Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih sayang, damai sejahtera dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.
Wahyu 5: 5-105:5. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itudan membuka ketujuh meterainya."
5:6. Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Dombaseperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
5:7. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
5:8. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
5:9. Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
5:10. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Siapayang layak/dapat membuka tujuh meterai dan membuka gulungan kitab/membukakan rahasia firman? (diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 09 Januari 2017)
- Ayat 5= Yesus sebagai singa dari suku Yehuda dan tunas Daud yang telah menang (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 15 Januari 2017sampai Ibadah Raya Surabaya, 22 Januari 2017).
- Ayat 6-10= Yesus sebagai Anak Domba yang telah tersembelih (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 30 Januari 2017).
AD. 2. YESUS SEBAGAI ANAK DOMBA YANG TELAH TERSEMBELIHPembukaan firman Allah dikaitkan dengan Yesus sebagai Anak Domba yang telah tersembelih, artinya: pembukaan firman Allah mendorong kita untuk mengalami
PENEBUSAN DAN PENDAMAIAN.
Yang dilihat oleh rasul Yohanes di pulau Patmos sama dengan yang dilihat oleh nabi Yohanes Pembaptis.
Yohanes 1: 291:29. Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
Tadi, di kitab Wahyu rasul Yohanes melihat Yesus sebagai Anak Domba yang
telah tersembelih. Di sini, nabi Yohanes Pembaptis melihat Yesus sebagai Anak Domba Allah
yang menghapus dosa dunia.
Kalau digabung, ini menunjuk pada
Yesus yang mati di kayu salib untuk menghapus dosa/menebus/mendamaikan dosa manusia di dunia--bangsa Israel dan kafir. Atau Yesus mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa.
Kisah Rasul 2: 36-402:36.Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."
2:37.Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
2:38.Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlahdan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptisdalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
2:39.Sebab bagi kamulah janji itudan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
2:40.Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
'
bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu'= bagi bangsa Israel dan keturunannya.
'
orang yang masih jauh'= bangsa kafir.
'
bagi kamulahjanji itu'= seharusnya untuk Israel saja, tetapi karena sebagian Israel menolak, maka keselamatan diberikan pada kita bangsa kafir.
Proses keselamatan bangsa Israel dan kafir:
- 'tahu dengan pasti'= iman/percaya pada Yesussebagai satu-satunya Juruselamat lewat mendengar firman Kristus--firman yang diurapi Roh Kudus. Tidak boleh ada kebimbangan!
- Ayat 38= bertobat--mati terhadap dosa.
Jadi mendengar firman yang benar, yang menjadi iman dalam hidup kita, bukan tertawa-tawa, tetapi mendengar firman sampai terharu.
Artinya: menyadari, menyesali sampai mengaku dosa pada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi--mati terhadap dosa; bertobat; berhenti berbuat dosa dan kembali pada TUHAN.
Kalau mendengar firman hanya untuk tertawa-tawa dan lain-lain, tidak akan jadi iman, tetapi hanya jadi hiburan bagi kita dan sebagainya. Tetapi kalau sampai hati terharu--sudah mulai menyadari dosa--, firman akan menjadi iman--percaya Yesus.
Percaya Yesus itu dimulai dari menyadari dosa, sebab, tadi Yesus tampil sebagai Anak Domba yang tersembelih untuk menghapus dosa, sebab itu tujuan kita mendengar tentang Yesus adalah untuk menyadari dosa. Ini sesuai!
Kalau Yesus tampil sebagai Anak Domba yang tersembelih untuk menghapus dosa, lalu kita mendengar firman yang lain--untuk tertawa-tawa atau berkat jasmani--, bukan untuk menyadari dosa, itu tidak sesuai! Tetapi kalau kita mendengar firman sampai terharu, itu yang sesuai. Kita menyadari, menyesali dan mengakui dosa pada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi--bertobat.
