Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Kita masih mempelajari sidang jemaat ketujuh, yaitu
sidang jemaat di LAODIKIA.
Jemaat Laodikia adalah jemaat ketujuh--yang terakhir dalam kitab Wahyu; menggambarkan keadaan gereja TUHAN di akhir zaman.
Kitab
Wahyu 2-3, dalam susunan Tabernakel, menunjuk pada
tujuh kali percikan darah di depanTabut Perjanjian.
Ini sama dengan
penyucian terakhiryang dilakukan oleh TUHAN kepada
tujuh sidang jemaat bangsa kafir--sekarang sidang jemaat akhir zaman--supaya sidang jemaat bangsa kafir menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti Yesus dan menjadi tubuh Kristus yang sempurna untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Jadi, apapun yang kita miliki--berkat, dan lain-lain--kalau
ada satu sajacacat cela, semua tidak ada gunanya, karena saat Yesus datang akan ketinggalan.
Wahyu 2 dan 3, dibagi menjadi
2 bagian:
- Bagian pertama, penyucian terhadap 4 sidang jemaat:
- sidang jemaat EFESUS(Wahyu 2: 1-7) (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014sampai Ibadah Raya Surabaya, 07 September 2014).
- sidang jemaat di SMIRNA(Wahyu 2: 8-11) (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 September 2014sampai Ibadah Raya Surabaya, 09 November 2014).
- sidang jemaat di PERGAMUS(Wahyu 2: 12-17) (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 November 2014sampaiIbadah Raya Surabaya, 28 Desember 2014).
- sidang jemaat di TIATIRA(Wahyu 2: 18-29) (sudah diterangkan mulai dariIbadah Raya Surabaya, 04 Januari 2015sampaiIbadah Raya Surabaya, 18 Januari 2015).
- Bagian kedua, penyucian terhadap 3 sidang jemaat:
- sidang jemaat di SARDIS(Wahyu 3: 1-6).
Wahyu 3: 1
3:1 “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!
Jemaat Sardis dalam pengalaman kematian(sudah diterangkan mulai dariIbadah Doa Surabaya, 21 Januari 2015sampaiIbadah Doa Surabaya, 04 Maret 2015).
- sidang jemaat di FILADELFIA(Wahyu 3: 7-13).
Wahyu 3: 7
3:7 “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
emaat Filadelfia dalam pengalaman kebangkitan; memegang kunci Daud untuk membuka pintu-puntu sampai pintu Sorga (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 08 Maret 2015sampai Ibadah Doa Surabaya, 08 Juni 2015).
- sidang jemaat di LAODIKIA(Wahyu 3: 14-22). Setelah pengalaman kematian dan kebangkitan, seharusnya jemaat Laodikia dalam tanda kemuliaan. Tapi kenyataannya, jemaat Laodikia berada dalam keadaan suam-suam rohani(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015).
Wahyu 3: 15-17
3:15. Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
3:16. Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
3:17. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Ini sama dengan kemuliaan palsu; tidak ada kemuliaan, yaitu hanya menggembar-gemborkan dan puas dengan perkara yang jasmani/berkat-berkat jasmani ('Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa', sampai tidak butuh Yesus juga), tetapi kedaaan rohaninya merosot/terpuruk bahkan hancur ('engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang').
Ini yang sekarang dialami oleh sidang jemaat di akhir zaman; yang digembar-gemborkan hanya perkara jasmani, tetapi keadaan rohaninya benar-benar merosot dan hancur.
Kita sudah mempelajari bagaimana Yesus mengetok pintu--Wahyu 3: 20 (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 29 Juni 2015). artinya: harta benda ada di dalam gereja, tetapi Yesus ada di luar.--Dia mengetok pintu ingin masuk.
Yesus adalah logos--firman pengajaran benar yang menjadi manusia.
Jadi kemuliaan palsu sama dengan kemuliaan tanpa Yesus; tanpa firman pengajaran yang benar dan tanpa penyucian.
