Bersamaan dengan doa puasa session III-- Tentang Bejana Pembasuhan (Kolam Pembasuhan) --Keluaran 30:17-21 menunjuk pada
perintah untuk membuat bejana pembasuhan.
Keluaran 38:8 menunjuk pada
pelaksanaannya.
Pengajaran Tabernakel itu praktis, langsung bisa dipraktekkan dalam hidup kita sehari-hari.
Keluaran 30:17-2130:17. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 30:18 "Haruslah engkau membuat bejana dan juga alasnya dari tembaga, untuk pembasuhan, dan kautempatkanlah itu antara Kemah Pertemuan dan mezbah, dan kautaruhlah air ke dalamnya. 30:19 Maka Harun dan anak-anaknya haruslah membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya. 30:20 Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air, supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah itu untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi TUHAN, 30:21 haruslah mereka membasuh tangan dan kaki mereka, supaya mereka jangan mati. Itulah yang harus menjadi ketetapan bagi mereka untuk selama-lamanya, bagi dia dan bagi keturunannya turun-temurun." Bejana pembasuhan terbuat dari tembaga.Tembaga= penghukuman Tuhan.
Dalam kitab Ulangan disebutkan bahwa siapa yang taat - akan diberkati, tetapi kepada siapa yang tidak taat - langit akan menjadi tembaga.
Bejana pembasuhan menunjuk pada pembaharuan.Jadi,
untuk bisa menerima kehidupan rohani yang baru, maka terlebih dahulu kita harus mengalami penghukuman hidup daging (hidup yang lama).
Seperti mengenakan pakaian yang baru, pakaian yang lama harus ditanggalkan dulu.
Keluaran 38:838:8 Dibuatnyalah bejana pembasuhan dan juga alasnya dari tembaga, dari cermin-cermin para pelayan perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan.Bejana pembasuhan dibuat dari cermin para pelayan wanita.
Wanita dalam arti positif menunjuk pada Gereja Tuhan.
Namun, secara negatif wanita adalah gambaran dari daging.
Cermin adalah alat untuk memperindah diri/daging, dalam pengertian rohani: menyuburkan keinginan/hawa nafsu daging.
Pada zaman Israel dulu, cermin dibuat dari tembaga yang digosok sampai mengkilat.
Cermin-cermin harus dihancurkan untuk dibangun menjadi bejana pembasuhan.
Artinya:
untuk mendapat hidup baru, kita harus menghancurkan hidup lama (hawa nafsu, perbuatan, tabiat daging/dosa).
Kesimpulan:
Bejana pembasuhanadalah
proses penghancuran/perobekan daging untuk dibangun menjadi alat yang berguna.
Untuk menjadi hamba/alat Tuhan yang berguna (terutama untuk pembangunan tubuh Kristus), daging dengan segala hawa nafsu dan tabiatnya harus dihancurkan.
Tidak boleh ada lagi istilah: "Pokoknya melayani"!Contoh daging yang harus dihancurkan:
- Daging yang malas dan jahat.
Matius 25:26, 30
25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak bergunaitu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Sekalipun melayani, namun kalau malas dan jahat, kehidupan itu hanya akan masuk dalam masa depan yang gelap sampai kegelapan yang paling gelap.
Kehidupan yang malas dan jahat = tidak berguna, justru merusak tubuh Kristus.
Akibatnya: hidupnya sendiri juga menjadi rusak dan dibinasakan (masa depan gelap sampai kegelapan paling gelap/kebinasaan).
- Malas = tidak setia.
Lebih berguna seorang pengerja yang setia (sekalipun pelayanannya tidak dilihat orang, misal: mengepel gereja, dll.) daripada gembala yang tidak setia/malas memberi makan sidang jemaat.
Jangan ditipu!
Kalau kita mengikuti gembala yang tidak setia/malas (tidak berguna sama sekali), kita ikut menjadi tidak berguna juga.
Tidak peduli dengan besar atau kecilnya gereja, yang penting adalah kesetiaan.
Kesetiaan menutupi segala kekurangan dan kelemahan kita.