Jadi, firman yang menjadi iman itu menjadi rem. Itu bedanya; kalau firman tidak menjadi iman, kehidupan itu tidak ada remnya, ia akan tetap berbuat dosa, sekalipun ia berkata: Percaya Yesus.
- Ayat 38: 'hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptisdalam nama Yesus Kristus'= baptisan air. Setelah mati terhadap dosa, kita masuk baptisan air.
- Ayat 38: 'kamu akan menerima karunia Roh Kudus'= baptisan Roh Kudus. Ini sama dengan lahir baru dari air dan Roh; hidup baru/hidup sorgawi, yaitu hidup yang mengalami kepenuhan Roh Kudus; diurapi oleh Roh Kudus.
Inilah orang yang ditebus oleh Anak Domba yang tersembelih: ia diselamatkan--ditebus dosanya; dihapus dosanya; diperdamaikan dosanya--lewat percaya Yesus, bertobat, baptisan air dan Roh Kudus. Ia mendapat hidup baru, yaitu hidup yang dipenuhi/diurapi Roh Kudus.
Kalau kita ditebus oleh Yesus, kita harus hidup baru. Dulu, manusia berdosa seperti mobil atau kapal yang rusak--kapal rasul Paulus yang berlayar sampai hancur, rusak--, itulah bangsa kafir. Tetapi kalau sudah dibeli dengan harga mahal; sudah ditebus--kapal rusak, tidak ada harganya tetapi dibeli dengan harga mahal--, maka harus sungguh-sungguh, yaitu hidup baru--percaya Yesus, bertobat, baptis air dan Roh Kudus; hidup baru/hidup dalam urapan dan kepenuhan Roh Kudus.
Kalau dalam Tabernakel, hidup baru ini beralih dari suasana halaman ke ruangan suci--melewati pintu kemah; pintu kemah menunjuk pada kepenuhan Roh Kudus. Ini sama dengan beralih dari Taurat menuju kemurahan. Jadi,
hidup dalam urapan Roh Kudus sama dengan hidup dalam kemurahan TUHAN.
Praktik sehari-hari hidup baru--hidup dalam kepenuhan Roh Kudus/urapan Roh Kudus atau hidup dalam sistem kemurahan--:
- Galatia 5: 16-17=> terkena pada pintu kemah
5:16.Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
5:17.Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
(terjemahan lama)
5:16. Tetapi demikian inilah kataku: Berjalanlah kamu dengan Roh, niscaya kehendak tabiat duniawi tiada akan kamu genapkan.
'hiduplah oleh Roh'= 'Berjalanlah kamu dengan Roh'.
Praktik hidup baru yang pertama: BERJALANoleh Roh Kudus= tidak menuruti kehendak atau keinginan daging, sehingga bisa menuruti kehendak TUHAN--TAAT DENGAR-DENGARAN.
Kehendak daging dengan kehendak TUHAN itu bertentangan terus; manusia baru dengan manusia daging bertentangan terus. Seperti Musa dengan umat Israel, bertentangan terus. Musa berkata: ini, Israel berkata lain. Tidak bisa! Kalau yang satu hiidup oleh Roh, yang satu daging, tidak akan bisa sama. Mari, malam ini, samakan, yaitu berjalan oleh Roh--tida menuruti kehendak daging sehingga bisa menuruti kehendak TUHAN (taat dengar-dengaran).
Suami isteri, anak-orang tua, gembala-jemaat, hamba TUHAN dengan hamba TUHAN harus sama-sama berjalan oleh Roh. Jangan berjalan oleh daging! Tidak akan bisa ketemu sampai kapanpun kalau tidak sama-sama berjalan oleh Roh.
Kalau taat dengar-dengaran--tetap pada rel kehendak TUHAN--, hasilnya:
- Tidak tersandung dan terjatuh--seperti ada pelitanya; firman itu menjadi pelita/terang.
- Hidup kita menjadi berhasil dan indah.
