Kalau jemaatmu ribuan, mati kamu, cukup sekian; sesuai kehendak TUHAN. Jangan ukur-ukur!"
Mari, tergembala di hadapan TUHAN, kita hidup suci. Kesucian meningkat, urapan juga meniingkat.
Yang pertama: kita mengalami suasana Firdaus, jangan sampai dirayu dan dipaksa, tetapi tetap pegang pengajaran yang benar.
Yang kedua: minyak urapan membuat rukun satu sama lain: satu hati--tidak ada iri, tetapi damai--dan satu suara. TUHAN yang memerintahkan berkat.
- 1 Petrus 5: 4
5:4.Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Kegunaan minyak urapan yang ketiga: minyak urapan di kepala satu waktu, saat Yesus datang kembali, akan menjadi mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Kemuliaan itu keubahan hidup; Yesus manusia daging, mati, bangkit dan naik ke sorga dalam tubuh kemuliaan.
Keubahan hidup= mujizat rohani, mujizat terbesar, yaitu dari manusia daging menjadi manusia rohani, manusia mulia seperti Yesus mulai dengan 'tidak layu'--layu itu sifatnya daging--, artinya kuat teguh hati:
- Tidak kecewa, putus asa, bangga dan meninggalkan TUHAN menghadapi apapun, tetapi tetap setia berkobar-kobardalam ibadah pelayanan kepada TUHAN sesuai dengan jabatan pelayanan yang TUHAN percayakan sampai garis kahir. Ini menggunakan mahkota.
Kalau manusia daging, layu. Kalau bangga, TUHAN jadi nomor dua dan akan meninggalkan TUHAN.
"Saya sudah saksi beberapa kali, baru dipanggil: Zang...sudah langsung maju. Setelah itu mau latihan mulai kendor. Jadi guru sekolah minggu juga begitu saat baru melayani: Kapan minggu lagi? Setelah sekian lama, diperiksa lagi. Termasuk jadi gembala sekarang ini juga diperiksa. Di Malang buka, Surabaya juga, semangat. Sekarang bagaimana? Sampai sekarang terus semangat atau tidak? Kalau ada Roh Kudus otomatis tetap setia berkobar-kobar--tidak usah dilatih--, kalau daging juga otomatis layu."
- Tetap menyembah TUHAN; tetap percaya dan mempercayakan hidup pada TUHAN--bagaikan mengulurkan tangan dan Dia mengulurkan tangan, sehingga mujizat jasmani juga terjadi.
Contoh: Sadrakh, Mesakh dan Abednego diancam untuk menyembah patung--ajaran palsu. Ajaran palsu menghasilkan penyembahan palsu. Diberi peringatan, kesempatan terakhir: Kalau mau menyembah patung, kamu selamat dan diberi ini itu, kalau tidak, apinya dipanaskan tujuh kali--ancaman. Tetapi mereka berkata: Tidak ada gunanya kami menjawab. Kami tetap menyembah TUHAN. Dan mujizat jasmani terjadi. Mereka dilempar ke api tetapi tidak mati: yang mustahil menjadi tidak mustahil; yang mati menjadi hidup; yang tidak ada menjadi ada.
Sampai kalau TUHAN datang kembali kedua kali, kita sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya di awan-awan yang permai. Benar-benar mendapatkan mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu; mahkota mempelai. Kita duduk besanding dengan Dia di takhta sorga selamanya.
Mari, memang tongkat adalah manusia daging. Tetapi biarlah tidak melekat pada akar lagi--mau dipotong. Malam ini, jadi tongkat semuaa: tidak ada akarnya, tidak ada kehendaknya.
Artinya: buang dosa, taat dan sesuai dengan ukuran TUHAN--sesuai jabatan yang TUHAN berikan.
Jangan buat ukuran sendiri! Yang jasmani juga sesuai dengan ukuran TUHAN.
Yang penting kita berada di hadapan TUHAN--kandang penggembalaan--, TUHAN akan berikan kesucian dan urapan. Itu yang menolong kita semua.
Biar hari-hari ini kita sungguh-sungguh kuat. Menghadapi apapun juga kita hanya berseru kepada TUHAN.
Kuat teguh hati! Selain mengalami mujizat, kita juga dipakai dalam kegerakan hujan akhir. Yosua kuat teguh hati dan ia dipakai untuk menuju ke Kanaan--ada kegerakan; Wahyu 6 adalah kegerakan hujan akhir. Tetap setia, hidup benar dan suci!
Menghadapi badai apapun di dunia, tetap kuat teguh hati, tangan Roh Kudus yang menolong kita. Kita menyerah sepenuh kepada Dia.
TUHAN memberkati.