Mungkin kita ada kelemahan/kekurangan dalam pelayanan (berkhotbah, zang koor, pelayanan musik, dsb.), namun kesetiaan bisa menutupi segala kekurangan dan kelemahan kita.
Sebaliknya, sekalipun hebat, kalau tidak setia = tidak berguna, justru merusak tubuh Kristus.
- Jahat = suka bertengkar.
II Timotius 2:23-25
2:23 Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
2:24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
2:25 dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,
Kalau malas, pasti jahat = suka mencari persoalan/pertengkaran.
Mengapa suka bertengkar?
- Karena memakai kebenaran diri sendiri, yakni diri sendiri sudah bersalah, namun tidak mau mengaku salah (mengaku diri benar) dan justru menyalahkan orang lain.
Kalau kita bersalah, kita harus mengaku salah, kita diampuni dan jangan berbuat lagi!
- Karena tidak mau tunduk pada pimpinan.
Pimpinan tertinggi adalah Tuhan (Firman Tuhan).
Kalau tidak tunduk pada Firman, pasti selalu bertengkar/mengkritik Firman.
Kalau tunduk pada Firman, apapun Firman Tuhan pasti tidak ada pertengkaran.
Di dunia ini kita juga punya pimpinan.
Kalau pimpinan sudah benar, tunduk/taat saja! Kalau tidak tunduk, pasti bertengkar.
Kalau tidak benar, mari kita saling menasihati.
Ada juga pemimpin dalam rumah tangga.
Anak-anak harus tunduk pada orang tua.
Kalau orang tua memang benar, taat saja!
Kalau mungkin mereka salah/khilaf, semua bisa dibicarakan baik-baik sesuai kebenaran Firman.
Kalau kita menghukum/merobek daging yang malas dan jahat, maka kita menjadi hamba Tuhan yang SETIA dan BAIK= hamba Tuhan yang berguna dan memuliakan Tuhan.
Hasilnya: Kita mengalami kebahagiaan Surga sampai masuk Kerajaan Surga, ada masa depan yang indah, bahagia, sampai betul-betul masuk Kerajaan Surga.
Matius 25:21
25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
- Daging yang najis.
II Timotius 2:22
2:22. Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Waspada dengan hawa nafsu daging yang najis (terutama kaum muda)!
Daging yang najis: percabulan, dosa seks dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks, termasuk sering berganti-ganti pacar, sampai kawin-cerai, dll.
Daging yang najis harus dirobek supaya kita bisa menjadi pelayan Tuhan yang berguna.
Contoh: Hofni dan Pinehas (kaum muda).
Pelayanan mereka adalah penting, namun dengan daging yang najis justru membuat Rumah Tuhan menjadi "ikabod" (Tabut Perjanjian dirampas oleh orang Filistin/daging).
Ikabod = kehilangan kemuliaan Tuhan, yang ada hanya hukuman Tuhan.
Kita semua (gembala, tua-tua, pengerja, semua pelayan) bertanggung jawab!
Waspada dalam Rumah Tuhan maupun rumah tangga kita!
Dalam rumah tangga juga jangan ada daging yang jahat, malas, najis!
Ingat rumah tangga Imam Eli yang dihukum!
Bejana pembasuhan berada dalam satu pasal dengan Mezbah Dupa Emas (Keluaran 30).
Mengapa?
Sebab keduanya sama-sama berbicara tentang perobekan/penyaliban daging.
Penyembahan juga merupakan proses perobekan daging.
Jadi, dalam pengertian rohani, baptisan air (bejana pembasuhan) juga merupakan bagian dari penyembahan.
I Petrus 3:20-213:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 3:21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkanhati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus, Dalam baptisan air kita memohonkanhati nurani yang baik kepada Allah.Mengapa di zaman Nuh anak-anak Tuhan hidup jahat, malas dan najis?
Karena hati nurani mereka cenderung jahat. Mereka hidup dalam kawin-campur, kawin-cerai, dsb.
Mereka memilukan hati Tuhan.
Sebenarnya, hati nurani manusia cenderung jahat dan najis.