Kalau taat, sekalipun di depan tidak ada apa-apa, tetapi satu waktu hidup kita akan berhasil dan indah, dan kita tidak tersandung/terjatuh. Sebaliknya, bila melihat 'sesuatu' yang kelihatan bagus, kemudian keluar dari rel--seperti kereta keluar dari rel--, pasti jatuh.
- Galatia 5: 18-21
5:18.Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
5:19.Perbuatan dagingtelah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
5:20.penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
5:21.kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Praktik hidup baru yang kedua: DIPIMPINoleh Roh.
Artinya: Roh Kudus mematikan perbuatan-perbuatan daging (ayat 19) sehingga kita bisa HIDUP DALAM KEBENARAN; menjadi senjata kebenaran.
Perseteruan dan perselisihan harus diselesaikan. Kalau perseteruan dan perselisihan karena dosa, ayo saling mengaku dan mengampuni; kalau karena pengajaran, ayo kembali ke alkitab, saling jujur. Mari, semua ditebus oleh darah Yesus.
Perbuatan daging itu menabrak terus dan tambah hancur. Tetapi kalau dipimpin oleh Roh Kudus, Ia yang mematikan perbuatan daging sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran; menjadi senjata kebenaran--tidak nabrak lagi. Kalau sudah benar, kehidupan itu sudah bisa dipakai; menjadi senjata kebenaran, yaitu beribadah melayani TUHAN dengan setia dan benar sampai garis akhir--sampai meninggal atau sampai TUHAN datang kembali.
Kalau tidak sampai garis akhir, percuma, tidak ada artinya.
"Seperti kita perjalanan dari Malang ke Surabaya--punya rumah di Surabaya. Tetapi sampai di Sidoarjo berhenti; tidak sampai di Surabaya. Tidak ada gunanya meskipun punya rumah. Sudah ikuti dari awal, tetapi berhenti di tengah jalan, percuma. Harus terus sampai garis akhir."
Kalau kita hidup benar, hasilnya:
- Amsal 11: 4
11:4.Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut.
Hasil pertama: 'kebenaran melepaskan orang dari maut/kebinasaan'= kita diselamatkandan memperoleh hidup kekal, tidak binasa.
- Amsal 11: 8
11:8.Orang benar diselamatkan dari kesukaran, lalu orang fasik menggantikannya.
Hasil kedua: kebenaran menyelamatkan kita dari kesukaran. Artinya: TUHAN memeliharakita di dunia yang sulit sampai nanti zaman antikris berkuasa di bumi 3,5 tahun.
Inilah hidup benar; menjadi senjata kebenaran--kita dipimpin oleh Roh.
Tadi, berjalan dalam Roh--bagian dalam--, yaitu tidak mengikuti keinginan daging, sehingga kita bisa taat; kita bisa menerima dan melakukan kehendak TUHAN--seperti Yesus di Getsemani: "Kalau boleh cawan ini lalu dari pada-Ku (secara logika, benar, karena Yesus tidak berdosa sebab itu tidak perlu disalib), tetapi bukan kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu." Kita tidak tersandung/terjatuh, dan hidup kita menjadi behasil dan indah.
Lalu dipimpin oleh Roh: Roh Kudus mematikan perbuatan daging, sehingga kita bisa hidup benar; menjadi senjata kebenaran. Kita diselamatkan dari maut--kebinasaan--sampai hidup kekal, dan diselamatkan dari kesukaran--kita dipelihara TUHAN.
- Galatia 5: 24-26
5:24.Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
5:25. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
5:26. dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantangdan saling mendengki.
Praktik hidup baru yang ketiga: HIDUPoleh Roh Kudus= menyalibkan daging dengan segala keinginannya, sampai DAGING TIDAK BERSUARA LAGI--tirai terobek.
Tadi, mulai dari halaman--percaya, bertobat--, kita berpindah ke ruangan suci--terus berjalan oleh Roh, dipimpin oleh Roh, sampai hidup oleh Roh (daging tidak bersuara lagi; tirai terobek)--, kita beralih ke ruangan maha suci. Itulah hidup kita ditebus oleh TUHAN.