Akibatnya:
- Wahyu 13: 1-3, 5, 8
13:1 Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
13:2 Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
13:3 Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
13: 5 Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
13:8 Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.
42 bulan = 3,5 tahun; masa antikris berkuasa.
'luka yang membahayakan hidupnya'= tidak mati; kematiaannya palsu.
'Sembuh'= kebangkitannya palsu.
Akibat pertama, kehidupan itu akan masuk dalam penyembahan antikris--penyembahan palsu; seperti perempuan bungkuk 18 tahun di Bait Allah, bukan di luar.
Angka '18' menunjuk pada 666; dicap 666. Ada di Bait Allah, tetapi menyembah antikris dan dicap 666.
Tetapi saat Yesus datang mengajar--membawa pedang firman--di Bait Allah, perempuan ini sembuh (Lukas 13).
Inilah akibatnya jika di dalam rumah Allah yang dibawa bukan firman pengajaran, tetapi hanya berkat jasmani dan lain sebagainya; kalau kematiannya dan kebangkitannya palsu, maka kemuliaannya juga palsu.
Perempuan bungkuk 18 tahun di Bait Allah adalah gambaran dari hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang hanya mencari perkara jasmani, tanpa pribadi Yesus--tanpa pengajaran benar dan tanpa penyucian.
- Wahyu 3: 16
3:16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Akibat kedua, dimuntahkan oleh TUHAN.
Muntah = sesuatu yang tidak berguna, jijik dan najis.
Kalau kita hanya menggembar-gemborkan yang jasmani, kita kalah dengan orang dunia yang di luar TUHAN.
HANYA orang suci yang berguna bagi kerajaan Allah.
Kalau seperti muntah, mungkin hidupnya diberkati oleh TUHAN, tetapi jijik dan najis di hadapan TUHAN; nikah dan buah nikahnya jijik dan najis.
Sampai yang terakhir, 'dimuntahkan' berarti terpisah dengan Yesus untuk selama-lamanya--muntah tidak mungkin diambil kembali; binasa untuk selama-lamanya.
Inilah keadaan jemaat Laodikia--jemaat ketujuh--yang menggambarkan keadaan kita jemaat akhir zaman; di mana kehidupan itu, datang beribadah hanya untuk mencari yang jasmani dan Yesus berada di luar.
Bukti Yesus berada di luaradalah tidak ada pemberitaan firman pengajaran yang benar atau pemberitaan firman sangat dibatasi, sehingga tidak ada penyucian.
Usaha TUHANsupaya jemaat Laodikia tertolong ad di dalam
Kolose 4: 15-16
4:15 Sampaikan salam kami kepada saudara-saudara di Laodikia; juga kepada Nimfa dan jemaat yang ada di rumahnya.
4:16 Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat Laodikiadan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepadamu.
Usaha TUHAN adalah surat yang dikirim untuk jemaat Kolose harus dibacakan juga untuk jemaat Laodikia, dan begitu pula sebaliknya--ini supaya ada keseimbangan.
Mengapa harus demikian?Sebab surat kepada sidang jemaat di Kolose terkena pada mezbah dupa emas, artinya keadaan sidang jemaat Kolose
mengalami peningkatan kualitas secara rohani, yaitu sampai bisa menyembah TUHAN, bukan sekedar beribadah melayani.
Penyembahan adalah puncak dari ibadah pelayanan.
Jadi, kalau kita semakin diberkati secara jasmani--seperti jemaat Laodikia--, maka
kita juga harus menjaga, supaya kualitas rohani kita jangan merosot, tetapi makin meningkat sampai bisa menyembah TUHAN--seperti jemaat Kolose.