Namun, lewat baptisan air kita memohonkan
hati nurani yang baik = hati nurani yang TAAT DENGAR-DENGARAN, MENGASIHI TUHAN.
Kalau tidak taat pada Firman = melawan Tuhan = tidak mengasihi Tuhan, sekalipun menyanyi "aku mengasihi Tuhan" itu hanya kemunafikan.
Contoh: Petrus (
Yohanes 21).
Praktek hati nurani baik yang taat dengar-dengaran:
- Tergembala pada 'satu' Firman Pengajaran benar(pribadi Yesus, pokok anggur yang benar) dan tekun dalam 3 macam ibadah pokok.
Tiga kali pertanyaan Yesus kepada Petrus = ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:
- Ibadah Raya.
- Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci.
- Ibadah Doa Penyembahan.
Orang malas, jahat, najis tidak mungkin mau tekun dalam 3 macam ibadah pokok.
Namun, kalau kita memiliki hati nurani yang taat dan mengasihi Tuhan, pasti bisa berkorban apa saja untuk bisa tekun dalam 3 macam ibadah pokok.
Kita harus tergembala pada 'satu' Firman Pengajaran benar!
Istilah 'satu' bukan menunjuk pada 'satu' gereja atau 'satu' pribadi manusia (pendeta), namun satu Firman Pengajaran yang benarbisa ada di mana saja.
Dalam ilmu di dunia ini, berbeda/selisih sedikit saja - tetap salah, dan kalau dipertahankan pasti tidak pernah lulus seumur hidup.
Apalagi perkara Surga, Firman Tuhan lebih pasti dari ilmu pasti!
Sekalipun "berbeda sedikit", seperti rel yang menyimpang sedikit, kalau dilanjutkan pasti tidak akan pernah bertemu lagi dengan yang benar.
Kalau sudah mengakui "berbedasedikit", jangan menyalahkan orang lain!
Hati nurani yang baik dibuktikan dengan ketekunan dalam kandang penggembalaan, tegas tidak mendengarkan suara-suara asing!
- Sedih hati saat menerima Firman.
Yohanes 21:17
21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hatiPetrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Ini pentingnya Firman Penggembalaan diulang-ulang dengan setia.
Contoh: Saat keadaan ekonomi baik, mungkin marah saat Firman menunjuk dosa.
Namun, kalau Firman Penggembalaan diulang-ulang, suatu waktu keadaan ekonomi lemah, hati bisa tertusuk/sedih saat Firman menunjukkan dosa.
Poin tertinggi adalah saat penyampaian Firman dalam pelayanan kematian.
Sekalipun hati manusia keras, semua menjadi lembut saat menghadapi kematian.
Saat mendengar pertanyaan Yesus ketiga kalinya, Petrus sedih hati dan ingat bahwa ia pernah menyangkal Yesus.
Sedih hati adalah tanda hati nurani yang baik, taat, dan mengasihi Tuhan (hati seorang hamba).
Sedih hati = introspeksi/memeriksa diri sendiri.
Jangan memeriksa orang lain, apalagi memeriksa atasan!
Anak-anak, periksa diri sendiri! Jangan justru memeriksa orang tua!
Introspeksi diri sampai menyadari bahwa ada "sesuatu yang belum beres" dalam hidup kita.
Di antara kita semua pasti masih ada yang belum beres. Kalau semua sudah beres, pasti Tuhan sudah mengangkat kita.
Ini gunanya Firman diulang-ulang, sampai kita bisa menyadari bahwa masih ada yang belum beres.
Kalau ditemukan dosa, akui pada Tuhan dan sesama, jika diampuni - jangan berbuat dosa lagi!
Bereskan semua!
Tergembala dengan baik dan jangan mendengar "suara asing"!
Hati orang tua/guru/gembala menjadi sakit, saat ada sesuatu sudah benar, namun anak tidak mau mengikuti, justru lebih mendengar dan mengikuti yang lain/suara asing (tanda hati nurani yang tidak baik).
Mendengar suara asing = menyakitkan hati Tuhan, sama seperti saat Petrus menyangkal Yesus.