Kemarin dalam Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 30 Januari 2017: melakukan kehendak TUHAN yaitu benar seperti Yesus benar--halaman--, suci seperti Yesus suci--ruangan suci--, sempurna seperti Yesus sempurna--ruangan maha suci. Sama!
Buktikalau daging tidak bersuara:
- 'janganlah kita gila hormat'= tidak gila hormat= mendahului untuk memberi hormat--jangan menuntut untuk dihormati--, terutama pada yang lebih rendah. Kalau menghormati yang lebih tinggi, itu sudah otomatis--sudah sepatutnya--, kalau sampai tidak hormat, ya terlalu. Tetapi ini menghormati yang lebih rendah. Itu daging tidak bersuara.
- 'janganlah kita saling menantang'= tidak saling menantang= tidak saling menyakiti dan merugikan. Jaga! Mulai dari suami-isteri, dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, antar hamba TUHAN, jaga!
Kita tidak merugikan, tetapi menjadi berkat.
- 'janganlah kita saling mendengki'= tidak saling mendengki= saling mengasihi bahkan mengasihi musuh--membalas kejahatan dengan kebaikan; tidak ada kebencian sedikitpun. Ini tirai sudah terobek.
Inilah orang yang ditebus oleh TUHAN, yaitu percaya, bertobat, baptis air dan Roh Kudus--mendapatkan hidup baru atau hidup sorgawi; hidup dalam urapan dan kepenuhan Roh Kudus.
Praktiknya: berjalan oleh Roh--
taat dengar-dengaran--, dipimpin oleh 'Roh--tidak melakukan perbuatan-perbuatan daging, tetapi
hidup benardan menjadi senjata kebenaran--, dan hidup oleh Roh--
daging tidak bersuara: tidak gila hormat, tidsak saling menantang dan tidak saling dengki tetapi sampai mengasihi musuh (membalas kejahatan dengan kejahatan; tirai terobek). Kalau tirai terobek, akan ada buah-buah Roh.
Kalau kita sudah taat, hidup benar dan daging tidak bersuara, kita bisa
menghasilkan buah-buah Roh Kudus--pembaharuan. Kalau tirai terobek, tabut perjanjian kelihatan. Tabut ini terbuat dari kayu, tetapi disalut emas. Itulah pembaharuan/keubahan hidup, kayu--manusia daging--tetapi kelihatan emas, tidak kelihatan lagi kayunya.
Berubah sama dengan berbuah--sembilan buah-buah Roh;
karakter kita yang berubah.
Galatia 5: 22-235:22.Tetapi buah Roh ialah: kasih(1), sukacita(2), damai sejahtera(3), kesabaran(4), kemurahan(5), kebaikan(6), kesetiaan(7),
5:23.kelemahlembutan(8), penguasaan diri(9). Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Sembilan buah Roh terbagi menjadi tiga kelompok:
- Kasih, sukacita, damai sejahtera= karakter/gambar dari Allah Bapa. Kalau daging: benci, susah, muram, tidak damai, tidak tenang, ribut terus, dendam dan lain-lain. Ubah menjadi karakter Allah Bapa!
- Kesabaran, kemurahan, kebaikan= karakter/gambar Anak Allah.
- Kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri= karakter/gambar Allah Roh Kudus.
Siapapun manusia, kalau mau ditebus, percaya, bertobat, baptisan air dan Roh Kudus--dikuasai oleh Roh Kudus--, pasti satu waktu ia akan berbuah-buah Roh Kudus.
Contoh dalam pelajaran Tabernakel yang berbuah-buah adalah
tongkat Harun.
Tongkat itu kecil. Ini gambaran dari manusia darah daging--terutama bangsa kafir--yang kecil, tidak berdaya, tidak berarti apa-apa, mati--tidak ada akar dan daunnya, tinggal tunggu kering, rapuh, hancur, tidak ada harapan. Itulah kita bangsa kafir.