"
Jemaat di sini juga perlu didoakan. Kalau hari minggu, penuh. Tetapi kalau hari rabu--ibadah doa--, masih banyak tempat yang kosong. Ini yang harus kita tingkatkan. Jangan kita sombong kalau hari minggu sudah banyak. Kalau ibadah doa berapa? Kalau ibadah pendalaman alkitab tinggal berapa? Di sinilah kualitas secara rohani dilihat. Saya berterima kasih kepada TUHAN, karena hari minggu ditambahkan, sudah pas tempatnya. Tetapi hati saya bergetar: kalau ibadah pendalaman alkitab berapa? Kalau penyembahan berapa? Ini yang harus ditingkatkan dan ini sulit. Saya pernah mengalami juga. Dulu, saya sering melayani di daerah Jawa Tengah, gedungnya besar dan jemaatnya ribuan. Saya bertanya 'kalau doa di mana?' Dia menjawab: 'bukan di gedung sini, tapi di ruangan lain.' Saya tanya: 'kalau pendalaman Alkitab?', dia jawab 'ya seratusan lah'. Tapi kalau hari minggu, ribuan yang datang, bahkan sampai parkirannya tidak cukup, sampai ada teropnya. Inilah yang harus kita doakan."
Matius 6: 31-32, 34
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. 6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatirakan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
'
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah'
= bangsa kafir,
Inilah tabiat bangsa kafir, yaitu
selalu kuatir terhadap perkara-perkara jasmani--untuk kebutuhan hidup sekarang (makan, minum dan apa yang dipakai) sampai masa depan (jodoh dan lain-lain)--sehingga
ibadah pelayanan dan doanya hanya tertuju untuk mencari perkara jasmani.
Akibatnya: keadaan rohaninya suam-suam. Bukan Yesus--firman--yang dinomorsatukan, bahkan datang ke gereja: '
semoga firmannya tidak lama',. Kehidupan ini akan menyembah antirkris dan benar-benar dimuntahkan oleh TUHAN; binasa untuk selamanya.
Ini memang kenyataan, tabiat dari bangsa kafir.
Tetapi mari, malam ini, lewat firman pengajaran yang benar kita bisa ditolong dan disucikan oleh TUHAN, sehingga kita bisa memiliki
sikap yang benar.
Yesaya 4: 1
4:1 Pada waktu itu tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki, serta berkata: "Kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri; hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami; ambillah aib yang ada pada kami!"
'
Pada waktu itu tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki'
= pada akhir zaman, tujuh oran perempuan akan memegang satu laki-laki.
Secara negatif: nanti memang akan terjadi perbandingan antara wanita dan laki-laki mencapai 7:1, yaitu lebih banyak wanita dari pada laki-laki, sehingga terjadi kenajisan yang luar biasa.
Secara positif: 7 orang perempuan--menunjuk pada 7 sidang jemaat bangsa kafir--yang memegang 1 laki-laki, yaitu pribadi Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga;
melekat pada 1 laki-laki, tidak ada laki-laki lain.
Inilah sikap yang benar, yaitu bangsa kafir
HANYA membutuhkan pribadi Yesus lebih dari segalanya.
Tadi di dalam
Matius 6
, bangsa kafir mencari segala perkara yang jasmani. Tetapi di sini: '
Kami akanmenanggung makanan dan pakaian kami sendiri',
yang penting ada pribadi Yesus.
Kalau tadi, jemaat Laodikia: '
aku kaya...aku....', tidak peduli sekalipun Yesus ada di luar, tidak butuh firman lagi.
"
Hati-hati, sekarang sudah mulai merambah terutama dalam ibadah kaum muda. Sering kali firman ditiadakan dan diganti dengan sharing-sharing saja. Padahal kekuatan kaum muda ada dalam firman. Nanti pasti akan terjadi, firman diganti dengan acara ini dan itu."
Jadi di akhir zaman, ibadah pelayanan bangsa kafir
HARUSmengutamakan pribadi Yesus--pembukaan firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua; tidak bungkuk lagi di Bait Allah; sudah tidak membutuhkan apa-apa lagi secara jasmani, tetapi hanya butuh Yesus; kita melekat pada pribadi Yesus sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga. Dia sebagai kepala/
logos('
pada mulanya adalah firman').
Hasilnya:
- Hasil yang pertama,'ambillah aib yang ada pada kami'= kita mengalami penyuciandari aib/cela/noda, yaitu:
Yesaya 54: 4-5
54:4 Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan melupakan malu keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu.