Kehidupan yang mendengar "suara asing" menunjukkan bahwa hati nuraninya tidak baik, dan pasti banyak yang tidak beres (tidak selesai) dalam hidupnya.
Kalau hati nurani baik, pasti tergembala pada satu Firman Pengajaran benar (tidak akan mendengar suara asing), tekun dalam kandang penggembalaan, sedih hati/introspeksi diri.
- Mengulurkan tangan kepada Yesus.
Yohanes 21:18
21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmudan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
Awalnya, Petrus memiliki hati nurani yang tidak baik:
- Petrus mengulurkan tangan justru untuk menarik Yesus ke sampingsaat mau pergi ke Yerusalem dan disalibkan. Petrus merasa hebat padahal sebenarnya egois = menolak salib.
- Petrus mengulurkan tangan dengan pedang pada Malkhussehingga memotong telinganya.
Namun, Tuhan menolong Petrus untuk mendapat hati nurani yang baik, sampai bisa mengulurkan tangan kepada Yesus.
Dulu Petrus takut mati, namun kemudian Petrus bisa mengulurkan tangan pada Yesus karena rela mati.
Mengulurkan tangan kepada Yesus, artinya:
- Rela berkorban apapun untuk Tuhan.
Jangan perhitungan dengan Tuhan, sementara Tuhan sudah banyak memberkati kita!
Seringkali kita bisa berkorban untuk kepentingan sendiri, namun sangat perhitungan untuk pelayanan.
- Taat dengar-dengaran apapun resikonya.
- Menyerah sepenuh kepada Tuhan, menyembah Tuhan.
Kita mengulurkan tangan kepada Tuhan dan Tuhan juga mengulurkan tangan pada kita = kita hidup dalam tangan Tuhan, Gembala Agung.
Tuhan selalu memperhatikan, mempedulikan dan bergumul bersama kita, untuk membereskan segala sesuatu yang belum beres.
Jaminan/buktinya: Sebelum menyerahkan nyawa di atas kayu salib, Yesus berseru, "Sudah selesai."
Hasilnya:
- Markus 1:19
1:19 Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jaladi dalam perahu.
Jala menunjuk pada profesi (pekerjaan, sekolah), juga pelayanan (bagi hamba Tuhan).
Membereskan jala =Tangan Tuhan membereskan segala sesuatu dalam pekerjaan, sekolah, masa depan, serta pelayanan kita.
Sekalipun sudah banyak mengusahakan segala sesuatu, kalau belum mengulurkan tangan kepada Tuhan - belum beres.
- Kisah Rasul 9:34
9:34 Kata Petrus kepadanya: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangunlah orang itu.
Membereskan tempat tidur = Tangan Tuhan mampu membereskan segala masalah nikah dan buah nikah.
Bereskan segala sesuatu yang belum beres (ganjalan-ganjalan) dalam nikah dan buah nikah!
Eneas artinya terpuji, terpandang.
Banyak orang terpuji, terpandang/tersohor, terkaya, tetapi ternyata nikah dan buah nikahnya tidak beres.
Kalau kita hanya berusaha dengan usaha sendiri, apalagi dengan cara di luar Firman, sampai kiamat semuanya tidak akan pernah beres.
Hanya dalam Firman, kita bisa mengulurkan tangan pada Tuhan dan Tuhan bisa membereskan semuanya.
Secara rohani,tangan Tuhan juga membereskan segala dosa-dosa kita= Tuhan menyucikan dan mengubahkan kitasampai sempurna seperti Dia, menjadi mempelai wanita Tuhan yang siap sedia/beres, terangkat di awan-awan permai untuk menyatu bersama Dia selama-lamanya.
Lewat kesempatan doa puasa, biarlah jangan kita keras hati!
Petrus mewakili kehidupan yang keras hati dan spontan, namun masih bisa tertolong lewat pekerjaan Firman yang diulang-ulang.
Lewat baptisan air dan Firman Penggembalaan yang diulang-ulang, masih ada kesempatan untuk mendapat hati nurani yang baik.
Tuhan memberkati.