Tetapi kalau mau ditebus oleh darah Anak Domba yang tersembelih sehingga kita berjalan dalam Roh--taat--, dipimpin oleh Roh--hidup benar--, dan hidup oleh Roh--daging tidak bersuara lagi--, maka kita pasti:
- Bertunas. Artinya: kekuatan Roh Kudus membuat tongkat bisa bertunas, ada harapan.
Bertunas= hidup dalam kebenaran dan kesucian.
Ini yang ada harapan dan bisa diharapkan.
Kalau hidup itu hanya pandai atau kaya, belum tentu bisa diharapkan. Kaya, sebentar lagi habis. Pandai, mau cari kerja, susah. Itu kenyataan yang ada.
Tetapi kalau hidup benar dan suci, pasti ada harapan dan bisa diharapkan, karena kekuatan TUHAN yang ada di situ. Kalau pandai tapi tidak benar dan suci--kekuatan sendiri--, pasti tidak mampu.
"Saya sudah beri contoh. Dulu tahun '80-an, S1 sudah hebat sekali. Sekarang, mengajar perguruan tinggi tidak boleh, minimal harus S2. Sebentar lagi S3. Itu kekuatan sendiri yang terbatas dan tidak bisa diharapkan lagi. Tetapi kalau hidup benar dan suci, itu kekuatan dari TUHAN."
- Kemudian berbunga, artinya memiliki jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus. Berbunga itu masa indah. Apalagi kaum muda. Saat-saat memiliki jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus, itu seperti bunga yang mekar, masa-masa indah. Orang bingung kalau melihat kaum muda seperti ini.
"Saya sudah saksi. Ketua BAMAG Jawa Timur waktu di Square Ballroom, duduk di sebelah saya. Waktu kaum muda menyanyi, dia bergumam: 'Dari gereja mana saja?' Itu masih tahun berapa waktu itu. Dia bolak-balik undangannya untuk melihat dari gereja mana saja. Dia bergumam, tidak tahu kalau saya gembalanya. Saya cuma bilang: "Dari gereja kami." Kaget dia. Benar-benar seperti melihat bunga-bunga yang indah."
Saat ada jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus, itu adalah masa paling indah. Yang sudah tuapun, kalau ada jabatan pelayanan, akan kelihatan indah.
"Saya seringkali diutus ke satu gereja satu bulan satu kali dan kenal seseorang, dia anggota koor dari tahun '90an. Saya bertemu lagi dengan orang. Saya bilang gembalanya: "Oh..dia dari tahun '91 itu sampai sekarang." Sudah 26 tahun koor, sampai masa putih rambutnya. Indah."
Itulah keindahan, yaitu saat bertunas dan ada jabatan karunia Roh Kudus.
Tetapi, kalau kaum muda tidak punya jabatan bahkan tinggalkan jabatan, ia akan layu sebelum berkembang. Sungguh-sungguh!
- Setelah itu berbuah= berubah; memiliki karakter Allah Tritunggal; kembali pada gambar Allah Tritunggal, seperti ciptaan semula. Itulah buah manis.
Kejadian 1: 26a
1:26a.Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kitamenjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
'Kita'= Allah Tritunggal.
Kalau kita kembali pada gambar/karakter Allah Tritunggal, akan kelihatan di wajah, yaitu wajah berseri sampai sempurna--wajah bercahaya seperti matahari, mulia seperti Yesus.
Mulai dari sekarang, berseri. Itu gambaran ada buah manis; hidupnya manis--bukan soal kaya/miskin--sampai wajah kemuliaan, sempurna seperti Yesus.
Mari,
karakter dan wajah ini satu. Kalau karakternya daging, gambarnya ngeri. Tetapi kalau karakter Allah Tritunggal, wajahnya berseri sampai mulia.
