Matius 24:31adalah keadaan ketiga pada waktu kedatangan Yesus kedua kali, yaitu terdengar sangkakala yang dahsyat bunyinya untuk menampilkan gereja Tuhan dalam kesempurnaan di awan-awan yang permai.
Sangkakala yang dahsyat bunyinya adalah firman penggembalaan atau firman pengajaran yang benar yang disampaikan oleh seorang gembala secara terus-menerus dan berulang-ulang untuk menyucikan dan mengubahkan sidang jemaat sampai sama mulia dengan Yesus.
Yohanes 10:3,5.Itu sebabnya, mulai sekarang kita harus memperhatikan bunyi sangkakala, atau mendengar dan dengar-dengaran pada firman penggembalaan.
Jangan mendengar suara asing, yaitu ajaran-ajaran lain yang tidak sesuai dengan firman pengajaran yang benar, atau gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Yeremia 6:17-19, 20-21.Kalau asing terhadap firman penggembalaan, tidak mendengar dan dengar-dengaran lagi pada firman pengajaran yang benar,
akan berakibat besar, yaitu:- Yeremia 6:21,mengalami batu sandungan, artinya:
- Tersandung oleh dosa, jatuh, dan tidak bangkit-bangkit lagi = binasa.
Selama mendengar firman penggembalaan, akan bisa dibangkitkan; tapi kalau sudah tidak mau mendengar firman, tidak akan bangkit-bangkit lagi.
- 2 Petrus 1:10-11, tersandung dalam panggilan dan pilihan = tidak setia dan tinggalkan jabatan pelayanan = binasa.
Panggilan dan pilihan itu adalah hak penuh untuk masuk Kerajaan Sorga.
- Yeremia 6:20, tidak bisa menyembah Tuhan (persembahan kemenyan ditolak oleh Tuhan) = jatuh dalam penyembahan palsu, sampai menyembah antikris = binasa.
Sebelum kedatangan Tuhan kedua kali, kita harus memperhatikan bunyi sangkakala!
Wahyu 4:1.Bersamaan dengan bunyi sangkakala, pintu Sorga akan terbuka. Jadi firman penggembalaan itu membuka Pintu Sorga. Istilah 'naiklah' berarti firman penggembalaan itu meningkatkan rohani kita = membuka Pintu Sorga, sehingga kita bisa melihat Tuhan dalam kemuliaan di Sorga = menyembah Tuhan.
Lukas 9:28-29.Seperti yang dialami Petrus, Yakobus, dan Yohanes di gunung yang tinggi, yang bisa melihat Yesus (Anak Allah), Musa (Allah Bapa = Tuhan), dan Elia (Allah Roh Kudus = Kristus) dalam kemuliaan. Lewat penyembahan, kita bisa melihat Tuhan Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga. Makin meningkat kerohanian kita, makin jelas kita menyembah Tuhan.
Dalam penyembahaan, hasilnya:- Kita mendapat naungan (tutupan) dari Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga.
Tabut Perjanjian terdiri dari 2 bagian, petinya menunjuk pada sidang jemaat, tutupnya menunjuk pada Allah Tritunggal.
Artinya kita mendapat pemeliharaan dari Tuhan di tengah dunia yang sudah sulit, juga perlindungan di dalam badai yang dahsyat, dan kebahagiaan dari Sorga (Lukas 9:33).
- Lukas 9:35, Tuhan meneguhkan panggilan dan pilihan kita.
Sehingga kita tidak pernah meninggalkan jabatan pelayanan, tetapi tetap setia dan berkobar-kobar untuk melayani Tuhan sampai Tuhan datang.
- Lukas 9:36, mengalami keubahan hidupdari manusia daging menjadi manusia rohani, sampai menjadi sama mulia dengan Tuhan Yesus sendiri, yaitu Mempelai Wanita Sorga yang siap menyambut kedatangan Tuhan kedua kali.
Permulaan keubahan adalah seperti Musa dan Elia.
- Keluaran 6:8-11, Musa putus asa karena perbudakan/persoalan yang berat sehingga tidak mau melayani Tuhan lagi. Ini harus diubahkan.
- 1 Raja-raja 19:1-2,4, Elia putus asa sampai minta mati.
Putus asa harus diubahkan menjadi kuat dan teguh hati, seperti Yesus, artinya menghadapi apapun juga, kita harus tetap percaya dan berharap kepada Tuhan, tetap menyembah Tuhan apapun yang Tuhan ijinkan terjadi atas kita. Kalau mujizat rohani ada, mujizat jasmani juga pasti akan diberikan. Sampai keubahan terakhir, kita menjadi sama mulia dengan Dia, dan memandang wajah Tuhan muka dengan muka.
Tuhan memberkati.