54:5 Sebab yang menjadi suamimu ialah Diayang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.
- Yesus sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga menyucikan kita dari aib keremajaan. Masa muda adalah masa kuat-kuatnya daging yang mengarah pada dosamakan-minum--merokok, mabuk, narkoba--dan kawin-mengawinkan--dosa seks dengan berbagai macam ragamnya, penyimpangan seks dan nikah yang salah.
Kalau ibadah kita hanya memegang pada satu Laki-laki--Yesus sebagai kepala--maka kita akan disucikan.
Apapun yang ada di dunia ini tidak akan mampu menghentikan aib keremajaan.
Hanya pedang yang bisa menyucikan!
Aib keremajaan ini bukan hanya untuk anak muda, tetapi juga orang tua yang memiliki nafsu besar seperti anak muda. Di tempat-tempat yang ijazahnya tinggi, justru di situlah banyak terjadi, tidak bisa dihentikan.
Kaum muda, jangan terlambat!Pegang pegang sekarang, utamakan pedang, supaya berhenti dari aib keremajaan!
Kita disucikan, sehingga bisa hidup benar dan suci.
- Menyucikan dari aib kejandaan.
Janda= tidak ada suami, bagaikan tubuh tanpa kepala; putus hubungan dengan Yesus, artinya kering rohani, sehingga suam-suam rohani, yaitu tidak setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan; letih lesu dan berbeban berat; tidak ada damai sejahtera.
Bangsa kafir memang seperti keledai yang lahir untuk dipatahkan batang lehernya--tidak ada hubungan dengan kepala (TUHAN). Tetapi, kalau anak domba disembelih, keledai selamat. Yesus sudah mati, supaya kita tidak menjadi janda, tetapi ada hubungan dengan Dia sebagai kepala.
Kita disucikan, sehingga bisa setia dan berkobar-kobar, ada dami sejahtera, sehingga semua menjadi enak dan ringan.
- menyucikan dari aib kekuatiran. Ini yang menghantui bangsa kafir, yaitu kuatir akan hidup sekarang dan hidup yang akan datang, sehingga tidak setia dalam ibadah pelayanan dan tidak benar hidupnya.
Kuatir soal pekerjaan, sekolah dan lain-lainn, kemudian tidak setia dalam ibadah dan tidak benar lagi hidupnya.
"Saya ajarkan kepada kaum muda. Kalau ada ujian, tetap belajar sekalipun ada ibadah. Biasanya tidur siang, jangan tidur siang. Korban untuk TUHAN. Biasa tidur siang, jadi harus belajar. Pulang ibadah, belajar lagi. Ini tanda tidak ada kekuatiran dan pasti bisa setia dan benar: 'yang lain menyoentek, terserah, yang penting aku berharap TUHAN.' Pasti bisa. Begitu juga soal jodoh. Kalau kuatir, akan tabrak sana sini. Dalam pekerjaan, kalau kuatir, akan korupsi sana sini."
Matius 6: 33
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allahdan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkankepadamu.
Kalau disucikan, maka kita akan mengutamakan ibadah pelayanan--setia--dan hidup dalam kebenaran; makanan dan pakaian kita tanggung sendiri; tidak kuatir lagi mengenai perkara jasmani.
Kalau kita hidup setia dan benar, maka 'semuanya itu akan ditambahkankepadamu'.
Tanda '+' adalah tanda salib. Kita mengaku bahwa kita hidupbukan dari ijazah dan lain-lain, tetapi dari salib TUHAN--kemurahan TUHAN. TUHAN mati supaya kita hidup.
Dan tanda salib tidak pernah minus, tetapi selalu surplus.