Kapan pembentukan karakter Allah Tritunggal--kita mohon supaya karakter kita diubahkan hari-hari ini--?Saat kita menghadapi tekanan, himpitan, kesulitan hidup. Saat itu kita harus banyak
berdiam diri--menyerah sepenuh; menyembah TUHAN. Ini kuncinya supaya karakter berubah! Ini tahun penyembahan, kita banyak menyembah TUHAN. Rugi kalau banyak bergosip!
Ini tahun penyembahan; tahun kerajaan sorga, kalau kita banyak menyembah TUHAN, kita benar-benar mengalami takhta sorga.
Harus banyak berdiam diri--menyerah sepenuh pada TUHAN. Kita ingat saat penciptaan, TUHAN menciptakan manusia dari tanah liat. Kalau kita berdiam diri--merendahkan diri serendah-rendahnya di bawah kaki TUHAN, menyerah sepenuh pada TUHAN; menyembah TUHAN--, kita bagaikan tanah liat atau tongkat yang tak berarti, yang rapuh dan hancur, tetapi
ada di dalam tangan TUHAN--tangan Roh Kudus dengan kuasa penciptaan--yaitu:
- Sanggup menjadikan dari yang tidak ada menjadi ada.
- Yang mustahil menjadi tidak mustahil--semua masalah selesai.
- Menciptakan/mengubahkan kita menjadi manusia baru--berkarakter Allah.
Mungkin kita berdoa pada TUHAN minta kesabaran, baru keluar pintu sudah marah lagi. Salah lagi.
Seperti itu. Kalau minta sabar, akan dapat tekanan. Tapi kalau saat ditekan kita bisa berdiam diri, pasti akan ada buahnya. Kita belajar. Saat kita ditekan, saat itulah karakter daging dibuang dan karakter Allah Tritunggal masuk--wajah berseri.
- Sampai kalau TUHAN datang, kita benar-benar sempurna seperti Dia--wajah kemuliaan mempelai wanita. Kita layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai, sampai di takhta sorga bersama Dia.
Tempat gulungan kitab ada di takhta sorga, di tangan kanan TUHAN. Kita tanah liat atau kayu juga dipegang oleh tangan kanan Sang Pencipta--tangan Roh Kudus; tangan TUHAN yang kuat. Jangan kuatir! Tidak ada jadi ada, mustahil jadi tidak mustahil, dan mengatur semua hidup kita seperti Dia mengatur langit dan bumi. Dia mengatur semua tata surya, luar biasa, apalagi hanya hidup kita, pasti Dia bisa mengaturnya.
TUHAN menentukan yang terbaik sampai sempurna seperti Dia; sama mulia seperti Dia. Kalau TUHAn datang kita bersama Dia selamanya. Kita duduk di takhta, di tempat di mana gulungan kitab dipegang tangan kanan TUHAN.
Tangan Roh Kudus akan menolong kita. Dia yang menciptakan dan mengatur semua.
Mohon kekuatan Roh Kudus ada pada kita semua! Serahkan semua! Kalau sulit semua, itulah pembentukkan karakter! TUHAN tolong kita.
Semakin banyak kita merendahkan diri karena menghadapi tekanan dan lain-lain, Roh Kudus akan semakin bekerja.
Tunjukkan kelemahan kita, manusia daging atau tongkat yang tidak berdaya dan yang rapuh! Tidak bisa melawan dosa, pencobaan, karakter sendiri dan apapun. Tanah liat yang tidak bisa apa-apa mau dipegang oleh tangan Roh Kudus.
Tangan kanan TUHAN memegang gulungan kitab. Sekarang, kalau kita mau menerima pembukaan firman dengan sungguh-sungguh, kita akan dipegang tangan kanan TUHAN Sang Pencipta, sekalipun kita hanya tongkat atau tanah liat. Kita bertunas, berbunga dan berbuah sampai wajah berseri.
TUHAN memberkati.