"Saya mohon maaf kalau dianggap sombong. Saya tinggalkan pekerjaan, tidak ada gaji maupun sponsor, tidak ada jemaat tetapi saya hidup. Tidak pernah saya minta dan hutang, saya bisa hidup. Diberi kepercayaan jemaat 6 orang, harus naik bus, harus ini itu, tidak pernah saya minta dan hutang. Om Pong tahu sendiri: 'berapa kolektemu?': 'sekian': 'ya, bagus'. Padahal untuk bayar ongkos naik bus 1 kali saja tidak bisa. Ini bukan sombong, tetapi bukti kalau hidup dari salib TUHAN selalu surplus, sampai hari ini."
Setiap kita menghela nafas, ini juga merupakan kemurahan TUHAN yang selalu surplus.
- Hasil yang kedua, 'hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami'= nama Yesus dilekatkan pada nama kita. Ini sama dengan nama baru atau nama mempelai.
Artinya, kita mengalami pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, dimulai dari taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara; kalau Yesus, taat sampai mati di kayu salib.
Filipi 2: 8-11
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lututsegala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Sebagai contoh, Abraham yang taat saat diminta untuk menyerahkan anaknya.
'yang ada di langit'= setan.
'yang ada di atas bumi'= nabi palsu.
'yang ada di bawah bumi'= antikris.
Kalau kita taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara, maka kita akan mengalami kuasa nama Yesusuntuk mengalahkan setan tritunggal:
- setan tritunggal adalah sumber ketakutan; kalau menang, maka kita mengalami damai sejahtera, semua enak dan ringan. Kalau takut, semua menjadi berat.
"Saya pernah bersaksi. Cuma karena sakit sedikit, saya sudah takut mati. Untung bisa telepon Pdt Pong jam 2 pagi. Beliau berkata: 'tenanglah dulu!' Saya sudah merasa tidak kuat, teranyata hanya infeksi tenggorokan. Itulah gambaran ketakutan dari setan yang menghantam. Waktu itu, saya benar-benar bodoh, smapai ambil ayat tentang Hizkia yang ditambah umurnya 15 tahun dan sebagainya."
Sebut nama Yesus, supaya dari takut menjadi tenang dan damai.
- Setan tritunggal adalah sumber masalah; kalau menang, maka semua masalah diselesaikan, sampai yang mustahil sekalipun. Ini mujizat dari TUHAN.
Seorang yang lumpuh entah berapa tahun dan ia berharap pada emas perak secara jasmani. Saat ia melihat Petrus, Petrus berkata: 'emas perak secara jasmani, aku tak punya, tetapi yang aku punya adalah: dalam nama Yesus, berdirilah!'. Mujizat terjadi malam ini.
- Setan tritunggal adalah sumber kegagalan; kalau menang, semua menjadi berhasil dan indah pada waktunya.
- Setan tritunggal adalah sumber air mata; kalau menang, maka semua menjadi bahagia.
Apapun yang kita alami, sebut nama Yesus dan setan tritunggal akan lari--kita mengalami kuasa nama Yesus.
Sampai saat Yesus datang kembali kedua kali,lidah diubahkan sampai tidak salah dalam perkataan, hanya berseru 'Haleluya' untuk menyambut kedatangan-Nya kembali di awan-awan yang permai (ayat 11: 'dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan"'). Kita bersama dengan Dia selamanya. Ini mujizat terakhir.
Yakobus 3: 2
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Mari malam ini, kita ubah sistem ibadah bangsa kafir yang hanya mengutamakan perkara jasmani menjadi ibadah yang hanya membutuhkan Yesus--pengajaran yang benar.
Hasil pertama, aib akan diambil, penyucian terjadi, dan kita mengalami surplus--dipelihara oleh TUHAN. Yakin dan percayalah kepada TUHAN, jangan ada kekhawatiran lagi!
Yang kedua, kita menerima nama baru--taat dengar-dengaran--, sehingga ada kuasa nama Yesus yang bisa mengalahkan setan, dan kita menjadi sempurna seperti Dia.
Kalau hidup masih pahit getir dan banyak air mata, sebut nama Yesus. Yang sudah berhasil, jangan sombong. Jangan suam-suam, tetapi sebut nama Yesus.
TUHAN memberkati.